Anda di halaman 1dari 13

HAKIKAT PEMBANGUNAN DAERAH DALAM NKRI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan yang
dibina oleh

(Bapak Dr. H. Muhammad Roda’i, M.Pd.)

Oleh :

Nur
NIM. 23381032041
Risma Sulistiyani
NIM. 23381032050

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

A. Pembangunan Daerah......................................................................... 3
B. NKRI.................................................................................................. 5
C. Hakikat Pembangunan Daerah dalam NKRI...................................... 6

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9

A. Kesimpulan......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelengaraan otonomi daerah diimplementasikan dalam pelaksanaan urusan


wajib dan urusan pilihan, terdiri dari 26 urusan wajib dan urusan 8 urusan pilihan (pasal
7 ayat (2) peraturan pemerintahan nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan
Pemerintah antar pemerintah, pemerintah daerah Propinsi dan Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota). Urusan wajib adalah urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakaan oleh pemerintah daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan urusan pilihan meliputi
urusan Pemerintahan yang serta nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.

Salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah adalah urusan
perencanaan pembangunan dalam pasal 150 undang-undang nomor 23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah secara tegas menyatakan bahwa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah, disusun dalam perencanaan pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk
menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif efesien dan bersasaran serta
menjamin tercapainya tujuan negara, maka ditetapkan undang-undang Nomor 25 tahun
2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan
nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan (pasal 2 ayat (2) undangundang nomor 5 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional) (Wirawan & Nurpratiwi, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembangunan daerah?
2. Apa itu NKRI?
3. Bagaimana hakikat pembangunan daerah dalam NKRI?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pembangunan daerah.
2. Mengetahui apa itu NKRI.
3. Mengetahui hakikat pembangunan daerah dalam NKRI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah mengacu pada serangkaian upaya yang dilakukan untuk


meningkatkan kondisi dan kesejahteraan suatu wilayah atau daerah. Pembangunan
daerah mencakup berbagai aspek, termasuk infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan.

 Infrastruktur: Membangun dan memperbarui infrastruktur adalah bagian


penting dari pembangunan daerah. Ini mencakup pembangunan jalan,
jembatan, bandara, pelabuhan, saluran air, dan lainnya. Infrastruktur yang baik
dapat meningkatkan konektivitas dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.
 Ekonomi: Pembangunan ekonomi daerah melibatkan upaya untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi, mendiversifikasi sektor-sektor ekonomi, dan
menciptakan lapangan kerja. Pemerintah daerah dapat mendorong investasi,
mendukung sektor pertanian, industri, dan jasa, serta mengembangkan
kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi lokal.
 Sosial: Pembangunan daerah juga mencakup aspek sosial seperti pendidikan,
kesehatan, dan perumahan. Meningkatkan akses pendidikan dan pelayanan
kesehatan, serta membangun perumahan yang layak, dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
 Budaya: Mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya lokal adalah
bagian penting dari pembangunan daerah. Ini bisa melibatkan pelestarian situs
bersejarah, mendukung kegiatan seni dan budaya, serta mempromosikan
pariwisata budaya.
 Lingkungan: Pembangunan daerah yang berkelanjutan harus memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan. Melibatkan praktik-praktik ramah lingkungan
dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan dapat membantu
melindungi sumber daya alam dan mencegah kerusakan lingkungan.

3
Proses perencanaan pembangunan menekankan pada rencana kerja atau "working
plan" sebagai proses dari: (1) input yang berupa keuangan, tenaga kerja, fasilitas, dan
lain-lain; (2) Kegiatan (proses); (3) Output outcomes. Proses perencanaan dimulai
dengan informasi tentang ketersediaan sumber daya dan arah pembangunan nasional
atau dapat dikatakan sesuai dengan kebutuhan, dinamika reformasi dan pemerintahan
yang lebih demokratis dan terbuka, sehingga masyarakatlah yang paling tahu apa yang
dibutuhkannya.

Sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk a) mendukung


koordinasi antar pelaku pembangunan b) menjamin terciptanya intergrasi, singrkonisasi,
dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi, pemerintah
maupun antar pusat dan daerah c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pelaksanaan d) Mengoptimalkan
partisipasi masyarakat, dan e) Menjamin tercapainya pengunanaan sumber daya secara
efesien, efektif dan berkeadilan dan berkelanjutan (pasal 2 ayat (5) Undang-Undang
nomor 5 Tahun 2004) (Wirawan & Nurpratiwi, 2015).

Peranan pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan daerah merupakan


pemerintah yang mempunyai kewenangan yang sangat strategis dan kedudukan yang
strategis hal ini berkaitan dengan fungsinya selaku “pelayanan publik” guna
meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran, keamanan, keadilan dan ketenteraman bagi
masyarakat. Sebab perencanaan pembangunan daerah adalah suatu kegiatan untuk
dilakasanakan dimasa depan dalam hal ini berawal dari tahapan-tahapan proses
penyusunan program dan aktivitas yang melibatkan berbagai elemen didalamnya, demi
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya-sumber daya yang ada dengan tujuannya
untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dalam suatu lingkungan
atau wilayah yang direncanakan dalam jangka waktu tertentu.

Riyadi & Bratakusamah (2004: 8) menyatakan bahwa dalam pengertian ini


pemerintah daerah sebagai peran perencana untuk mendesain dan membentuk intreaksi
dalam suatu proses menuju sasaran yang ingin dicapai. Dengan ini pemerintah harus
berperan utama dengan tugas pokok dan fungsinya pemerintah daerah dan
menyesuaikan dengan fungsi visi, misi, sasaran dan tujuan yang terapkan. Sedangkan
berkaitan dengan pengertian ini maka, Soemendar (1985:1) dalam (Sayafiie 2011:8)

4
bahwa, pemerintah sebagai badan yang penting dalam rangka pemerintahannya,
pemerintah mesti memperhatikan ketenteraman dan ketertiban umum, tuntutan dan
harapan serta pendapat rakyat, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, pengaruh-
pengaruh lingkungan, pengaturan-pengaturan, komonikasi peran serta seluruh lapisan
masyarakat dan legitimasi. sebagian dari fungsi utama pemerintahan daerah yang
terutama adalah memperbaiki dan menyelesaikan tuntutan/aspirasi masyarakat
(Soares dkk., 2015)
.

Partisipasi msyarakat dalam proses perencanaan pembangunan sangat penting


karena dapat menumbuhkan sikap memiliki dan rasa tanggung jawab masyarakat
terhadap perencanaan pembangunan. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat
Conyers (1994:154-155) yang lebih lanjut mengemukakan tiga (3) alasan utama
mengapa partisipasi masyarakat dalam perencanaan mempunyai sifat sangat penting:
1. Masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai
kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat.
2. Masyarakat akan lebih mempercayai program kegiatan pembangunan apabila
mereka dilibatkan dalam persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan
lebih mengetahui seluk beluk program kegiatan tersebut dan akan mempunyai
rasa memiliki terhadap program kegiatan tersebut.
3. Mendorong partisipasi umum karena akan timbul anggapan bahwa merupakan
suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
(Wirawan & Nurpratiwi, 2015)
.

B. NKRI

Singkatan "NKRI" merujuk pada "Negara Kesatuan Republik Indonesia." NKRI


adalah bentuk pemerintahan dan negara yang diadopsi oleh Indonesia setelah
kemerdekaannya pada tahun 1945. Sebagai negara kesatuan, Indonesia memiliki satu
pemerintahan pusat di tingkat nasional yang mengontrol seluruh wilayah negara.

Beberapa poin kunci terkait dengan NKRI adalah sebagai berikut:

1. Negara Kesatuan: Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai
pulau dan wilayah, dengan pemerintahan pusat yang memiliki wewenang atas

5
seluruh wilayah. Meskipun terdapat otonomi daerah, kebijakan utama dan
keputusan penting diambil oleh pemerintah pusat.
2. Republik Indonesia: Indonesia adalah republik, yang berarti kepala negara
dipilih oleh rakyat. Presiden adalah kepala negara dan pemerintahan yang
dipilih secara demokratis.
3. Kemerdekaan: Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945, setelah berabad-abad berada di bawah penguasaan kolonial
Belanda. Proklamasi kemerdekaan tersebut menjadi tonggak sejarah yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
4. Bhinneka Tunggal Ika: Bhinneka Tunggal Ika adalah moto nasional Indonesia
yang diterjemahkan sebagai "Berbeda-beda tapi tetap satu." Moto ini
mencerminkan keberagaman etnis, budaya, dan agama yang ada di Indonesia,
namun semua bersatu dalam satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia.
5. Pancasila: Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, yang terdiri dari
lima sila (prinsip). Pancasila mencakup nilai-nilai seperti ketuhanan yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandalkan prinsip-prinsip demokrasi dan


nilai-nilai kebangsaan untuk membentuk fondasi pemerintahan dan kehidupan
masyarakat Indonesia (Adi, 2016).

C. Hakikat Pembangunan Daerah dalam NKRI

Pembangunan daerah dalam NKRI memiliki hakikat yang penting, yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat integritas negara dalam berbagai
aspek kehidupan. Perencanaan pembangunan daerah juga merupakan fungsi strategis,
karena dengan perencanaan yang baik, daerah dapat dikembangkan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek, seperti koordinasi kebijakan, pengembangan
wilayah, pengalokasian anggaran, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
dan kegiatan pembangunan. Pembangunan daerah juga harus dilakukan dalam wadah
negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan memperhatikan prinsip otonomi
daerah dan pemerataan pertumbuhan.

6
Berikut adalah beberapa aspek hakikat pembangunan daerah dalam konteks NKRI:

1. Pembangunan Merata: Pembangunan daerah bertujuan untuk mendukung


distribusi pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini
mencakup upaya untuk mengatasi disparitas antara daerah yang lebih
berkembang dan yang kurang berkembang, sehingga seluruh masyarakat dapat
merasakan manfaat dari pembangunan.
2. Otonomi Daerah: Konsep otonomi daerah memungkinkan pemerintah daerah
memiliki kewenangan dalam mengelola urusan lokal sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik masyarakat setempat. Otonomi daerah memungkinkan adanya
kebijakan dan program pembangunan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di tingkat daerah.
3. Partisipasi Masyarakat: Pembangunan daerah dalam NKRI melibatkan
partisipasi aktif masyarakat setempat. Masyarakat memiliki peran dalam
merumuskan kebijakan pembangunan, menentukan prioritas pembangunan,
dan mengawasi pelaksanaan proyek-proyek pembangunan. Partisipasi ini
penting untuk memastikan bahwa pembangunan benar-benar memenuhi
kebutuhan masyarakat.
4. Pancasila sebagai Dasar Pembangunan: Pancasila, sebagai dasar falsafah
negara Indonesia, memainkan peran penting dalam arah dan sasaran
pembangunan daerah. Nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan, keadilan sosial,
dan demokrasi, harus tercermin dalam kebijakan dan program pembangunan
daerah.
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Pembangunan daerah juga mencakup
pengembangan sumber daya manusia di tingkat lokal. Ini melibatkan
peningkatan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan agar
masyarakat dapat lebih aktif dan produktif dalam mendukung pembangunan
daerah.
6. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Pembangunan daerah di NKRI juga fokus pada
pemberdayaan ekonomi lokal. Ini termasuk dukungan terhadap sektor-sektor
ekonomi lokal, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),
serta penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.

7
Pembangunan daerah dalam NKRI mengedepankan konsep keadilan, persatuan,
dan partisipasi masyarakat. Melalui pendekatan ini, diharapkan pembangunan dapat
memberikan dampak positif yang merata dan berkelanjutan bagi semua lapisan
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia .

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembangunan daerah mengacu pada serangkaian upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kondisi dan kesejahteraan suatu wilayah atau daerah, serta
mencakup berbagai aspek, termasuk infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan.
2. NKRI adalah bentuk pemerintahan dan negara yang diadopsi oleh Indonesia
setelah kemerdekaannya pada tahun 1945. Sebagai negara kesatuan, Indonesia
memiliki satu pemerintahan pusat di tingkat nasional yang mengontrol seluruh
wilayah negara.
3. Hakikat pembangunan daerah dalam NKRI yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan memperkuat integritas negara dalam berbagai aspek
kehidupan. Pembangunan daerah juga harus dilakukan dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan memperhatikan prinsip otonomi
daerah dan pemerataan pertumbuhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. (2016). PEMBUDAYAAN NILAI-NILAI PANCASILA BAGI MASYARAKAT SEBAGAI MODAL DASAR
PERTAHANAN NASIONAL NKRI. JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN, 1(1), 37–50.
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JMK/article/view/1185/928

Soares, A., Nurpratiwi, R., & Makmur, D. M. (2015). PERANAN PEMERINTAH


DAERAH DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 4(2), 231–236. www.publikasi.unitri.ac.id

Wirawan, R., & Nurpratiwi, R. (2015). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM


PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
4(2), 301–312. www.publikasi.unitri.ac.id

10

Anda mungkin juga menyukai