Anda di halaman 1dari 21

27/06/2016

KABUPATEN KEBUMEN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
Jl. Veteran No.2 Kebumen 54311 Jawa Tengah Telp.0287-381144
Email: pemkab_kebumen@kebumenkab.go.id

Tujuan

1
27/06/2016

1. LATAR BELAKANG
1. Struktur ekonomi Kabupaten Kebumen didominasi oleh sektor pertanian,
Namun demikian, Jumlah penduduk usia kerja yang berkerja di bidang
pertanian sebesar 43,91 %.
2. Sektor Pertanian belum mampu berkontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
3. Kabupaten Kebumen telah bertekad sesuai visi misi RPJPD Kab. Kebumen
tahun 2005-2025 untuk menjadikan agrobisnis sebagai sektor andalan
daerah.
4. Kabupaten Kebumen memiliki 5 klaster geografi yaitu daerah bergunung,
daerah pantai, daerah pantai bergunung, dataran rendah dan bonorawan.
5. Diperlukan upaya sinergis dari hulu ke hilir dalam pengelolaan sektor
pertanian di Kabupaten Kebumen, yang kemudian membawa pada
pemahaman pentingnya pengolaan sektor yang selanjutnya dikenal dengan
Agrobisnis
40.0%
30.0%
20.0% 33.9%
10.0% 7.9%
10.8%
1.0%4.1%
11.4% 21.7%
5.0%4.2%
0.0%

2
27/06/2016

2. MAKSUD TUJUAN SASARAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah tersedianya informasi yang dapat
digunakan sebagai referensi dan acuan bersama bagi pemerintah,
pengusaha dan masyarakat dalam mengembangkan potensi agrobisnis di
Kabupaten Kebumen

1. Tersedianya informasi yang akurat


Tujuan dari pekerjaan ini adalah mengenai potensi agrobisnis
melakukan identifikasi dan pemetaan
produk unggulan masing-masing
potensi, penentuan potensi unggulan,
klaster geografi di Kabupaten
analisa daya dukung/ketersediaan sub Kebumen
sistem dan penentuan alternatif
2. Tersedianya rekomendasi
strategi pengembangan dari
alternatif strategi pengembangan
komoditas agrobisnis unggulan agrobisnis unggulan di Kabupaten
masing-masing klaster geografi di
Kebumen Dokumen hasil kajian
Kabupaten Kebumen
akan menjadi pedoman
penyusunan dokumen rencana
pengembangan agrobisnis di
Kabupaten Kebumen.

3. LINGKUP LOKASI

01 Ayah 02 Buayan 03 Puring 04 Petanahan 05 Klirong 06 Buluspesantren 07 Ambal 08


Mirit 09 Bonorowo 10 Prembun 11 Padureso 12 Kutowinangun 13 Alian 14 Poncowarno 15
Kebumen 16 Pejagoan 17 Sruweng 18 Adimulyo 19 Kuwarasan 20 Rowokele 21 Sempor
22 Gombong 23 Karanganyar 24 Karanggayam 25 Sadang 26 Karangsambung

3
27/06/2016

3. LINGKUP KEGIATAN
1. Identifikasi dan pemetaan potensi produk pertanian 5 wilayah klaster
2. Penentuan komoditas unggulan daerah dengan kriteria berdasarkan Permendagri
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah
a) Penyerapan tenaga kerja
b) Sumbangan terhadap perekonomian
c) Sektor Basis Ekonomi Daerah
d) Dapat diperbaharui
e) Sosial budaya
f) Ketersediaan pasar Kriteria Pendukung
g) Bahan baku
h) Modal
i) Sarana dan prasarana produksi
j) Teknologi
k) Manajemen usaha
l) Harga
3. Penentuan komoditas unggulan daerah yang dapat dikembangkan sebagai komoditas
agrobisnis unggulan daerah dengan menggunakan analisa terhadap sub
sistem agrobisnis
a) Subsistem Penyediaan Sarana Produksi.
b) Subsistem Usahatani atau proses produksi.
c) Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil.
d) Subsistem Pemasaran.
e) Subsistem Penunjang.
4. Identifikasi dan pemetaan potensi faktor pendukung pada 5 wilayah klaster
geografi di Kabupaten Kebumen berdasarkan analisa subsistem agrobisnis
5. Penyusunan alternatif kebijakan dan Strategi pengembangan komoditas agrobisnis
di Kabupaten Kebumen

5. PERATURAN
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan
Produk Unggulan Daerah
9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
85/Kpts/OT.160/2/2015 tentang Tim Pengembangan
Usaha Agribisnis
10. Peraturan daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Kebumen tahun 2005 2025
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen No. 23 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kebumen Tahun 2011 2031

4
27/06/2016

4. KELUARAN & STUDI TERKAIT


1. Data base komoditas pertanian di Kabupaten
Kebumen
2. Rekomendasi komoditas pertanian unggulan
3. Rekomendasi komoditas unggulan berpotensi
agrobisnis dan
4. Rekomendasi kebijakan dan strategi komoditas
agrobisnis unggulan di Kabupaten Kebumen.

1. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten


Kebumen.
2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Kabupaten Kebumen
3. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
Kabupaten Kebumen.
4. Rencana Induk Pertanian Kabupaten Kebumen
Tahun 2005.

5
27/06/2016

1. ADMINISTRASI & MORFOLOGI

Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang


dibagi lagi atas sejumlah 449 desa dan
Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran
11 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang
1.930 buah dan dibagi menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di
(RT). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan
kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini
terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.

2. LUAS WILAYAH
Jumlah Lahan Sawah dan Lahan Kering
Kecamatan
Lahan Sawah Lahan Kering Jumlah
01 Ayah 1,298 6,339 7,637
02 Buayan 1,109 5,733 6,842
03 Puring 2,477 3,720 6,197
04 Petanahan 1,955 2,529 4,484
05 Klirong 1,313 3,012 4,325
06 Buluspesantren 2,089 2,788 4,877
07 Ambal 2,837 3,404 6,241
08 Mirit 2,030 3,205 5,235
09 Bonorowo 1,315 776 2,091
10 Prembun 955 1,341 2,296
11 Padureso 285 2,610 2,895
12 Kutowinangun 1,257 2,116 3,373
13 Alian 1,627 4,148 5,775
14 Poncowarno 1,021 1,716 2,737
15 Kebumen 2,296 1,908 4,204
16 Pejagoan 707 2,751 3,458
17 Sruweng 1,366 3,002 4,368
18 Adimulyo 3,000 1,343 4,343
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.112 19 Kuwarasan 2,027 1,357 3,384
ha atau 1.281,11 km atau sebesar 3,95 % dari luas Provinsi 20 Rowokele 961 4,419 5,380
21 Sempor 1,273 8,742 10,015
Jawa Tengah 22 Gombong 1,053 895 1,948
39.768,00 hektar atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah 23 Karanganyar 817 2,323 3,140
dan 88,343.50 hektar atau 68.96% sebagai lahan kering 24 Karanggayam 1,616 9,313 10,929
25 Sadang 1,099 4,324 5,423
26 Karangsambung 1,965 4,550 6,515
KABUPATEN 39,748 88,364 128,112

6
27/06/2016

2015

2. JUMLAH PENDUDUK Kecamatan


Laki-laki Perempuan Total
01 Ayah
27,775 27,492 55,267 4.66%
02 Buayan
27,170 27,399 54,569 4.61%
03 Puring
26,753 26,342 53,095 4.48%
04 Petanahan
26,812 26,342 53,154 4.49%
05 Klirong
27,374 27,215 54,589 4.61%
06 Buluspesantren
26,371 26,292 52,663 4.44%
07 Ambal
27,785 27,375 55,160 4.66%
08 Mirit
22,343 21,914 44,257 3.73%
09 Bonorowo
9,266 9,399 18,665 1.58%
10 Prembun
Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015 - 2016 13,014 13,505 26,519 2.24%
11 Padureso
6,614 6,802 13,416 1.13%

150,000 12 Kutowinangun
20,766 21,710 42,476 3.58%
13 Alian

100,000 14 Poncowarno
27,143 27,297 54,440 4.59%

7,306 7,715 15,021 1.27%


50,000 15 Kebumen
16 Pejagoan
60,579 61,001 121,580 10.26%

- Rata-rata
24,310 24,132 48,442 4.09%
17 Sruweng
05

09
11

15
17
19
21
23
25
26,593 27,240 53,833 4.54%
13 Alian
01 Ayah

07 Ambal
03 Puring

18 Adimulyo

pertumbu
16,775 17,602 34,377 2.90%
19 Kuwarasan
22,084 22,340 44,424 3.75%
20 Rowokele

han
21,065 21,561 42,626 3.60%
21 Sempor
29,384 30,238 59,622 5.03%
22 Gombong

sebesar
23,274 24,421 47,695 4.03%

2. TENAGA KERJA KLASIFIKASI INDUSTRI

Besa Men
r enga
3% h

UKM
96%
Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015

Angkatan Bukan
Tahun Penduduk Usia 15+ Bekerja Menganggur
Kerja Angkatan Kerja

2008 873,090 576,829 296,261 541,525 35,304

2009 880,570 606,340 274,230 557,099 49,241

2010 832,745 584,684 248,061 537,808 46,876

2011 837,694 589,330 248,364 558,785 30,545

2012 837,101 631,905 205,196 608,771 23,124

2013 827,846 593,012 234,834 571,759 21,253

7
27/06/2016

2. KEMISKINAN
1. Data BPS 2009 menyebutkan ada 309.610 penduduk (25,73
%) berkategori miskin. Angka itu menempatkan Kebumen
pada urutan ke-4 di Jawa Tengah dalam jumlah penduduk
miskin, dan urutan ke-3 besar dalam persentase penduduk
miskin.
2. Sementara data tahun 2014 menyebutkan jumlah penduduk
miskin berkurang menjadi 265.163 jiwa (22,4 persen), tapi
masih mendudukkan Kebumen pada urutan ke-2 di Jawa
Tengah dalam jumlah penduduk miskin, setelah Kabupaten
Wonosobo.
Sumber: berita.suaramerdeka. 25 Juli 2015
program-program prioritas (agenda
bupati terpilih) dalam
penanggulangan kemiskinan,
seperti: penuntasan warga miskin

jaminan
memperoleh

kesehatan melalui
program by one get one, peluncuran

ambulans
program

Sumber: http://uptp2k.blogspot.co.id/2015/11
online, program

2. PDRB PER KAPITA KABUPATEN KEBUMEN MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RP) 2010-2014I
Lapangan Usaha/Industry Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


2.97 3.34 3.73 3.81 4.31
B Pertambangan dan Penggalian
0.49 0.57 0.60 0.66 0.80
C Industri Pengolahan
1.93 2.16 2.23 2.56 3.01
D Pengadaan Listrik dan Gas
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
F Konstruksi
0.73 0.78 0.87 0.96 1.04
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015
Motor 1.69 1.87 1.95 2.14 2.27
H Transportasi dan Pergudangan
0.39 0.41 0.43 0.49 0.57
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Lapangan Usaha/Industry Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013* Tahun 2014**
0.23 0.23 0.25 0.28 0.31
J A Informasi
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
dan Komunikasi 28.44 28.68 29.12 27.21 27.24
B Pertambangan dan Penggalian 0.18 0.20 0.22 0.23 0.264.74 4.87 4.69 4.68 5.04
K C JasaIndustri
KeuanganPengolahan
dan Asuransi 18.51 18.53 17.42 18.30 19.04
0.31 0.35 0.39 0.43 0.450.07 0.06 0.06 0.06 0.06
D Pengadaan Listrik dan Gas
L Real Estat 0.08 0.07 0.06 0.05 0.05
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.15 0.16 0.17 0.18 0.207.04 6.71 6.81 6.84 6.56
F Konstruksi
M,N Jasa Perusahaan
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 0.03
Sepeda Motor
0.03 0.03 0.04
16.24
0.05
16.07 15.19 15.27 14.33

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial


H WajibTransportasi dan Pergudangan 0.42 0.43 0.48 0.51 0.543.78 3.55 3.33 3.46 3.62
2.18 2.00 1.92 1.97 1.95
P I JasaPenyediaan
PendidikanAkomodasi dan Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 0.53 0.71 1.04 1.25 1.461.77 1.72 1.70 1.65 1.64
2.98 3.03 3.06 3.05 2.85
Q K JasaJasa Keuangan
Kesehatan dan
dan Asuransi
Kegiatan Sosial
L Real Estat 0.09 0.11 0.13 0.15 0.181.47 1.41 1.31 1.29 1.25

M,N JasaJasa
R,S,T, Perusahaan
lainnya 0.25 0.25 0.26 0.29 0.29

O 0.26
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.28 0.27 0.31 0.36 3.98 3.69 3.78 3.67 3.44

P Jasa Pendidikan 5.10 6.07 8.12 8.90 9.26

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.45 8.31 9.08 10.21 11.52 0.87 0.92 1.01 1.08 1.11

R,S,T, Jasa lainnya 2.50 2.36 2.14 2.21 2.28

8
27/06/2016

RPJPD PERDA NOMOR 013 TAHUN 2010 RPJPD 2005- 2025


Memperhatikan potensi yang dimiliki dan kendala yang dihadapi
Kabupaten Kebumen serta peluang dan tantangan yang diperkirakan
muncul selama 20 (dua puluh) tahun ke depan, juga dengan mempertimbangkan
konstelasi regional Jawa Tengah dan Nasional, maka visi pembangunan daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2005-2025 adalah:

Kebumen yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis Agrobisnis

5 (lima) misi pembangunan daerah sebagai berikut:


1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
2. Mengurangi tingkat kemiskinan penduduk;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pelayanan dasar di
wilayah strategis;
4. Mengembangkan agrobisnis serta usaha mikro, kecil dan menengah
untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan; dan
5. Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
serta di semua elemen kemasyarakatan.

9
27/06/2016

TUJUAN RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah mewujudkan

mandiri
perkembangan wilayah Kabupaten yang

secara ekonomi dan


merata pelayanannya
melalui pengembangan
agrobisnis yang berkelanjutan yang aman, nyaman dan
produktif

1. Strategi pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dan


pelayanan untuk mengembangkan potensi jasa agrobisnis dan potensi lokal lainnya
2. Strategi pengembangan kawasan perdesaan sebagai lahan dan penggerak sektor
agrobisnis, dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat desa:
a) mengembangkan kawasan perdesaan sebagai kawasan penghasil komoditas sektor ekonomi sebagai aset
utama kegiatan agrobisnis;
b) menumbuhkan keberadaan pusat pertumbuhan perdesaan berupa Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan
Desa yang berupa Desa Pusat Pertumbuhan dan Desa Pendukung untuk Kegiatan Agrobisnis; dan
c) meningkatkan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pelayanan untuk meningkatkan intensitas kegiatan
perekonomian di kawasan perdesaan.

TUJUAN RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
PKW adalah Perkotaan Kebumen
PKL meliputi:
a. Perkotaan Gombong;
b. Perkotaan Karanganyar dan Perkotaan Prembun.
PPK meliputi:
a. Perkotaan Ayah;
b. Perkotaan Puring;
c. Perkotaan Petanahan;
d. Perkotaan Sruweng;
e. Perkotaan Ambal;
f. Perkotaan Kutowinangun;
g. Perkotaan Karangsambung;
h. Perkotaan Padureso
i. Perkotaan Rowokele;
j. Perkotaan Buayan;
k. Perkotaan Klirong;
l. Perkotaan Buluspesantren;
m. Perkotaan Mirit;
n. Perkotaan Bonorowo;
o. Perkotaan Pejagoan;
p. Perkotaan Alian;
q. Perkotaan Poncowarno;
r. Perkotaan Adimulyo;
s. Perkotaan Kuwarasan;
t. Perkotaan Sempor;
u. Perkotaan Karanggayam; dan
v. Perkotaan Sadang

10
27/06/2016

RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi

1. Kawasan ekonomi cepat tumbuh Prembun-


Kutowinangun-Kebumen-Sruweng-Karanganyar-
Gombong;
2. Kawasan pesisir Ayah;
3. Kawasan Petanahan;
4. Kawasan Strategis Lahan Pangan Berkelanjutan
di Kecamatan Puring, Buayan, Sadang, Ayah,
Karangsambung, Prembun, Padureso, Petanahan,
Rowokele, Sempor, dan Karanggayam;
5. Kawasan perbatasan Rowokele dan Mirit;
6. Kawasan industri genteng Pejagoan; dan
7. Kawasan pelestarian sarang burung walet di
Kecamatan Ayah dan Buayan.

2014 TENTANG KRITERIA DAN


TATACARA PENDATAAN PENDUDUK
MISKIN

1. Klaster perkotaan meliputi Kecamatan Prembun, Kecamatan Kutowinangun,


Kecamatan Kebumen, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Sruweng, Kecamatan
Karanganyar, dan Kecamatan Gombong;
2. Klaster pesisir meliputi Kecamatan Mirit, Kecamatan Ambal, Kecamatan
Buluspesantren, Kecamatan Klirong, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Puring;
3. Klaster pesisir bergunung meliputi Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan;
4. Klaster pegunungan meliputi Kecamatan Padureso, Kecamatan Poncowarno,
Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan
Sempor, Kecamatan Rowokele dan Kecamatan Alian; dan
5. Klaster bonorawan meliputi Kecamatan Bonorowo, Kecamatan Adimulyo dan
Kecamatan Kuwarasan.

11
27/06/2016

1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
1. Agrobisnis merupakan suatu
konsep pengembangan wilayah
yang muncul karena adanya

permasalaha
n
ketimpangan
pembanguna
n antara
wilayah kota
sebagai pusat kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi dengan
wilayah pedesaan sebagai pusat
kegiatan pertanian yang
tertinggal (Rustiadi dan Pranoto,
2007). Diagram Lingkar Hubungan Sebab Akibat

2. Kawasan Agrobisnis merupakan

12
27/06/2016

1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
Desa Pusat
Dev
Desa Pusat
Dev

Sub Desa Pusat


Urban Dev

Sub
Pusat Kota Urban
Desa Pusat Sub
Dev Urban (Urban Dev)
Desa Pusat
Dev

Sub
Urban

De Sub Urb
sa Urba an
n
Desa Pusat Desa Pusat
1. Ada keuntungan keduanya, Kota
Dev utama memperoleh tambahan
Dev space sehingga beban kota berkurang juga kepadatan
ruang. Sub Urban memperoleh tambahan pendapatan dan positive impact of local economy dari pergerakan dan
perpindahan aktivitas tersebut seperti permukiman, kawasan industri, dst. (=pendapatan pajak meningkat, tingkat employment bertambah,
dst). Juga mendorong timbulnya Backward Foreward Linkage dan penyediaan infrastruktur.
2. Dengan adanya kegiatan di Kota kecil akan dapat mencegah aliran / pergerakan penduduk dari desa ke kota.

1. PENDEKATAN AGRIBISNIS

AGROINDUSTRI PEDESAAN
agroindustri merupakan
bagian dari sistem
agribisnis yang menempati
posisi sebagai subsistem
1. Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pengolahan hasil pertanian.
pertanian yang mempunyai kontribusi penting dalam proses
industrialisasi terutama di wilayah pedesaan.

2. Efek agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk


primer ke produk olahan tetapi juga budaya kerja dari agraris
tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi
budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah
tinggi.

13
27/06/2016

mendapatka
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS n produk
TUJUANyang sesuai memper
AGROINDUSTRI
dengan
kebutuhan panjang
masa
memperluamanusia,
simpan
s pangsa baik selera
nilai hasil
pasar. maupungizinya. pertanian
membe
mencipt ri yang
akan mudah
peluang
diversifik bagirusak.
asi perkem
produk. bangan
industri.
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
PERENCANAAN AGROINDUSTRI YANG EFEKTIF DAN
BERKELANJUTAN
PERLU MEMPERHATIKAN
1. Aspek produksi, yaitu harus mempertimbangkan ketersediaan bahan
baku terutama dari kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
2. Aspek pasar, yaitu harus mampu menyesuaikan dengan permintaan
pasar yang berkembang secara dinamis.
3. Aspek distribusi, yaitu harus memperhitungkan perkembangan pesaing
atau produk substitusinya
4. Aspek teknologi, yaitu harus mampu berkembang mengikuti
perkembangan teknologi yang lebih efisien.
5. Aspek manajerial yaitu diperlukan sumberdaya manusia yang mampu
menjalankan manajemen agroindustri secara efisien.
6. Aspek sosial, yaitu harus mempertimbangkan pendayagunaan
masyarakat dan merupakan sarana transfer dari teknologi dan bukan
pesaing bagi tenaga kerja manusia.
7. Dukungan Pemerintah : Kebijakan Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah untuk mendorong agroindustri melalui pembangunan
infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya, jaringan telekomunikasi
dan listrik,
8. Dukungan Pemerintah : Pemberian kredit dengan bunga lebih murah
untuk peralatan pertanian dan subsidi pupuk bagi petani

14
27/06/2016

1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
DASAR PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN PADA SUATU WILAYAH
Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk
diusahakan/dikembangkan pada suatu daerah (Depkimpraswil, 2003).

ASPEK INDIKATOR KETERANGAN


Ekonomi Keuntungan & nilai tambah Lebih besar dari usaha produk lain

Skala usaha Kapasitas lebih memadai, efisien


Distribusi & pemasaran Lancar, didukung oleh kelembagaan rakyat
Peluang pasar Pasar lokal, prospek luar daerah, luar negeri
Sumber daya (potensi wil) Lebih tersedia modal, lahan, bahan baku, ten kerja

Teknis Iptek maju (modern) Menguasai iptek khusus (modern) dan membudaya

Pengembangan iptek Didukung oleh kegiatan litbang, kemampuan sdm

Sosial budaya Pendidikan & keterampilan Memp keahlian relatif khusus dan membudaya dibandingkan
wilayah lain
Kewirausahaan (profesional) Berkembangann pengusaha yg berorientasi bisnis

Demokrasi Kemauan masy sendiri Melibatkan masyarakat dalam menentukan produk


(bootom up)
Tanpa paksaan dari atas Gerakan dari bawah
Kesepakatan komoditi unggulan Tidak berarti masyarakat dilarang memproduksi produk lain

1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN:
ONE VILAGE ONE PRODUCT (OVOP)

FAKTOR INTERNAL KEBANGGAAN FAKTOR EKSTERNAL


UNTUK TINGGAL dan
BERBISNIS
di PERDESAAN
KEUANGAN/MODAL (Kembali ke Nagari) PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI PESAING

DISTRIBUSI/PEMASARAN EKONOMI EKSTERNAL

TEKNOLOGI &
PERATURAN
KEMAMPUAN TENAGA WILAYAH
(LEGALITAS)
KERJA PRODUK
UNGGULAN KEBIJAKAN & PROGRAM
MANAJEMEN
PEMERINTAH

INFRASTRUKTUR

LEMBAGA
KEMASYARAKATAN 1

DINAS dan INSTANSI


(Lembaga Pendorong/Fasilitator
Pembangunan)

15
27/06/2016

2. METODOLOGI KEGIATAN

1. Sumber Data Sekunder

KEBUTUHAN DATA SUMBER


Kabupaten Kabumen Dalam Angka BPS Kabupaten Kabumen

Data PDRB Kabupaten Kabumen BPS Kabupaten Kabumen

Sensus Pertanian BPS Kabupaten Kabumen


Statistik Potensi BPS Pusat
Dokumen RPJPD BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Dokumen RPJMD BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Dokumen RKPD BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Dokumen RTRW BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Kependudukan DISDUKCAPIL Kabupaten Kabumen
Ketenagakerjaan DISOSNAKERTRANS Kabupaten Kabumen
Data Pendidikan DINDIKPORA Kabupaten Kabumen
Data Pertanian DPPK Kabupaten Kabumen
Data Perindustrian dan Perdagangan Disperindag koperasi UMKM Kabupaten Kabumen

Data/Profil Investasi BPMP2T Kabupaten Kabumen


Data/Informasi/Dokumen Lainnya Bappeda dan BPS Kabupaten SKPD yang mengampu daya
saing daerah

2. METODOLOGI KEGIATAN

SUMBER DATA PRIMER

1.Wawancara mendalam
dengan para stakeholder
terkait dengan alat bantu
interview guide yang
3. memuat
Analisis Kebijakan pertanyaan
Analisa kebijakan digunakan untuk mengetahui peraturan
mengenai agribisnis
agribisnis dan produk dan
pemerintah (pusat dan daerah) serta isi didalamnya yang
terkait dengan pengembangan unggulan.

jenis usaha yang ada dan


kuesioner tertutup guna
penentuan komoditas

16
27/06/2016

2. METODOLOGI KEGIATAN

METODE ANALISIS DATA

5.Analisis Sektor Basis


a.Analisis Location Quotient (LQ)
b.Analisis Growth
Growth
- Share
(+)
Komoditas Komoditas
Dominan Unggulan
(-) (+) Share
Komoditas Komoditas
Statis Potensial
(-)

2. METODOLOGI KEGIATAN

METODE ANALISIS DATA


3. Analisis Daya Dukung
a. Prasarana dan Sarana
b. Kearifan Lokal
c. Sumberdaya Manusia

4. Analisis Identifikasi Komoditas Agribisnis Unggulan menggunakan


AHP
Analytical Hierarchy process (AHP) adalah salah satu bentuk model
pengambilan keputusan dengan multiple criteria
Faktor Nilai Ekonomi Daerah
Faktor Ketersediaan Input
Faktor Tenaga Kerja
Faktor Skala Produksi
Faktor Pangsa Pasar Produksi
Faktor Daya Saing
Faktor Status Teknologi
Faktor Skill Tenaga Kerja
Faktor Turunan Produk Olahan
Faktor Kelembangaan (Institusional)
Faktor Kontinyuitas Produksi

17
27/06/2016

2. METODOLOGI KEGIATAN

CONTOH : ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN


TANAMAN PANGAN KABUPATEN X DENGAN AHP

2. METODOLOGI KEGIATAN

CONTOH : ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN


TANAMAN PANGAN KABUPATEN X DENGAN AHP

18
27/06/2016

2. DETAIL METODOLOGI FRAME

PENDAHULUAN ANTARA

2. DETAIL METODOLOGI FRAME

ANTARA / DRAFT AKHIR


AKHIR

19
27/06/2016

TIME SCHEDULE

20
27/06/2016

TERIMA KASIH
Matur Nuwun

21

Anda mungkin juga menyukai