Anda di halaman 1dari 25

Bowosebua

KETERLAMBATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI di INDONESIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas ​Indonesian Studies ​dan Bahasa
Indonesia Semester II Tahun Pelajaran 2018 / 2019

Karel Dwinugroho Bowosebua


Kelas 11A

CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL


Jalan Bujangga Manik, Kav. 1, Kota Baru Parahyangan, Padalarang
Kabupaten Bandung Barat

2019

1
Bowosebua

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infrastruktur adalah salah satu komponen yang paling penting dalam
perkembangan suatu negara. Tanpa infrastruktur, sebuah negara tidak akan bisa
maju. Selain itu, kehidupan sehari-hari masyarakat sangat bergantung pada
infrastruktur negara. Saat ini, ibu kota Indonesia, yakni Jakarta, adalah kota yang
mana infrastrukturnya paling maju di Indonesia, mulai dari jembatan
penyeberangan yang memadai sampai gedung-gedung pencakar langit yang
mengelilingi pusat kota. Harus diakui bahwa infrastruktur Jakarta masih tertinggal
dibandingkan ibu kota negara lain, misalnya Beijing. Presiden Joko Widodo pun
mengaku bahwa infrastruktur Indonesia sangat tertinggal jika dibandingkan
dengan negara-negara lain, contohnya Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun,
jika infrastruktur Jakarta dijadikan sebagai standar paling tinggi di Indonesia,
maka infrastruktur Jakarta sangatlah ideal untuk berlangsungnya kehidupan
masyarakat Indonesia, khususnya pada tahun 2018 dan 2019.
Penulis membandingkan infrastruktur Indonesia dengan infrastruktur
Tiongkok karena Tiongkok memiliki tingkat kepadatan populasi yang mirip
dengan Indonesia. Di Changsha, Tiongkok, gedung pencakar langit setinggi 207,8
meter atau 57 tingkat yang diketahui sebagai ​Mini Sky City dapat didirikan dalam
waktu 19 hari saja sementara di Indonesia, pembangunan gedung 20 tingkat saja
membutuhkan waktu yang sangat lama, mungkin berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan. Salah satu faktor perkembangan infrastruktur adalah keterampilan
dan kualitas tenaga konstruksi. Keterampilan para tenaga konstruksi sangat
berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk membangun suatu
infrastruktur. Wakil Ketua Bidang Sertifikasi dan Administrasi Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sumatera Barat, Insannul Kamil,

2
Bowosebua

mengatakan bahwa 60 persen dari tenaga konstruksi di Indonesia tidak terampil,


yang mana 30 persen lainnya terampil dan 10 persen lainnya bersertifikasi.
Selain gedung-gedung pencakar langit, Tiongkok juga unggul dalam
bidang transportasi umum seperti kereta api. Tiongkok menyediakan layanan
transportasi ​High Speed Railways a​ tau ​Bullet Trains ​yang hampir merata. Kereta
api tersebut sudah beroperasi sejak 2008 dan dapat mencapai kecepatan 380
kilometer per jam. Tiongkok bahkan sedang berencana untuk membuat kereta api
yang dapat tembus 1000 kilometer per jam. Di Indonesia, pembangunan kereta
cepat Jakarta-Bandung tengah berlangsung dan diperkirakan akan selesai pada
tahun 2021. Dapat dilihat bahwa infrastruktur Indonesia sangat tertinggal
dibandingkan Tiongkok karena masyarakat Indonesia baru dapat menggunakan
kereta cepat 13 tahun setelah kereta cepat pertama di Tiongkok beroperasi. Selain
itu, kereta cepat Jakarta-Bandung dapat mencapai 350 kilometer per jam, yang
mana angka tersebut lebih kecil dari kecepatan ​High Speed Railways di Tiongkok
pada tahun 2008.
Di Tiongkok, pembangunan jalan raya merata sementara di Indonesia
masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau untuk pembangunan jalan
raya. Salah satu contoh dari telatnya pembangunan jalan di Indonesia adalah
pembangunan Trans Papua yang telah dimulai sejak masa pemerintahan Presiden
B.J. Habibie dan ditargetkan selesai pada tahun 2019. Trans Papua sendiri akan
menyambungkan Merauke dan Sorong sepanjang 4.329,55 kilometer tanpa putus.
Dengan dibukanya jalan ini, masyarakat Papua akan sangat merasakan dampaknya
walaupun proyek ini membutuhkan waktu kurang lebih 20 tahun sampai akhirnya
masyarakat Papua dapat menikmati sarana transportasi tersebut.
Perbandingan antara pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan
pembangunan infrastruktur di Tiongkok ini menunjukkan bahwa pembangunan
infrastruktur di Indonesia tertinggal. Masalah ini dapat diselesaikan dari beraneka
macam perspektif seperti perspektif ekonomi, sosial, kebudayaan, agama, dan
lain-lain. Namun, penulis akan membahas topik ini dengan menggunakan

3
Bowosebua

perspektif ekonomi karena hal yang paling relevan dengan pembangunan


infrastruktur suatu negara adalah perekonomian negara tersebut, dan
pembangunan infrastruktur tidak mungkin dijalankan tanpa adanya kapital. Untuk
penulisan karya ilmiah ini, penulis akan membahas tentang pembangunan
infrastruktur Indonesia khususnya dalam bidang transportasi umum.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya sedikit pengetahuan tentang infrastruktur Indonesia, ada
satu hal yang harus diteliti lebih dalam lagi. Apa hal yang menghambat
pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian karya ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan
tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia dan ​Indonesian Studies k​ elas XI di
​ edangkan tujuan umum dari penelitian
SMA Cahaya Bangsa Classical School​. S
karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui faktor penghambat pembangunan
infrastruktur Indonesia menurut perspektif ekonomi. Mengetahui faktor
penghambat pembangunan infrastruktur Indonesia sangatlah penting karena hal ini
dapat membantu memecahkan persoalan-persoalan lainnya yang bersangkut-paut
dengan pembangunan infrastruktur Indonesia.

4
Bowosebua

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Infrastruktur
Menurut Robert J. Kodoatie (2005), “​infrastruktur adalah sistem yang
menopang sistem sosial dan sistem ekonomi yang sekaligus menjadi penghubung
dengan sistem lingkungan, di mana sistem ini dapat dipakai sebagai dasar dalam
mengambil kebijakan.”​ Neil S. Grigg (1988) juga mengartikan infrastruktur
sebagai, “​sistem fisik yang menyediakan sarana transportasi, drainase, pengairan,
bangunan gedung serta fasilitas publik lainnya, yang mana sarana ini dibutuhkan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan ekonomi
maupun kebutuhan sosial.”​ Jadi, dapat dikatakan bahwa infrastruktur ialah
fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah ataupun perorangan untuk
membantu terselenggaranya aktivitas manusia.
Ada dua jenis infrastruktur, yaitu infrastruktur keras dan infrastruktur
lunak. Adzikra Ibrahim (t.t.) mendefinisikan kedua infrastruktur tersebut sebagai
berikut:
“​Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang memiliki bentuk fisik yang
nyata dan kegunaannya memang berasal dari bentuk fisik yang dimilikinya
tersebut. Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang paling banyak
berkaitan dengan kepentingan umum masyarakat… Infrastruktur lunak adalah
infrastruktur yang berbentuk kelembagaan ataupun kerangka institusional.
Infrastruktur lunak pada dasarnya harus dibangun dengan memperhatikan
berbagai macam nilai dan norma seperti nilai budaya, norma agama, norma
asusila, norma hukum dan berbagai nilai dan norma lainnya. Infrastruktur lunak
biasanya berkaitan erat dengan aktivitas pelayanan masyarakat yang disediakan
oleh pemerintah.”​
Contoh-contoh dari infrastruktur keras adalah saluran irigasi, jalan raya,
dan bendungan, sedangkan contoh-contoh dari infrastruktur lunak yakni
pelayanan polisi, pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat
Izin Mengemudi (SIM), serta pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan).

5
Bowosebua

Infrastruktur konektivitas juga merupakan infrastruktur keras. Ada tiga


jenis infrastruktur konektivitas, yakni infrastruktur konektivitas darat, udara, dan
laut. Pembangunan infrastruktur konektivitas darat mencakupi pelebaran jalan,
pembuatan jalan tol, pengembangan sistem transportasi terintegrasi,
pengembangan monorel dan rel kereta api baru, dan peningkatan kapasitas jalan.
Pembangunan infrastruktur konektivitas udara mencakupi pembangunan bandara
utama untuk ekonomi dan bandara utama khusus barang. Pembangunan
infrastruktur konektivitas laut mencakupi revitalisasi pelabuhan laut serta
pembangunan ​dry port d​ an jalur transportasi.
2.2 Modernisasi
Pada pertengahan abad ke-20, kalangan ilmuwan sosial merumuskan teori
modernisasi. Teori modernisasi adalah teori yang digagas oleh Emile Durkheim.
Teori ini melihat dampak dari masyarakat yang melakukan mobilitas sosial yang
berawal dari kondisi tradisional menuju kondisi modern. Kondisi tradisional yang
dimaksud di sini adalah sistem sosial yang tidak mengalami birokratisasi karena
jika sebuah sistem sosial tidak mengalami birokratisasi, dapat dikatakan bahwa
sistem sosial tersebut belum modern sebab sistem sosial tersebut tidak mengalami
perubahan. Prasyarat untuk bergerak dari kondisi yang tradisional menuju kondisi
yang modern adalah untuk menjalankan serangkaian proses yang mencakupi
industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokrasi, dan konsumsi. Dalam hal ini,
infrastruktur memiliki peran yang sangat penting karena pembangunan
infrastruktur dapat menentukan apakah suatu negara sudah menjalankan prasyarat
modernisasi atau belum. Menurut KBBI (2012), modernisasi berarti, “​proses
pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup
sesuai dengan tuntutan masa kini.”​ Seringkali, teori modernisasi digunakan untuk
membandingkan kondisi negara-negara berkembang ataupun terbelakang dengan
negara-negara yang modern. Kemajuan teknologi serta pertumbuhan ekonomi
dijadikan tolok ukur kemajuan suatu negara dalam teori modernisasi.

6
Bowosebua

Teori modernisasi adalah landasan sistem ekonomi yang berdasar pada


kebutuhan pasar dan berpusat pada kapitalisme. Salah satu bagian dari komponen
modernisasi adalah rasionalisasi, dan rasionalisasi mendorong birokratisasi. Dapat
dikatakan bahwa semua sistem dan struktur sosial yang tidak mengalami
birokratisasi sama dengan tidak mengalami modernisasi karena birokratisasi
diperlukan untuk pembagian kerja. Seringkali, teori modernisasi digunakan untuk
membandingkan kondisi negara-negara berkembang ataupun terbelakang dengan
negara-negara yang modern. Kemajuan teknologi serta pertumbuhan ekonomi
dijadikan tolok ukur kemajuan suatu negara dalam teori modernisasi. Berikut
adalah teori modernisasi menurut dua tokoh yang berkontribusi terhadap
perkembangan teori modernisasi.
2.2.1 Teori modernisasi menurut Roy Harrod dan Evsey Domar
Roy Harrod dan Evsey Domar adalah kedua orang yang berkontribusi
dalam perkembangan teori modernisasi.
“​Dalam teori ini disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
tingginya tabungan dan investasi. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa
masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan
investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal.
Berdasarkan teori ini, para ahli ekonomi pembangunan negara-negara Dunia
Ketiga untuk memecahkan persoalan keterbelakangannya adalah dengan
mencari tambahan modal, baik dari dalam negeri (dengan mengusahakan
peningkatan tabungan dalam negeri), maupun luar negeri (melalui penanaman
modal dan utang luar negeri).​” (Awang, e​ t al​, 2012)
2.3 Hipotesis
Teori yang telah disebutkan sebelumnya dapat membantu mengidentifikasi
faktor penghambat pembangunan infrastruktur Indonesia, namun dalam karya
ilmiah ini akan digali lebih dalam lagi dan akan diidentifikasi akar dari
permasalahan ini menggunakan teori modernisasi oleh Roy Harrod dan Evsey
Domar. Berdasarkan teori tersebut, penulis membuat hipotesis: penyebab dari
lambatnya perkembangan infrastruktur transportasi di Indonesia adalah kurangnya
investasi pada sektor infrastruktur transportasi yang cukup signifikan. Terjadinya
korupsi mengakibatkan pemerintahan pun akhirnya tidak mempunyai kapital yang
cukup untuk membangun infrastruktur Indonesia. Indonesia mempunyai potensi

7
Bowosebua

untuk menjadi negara maju dari dulu, namun hal ini belum dapat terealisasikan
hingga saat ini karena adanya korupsi.

8
Bowosebua

BAB III
DATA

Dalam penelitian karya ilmiah ini, penulis menggunakan data sekunder.


Berikut data yang didapatkan penulis:
1. Pada tahun 2015, Bambang P.S. Brodjonegoro (Menteri Keuangan
Republik Indonesia saat itu) mengatakan bahwa pembangunan
infrastruktur di Indonesia terlambat. Bambang juga menegaskan bahwa
infrastruktur yang sudah ada mulai rusak dan pembangunan infrastruktur
baru pun tidak terlaksanakan. Hal ini disebabkan oleh telatnya Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menggarap proyek-proyek besar di
sektor tertentu.
2. Bambang menambahkan bahwa Indonesia sudah cukup lama tidak
memiliki lembaga pembiayaan atau bank infrastruktur yang memusatkan
fokusnya pada pendanaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
Sebenarnya Indonesia mempunyai lembaga pembiayaan infrastruktur
seperti Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), namun sayangnya
Bapindo tidak berjalan dengan semestinya. Bapindo tidak mengarah pada
bank dengan simpanan yang bersifat jangka panjang melainkan mengarah
pada bank dengan simpanan yang bersifat jangka pendek. Hal ini sangat
disayangkan sebab durasi proyek infrastruktur adalah jangka panjang,
bukan jangka pendek. Saat Indonesia diterjang dengan krisis ekonomi,
Bapindo tidak dapat bertahan karena terlalu fokus menjadi bank umum dan
akibatnya adalah tidak ada lembaga yang tersisa untuk fokus pada
infrastruktur. Akibat lainnya termasuk jalanan yang bertambah padat dan
macet dan pelayanan ​provider t​ elekomunikasi yang memburuk.
3. Konsentrasi BUMN adalah meningkatkan investasi di bidang infrastruktur,
khususnya pada pembangunan konektivitas darat, laut, dan udara.

9
Bowosebua

4. Pada tahun 2016 terdapat pembangunan ratusan proyek agar


ketidakseimbangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa berkurang.
Proyek-proyek tersebut di antaranya adalah 52 proyek jalan tol, 19 proyek
kereta api, 13 proyek pelabuhan, dan 17 proyek bandara.
5. Bambang P.S. Brodjonegoro, Menteri Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (PPN) menilai bahwa jika dibandingkan dengan beberapa negara
lain, pembangunan infrastruktur di Indonesia masih terlambat. Bambang
juga menambahkan bahwa infrastruktur India lebih unggul daripada
infrastruktur Indonesia.
6. Salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara
adalah dengan mendorong pembangunan infrastruktur. Salah satu
contohnya adalah pembangunan jalan tol dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi di sekitarnya. Pembangunan infrastruktur dapat mendongkrak
pembangunan infrastruktur lainnya dan dapat menciptakan lapangan kerja.
7. Menurut Bambang, peningkatan investasi oleh pemerintah daerah,
pemerintah pusat, BUMN, dan sektor-sektor lainnya sangat diperlukan
untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan untuk mendorong
perekonomian di Indonesia.
8. Bambang menerangkan bahwa hal yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mempercepat pembangunan infrastruktur adalah berupaya melibatkan
BUMN dan swasta.
9. Pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa
pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat terlambat. Jokowi
membandingkan panjang jalan di Tiongkok saat itu dengan panjang jalan
tol yang ada di Indonesia. Panjang jalan tol di Tiongkok mencapai 60.000
kilometer dengan pembangunan 4.000 kilometer sampai 5.000 kilometer
setiap tahunnya sementara panjang jalan tol di Indonesia hanya mencapai
840 kilometer.

10
Bowosebua

10. Pada tahun 2017, tercatat bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur
sebesar 18,62% atau Rp 387,3 triliun. Anggaran infrastruktur 2017 pun
naik 23,4% jika dibandingkan dengan anggaran infrastruktur 2016 yang
mencapai Rp 313,9 triliun.
11. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi
investasi di sektor transportasi mencapai Rp 78,11 triliun sepanjang tahun
2017. Sektor transportasi yang dikutip dalam data BKPM tersebut
mencakupi sektor transportasi, pergudangan, telekomunikasi, dan
peralatan transportasi. Realisasi investasi dalam negeri sebesar Rp 35,78
triliun dan realisasi investasi asing sebesar US$ 3,17 miliar atau setara
dengan Rp 42,33 triliun.
12. Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa dana yang diperlukan untuk
membangun infrastruktur transportasi senilai Rp 1.150 triliun.
13. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp
4.796,2 triliun sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo sampai
2019.
14. Menurut Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko, index infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata index
infrastruktur negara lain. Oleh karena itu, anggaran pembangunan
infrastruktur dapat melampaui angka 4.700 triliun.
15. Salah satu upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur transportasi
di Indonesia adalah membangun ​Light Rail Transit (​ LRT) dengan harga
yang relatif lebih murah dengan biaya pembangunan LRT di negara lain.
Biaya pembangunan LRT di Houston, Amerika Serikat menyentuh Rp 688
miliar per kilometer dan biaya pembangunan LRT di Dubai mencapai Rp
1,02 triliun per kilometer, sementara biaya pembangunan LRT di Jakarta,
Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) hanya memerlukan Rp 673 miliar
per kilometer.

11
Bowosebua

16. Skema KPBU merupakan alternatif sumber pembiayaan dan pendanaan


dalam pembangunan dan penyediaan infrastruktur.

12
Bowosebua

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Dalam analisis yang dilakukan penulis akan membicarakan mengenai


keadaan investasi di Indonesia, perbandingan jumlah investasi di Indonesia
dengan jumlah biaya yang dibutuhkan dari awal pemerintahan Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai tahun 2019, upaya-upaya
pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, dan masalah-masalah
lain yang dihadapi pemerintah.
Berdasarkan teori modernisasi, keterbelakangan disebabkan oleh
kekurangan modal baik dalam negeri maupun luar negeri. Seringkali, keberadaan
infrastruktur pada negara tersebut menjadi tolak ukur keterbelakangan itu.
Pembangunan infrastruktur mempunyai peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara, bahwa pembangunan infrastruktur dapat
menggenjot pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Hal ini pun didukung oleh petahana Menteri Perencanaan dan
Pembangunan Nasional (PPN) Indonesia, Bambang P.S. Brodjonegoro. Beliau
mengatakan bahwa peningkatan investasi oleh pemerintah daerah, pemerintah
pusat, BUMN, dan sektor-sektor lainnya yang diperlukan untuk mendorong
pembangunan infrastruktur dan untuk mendorong perekonomian di Indonesia.
Beliau menilai bahwa jika dibandingkan dengan beberapa negara lain,
pembangunan infrastruktur di Indonesia masih terlambat. Direktur Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Robert Pakpahan, juga mengatakan bahwa
indeks infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata indeks infrastruktur
negara lain. Tidak hanya Bambang P.S. Brodjonegoro dan Robert Pakpahan,
namun Presiden Joko Widodo juga mengatakan demikian. ​Pada tahun 2016,
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur di
Indonesia sangat terlambat. Beliau membandingkan panjang jalan di Tiongkok

13
Bowosebua

saat itu dengan panjang jalan tol yang ada di Indonesia. Panjang jalan tol di
Tiongkok mencapai 60.000 kilometer dengan pembangunan 4.000 kilometer
sampai 5.000 kilometer setiap tahunnya sementara panjang jalan tol di Indonesia
hanya mencapai 840 kilometer.
Tercatat bahwa biaya yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur
secara keseluruhan mencapai Rp 4.796,2 triliun sejak awal pemerintahan Presiden
Joko Widodo sampai tahun 2019. Biaya ini mencapai angka yang sedemikian
karena menurut Budi Karya Sumadi, petahana Menteri Perhubungan Republik
Indonesia, dana yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur transportasi
saja sudah mencapai Rp 1.150 triliun. Berdasarkan data Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) tahun 2017, pada sektor transportasi tercatat bahwa
realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 35,78 triliun dan
realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 3,17 miliar atau setara
dengan Rp 42,33 triliun. Sektor transportasi yang dikutip dalam data BKPM
tersebut mencakupi sektor transportasi, pergudangan, telekomunikasi, dan
peralatan transportasi. Jika dijumlahkan, maka realisasi investasi di sektor
transportasi mencapai Rp 78,11 triliun sepanjang tahun 2017. Selain realisasi
investasi di sektor transportasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) juga mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur secara
keseluruhan sejumlah 18,62% atau Rp387,3 triliun. ​Berarti, dana yang didapatkan
dari APBN dan yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur transportasi
tidak mencapai angka 20,17% dan realisasi investasi di sektor transportasi pada
tahun 2017 hanya 6,79% dari jumlah dana yang diperlukan. Padahal, menurut data
dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pada masa pemerintahan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pemerintah telah
meningkatkan secara signifikan efisiensi belanja dan alokasi APBN untuk
anggaran infrastruktur (lihat Gambar 4.1).

14
Bowosebua

Gambar 4.1 Anggaran Infrastruktur APBN 2017


Model Harrod-Domar digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan
ekonomi. Diketahui bahwa rasio tabungan ( s ) merupakan jumlah tabungan ( S )
dibagi dengan ​output​ total ( Y t ), maka persamaannya adalah:
S
s = Yt

Maka didapatkan persamaan berikutnya:


S = s×Yt
Model ini mendefinisikan investasi ( I ) sebagai perubahan stok modal ( K ), maka
I = ∆K
Jumlah investasi tentunya harus sama dengan tabungan total, maka
S = I
Diketahui bahwa rasio ​output modal (C) sama dengan perubahan stok modal
dibagi perubahan ​output total (dengan ∆Y = Y t+1 − Y t ), maka didapatkan
persamaan sebagai berikut:
∆K
C= ∆Y

Berarti,

15
Bowosebua

∆K = C × ∆Y
Setelah mengetahui semua persamaan di atas, maka diperoleh rumus pertumbuhan
menurut model Harrod-Domar:
C × ∆Y = S
C × ∆Y = s × Y t
∆Y s
Yt
= C
∆Y
Persamaan Yt
adalah laju pertumbuhan ( G ), dan dapat ditulis sebagai berikut:
s
G= C

Dari rumus ini, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak tabungan yang
diinvestasikan, laju pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat. Akar dari masalah
keterlambatan pembangunan infrastruktur di Indonesia adalah kurangnya investasi
atau penanaman modal. Jika penanaman modal pada sektor infrastruktur
transportasi menetap di kisaran angka Rp 78,11 triliun, maka pembangunan
infrastruktur transportasi akan berjalan secara konstan dan pertumbuhan ekonomi
tidak akan membaik. Sebaliknya, jika penanaman modal pada sektor infrastruktur
transportasi diperbesar, maka yang terjadi adalah pembangunan infrastruktur
transportasi dijalankan dan pertumbuhan ekonomi negara semakin cepat. Namun,
untuk sementara ini pemerintah hanya dapat mempertahankan jumlah investasi di
kisaran angka Rp 78,11 triliun, dengan penambahan investasi yang tidak terlalu
signifikan setiap tahunnya.
Akan tetapi, tentu saja pemerintah tidak berdiam diri melihat keadaan
infrastruktur negara ini. Guna mempercepat pembangunan infrastruktur dan
meningkatkan investasi dalam pembangunan dan perkembangan infrastruktur
transportasi di Indonesia, pemerintah telah melakukan beberapa upaya, yaitu:
efisiensi pembelanjaan dan pencarian mitra baru.
Upaya pertama pemerintah dapat dilihat dalam pembangunan ​Light Rail
Transit ​(LRT) dengan harga yang relatif lebih murah dengan biaya pembangunan
LRT di negara lain. Biaya pembangunan LRT di Houston, Amerika Serikat
menyentuh Rp 688 miliar per kilometer dan biaya pembangunan LRT di Dubai

16
Bowosebua

mencapai Rp 1,02 triliun per kilometer, sementara biaya pembangunan LRT di


Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) hanya memerlukan Rp 673 miliar
per kilometer.
Upaya kedua pemerintah dapat dilihat pada usaha pemerintah dalam
mengajak para investor untuk berinvestasi. Sebelum Joko Widodo menjabat
sebagai presiden Republik Indonesia ketujuh, pembangunan infrastruktur
dijalankan secara berangsur karena pemerintah berusaha mengurangi defisit yang
dapat timbul jika semua pembangunan infrastruktur dilaksanakan secara serentak.
Namun setelah Joko Widodo menjabat sebagai presiden, ia berusaha mencari
sumber pendapatan lain untuk pembangunan infrastruktur dan banyak proyek
infrastruktur pun akhirnya terjalankan di tangan Presiden Joko Widodo. Upaya
pemerintah lainnya termasuk melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
juga swasta.
Rini Soemarno, petahana Menteri BUMN, mengatakan bahwa “​BUMN
dikonsentrasikan untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur, utamanya
pembangunan konektivitas darat, laut, dan udara.​” Pada tahun 2016 terdapat
pembangunan ratusan proyek agar ketidakseimbangan ekonomi antara Jawa dan
luar Jawa berkurang. Proyek-proyek tersebut di antaranya adalah 52 proyek jalan
tol, 19 proyek kereta api, 13 proyek pelabuhan, dan 17 proyek bandara. Akan
tetapi, Presiden Joko Widodo tetap menilai pembangunan infrastruktur di
Indonesia terlambat karena BUMN senang menjadi pemilik aset.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini, Presiden Joko Widodo
mengembangkan skema sekuritisasi di mana pemerintah bekerjasama dengan
pihak swasta untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur dalam negeri.
Kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta pun dijalin dalam skema ​Public
Private Partnership (PPP) atau Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS) melalui
wadah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Skema KPBU
merupakan alternatif sumber pembiayaan dan pendanaan dalam pembangunan dan
penyediaan infrastruktur.

17
Bowosebua

Skema KPBU terbukti cukup sukses dalam membiayai proyek-proyek


infrastruktur. Pada akhir tahun 2018, Bambang P.S. Brodjonegoro
mengungkapkan bahwa hingga 2018, sejumlah lima puluh tujuh proyek sukses
dilaksanakan menggunakan skema KPBU, antara lain, tiga puluh enam proyek
konektivitas, sebelas proyek fasilitas perkotaan, dan sepuluh proyek fasilitas
sosial. Empat tahun sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla, lima belas proyek infrastruktur sukses dilaksanakan. Lima
belas proyek infrastruktur itu senilai US$ 11,1 miliar. Bambang menerangkan
bahwa skema KPBU digunakan pada sembilan proyek jalan tol. Proyek-proyek
jalan tol tersebut meliputi proyek jalan tol Manado─Bitung, tol
Serang─Panimbang, tol Jakarta─Cikampek Elevated II, tol
Balikpapan─Samarinda, tol Cileunyi─Sumedang─Dawuan (Cisumdawu), tol
Krian─Legundi─Bunder─Manyar, tol Serpong─Balaraja, tol Batang─Semarang,
serta tol Pandaan─Malang. Skema KPBU ini tidak hanya digunakan untuk
pembangunan jalan tol, namun untuk proyek penyediaan air, proyek pembangkit
listrik, serta proyek teknologi komunikasi. Proyek penyediaan air di antaranya
adalah Umbulan dan Bandar Lampung ​water supply,​ sementara proyek
pembangkit listrik antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang.
Proyek teknologi komunikasi yang menggunakan skema KPBU adalah proyek
Palapa Ring Tengah, Timur, dan Barat. Skema KPBU ini pun dinilai baik sebab
alokasi dana APBN terbatas dan skema tersebut dapat menurunkan
ketergantungan pemerintah terhadap penggunaan dana APBN.
Namun, hanya baru-baru ini skema KPBU dapat berjalan dengan benar.
Presiden Joko Widodo pun mengakui bahwa semua pendanaan pembangunan
infrastruktur terbebani kepada APBN karena skema KPBU sebenarnya sudah
diterapkan beberapa waktu lalu, akan tetapi skema KPBU tidak berjalan.
Pemerintah telah mengatasi permasalahan ini dan skema KPBU sudah berjalan
kembali.

18
Bowosebua

Kendati pemerintah telah melakukan segala upaya itu untuk mempercepat


pembangunan infrastruktur, ternyata masih ada beberapa masalah lain yang harus
dihadapi pemerintah. Masalah-masalah tersebut mencakup infrastruktur yang
sudah ada mulai rusak dan pembangunan baru pun tidak terlaksanakan. Menurut
Bambang P.S. Brodjonegoro, kesalahan ini disebabkan oleh terlambatnya Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menggarap proyek-proyek besar di sektor
tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa Indonesia sudah cukup lama tidak
memiliki lembaga pembiayaan atau bank infrastruktur yang memusatkan fokusnya
pada pendanaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Sebenarnya Indonesia
mempunyai lembaga pembiayaan infrastruktur seperti Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo), namun Bapindo tidak berjalan dengan semestinya. Bapindo
tidak mengarah pada bank dengan simpanan yang bersifat jangka panjang
melainkan mengarah pada bank dengan simpanan yang bersifat jangka pendek.
Hal ini sangat disayangkan sebab durasi proyek infrastruktur adalah jangka
panjang, bukan jangka pendek. Saat Indonesia mengalami krisis ekonomi,
Bapindo tidak dapat bertahan karena terlalu fokus menjadi bank umum dan
akibatnya adalah tidak ada lembaga yang tersisa untuk fokus pada infrastruktur.

19
Bowosebua

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa hal yang menghambat pembangunan infrastruktur Indonesia adalah
kurangnya investasi baik dalam negeri maupun luar negeri pada sektor
transportasi. Kendati pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai macam hal
untuk membangun dan menyediakan infrastruktur transportasi bagi masyarakat
Indonesia, pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia tetap dinilai
terlambat oleh beberapa pejabat negara, termasuk presiden Republik Indonesia
ke-7, Joko Widodo. Persentase perbandingan realisasi investasi dengan jumlah
dana yang dibutuhkan sangatlah kecil, dan hal ini tidak memungkinkan Indonesia
untuk menghapus cap keterlambatan pembangunan infrastruktur. Jika persentase
perbandingan tersebut berjalan secara konstan dari tahun ke tahun, maka dapat
diprediksikan bahwa kesenjangan infrastruktur antara Indonesia dengan negara
lain akan menjadi lebih besar. Penulis sangat menghargai seluruh pekerjaan dan
upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur transportasi dan konektivitas di
Indonesia, namun jika proses pengembangan dan pembangunan infrastruktur tidak
dipercepat, maka mustahil Indonesia dapat mengejar keterlambatan pembangunan
infrastruktur dan bersaing dengan negara lainnya.
5.2 Saran
Penulis menyarankan pemerintah untuk mempercepat pembangunan dan
pengembangan infrastruktur transportasi guna menaikkan pertumbuhan ekonomi
dan daya saing Republik Indonesia, serta menaikkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang digunakan penulis, inti
masalah terletak pada investasi negara. Maka dari itu, sebaiknya pemerintah harus
lebih giat lagi dalam mencari dan menaikkan investasi baik dalam negeri maupun

20
Bowosebua

luar negeri. Jika pemerintah lebih giat dalam mencari investasi untuk infrastruktur
transportasi, maka seiring waktu berjalan Indonesia akan menjadi salah satu
negara dengan infrastruktur termaju dan termodern. Pemerintah dapat menggenjot
pertumbuhan ekonomi dengan cara terus-menerus membangun
infrastruktur-infrastruktur transportasi di seantero nusantara, dan pembangunan
infrastruktur transportasi tidak hanya berdampak kepada pertumbuhan ekonomi
negara, tetapi juga pada faktor-faktor lainnya, termasuk mengatasi kemacetan di
kota-kota besar di Indonesia dan mempercepat pembangunan infrastruktur
lainnya.

21
Bowosebua

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Harrod, Roy. 1973. ​Economic Dynamics.​ London dan Basingstoke: The
Macmillan Press Ltd.
Mulyo, Sulistijo Sidarto dan Budi Santoso. 2018. ​Proyek Infrastruktur & Sengketa
Konstruksi.​ Depok: Prenadamedia Group.

Makalah
Awang, Faisal dkk. 2012. ​3 Teori Pembangunan​. Makalah.
http://www.academia.edu/13975629/3_teori_pembangunan​. 12 November.

Internet
http://dosensosiologi.com/teori-modernisasi-dan-contohnya-lengkap/#Teori_Mod
ernisasi_Menurut_Para_Ahli diakses tanggal 12 November 2018, pukul
05.02.
http://kpsrb.bappenas.go.id/data/filekpbu/tentang%20KPBU%20(INDO).pdf
diakses tanggal 24 Februari 2019, pukul 15.26.
http://kpsrb.bappenas.go.id/ppptoolkit/kawasan/manfaat-kerjasama-pemerintah-da
n-badan-usaha/​ diakses tanggal 24 Februari 2019, pukul 15.34.
http://mediaindonesia.com/read/detail/178548-menggenjot-infrastruktur-dengan-s
kema-kpbu​ diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul 16.33.
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-infrastruktur-dan-beberapa-jenisnya/
diakses tanggal 10 November 2018, pukul 09.10.
http://poskotanews.com/2016/03/19/jokowi-pembangunan-infrastruktur-di-indone
sia-sangat-terlambat/​ diakses tanggal 17 Februari 2019, pukul 15.39.
http://sosiologis.com/teori-modernisasi diakses tanggal 12 November 2018, pukul
04.44.

22
Bowosebua

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/2028 diakses tanggal 22 Februari


2019, pukul 16.29.
http://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/IRF/IRF%20EDISI%202%20-%2
02017%20Final.pdf​ diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul 16.44.
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-infrastruktur-dan-contohny
a/​ diakses tanggal 10 November 2018, pukul 09.24.
http://www.skyscrapercenter.com/building/j57-mini-sky-city/19743 diakses
tanggal 4 November 2018, pukul 19.06.
https://biz.kompas.com/read/2017/12/05/094640828/inovasi-pembiayaan-infrastru
ktur-untuk-konektivitas-tanah-air diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul
16.44.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/12/050000326/menhub-ajak-swasta-in
vestasi-di-proyek-infrastruktur-transportasi diakses tanggal 22 Februari
2019, pukul 16.26.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-3731388/jokowi-perlu-rp-4700-t-bangun-
infrastruktur-dari-mana-dananya diakses tanggal 23 Februari 2019, pukul
21.55.
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-3800042/ditarget-rampung-2019-jalan-tra
ns-papua-dibangun-sejak-era-habibie diakses tanggal 4 Nobember 2018,
pukul 21.54.
https://id.beritasatu.com/home/anggaran-infrastruktur-naik-terus/160735 diakses
tanggal 24 Februari 2019, pukul 12.49.
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Bappenas__15_Proy
ek_Infrastruktur_Sukses_Dibiayai_Dengan_Skema_KPBU&news_id=988
34&group_news=IPOTNEWS&news_date=&taging_subtype=INFRAST
RUKTUR&name=&search=y_general&q=pembiayaan%20infrastruktur,K
PBU&halaman=1​ diakses tanggal 17 Maret 2019, pukul 12.51.
https://kbbi.web.id/modernisasi​ diakses tanggal 12 November 2018, pukul 05.01.

23
Bowosebua

https://kppip.go.id/berita/bappenas-kpbu-dan-pina-solusi-pembiayaan-infrastruktu
r-di-indonesia/​ diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul 16.34.
https://m.bisnis.com/industri/read/20180203/98/733929/investasi-di-sektor-transp
ortasi-tumbuh-10-​ diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul 16.03.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/06/22494581/jokowi-ungkap-mengapa
-pembangunan-infrastruktur-di-indonesia-lambat​ diakses tanggal 17 Maret
2019, pukul 17.36.
https://nasional.kontan.co.id/news/hingga-2018-sudah-57-proyek-infrastruktur-gu
nakan-skema-kpbu​ diakses tanggal 17 Maret 2019, pukul 14.52.
https://republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/08/25/ov8cv4-menteri-ppn-pemb
angunan-infrastruktur-di-indonesia-lambat diakses tanggal 17 Februari
2019, pukul 15.39.
https://www.antaranews.com/berita/602254/mengukur-peran-bumn-dalam-pemba
ngunan-infrastruktur​ diakses tanggal 17 Februari 2019, pukul 16.47.
https://www.bkpm.go.id/images/uploads/file_siaran_pers/Paparan_Indonesia_TW
_IV_-_2017_Kepala.pdf​ diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul 16.05.
https://www.chinadiscovery.com/china-high-speed-train-tours/high-speed-train-fa
cts.html​ diakses tanggal 4 November 2018, pukul 19.53.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150402143128-78-43852/pembanguna
n-infrastruktur-terlambat-pemerintah-menyesal diakses tanggal 17
Februari 2019, pukul 15.39.
https://www.gatra.com/rubrik/ekonomi/380403-Bukan-500-Milyar-Biaya-Pemban
gunan-LRT-673-Milyar-per-Kilometer diakses tanggal 22 Februari 2019,
pukul 16.38.
https://www.google.co.id/amp/s/economy.okezone.com/amp/2018/09/24/320/195
5089/presiden-jokowi-blakblakan-buka-data-ketertinggalan-infrastruktur-i
ndonesia-vs-china-dan-amerika diakses tanggal 4 November 2018, pukul
15.53.

24
Bowosebua

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://kpsrb.bappenas.
go.id/data/filemajalah/Edisi%25207%2520Sukses%2520KPBU%2520Dal
am%2520Membangun%2520Infrastruktur.pdf&ved=2ahUKEwj7xda-hM_
gAhVHWisKHbWOAXE4ChAWMAV6BAgBEAE&usg=AOvVaw0CGn
G5WeL_wyCol9exj8FU​ diakses tanggal 22 Februari 2019, pukul 16.36.
https://www.idntimes.com/news/indonesia/fitang-adhitia/beroperasi-maret-2021-k
ecepatan-kereta-cepat-jakarta-bandung-tembus-350-kmjam-1 diakses
tanggal 4 November 2018, pukul 20.01.
https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017 diakses tanggal 24 Februari 2019, pukul
13.33.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/infrastruktur-investasi-ne
geri/​ diakses tanggal 18 Februari 2019, pukul 01.31.
https://www.merdeka.com/uang/jokowi-infrastruktur-lambat-karena-bumn-senang
-jadi-pemilik-aset.html​ diakses tanggal 17 Maret 2019, pukul 14.06.
https://www.perpusku.com/2016/05/6-teori-teori-modernisasi.html diakses
tanggal 12 November 2018, pukul 06.30.
https://www.railway-technology.com/features/feature124824/ diakses tanggal 4
November 2018, pukul 20.25.
https://www.slideshare.net/encifuncky/rasio-modal-output-cor​ diakses tanggal 18
Maret 2019, pukul 04.56.
https://www.terraconblock.com/pengertian-infrastruktur-dan-jenisnya/ diakses
tanggal 10 November 2018, pukul 15.48.
https://www.theguardian.com/world/2015/apr/30/chinese-construction-firm-erects
-57-storey-skyscraper-in-19-days diakses tanggal 4 November 2018, pukul
18.59.
https://www.travelchinaguide.com/china-trains/railway/history1.htm diakses
tanggal 4 November 2018, pukul 19.55.
http://www3.econ.fukuoka-u.ac.jp/~takao/takao0_notes2006/macro_07.pdf
diakses tanggal 18 Maret 2019, pukul 05.00.

25

Anda mungkin juga menyukai