Anda di halaman 1dari 21

STUDI KELAYAKAN

PROYEK
INFRASTRUKTUR
First weigh the
considerations, then
take the risks.
(Helmuth von Moltke)
Definisi Infrastruktur
 Infrastruktur didefinisikan berbeda-beda oleh para
pakarnya
 Infrastruktur diartikan sebagai elemen struktural dalam
ekonomi yang menyediakan jasa-jasa dasar untuk
industri dan rumah tangga
 Tersedianya infrastruktur yang memadai menjadi
faktor utama penunjang ekonomi produktif sehingga
pembangunan dapat terlaksana
Tipe infrastruktur:
 Infrastruktur ekonomi (fisik)
 Aset fisik untuk memproduksi jasa ekonomi: transportasi; jaringan
informasi (jasa pos + teknologi informasi); jaringan listrik,gas dan air
bersih; dan fasilitas drainase dan limbah rumah tangga
 Perlu modal besar, usia hidup yang lama dan biaya operasional rendah
 Infrastruktur sosial
 Fasilitas pendidikan, kesehatan, hukum
 Biaya dominan pada fase operasional (beberapa butuh biaya modal
yang signifikan)
 Beberapa pakar memasukkan aset umum seperti turisme dan hiburan
dalam kategori ini
 Infrastruktur modal kemanusiaan (infrastruktur yang tidak teraba)
 Pengalaman, pendidikan kemanusiaan dan kesehatan jangka panjang
 Dapat membutuhkan investasi yang signifikan
Manajemen Infrastruktur
Pengelolaan fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan publik
untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam berbagai penyediaan kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi
Pembangunan infrastruktur ∞ peningkatan perekonomian, eg.:
 Inrastruktur kereta api double track di PANTURA (Utara Jawa)
memberdayakan masyarakat sekitar + operasi double track meningkatkan
kapasitas angkut penumpang dan barang (efisiensi biaya logistik, harga
barang A di kota 1 ∞ kota 2)
 Pembangunan infrastruktur laut atau pendulum laut atau poros maritim
baik dan masifnya infrastruktur transportasi laut meningkatkan efisiensi
logistik barang dari kota 1 ke kota 2 (harga barang A dikota 1∞ kota 2) (harga
semen di Irian Jaya ∞ Jakarta, perekonomian Irian Jaya meningkat karena
murahnya harga barang)
 Kewajiban penyediaan infrastruktur: pemerintah Pemerintah
memutuskan metode terbaik untuk pengadaan jasa infrastruktur
 Sektor swasta: punya kemampuan mengadakan infrastruktur
ekonomi & sosial mencetak keuntungan bagi pemegang
sahamnya
 Resiko yang dihadapi oleh pelaksana fasilitas infrastruktur ekonomi
dan sosia:
 Kebutuhan konstruksi yang signifikan resiko terkait
 Permintaan akan jasa yang diproduksi konsumen membayar
suatu harga ekonomi untuk jasa
 Dalam konteks ekonomi yang diatur oleh pemerintah (seringkali
pemerintah sebagai penyedia maupun pembeli utama dari jasa)
 Sebagai konsekuensinya, pemerintah disyaratkan mengganti ongkos
penyedia jasa
Proses pengadaan infrastruktur agar tepat guna

Identifikasi Mempertimbangkan Dibutuhkan


Kebutuhan Alternatif Non-Aset Solusi Aset

Identifikasi Analisa Proses


Proyek Biaya-Keuntungan Proyek

Identifikasi Metode Metode


Pilihan Metode Terpilih Pelaksanaan
 Langkah Pertama: mengidentifikasi bahwa jasa yang ada sudah tidak
memadai dan tidak dapat memenuhi kebutuhan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh masalah suplai permintaan.
e.g. Pembangunan dam: menaikkan tarif air konsumen hemat air
suplai cukup (solusi non-aset); suplai tetap tidak cukup, butuh
fasilitas baru (solusi asset)
 Langkah Kedua: mengidentifikasi proyek yang akan menyelesaikan
permasalahan dan sejalan dengan visi dan tujuan strategis pemerintah
 Sejumlah alternatif diidentifikasikan dan analisa biaya-keuntungan
dilaksanakan
 Mempertimbangkan semua biaya ekonomi, sosial dan lingkungan dari
proyek vs keuntungan finansial dan non-finansial hasil analisa
positif, proyek di lanjutkan
 Langkah Ketiga: badan otoritas perencanaan mempertimbangkan
berbagai metode untuk melaksanakan alternatif yang terpilih, baik
swasta penuh, pemerintah penuh maupun PPI Pemerintah akan
memproses berdasarkan metode yang terpilih
Metode Pelaksanaan yang Dapat Dipilih

Kontrak Kontrak BOOT


Privatisasi
Suplai Manajemen (dan variasinya)

PEMERINTAH SWASTA

Kontrak BOO
Jasa Sewabeli (dan variasinya)

Catatan:
Kontrak Luar
Perjanjian Konsesi
Privatisasi
Kondisi umum infrastruktur di Indonesia:
 International Institute for Management Development:
Indonesia urutan ke-49 dari 49 negara soal infrastruktur
 Banyak infrastruktur vital mengalami degradasi (Kompas,
22/09/02)
 Jalur Pantura: ‘jalur tengkorak’ (kondisi buruk +
kecelakaan)
 Waduk Sutami: sedimentasi + pencemaran parah
 Saluran irigasi Tarum: rusak parah produksi beras
Karawang tinggal 10% (Kompas, 22/09/02).
 Pelayanan Kota Bandar Lampung: DKK (37,4%), PDAM
(30%), prasarana jalan (5% dari luas wilayahnya + kondisi
yang perlu perbaikan) (Resume Profil Kota Bandar
Lampung, 2002)
Penyebab buruknya kondisi infrastruktur di daerah:
 UU no. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dana pusat dan propinsi menurun
penyediaan infrastruktur (+O&M) beban pemda
 UU no. 22 tahun 1999 mengenai Kebijakan Desentralisasi dan Otda
perencanaan dan pembangunan daerah oleh daerah sendiri (+ komitmen &
tanggung jawab) peranserta masyarakat dan swasta dalam
perencanaan dan pembangunan daerah + penyediaan infrastruktur
 Fakta: pengadaan infrastruktur oleh swasta bukannya membantu malah
memberatkan pemerintah perjanjian kontrak tidak adil akibat
kurangnya pemahaman mengenai kontrak pengadaan infrastruktur oleh
swasta
e.g. Pengadaan listrik swasta (Independent Power Producer) yang
dihentikan pada tahun 1997.
 Pemda tidak berani menggandeng investor asing untuk pengadaan
infrastrukturnya + terlalu melindungi kepentingannya hingga over
protected
Penyebab buruknya kondisi infrastruktur:

 Kurangnya anggaran?
 Apakahbelanja infrastruktur telah dilaksanakan
dengan efektif & efisien?
Realisasi belanja infrastruktur 2005-2011

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011


Realisasi Belanja
Infrastruktur 23,7 50,0 54,0 71,0 78,9 82,6 123,8
(Triliun Rp)
Permasalahan pembangunan infrastruktur
Indonesia
 Belum terintegrasi antar instansi (termasuk Antara APBN – APBD)
 Dipaksakan, tumpang tindih, tidak efisien
 Kualitas
 Perencanaan yang kurang matang
 Mark-up
 Saat perencanaan
 Saat penyusunan HPS (harga perkiraan sendiri)
 Pengaturan pemenang (tidak kompetitif)
Pola Pembiayaan Infrastruktur
 APBN
 APBD
 Pinjaman/hibah LN
 Kerjasama pemerintah dengan swasta (PPI, PPP, PFI)
TYPES OF CONTRACTS
 Fixed price lump sum
 Schedule of rates
 Cost reimbursable
 Build only
 Design and construct (D&C)
 Project management (including EPCM)
 Partnerships (eg JV’s)
 Alliances
 Tailor-made, eg BOT, BOOT, DBFM, etc
CHOOSING THE “BEST” TYPE OF CONTRACT

 Size of project
 Complexity
 Availability of resources
 Knowledge of the owner
 Technology required
 Location
 Risks
 Time
 Other.
Materi:
 Manajemen Infrastruktur
 Manajemen Proyek Teknik
 Investasi dan Pembelanjaan Pemerintah
 Investasi Infrastruktur
 Kemitraan Pemerintah dan Swasta dalam Infrastruktur
 Kerangka Hukum dan Kelembagaan
 Investasi Proyek dan Keuangan
 Manajerial Ekonomi Teknik
 Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Anda mungkin juga menyukai