Anda di halaman 1dari 3

TEORI PERTUMBUHAN PERTAHAPAN LINIER DESA WISATA

GAMPLONG

Menurut WW Rostow membagi proses perkembangan perkembangan desa


menjadi lima tahap:

a. perekonomian tradisional,

b. prakondisi tinggal landas,

c. pra syarat tinggal landas,

d. tinggal landas,

e. menuju kedewasaan,

f. konsumsi massa tinggi.

Perekonomian pada masyarakat tradisional masih terbatas dan sektor pertanian


menjadi fokus utama masyarakat; teknologi yang digunakan masih sangat
sederhana. Struktur sosial dalam sistem masyarakat tradisional bersifat berjenjang
sehingga mempengaruhi penguasaan sumberdaya pada hubungan darah dan
keluarga. Pada tahap kedua proses pertumbuhan oleh Rostow bahwa sektor
industri mulai berkembang namun sektor pertanian masih sangat dominan dalam
masyarakat. Tahap ini sekaligus menjadi tahap dimana masyarakat memasuki
tahap persiapan untuk maju ke tahap selanjutnya. Perekonomian bergerak
dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan teknologi yang pesat, dan
lembaga keuangan sebagai penggerak dana mulai bermunculan. Industrialisasi
dapat dipertahankan jika dipenuhi syarat sebagai berikut; pertama, peningkatan
investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama transportasi. kedua, revolusi
bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk. ketiga,
perluasan impor, termauk impor modal oleh biaya produksi yang efisien dan
pemasaran sumber alam untuk ekspor.

Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang berhubungan dengan
revolusi metode produksi dan didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling
berkaitan, sebagai berikut :

 Kenaikan laju investasi produktif antara 5 - 10% dari pendapatan desa

 Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan


laju pertumbuhan tinggu.
 Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan isntitusional yang
menimbulkan hasrat ekspansi sektor modern, dan dampak eksternalnya
akan memberikan daya dorong pada pertumbuhan ekonomi.

Prasyarat pertama dan kedua saling berkaitan dimana kenaikan lanju investasi
produktif antara 5 – 10% dari GNP dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi pada sekto-sektor ekonomi khususnya sektor manufaktur. Karena
sektor manufaktur dipandang sebagai indikator perkembangan industrialisasi dan
memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain. Maka dengan mendorong
pertumbuhan tinggi sektor manufaktur akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi
pada sektor lain yang berakibat pada perkembangan GNP yang lebih tinggi.

Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan teknologi modern secara


efektif terhadap sumber daya yang dimiliki. Pada tahap ini terdapat tiga perubahan
yang penting :

 Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik menjadi baik

 Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan kasar berubah
menjadi manajer efisien yang halus dan sopan

 Masyarakat jenuh terhadap indutrialisasi dan menginginkan perubahan


lebih jauh

Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada
tahap ini ditandai dengan migrasi besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke
pinggiran kota, akibat dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja. Juga
perubahan orientasi dari pendekatan penwaran (supply side) yang dianut menuju
ke pendekatan permintaan (demand side). Lebih lanjut terjadi pergeseran perilaku
ekonomi yang awalnya menitikberatkan pada produksi, namun beralih ke
konsumsi.

Menurut Rostow tiga kekuatan utama yang cenderung meningkatkan


kesejahteraan adalah (Jhingan 1988:188) :

 Pengaruh kebijakan desa guna meningkatkan kekuasaan dan pengaruh


melampaui batas-batas desa

 Ingin memiliki satu desa kesejahteraan (walfare state) dengan pemerataan


pendapatan desa yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatam
jaminan sosial dan fasilitas hiburan bagi para pekerja
 Keputusan untuk membangun pusat perdangan dan sektor penting seperti
mobil, jaringan rel kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah
tangga yang menggunakan listrik.

Teori pertumbuhan Desa yang paling tepat dengan Desa Wisata Gamplong adalah
Teori Pertumbuhan Linier. Tahap yang sedang dialami Desa Wisata Gamplong
adalah Pra-Kondisi tinggal landas. Hal ini terlihat dari mulai majunya ekonomi
dan sosial masyarakat Desa Gamplong. Investasi juga semakin banyak. Walau
masih banyak sentra kerajinan tenun di Gamplong yang masih menggunakan
peralatan tradisional sehingga produksi kerajinan dan tenun masih belum begitu
efektif, namun perkembangan desa sendiri telah berkembang setelah dibangunnya
studio alam Gamplong dan digunakannya Desa Wisata Gamplong untuk proses
produksi syuting Sultan Agung, Bumi Manusia dan Perburuan.

Anda mungkin juga menyukai