Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tentang Perencanaan Pembangunan Jalan untuk Memelihara dan Meningkatkan


Infrastruktur di Kota Sawahlunto

oleh :
Monica Dara Eka Pratiwi
1910003811011

Dosen pengampu :
Fani Ratny Pasaribu, S.AP, M.A.P

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS EKASAKTI

PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan


Pembangunan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta
tanah air.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada


ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Sawahlunto, 3 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan .......................................................... 3

2.2 Pengertian Perencanaan Pembangunan Daerah.............................................. 5

2.3 Pengertian Jalan .............................................................................................. 6

2.4 Bagan Perencanaan Pembangunan ................................................................. 8

2.5 Peraturan Daerah terkait Perencanaan Pembangunan .................................... 8

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Sawahlunto .............................................. 10

3.2 Permasalahan dan Solusi dalam Perencanaan Pembangunan Jalan di Kota


Sawahlunto ................................................................................................... 11

3.3 Kelemahan dan Kelebihan Adanya Pembangunan Jalan ............................. 12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 14

4.2 Saran ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara tentang perencanaan pembangunan kota, persoalan


pembangunan yang berkembang seringkali berakar pada persoalan permukiman
dan infrastruktur perkotaan yang merupakan komponen inti pembentuk kota.
Bahwasanya, perkembangan perkotaan yang cukup pesat yang ditandai dengan
tingginya pertumbuhan penduduk tentunya akan berimplikasi pada
meningkatnya pemenuhan kebutuhan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Selain itu, perubahan guna lahan untuk permukiman yang cenderung tidak
terkontrol dan akan membebani daya dukung kawasan yang bersangkutan, serta
kompleksitas permasalahan yang terkait dengan pemenuhan standar pelayanan
minimal, merupakan beberapa persoalan permukiman dan infrastruktur lainnya
yang muncul sebagai imbas dari perkembangan kota dan daya tarik kehidupan
perkotaan.

Pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu sektor


pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Sawahlunto karena ada banyak
ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan dengan
pembangunan infrastruktur jalan itu sendiri. Penyediaan infrastruktur jalan yang
merata di seluruh wilayah Kota Sawahlunto merupakan hal mutlak untuk
mewujudkan kota yang mandiri, dengan pengelolaan pembangunan fisik kota
yang meliputi sistem transportasi yang memiliki interkoneksi antar wilayah.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang meningkat
menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas penduduk dan
kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah.

Pembangunan Jalan sebagai sistem transportasi mempunyai peranan


penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya dan
lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah
agar tercapai suatu keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.
Dengan perkembangan kota dan kemajuan teknologi, sejalan dengan
peningkatan ekonomi serta kebutuhan masyarakat terjadi pertumbuhan di jalan
nasional yang melewati kota, baik ibukota provinsi maupun ibukota
kabupaten/kota. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Sawahlunto

1
melakukan upaya yaitu pembangunan jalan yang pelaksanaannya di Kota
Sawahlunto, tepatnya jalan yang menghubungkan Kota Sawahlunto dengan
Kabupaten Tanah Datar. Pembangunan ini bertujuan untuk mendapatkan
perencanaan jalan yang aman, nyaman, dan ekonomis. Sehingga memudahkan
untuk mencapai suatu lokasi dan menghasilkan suatu tingkat kenyamanan dan
keamanan yang tinggi bagi pengguna jalan tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul


makalah “Perencanaan Pembangunan Jalan untuk Memelihara dan
Meningkatkan Infrastruktur di Kota Sawahlunto”

1.2 Tujuan

Secara umum, tujuan dari Perencanaan Pembangunan Jalan di Kota


Sawahlunto yaitu untuk mendapatkan perencanaan jalan yang aman, nyaman, dan
ekonomis serta untuk memelihara dan meningkatkan infrastruktur di Kota
Sawahlunto. Sehingga memudahkan untuk mencapai suatu lokasi dan
menghasilkan suatu tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi bagi pengguna
jalan tersebut, sedangkan tujuan secara khusus yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perencanaan Pembangungan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan

Pembangunan merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan


negara. Banyak faktor yang terlibat dalam pembangunan tersebut, saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Pembangunan tidak dapat berjalan secara
spontan begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang disebut dengan perencanaan
pembangunan, namun pemerintahlah yang paling banyak berperan terutama
dalam proses perencanaan.

Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan


sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya untuk mencapai tujuan-
tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efektif dan efisien
(Listyianingsih,2014:92).

Widjojo Nitisastro (2014:92) memperincikan apa yang tercakup dalam


perencanaan pembangunan, yaitu: Penentuan pilihan secara sadar mengenai
tujuan-tujuan konkrit yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu. Atas
dasar nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Pilihan diantara
cara-cara alternaif yang efisien dan rasional guna mencapai tujuan-tujuan
tersebut.

Perencanaan pembangunan pada dasarnya berlangsung dalam suatu


kurun waktu sehingga perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan
pembangunan senantiasa sebagai suatu lingkaran proses yang tidak
berkeputusan.

Perencanaan merujuk kepada keterkaitan yang tidak terpisahkan antara


kebutuhan pembangunan dan penyelenggaraa pemerintah. Perencanaan
diperlukan karena kebutuhan pembangunan lebih besar dari pada sumberdaya
yang tersedia. Dengan perencanaan ingin dirumuskan berbagai kegiatan
pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberi hasil yang optimal
dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi
yang tersedia dalam pembangunan.

3
Perencanaan pembangunan mempengaruhi dan terpengaruh oleh
beberapa banyak dan bagaimana bentuk intervensi dalam suatu perekonomian
yang dianggap perlu untuk menjamin tersedianya barang dan jasa.

Sebuah perencanaan pembangunan dilihat dari segi ruang lingkupnya


dapat dibedakan atas perencanaan nasional, sektoral dan spasial. Dari segi
tingkatan pemerintahan, perencanaan pembangunan dapat berupa perencanaan
tingkat pusat dan tingkat daerah. Dilihat dari dimensi waktu, perencanaan
pembangunan terdiri dari perencanaan jangka panjang, menengah dan jangka
pendek. Suatu perencanaan dilihat dari segi proses dan mekanismenya dapat
bersifat top down atau bottom up planning, dan dapat merupakan gabungan dari
kedua mekanisme tersebut.

Perencanaan pembangunan adalah melakukan persipan terlebih dahulu


sebelum kegiatan pembangunan dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang telah
ditentukan (Listyaningsih,2014:93).

Sesuai dengan undang-undang Nomor 25 tahun 2004, dalam rangka


mendorong proses pembangunan secara terpadu dan efisien, pada dasarnya
perencanaan pembangunan nasional di Indonesia mempunyai lima tujuan dan
fungsi pokok. Tujuan dan sasaran pokok tersebut adalah sebagi berikut:

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan


2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar
daerah, waktu dan fungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif dan adil

Dari defenisi-defenisi diatas penulis menyimpulkan bahwa perencanaan


pembangunan adalah suatu proses yang dipilih dan dilakukan secara sadar untuk
melakukan berbagai kegiatan pembangunan guna untuk meningkatkan
kesejahteraan suatu pembangunan.

4
2.2 Pengertian Perencanaan Pembangunan Daerah

Suatu perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam


proses pembangunan. Sebagai tahapan awal, perencanaan pembangunan akan
menjadi bahan atau pedoman dasar bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Perencanaan Pembangunan daerah dapat dilihat berdasaarkan unsur-unsur yang
membenntuknya, sebagaimana diketahui perencanaan pembangunan suatu
sistem yang dibentuk dari unsur-unsur perencanaan, pembangunan, dan daerah.
Dengan melihat secara divergensi dari setiap unsur tersebut, kemudian diambil
sebuah uraiaaan secara konvergensi, akan memebentuk suatu pengertian yang
utuh.

Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (dalam Randy R. Whiratnolo, Riant


Nugroho D, 2006 : 41), mengatakan bahwa unsur-unsur pokok dalam
perencanaan pembangunan sebagai berikut :

1. Kebijakan dasar atau strategi dasar perencanaan pembangunan


yang sering pula disebut tujuan, arah dan proritas pembangunan,
pada unsur ini perlu ditetapkan tujuan-tujuan rencana.
2. Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan variabel-
variabel pembangunan dan implikasinya.
3. Perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan.
4. Adanya kebijaksanaan yang konsisiten dan serasi, seperti kebijakan
fisikal, moneter, anggaran, harga, sektoral dan pembangunan
daerah.
5. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral, seperti
pertanian, industry, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
6. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan.

Jadi dari beberapa unsur pokok perencanaan pembangunan diatas


memang harus benar-benar diperhatikan dalam sebuah perencanaan
pembangunan kerena hal tersebut merupakan dasar dari perencanaan
pembangunan maka sebelum merumuskan perencanaan pembangunan
unsurunsur tersebut harus diperhatikan terlebih dahulu.

Menurut Riyadi dan Deddy (dalam Mhd Asrofi,2005:7) Perencanaan


Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang
melibatkan berbagai unsur didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

5
sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
dalam suatu lingkungan wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan kegiatan yang tidak


mudah kerena akan berhadapan dengan berbagai permasalahan yang sangat
kompleks dan kompreherensif meliputi berbagai aspek sosial masyarakat dari
suatu keadaan yang ada dalam wilayah terkait. Maka untuk menjaga pelaksanaan
kegiatan agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya,
sehingga efisiensi dan efektifitas dapat dicapai sangat dibutuhkan sekali
pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan
daerah. Monitoring dan evaluasi merupakan fungsi menejemen yang saling
terkait. Monitoring dalam prekteknya diidentikkan dengan pengawasan,
pengendalian, atau pemantauaan terhadap aktivitas atau kegiatan yang sedang
berjalan, sedangkan evaluasi sering diartikan sebagai penilaiaan terhadap suatu
hasil aktivitas yang dilakukan setelah kegiatan berjalan.

Menurut Siagian dalam Riyadi (2005 : 263) Pengawasan ialah proses


pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
kegiatan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan evaluasi didefenisikan sebagai proses
pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil yang seharusnya dicapai, dan
tujuan pengawasan implementasi perencanaan pembangunan daerah dilakukan
untuk :

1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan perencanaan dilaksanaakan


sesuai dengan yang telah ditetapkan.
2. Mengetahui apakah unit-unit melaksanakan kegiatan sesuai dengan
fungsi dan perannya masing-masing.
3. Mengetahui apakah ada koordinasi yang dilakukan oleh setiap unit
atau instansi atau para pelaksana proyek dengan pihak-pihak
terkait.
4. Mencegah dan mengendalikan penyimpangan-penyimpangan
sehingga dapat dihindari.

2.3 Pengertian Jalan

Jalan merupaka sarana dan prasarana yang sangat penting bagi


kehidupan kita, jalan merupakan penghubung antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain. Hal ini menyebabkan semua kegiatan yang kita lakukan tidak

6
bisa terhindar dari jalan, dan akhirnya muncul beberapa teori tentang jalan
sebagai berikut.

Menurut Adji Adisasmita (2011:79), “Jalan merupakanprasarana


transportasi darat yang meliputi bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air
serta di atas permukaan air”. Artinya jalan merupakan sarana transportasi darat
yang meliputi rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, pagar pembatas jalan,
penghubung jalan seperti jembatan, dan lain sebagainya.

Menurut Rinaldi Mirsa (2011:54), “dalam suatu kota, pola jaringan


jalan biasanya terbentuk melalui proses yang sangat panjang dan merupakan
bagian berkelanjutan dari pola yang ada sebelumnya”. Artinya jalan yang di
bangun saat ini merupakan jaringan yang saling berhubungan yang telah di
rencanakan sejak lama dan bersifat berkelanjutan dari waktu ke waktu dan akan
terus berkembang sampai menjadi pola jaringan yang ideal.

Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (4)


menjelaskan bahwa jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

Dan dalam pasal 5 Undang-Undang No. 38 Tahun 2004, peran jalan


adalah sebagai bagian sarana dan prasarana transportasi yang mempunyai peran
penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik,
pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat, jalan juga sebagai prasarana distribusi barang dan jasa yang merupakan
urat nadi dari kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, serta jalan merupakan
satu kesatuan sistem jaringan yang menghubungkan dan mengikat seluruh
wilayah Republik Indonesia

7
2.4 Bagan Perencanaan Pembangunan

Bagan 1

Pola Pembangunan Daerah Kota Sawahlunto pada RPJPD 2005-2025

Ekonomi

Penata
Ruang

Sosial Lingkun
Budaya gan

Masyarakat Pemerintah

Bagan 1 menggambarkan bahwa masyarakat dan pemerintah


merupakan subjek dan objek dari pembangunan itu sendiri, dimana
pembangunan yang dilakukan pada sejatinya di sektor ekonomi, sosial budaya
dan lingkungan dengan memperhatikan kondisi ruang daerah.

2.5 Peraturan Daerah terkait Perencanaan Pembangunan

Adanya pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima


tahunan menjadi pertimbangan utama pentingnya perlunya penyusunan rencana
pembangunan jangka panjang daerah dalam menjamin kesinambungan
pembangunan daerah. Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam
dimensi jangka panjang, serta memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, maka Pemerintah
Kota Sawahlunto menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah untuk kurun waktu 20 (dua puluh) Tahun 2005- 2025 yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor16tahun 2013 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2005-
2025.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota


Sawahlunto adalah dokumen perencanaan pembangunan yang merupakan
penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Kota Sawahlunto dalam
bentuk visi, misi, dan arah pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke depan

8
yang mencakup kurun waktu mulai dari Tahun 2005 hingga Tahun 2025.
Pelaksanaan RPJP Daerah 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap perencanaan
pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah
daerah 5 (lima) tahunan.

RPJP Daerah Kota Sawahlunto digunakan sebagai pedoman


dalammenyusun RPJM Daerah Kota Sawahlunto pada masing-masing tahapan
dan periode RPJM Daerah Kota Sawahlunto sesuai dengan visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat. RPJM Daerah
tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, yang memuat
prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro, yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan
fiskal serta program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diKota
Sawahlunto.

Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah


tentang RPJP Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2005-2025 adalah untuk (a)
mendukung kelancaran koordinasi antar pelaku pembangunan dalam pencapaian
tujuan daerah, (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas
baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah pusat dan
daerah, (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan
serta (e) mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2005-
2025.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Sawahlunto

Gambar 1 Peta Wilayah Kota Sawahlunto

Sumber: https://munirtaher.files.wordpress.com/2008/09/swl-a4.jpg
diakses 02 November 2021

Secara geografis kota sawahlunto berada pada 0.34- 0.46 LS dan


100.41- 100.49BT, berbatas sebelah utara dengan Kabupaten Tanah Datar,
Sebalah Timur dengan Kabupaten Sawahlunto atau Sijunjung dan sebelah selatan
dan barat dengan kabupaten solok. Wilayah Kota Sawahlunto di kenal sebagai
kota tambang dengan luas wilayah 27.345 Ha atau 273.45 km2. Secara
administrasi terdiri dari 4 kecamatan, 10 kelurahan dan 27 desa. Jarak dari kota
sawahlunto ke kota padang (ibu kota propinsi) adalah 95 km yang dapat di capai
melalui jalan darat dengan kondisi baik dalam waktu 2 jam dengan kendaraan
roda empat. Dari luas wilayahnya, yang terluas yakni kecamatan Talawi dengan
9.939 Ha, disusul kecamatan Barangin 8.854,7 Ha, Kecamatan Lembah Segar
dengan 5.528 Ha dan terakhir Kecamatan Silungkang dengan luas 3.293 Ha.

Secara topografi wilayah Kota Sawahlunto terletak pada daerah


perbukitan dengan ketinggian antara +250–650 permukaan laut. Wilayah ini
terbentang dari utara ke selatan, bagian timur dan selatan mempunyai topografi
yang relatif curam (kemiringan lebih dari 40 %) yang luasnya 28,52 % dari luas
wilayah keseluruhan, sedangkan bagian utara bergelombang dan relatif datar.
Kawasan berpenduduk banyak berada pada kawasan dengan ketinggian 100–500
m di atas permukaan laut. Kemiringan dan keterjalan bentang alam ini telah
menjadi kendala atau faktor pembatas pengembangan wilayah Kota Sawahlunto.

10
Perbukitan yang terjal merupakan bentang alam yang dominan dalam
daerah administrasi Kota Sawahlunto. Perbukitan ini dicirikan oleh bukit-bukit
yang membulat dengan lereng bukit curam sampai terjal. Kemiringan dan
keterjalan bentang alam ini telah menjadi kendala atau faktor pembatas
pengembangan wilayah Kota Sawahlunto. Bentang alam yang landai terletak
hampir di tengah daerah Kota Sawahlunto, tetapi umumnya merupakan jalur-
jalur sempit sehingga dirasa sulit untuk dikembangkan menjadi permukiman
perkotaan. Posisinya memanjang sepanjang Sesar Sawahlunto, memisahkan
perbukitan terjal yang terletak dikedua sisinya. Dataran yang relatif landai
sehingga memungkinkan berkembangnya permukiman perkotaan hanya
dijumpai di Kecamatan Talawi dan Kota Sawahlunto sendiri.

Gambar 2 Logo Kota Sawahlunto

Sumber: https://portal.sawahluntokota.go.id/lambang-kota/
diakses 02 November 2021

Secara administrative wilayah kota sawahlunto memiliki 4 kecamatan


yang terdiri dari kecamatan Talawi, kecamatan Barangin, Kecamatan Lembah
segar dan kecamatan Silungkang.

3.2 Permasalahan dan Solusi dalam Perencanaan Pembangunan Jalan di Kota


Sawahlunto

1) Tingginya Pembiayaan Infrastruktur Akibat Topografi Daerah yang


Berbukit, Kondisi Tanah yang Labil Akibat Penambangan di Beberapa
Titik Sentral Kota Sawahlunto
Permasalan utama dalam Pekerjaan umum dan Penataan ruang
adalah tingginya pembiayaan infrastruktur akibat topografi daerah yang
berbukit, kondisi tanah yang labil akibat penambangan di beberapa titik
sentral Kota Sawahlunto. Hal ini menyebabkan sulitnya menwujudkan
kondisi jalan yang mantap di Kota Sawahlunto.Saat ini jalan di Kota
Sawahlunto ada beberapa titik yang rusak berat dan sedang. Hal ini tentunya

11
akan selau meningkat setiap tahun, terutama jika pemeliharaan jalan tidak
rutin dilakukan.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut tidak hanya
pembangunan, peningkatan dan pemelihataan jalan, pemerintahan pun harus
betul-betul memperhatikan kondisi tanah. Kemudian dari kajian teori di atas
ada beberapa unsur untuk melakukan perencanaan pembangunan salah
satunya yaitu adanya kebijaksanaan yang konsisiten dan serasi, seperti
kebijakan fisikal, moneter, anggaran, harga, sektoral dan pembangunan
daerah, dan Pemerintah Kota Sawahlunto juga harus memperhatikan unsur
tersebut.

3.3 Kelemahan dan Kelebihan Adanya Pembangunan Jalan

3.3.1 Kelemahan Terhadap Perencanaan Pembangunan :


1. Aktivitas sehari hari warga menjadi terganggu karna jalan yang
diperbaiki ditutup.
2. Perekonomian warga juga ikut terkena dampak akibat jalan ditutup.
3. Waktu perjalanan semakin bertambah karna harus melewati jalan
lain yang cukup menempuh waktu yang lama.
4. Protes dari masyarakat sehingga proses pembangunan terhambat
5. ketentuan Keppres No. 80 Tahun 2003, yang mensyaratkan tender
terbuka sehingga memerlukan jeda waktu dalam tender penanganan
jalan. langkah untuk mengantisipasi kendala tersebut dapat
dilakukan dengan :
 Melakukan kontrak multi tahun berbasis kinerja (performance
based contract) kepada kontraktor, sehingga tidak ada alasan
untuk tidak segera memperbaiki kerusakan jalan dalam jangka
waktu terkontrak
 Melakukan audit mutu konstruksi jalan, audit sistem drainase
dan tata air penunjang, serta audit beban muatan lebih angkutan
barang.
 Kontrak berbasis kinerja dapat juga dilakukan dengan
membundel pengelolaan jembatan timbang dengan
pemeliharaan jalan.
 Melakukan engineering audit terhadap jalan dan jembatan yang
telah selesai dibangun dan diperbaiki, sehingga apabila
ditemukan penyelewengan dapat segera ditindak. Engineering
audit tersebut meliputi proses konstruksi, perencanaan,

12
pelaksanaan, konsultan, proses tender, pengawas, hingga
proses penyerahan dari kontraktor ke penyelenggara jalan saat
perbaikan jalan dinyatakan selesai.
 kurangnya pemahaman dalam mengidentifikasi suatu
permasalahan yang ada dilingkungan sesuai dengan apa yang
masyarakat butuhkan.
3.3.2 Kelebihan Terhadap Perencanaan Pembangunan :
1. Aktivitas warga semakin lancar karena jalanan sudh tidak rusak.
2. Mengurangi angka kecelakaan.
3. Suara masyarakat terealisakikan.
4. Perekonomian warga sekitar kembali pulih .

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan penulisan adalah bahwa pembangunan jalan dan


infrastruktur jalan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,
bila pembangunan jalan yang ada semakin baik dan cepat maka semakin baik dan
cepat pula kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah tersebut, sebaliknya bila
pembangunan jalan yang ada kurang baik atau lambat dalam perkembangannya,
maka perkembangan masyarakat dan kesejahteraannya pun masih kurang cukup.
Hal ini disebabkan semua kegiatan sangat bergantung pada sarana dan prasarana
jalan, karena jalan adalah penghubung masyarakat suatu tempat ketempat yang
lain. Misalnya untuk pemdistribusian hasil pertanian, akses ke sekolah, akeses
menuju rumah sakit atau puskesmas, dan akses ketempat yang di tuju.

Hal diatas akan terwujud dengan adanya kerja sama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, agar
pembangunan berjalan dengan baik serta menimbulkan keuntungan yang besar
bagi semua pihak, karena dengan bertambahnya kesejahteraan masyarakatnya
negara akan menjadi lebih makmur, karena dengan keuntungan pembangunan
jalan akan menunjang semua sektor.

4.2 Saran

Saran saya pebangunan jalan mempunyai banyak pengaruh untuk


masyarakat, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.
Pembangunan jalan juga sangat memperbaiki taraf kehidupan masyarakat,
karena jalan merupakan akses penghubung masyarakat dengan tempat-tempat
yang penting, dan pembangunan akses jalan juga mempermudah masyarakat
dalam bekerja, bersekolah, serta pergi ke rumah sakit atau klinik bila sakit. Oleh
karena itu, pembangunan jalan yang ada harus ditingatkan dan merata di semua
tempat, agar semua masyarakat bisa merasakan dan menikmati mudahnya akses
ke tempat yang dia butuhkan. Bila akses ke tempat yang masyarakat butuh kan
mudah dan merata, kesejahteraan masyarakat pun bisa lebih baik dan merata.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muta'ali, L. (2011). Kapita Selekta Pembangunan Wilayah. Yogyakarta: Badan


Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada.

Muta'ali, L. (2012). Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan


Wilayah. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas
Gadjah Mada.

Sjafrizal. (2014). Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi. Jakarta:


Rajawali Pers.

Tarigan, R. (2004). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

https://portal.sawahluntokota.go.id/tinjauan-geografis/
https://portal.sawahluntokota.go.id/lambang-kota/
http://celotehlestarius.blogspot.co.id/2015/07/bab-i-pengaruh-pembangunan.html
http://edvanerdian.blogspot.com/2015/10/makalah-pembangunan-jalan-untuk.html
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44930/perda-kota-sawah-lunto-no-16-
tahun-2013

15
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai