GAMPLONG
a. perekonomian tradisional,
d. tinggal landas,
e. menuju kedewasaan,
Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang berhubungan dengan
revolusi metode produksi dan didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling
berkaitan, sebagai berikut :
Prasyarat pertama dan kedua saling berkaitan dimana kenaikan lanju investasi
produktif antara 5 – 10% dari GNP dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi pada sekto-sektor ekonomi khususnya sektor manufaktur. Karena
sektor manufaktur dipandang sebagai indikator perkembangan industrialisasi dan
memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain. Maka dengan mendorong
pertumbuhan tinggi sektor manufaktur akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi
pada sektor lain yang berakibat pada perkembangan GNP yang lebih tinggi.
Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan kasar berubah
menjadi manajer efisien yang halus dan sopan
Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada
tahap ini ditandai dengan migrasi besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke
pinggiran kota, akibat dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja. Juga
perubahan orientasi dari pendekatan penwaran (supply side) yang dianut menuju
ke pendekatan permintaan (demand side). Lebih lanjut terjadi pergeseran perilaku
ekonomi yang awalnya menitikberatkan pada produksi, namun beralih ke
konsumsi.
Teori pertumbuhan Desa yang paling tepat dengan Desa Wisata Gamplong adalah
Teori Pertumbuhan Linier. Tahap yang sedang dialami Desa Wisata Gamplong
adalah Pra-Kondisi tinggal landas. Hal ini terlihat dari mulai majunya ekonomi
dan sosial masyarakat Desa Gamplong. Investasi juga semakin banyak. Walau
masih banyak sentra kerajinan tenun di Gamplong yang masih menggunakan
peralatan tradisional sehingga produksi kerajinan dan tenun masih belum begitu
efektif, namun perkembangan desa sendiri telah berkembang setelah dibangunnya
studio alam Gamplong dan digunakannya Desa Wisata Gamplong untuk proses
produksi syuting Sultan Agung, Bumi Manusia dan Perburuan.