KABUPATEN KEBUMEN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
Jl. Veteran No.2 Kebumen 54311 Jawa Tengah Telp.0287-381144
Email: pemkab_kebumen@kebumenkab.go.id
Tujuan
1
27/06/2016
1. LATAR BELAKANG
1. Struktur ekonomi Kabupaten Kebumen didominasi oleh sektor pertanian,
Namun demikian, Jumlah penduduk usia kerja yang berkerja di bidang
pertanian sebesar 43,91 %.
2. Sektor Pertanian belum mampu berkontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
3. Kabupaten Kebumen telah bertekad sesuai visi misi RPJPD Kab. Kebumen
tahun 2005-2025 untuk menjadikan agrobisnis sebagai sektor andalan
daerah.
4. Kabupaten Kebumen memiliki 5 klaster geografi yaitu daerah bergunung,
daerah pantai, daerah pantai bergunung, dataran rendah dan bonorawan.
5. Diperlukan upaya sinergis dari hulu ke hilir dalam pengelolaan sektor
pertanian di Kabupaten Kebumen, yang kemudian membawa pada
pemahaman pentingnya pengolaan sektor yang selanjutnya dikenal dengan
Agrobisnis
40.0%
30.0%
20.0% 33.9%
10.0% 7.9%
10.8%
1.0%4.1%
11.4% 21.7%
5.0%4.2%
0.0%
2
27/06/2016
3. LINGKUP LOKASI
3
27/06/2016
3. LINGKUP KEGIATAN
1. Identifikasi dan pemetaan potensi produk pertanian 5 wilayah klaster
2. Penentuan komoditas unggulan daerah dengan kriteria berdasarkan Permendagri
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah
a) Penyerapan tenaga kerja
b) Sumbangan terhadap perekonomian
c) Sektor Basis Ekonomi Daerah
d) Dapat diperbaharui
e) Sosial budaya
f) Ketersediaan pasar Kriteria Pendukung
g) Bahan baku
h) Modal
i) Sarana dan prasarana produksi
j) Teknologi
k) Manajemen usaha
l) Harga
3. Penentuan komoditas unggulan daerah yang dapat dikembangkan sebagai komoditas
agrobisnis unggulan daerah dengan menggunakan analisa terhadap sub
sistem agrobisnis
a) Subsistem Penyediaan Sarana Produksi.
b) Subsistem Usahatani atau proses produksi.
c) Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil.
d) Subsistem Pemasaran.
e) Subsistem Penunjang.
4. Identifikasi dan pemetaan potensi faktor pendukung pada 5 wilayah klaster
geografi di Kabupaten Kebumen berdasarkan analisa subsistem agrobisnis
5. Penyusunan alternatif kebijakan dan Strategi pengembangan komoditas agrobisnis
di Kabupaten Kebumen
5. PERATURAN
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan
Produk Unggulan Daerah
9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
85/Kpts/OT.160/2/2015 tentang Tim Pengembangan
Usaha Agribisnis
10. Peraturan daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Kebumen tahun 2005 2025
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen No. 23 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kebumen Tahun 2011 2031
4
27/06/2016
5
27/06/2016
2. LUAS WILAYAH
Jumlah Lahan Sawah dan Lahan Kering
Kecamatan
Lahan Sawah Lahan Kering Jumlah
01 Ayah 1,298 6,339 7,637
02 Buayan 1,109 5,733 6,842
03 Puring 2,477 3,720 6,197
04 Petanahan 1,955 2,529 4,484
05 Klirong 1,313 3,012 4,325
06 Buluspesantren 2,089 2,788 4,877
07 Ambal 2,837 3,404 6,241
08 Mirit 2,030 3,205 5,235
09 Bonorowo 1,315 776 2,091
10 Prembun 955 1,341 2,296
11 Padureso 285 2,610 2,895
12 Kutowinangun 1,257 2,116 3,373
13 Alian 1,627 4,148 5,775
14 Poncowarno 1,021 1,716 2,737
15 Kebumen 2,296 1,908 4,204
16 Pejagoan 707 2,751 3,458
17 Sruweng 1,366 3,002 4,368
18 Adimulyo 3,000 1,343 4,343
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.112 19 Kuwarasan 2,027 1,357 3,384
ha atau 1.281,11 km atau sebesar 3,95 % dari luas Provinsi 20 Rowokele 961 4,419 5,380
21 Sempor 1,273 8,742 10,015
Jawa Tengah 22 Gombong 1,053 895 1,948
39.768,00 hektar atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah 23 Karanganyar 817 2,323 3,140
dan 88,343.50 hektar atau 68.96% sebagai lahan kering 24 Karanggayam 1,616 9,313 10,929
25 Sadang 1,099 4,324 5,423
26 Karangsambung 1,965 4,550 6,515
KABUPATEN 39,748 88,364 128,112
6
27/06/2016
2015
150,000 12 Kutowinangun
20,766 21,710 42,476 3.58%
13 Alian
100,000 14 Poncowarno
27,143 27,297 54,440 4.59%
- Rata-rata
24,310 24,132 48,442 4.09%
17 Sruweng
05
09
11
15
17
19
21
23
25
26,593 27,240 53,833 4.54%
13 Alian
01 Ayah
07 Ambal
03 Puring
18 Adimulyo
pertumbu
16,775 17,602 34,377 2.90%
19 Kuwarasan
22,084 22,340 44,424 3.75%
20 Rowokele
han
21,065 21,561 42,626 3.60%
21 Sempor
29,384 30,238 59,622 5.03%
22 Gombong
sebesar
23,274 24,421 47,695 4.03%
Besa Men
r enga
3% h
UKM
96%
Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015
Angkatan Bukan
Tahun Penduduk Usia 15+ Bekerja Menganggur
Kerja Angkatan Kerja
7
27/06/2016
2. KEMISKINAN
1. Data BPS 2009 menyebutkan ada 309.610 penduduk (25,73
%) berkategori miskin. Angka itu menempatkan Kebumen
pada urutan ke-4 di Jawa Tengah dalam jumlah penduduk
miskin, dan urutan ke-3 besar dalam persentase penduduk
miskin.
2. Sementara data tahun 2014 menyebutkan jumlah penduduk
miskin berkurang menjadi 265.163 jiwa (22,4 persen), tapi
masih mendudukkan Kebumen pada urutan ke-2 di Jawa
Tengah dalam jumlah penduduk miskin, setelah Kabupaten
Wonosobo.
Sumber: berita.suaramerdeka. 25 Juli 2015
program-program prioritas (agenda
bupati terpilih) dalam
penanggulangan kemiskinan,
seperti: penuntasan warga miskin
jaminan
memperoleh
kesehatan melalui
program by one get one, peluncuran
ambulans
program
Sumber: http://uptp2k.blogspot.co.id/2015/11
online, program
2. PDRB PER KAPITA KABUPATEN KEBUMEN MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RP) 2010-2014I
Lapangan Usaha/Industry Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
M,N JasaJasa
R,S,T, Perusahaan
lainnya 0.25 0.25 0.26 0.29 0.29
O 0.26
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.28 0.27 0.31 0.36 3.98 3.69 3.78 3.67 3.44
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.45 8.31 9.08 10.21 11.52 0.87 0.92 1.01 1.08 1.11
8
27/06/2016
9
27/06/2016
TUJUAN RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah mewujudkan
mandiri
perkembangan wilayah Kabupaten yang
TUJUAN RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
PKW adalah Perkotaan Kebumen
PKL meliputi:
a. Perkotaan Gombong;
b. Perkotaan Karanganyar dan Perkotaan Prembun.
PPK meliputi:
a. Perkotaan Ayah;
b. Perkotaan Puring;
c. Perkotaan Petanahan;
d. Perkotaan Sruweng;
e. Perkotaan Ambal;
f. Perkotaan Kutowinangun;
g. Perkotaan Karangsambung;
h. Perkotaan Padureso
i. Perkotaan Rowokele;
j. Perkotaan Buayan;
k. Perkotaan Klirong;
l. Perkotaan Buluspesantren;
m. Perkotaan Mirit;
n. Perkotaan Bonorowo;
o. Perkotaan Pejagoan;
p. Perkotaan Alian;
q. Perkotaan Poncowarno;
r. Perkotaan Adimulyo;
s. Perkotaan Kuwarasan;
t. Perkotaan Sempor;
u. Perkotaan Karanggayam; dan
v. Perkotaan Sadang
10
27/06/2016
RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi
11
27/06/2016
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
1. Agrobisnis merupakan suatu
konsep pengembangan wilayah
yang muncul karena adanya
permasalaha
n
ketimpangan
pembanguna
n antara
wilayah kota
sebagai pusat kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi dengan
wilayah pedesaan sebagai pusat
kegiatan pertanian yang
tertinggal (Rustiadi dan Pranoto,
2007). Diagram Lingkar Hubungan Sebab Akibat
12
27/06/2016
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
Desa Pusat
Dev
Desa Pusat
Dev
Sub
Pusat Kota Urban
Desa Pusat Sub
Dev Urban (Urban Dev)
Desa Pusat
Dev
Sub
Urban
De Sub Urb
sa Urba an
n
Desa Pusat Desa Pusat
1. Ada keuntungan keduanya, Kota
Dev utama memperoleh tambahan
Dev space sehingga beban kota berkurang juga kepadatan
ruang. Sub Urban memperoleh tambahan pendapatan dan positive impact of local economy dari pergerakan dan
perpindahan aktivitas tersebut seperti permukiman, kawasan industri, dst. (=pendapatan pajak meningkat, tingkat employment bertambah,
dst). Juga mendorong timbulnya Backward Foreward Linkage dan penyediaan infrastruktur.
2. Dengan adanya kegiatan di Kota kecil akan dapat mencegah aliran / pergerakan penduduk dari desa ke kota.
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
AGROINDUSTRI PEDESAAN
agroindustri merupakan
bagian dari sistem
agribisnis yang menempati
posisi sebagai subsistem
1. Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pengolahan hasil pertanian.
pertanian yang mempunyai kontribusi penting dalam proses
industrialisasi terutama di wilayah pedesaan.
13
27/06/2016
mendapatka
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS n produk
TUJUANyang sesuai memper
AGROINDUSTRI
dengan
kebutuhan panjang
masa
memperluamanusia,
simpan
s pangsa baik selera
nilai hasil
pasar. maupungizinya. pertanian
membe
mencipt ri yang
akan mudah
peluang
diversifik bagirusak.
asi perkem
produk. bangan
industri.
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
PERENCANAAN AGROINDUSTRI YANG EFEKTIF DAN
BERKELANJUTAN
PERLU MEMPERHATIKAN
1. Aspek produksi, yaitu harus mempertimbangkan ketersediaan bahan
baku terutama dari kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
2. Aspek pasar, yaitu harus mampu menyesuaikan dengan permintaan
pasar yang berkembang secara dinamis.
3. Aspek distribusi, yaitu harus memperhitungkan perkembangan pesaing
atau produk substitusinya
4. Aspek teknologi, yaitu harus mampu berkembang mengikuti
perkembangan teknologi yang lebih efisien.
5. Aspek manajerial yaitu diperlukan sumberdaya manusia yang mampu
menjalankan manajemen agroindustri secara efisien.
6. Aspek sosial, yaitu harus mempertimbangkan pendayagunaan
masyarakat dan merupakan sarana transfer dari teknologi dan bukan
pesaing bagi tenaga kerja manusia.
7. Dukungan Pemerintah : Kebijakan Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah untuk mendorong agroindustri melalui pembangunan
infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya, jaringan telekomunikasi
dan listrik,
8. Dukungan Pemerintah : Pemberian kredit dengan bunga lebih murah
untuk peralatan pertanian dan subsidi pupuk bagi petani
14
27/06/2016
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
DASAR PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN PADA SUATU WILAYAH
Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk
diusahakan/dikembangkan pada suatu daerah (Depkimpraswil, 2003).
Teknis Iptek maju (modern) Menguasai iptek khusus (modern) dan membudaya
Sosial budaya Pendidikan & keterampilan Memp keahlian relatif khusus dan membudaya dibandingkan
wilayah lain
Kewirausahaan (profesional) Berkembangann pengusaha yg berorientasi bisnis
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN:
ONE VILAGE ONE PRODUCT (OVOP)
TEKNOLOGI &
PERATURAN
KEMAMPUAN TENAGA WILAYAH
(LEGALITAS)
KERJA PRODUK
UNGGULAN KEBIJAKAN & PROGRAM
MANAJEMEN
PEMERINTAH
INFRASTRUKTUR
LEMBAGA
KEMASYARAKATAN 1
15
27/06/2016
2. METODOLOGI KEGIATAN
2. METODOLOGI KEGIATAN
1.Wawancara mendalam
dengan para stakeholder
terkait dengan alat bantu
interview guide yang
3. memuat
Analisis Kebijakan pertanyaan
Analisa kebijakan digunakan untuk mengetahui peraturan
mengenai agribisnis
agribisnis dan produk dan
pemerintah (pusat dan daerah) serta isi didalamnya yang
terkait dengan pengembangan unggulan.
16
27/06/2016
2. METODOLOGI KEGIATAN
2. METODOLOGI KEGIATAN
17
27/06/2016
2. METODOLOGI KEGIATAN
2. METODOLOGI KEGIATAN
18
27/06/2016
PENDAHULUAN ANTARA
19
27/06/2016
TIME SCHEDULE
20
27/06/2016
TERIMA KASIH
Matur Nuwun
21