Anda di halaman 1dari 21

SUCCESS STORY

KABUPATEN PEMALANG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
inayahNya, sehingga Bappeda Kabupaten Pemalang dapat menyelesaikan Succes Story
Program PLKSDA-BM Desa Belik Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Succes
Story ini dibuat dalam bentuk pengalaman terhadap pembinaan kelompok tani terutama
dalam pemanfaatan lahan bengkok yang kritis berbagai jenis sayuran, buah-buahan dan
tanaman pangan lainnya. Semoga buku Succes Story ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengembangkan
lahan yang kritis.
Harapan kami semoga Succes Story ini dapat membantu dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Succes Story sehingga dapat lebih baik dimasa mendatang.
Succes Story ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan demi
penyempurnaan buku ini.

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 5
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 6
BAB II KISAH KEBERHASILAN ................................................................................... 7
2.1 Lokasi Obyek ........................................................................................................... 7
2.2 Gambaran Umum Desa Belik ............................................................................ 7
2.3 Kondisi Lokasi Sebelum Program PLKSDA- BM ........................................ 9
2.3.1 Fisik Lahan .................................................................................................... 9
2.3.2 Kelembagaan Kelompok Tani ................................................................ 10
2.3.3 Sosial Ekonomi ............................................................................................ 10
2.4 Tantangan yang Dihadapi .................................................................................. 11
2.4.1 Tantangan yang dihadapi ........................................................................ 11
2.4.2 Intervensi Program dan Usaha Kelompok ........................................ 13
2.4.3 Keberhasilan yang Telah Dicapai ......................................................... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 20

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Hasil Panen Nanas ................................................................................................ 18

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Peta lokasi kelompok tani Lestari I ........................................................... 8
Gambar 2.2 : Peta lokasi kelompok tani Lestari II ........................................................ 8
Gambar 2.3 : Foto lokasi awal sebelum program PLKSDA-BM ................................. 9
Gambar 2.4 : Foto pendampingan kelompok tani .......................................................... 13
Gambar 2.5 : Foto pelatihan kelompok tani ..................................................................... 14
Gambar 2.6 : Foto-foto embung ............................................................................................. 15
Gambar 2.7 : Foto pembagian pupuk .................................................................................. 15
Gambar 2.8 : Foto lahan yang ditanami nanas ................................................................ 16
Gambar 2.9 : Foto panen nanas ............................................................................................. 18

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan lahan dan sumber daya air merupakan aspek penting dan
strategis dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Akan tetapi
persoalan lahan kritis dan sumber daya air (SDA) di Indonesia sampai sekarang
terus menjadi masalah seiring bertambahnya jumlah penduduk dan terus
berlangsungnya kegiatan pembangunan. Berbagai usaha untuk memperbaiki
kondisi lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, namun jumlah, luas
dan penyebarannya makin bertambah.
Kabupaten Pemalang mempunyai lahan kritis seluas 2.107 Ha, agak kritis
12.919 Ha, dan potensial kritis seluas 26.785 Ha. Penanganan lahan kritis telah
dilakukan, secara terus menerus, dengan rehabilitasi lahan baik secara vegetatif
maupun upaya sipil teknis (bangunan konservasi tanah), namun dalam realita
lapangan jumlahnya bukan berkurang, tetapi makin bertambah luas.
Salah satu hambatan dalam keberhasilan upaya penanganan lahan kritis
adalah tingkat kesadaran pemangku kepentingan yang belum optimal, tingkat
kemiskinan petani juga ikut andil dalam kerusakan lingkungan. Para petani
melaksanakan kegiatan penanaman pohon kayuan, hanya untuk kepentingan
ekonomi, mereka menebang tanaman kayu-kayuan sesuai dengan kebutuhan,
tidak berdasar acuan tehnis. Setelah penebangan, belum tentu petani menanam
tanaman kembali, akibat dari pola tebang pohon yang dilakukan oleh masyarakat,
sementara rehabilitasi hutan dan konservasi belum berhasil secara optimal
menyebabkan lahan kembali kritis dan rawan kritis.
Dari kondisi tersebut diatas, dilaksanakan usaha bersama yang terkoneksi
dan terpadu dari berbagai sektor yang

melibatkan seluruh pemangku

kepentingan, usaha tersebut juga mengembangkan pola pemberdayaan masyakat,


dimana masyarakat petani menjadi peran utama dalam pelaksanaan kegiatan,
dilaksakan secara bertahap dan konsisten dalam program penangan lahan kritis
dan sumber daya air yang berbasis pada

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

masyarakat (community based

development) (PLKSDA-BM ). Program tersebut diharapkan menjadi percontohan,


dan dapat dikembangkan guna mengatasi permasalahan lahan kritis dan
pendapatan petani.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya Success Story di Kabupaten Pemalang adalah; sebagai
media pembelajaran bersama dan sebagai pendorong motivasi daerah dan
kelompok lain yang belum berkembang.
Adapun tujuannya penyusunan Succes Story adalah :
1) Peningkatan penanganan lahan kritis dan atau potensi kritis,

berbasis

masyakat, terutama didaerah tangkapan air.


2) Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
3) Bertambahnya kesadaran masyarakat yang peduli terhadap pelestarian
sumber daya lahan dan sumber daya air.
4) Meningkatnya kelembagaan institusi di daerah dalam penanganan lahan kritis

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

BAB II
KISAH KEBERHASILAN
2.1 Lokasi Obyek
Kisah keberhasilan pada Succes Story ini ada di Desa Belik Kecamatan Belik
Kabupaten Pemalang. Terdapat 2 (dua) kelompok di Desa Belik, yaitu Kelompok
Tani Lestari I dan Kelompok Tani Lestari II. Luasan lahan yang dikelola kelompok
tani Lestari I ada 26 Ha dengan petani sebanyak 202 orang dan 19 ha luasan yang
dikelola kelompok tani Lestari II dengan jumlah petani penggarap 121 orang.
2.2

Gambaran Umum Desa Belik


Program Penanganan Lahan Kritis Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat (
PLKSDA-BM) di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dimulai tahun 2012, lokasi
lahan sebagai obyek kegiatan terletak di Desa Belik Kecamatan Belik, wilayahnya
terletak di paling selatan Kabupaten Pemalang, berbatasan dengan Kabupaten
Purbalingga, Banyumas. Terletak diatas ketinggian 715 m diatas permukaan laut
(DPL).
Luas wilayah Desa Belik 975 Ha, dari luas tersebut, luas lahan pertanian
mencapai 630 Ha, hutan negara seluas 136,5 Ha, sisanya berupa pemukiman.
Berdasarkan data monografi tahun 2114, jumlah penduduk Desa Belik sebanyak
12.784 jiwa, 3.817 KK/ kepala keluarga, mata pencaharian masyarakat sebagiaan
besar adalah petani, sebesar 70 % , 20 % pedagang, dan 10 % pegawai/karyawan.
Dari jumlah KK tersebut diatas, sebagihan besar dalam kategori rumah tangga
miskin 2.876 KK ( Kepala Keluarga), diatas 60 %, diatas rata-rata penduduk
miskin di Jateng.
Desa Belik merupakan daerah wilayah dilereng Gunung Slamet, awal tahun
1970 merupakan daerah yang cukup subur, masih banyak tanaman keras, sumber
air masih mengalir jernih, sementara jumlah penduduk masih sedikit/jarang.
Teriring dengan perubahan waktu, dan penambahan penduduk, serta perubahan
pola penggunaan lahan yang kurang memperhatikan kelestarian lahan dan air,

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

sehingga saat ini era tahun 2000 lahan sudah banyak yang kritis, sumber air jauh
berkurang, bahkan untuk wilayah Belik atas sudah kekerangan sumber air.
Berikut peta lokasi Desa Belik Kelompok Tani Lestari I :

Gambar 2.1 : Peta Lokasi Kelompok Tani Lestari I

Desa Belik Kelompok Tani Lestari II :

Gambar 2.2 : Peta Lokasi Kelompok Tani Lestari II

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

2.3 Kondisi Lokasi Sebelum Program PLKSDA-BM


2. 3.1 Fisik Lahan
Lokasi lahan yang digunakan dalam program PLKSDA-BMDesa Belik
Kabupaten Pemalang merupakan lahan yang berstatus bengkok desa, dengan
luasan lahan seluruhnya 45 Ha. Jenis tanahnya berbatu dan berpasir, memiliki
tingkat erosi cukup tinggi, curah hujan tinggi, udara yang sejuk, namun dilahan
tidak ada sumber air sehingga gersang dan sumber air yang ada berupa air
hujan.
Desa Belik berada di lereng Gunung Slamet dengan ketinggian 715 DPL.
Penutupan lahan di Desa Belik dapat dilakukan dengan jenis tanaman sengon,
mahoni dan albasia. Disamping itu, jenis tanaman musiman yang ditanam
berupa jagung dan ketela pohon.

Gambar 2.3 : Foto lokasi awal sebelum mengikuti Program PLKSDA-BM

Pada tahun 2005 lahan Desa Belik mendapatkan program GNRHL


(Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan ) dengan jenis tanaman albasia dan
mahoni dengan harapan lokasi tersebut bisa lebih baik secara konservasi
tanah, namun kegiatan tersebut belum berhasil, sehingga lokasi masih tetap
gundul, belum bisa memberikan dampak positif bagi para petani penggarap
khususnya peningkatan pendapatan, maupun dampak lingkungan yang tidak
sesuai harapan.

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

10

2.3.2

Kelembagaan Kelompok Tani


Sebelum Program Penanganan Lahan Kritis Sumber Daya Air Berbasis

Masyarakat (PLKSDA-BM) berada di Desa Belik, sebelumnya telah terbentuk


kelompok tani dengan nama kelompok tani ADIL. Kelompok tersebut
mempunyai Visi dan Misi yang mulia, yakni bergerak di bidang konservasi,
namun seiring berjalannya waktu kelompok tani Adil tidak dapat bertahan
lama karena disebabkan banyak faktor. Salah satu faktor yang paling utama
adalah; adanya program GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan ) yang
dinyatakan gagal. Hal ini menyebabkan petani menjadi kecewa, ditambah
dengan tidak adanya fasilitator dan motivator untuk menggerakan kelompok
tani. Pasca kegalan kelompok tani tersebut anggota kelompok sudah tidak
terorganisasi lagi, mereka bekerja secara perorangansehingga tidak lagi ada
kekompakan dan keterpaduan dalam mengelola lahan bengkok.
2.3.3

Sosial Ekonomi
Petani pengarap lahan bengkok di Desa Belik pada umumnya adalah
warga setempat, yang berprofesi sebagai buruh tani. Para petani mengolah
lahannya berdasarkan sistem sewa lahan dengan jangka waktu 1 (satu)
tahun, sehingga pada tahun berikutnya petani tersebut belum tentu menjadi
penggarap/ penyewa lahan karena bergantung pada kebijakan Kepala Desa.
Dengan pola sewa lahan yang seperti itu, petani pengelola hanya berpikir
untuk mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya, disamping jangka waktunya
pendek, sebagian hasilnya juga digunakan untuk membayar sewa lahan dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat Desa Belik tergolong masyarakat petani yang turun
temurun, namun dari pengelolaan lahan pertaniannya masih tergolong
tradisional. Budidaya tanaman yang dikelola berdasarkan pada kebiasaan
sejak dulu, belum berusaha secara teknis yang hasilnya lebih baik. Budidaya
yang dikelola berupa tanaman semusim, yaitu jagung dan ketela pohon yang
merupakan tanaman mudah dipanen dan telah dilakukan secara turun
temurun. Dari hasil tanaman yaitu jagung dengan hasil 2.000 kg/ ha dengan
harga Rp. 2.500 rata-rata pendapatan per petani adalah Rp 625.000/tahun,

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

11

dari hasil perhitungan tersebut petani masih mempunyai beban membayar


sewa ke Desa.
2.4

Tantangan yang dihadapi


HARAPANKU ADA DI BATANG NANAS
Kisah ini merupakan kisah sekelompok masyarakat petani yang mengolah lahan
kritis,

dengan tingkat kesulitan tinggi dan keterbatasan sumber daya serta

produksi lahan yang sangat ninim. Dengan berbagai upaya,usaha dan perjuangan
yang tidak mengenal lelah, serta adanya intervensi berbagai pihak, terutama dari
pemerintah, melalui program Penanganan Lahan Kritis, Sumber Daya Air Berbasiss
Masyarakat (PLKSDA-BM) Ditjend Bina Bangda Kemendagri, selama lima tahun
secara bertahap hasilnya sangat menjanjikan.
2.4.1

Tantangan yang dihadapi


Dalam usaha peningkatan produktivitas lahan kritis, cukup banyak

tantangan dan permasalahan yang ada, terutama dari masyarakat dan aparatur
setempat, secara teknis lahan kritis cukup sulit untuk bisa ditanami tanaman
tahunan. Beberapa tantangan yang paling utama kami uraikan sebagai berikut :
a.

Merubah pola pikir dan perilaku dalam budidaya tanaman merupakan


tantangan yang utama dalam usaha pelestarian lingkungan, meningkatan
produktivitas lahan dan pendapatan para petani. Para petani yang sudah
terbiasa bekerja secara perorang/ individu sangat sulit apabila diajak untuk
berorganisasi, berkelompok, bergotong royong dan bekerja bersama karena
mereka cenderung berusaha untuk dirinya dan keluarganya, tanpa/kurang
peduli keperluan para petani lain. Dalam hal teknis budidaya tanaman,
mereka beranggapan bahwa kebiasaan bertani yang telah dilakukan sejak
lama, bahkan sudah turun temurun merupakan tehnis yang sudah benar dan
paling baik, mereka belum bisa menerima konsep pertanian yang sudah
teruji kebenarannya.
Kebiasaan menanam tanaman semusim yang berumur pendek cepat
mendapatkan hasil merupakan kebiasaan turun temurun dari leluhur.
Mereka kurang menyadari bahwa pola pengolahan lahan yang kurang
memperhatikan pelestarian lingkungan, dalam jangka waktu yang panjang

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

12

akan mengurangi kesuburan tanah. Lahan secara bertahap terkena erosi,


lambat tetapi pasti akan berkurang lapisan kesuburannya, sehingga akan
menjadi kritis dan tidak produktif. Para petani belum mempunyai solusi
untuk budidaya tanaman yang produktif, sekaligus yang dapat menjaga
kelestarian dan menjaga kesuburan lahan pertanian, tantangan inilah yang
masih ditemui dikalangan petani.
Pola penggarapan lahan secara tahunan juga tidak membuka ruang
budidaya tanaman jangka panjang, mereka tidak merasa punya handarbeni
tanaman karena sewaktu-waktu lahan bisa dialihkan kepada pihak lain.
Secara teknis penggarap tahu bahwa tanaman nanas sangat potensial dan
cocok dilahan Desa Belik, namun karena keterbatasan modal dan
keterbatasan penguasaan sumber daya menyebabkan petani tidak berdaya.
b. Secara teknis tanah yang kritis, kurang subur, tidak ada air, sangat sulit
untuk ditanami tanaman tahunan maupun tanaman semusim, serta hasilnya
sangat sedikit. Kondisi tanah yang berbatu, lapisan humus yang tipis, kurang
subur merupakan masalah dalam keberhasilan budidaya tanaman. Kondisi
lahan yang demikian memerlukan pengolahan lahan yang ekstra lebih baik,
tidak akan ada hasil yang optimal manakala hanya mengandalkan alam dan
usaha seadanya.
c. Keterbatasan sumber daya; pengetahuan dan kesadaran para petani untuk
mengelola lahan secara benar dan baik, masih merupakan tantangan yang
serius ditambah adanya keterbatasan kemampuan pembiayaan. Secara
berkala sudah ada fasilitasi peningkatan pengetahuan bagi para petani, baik
melalui petugas penyuluh pertanian lapangan ( PPL) maupun melalui media
yang lain, namun karena belum adanya contoh yang riil, maka informasi yang
disampaikan belum dapat merubah pola budidaya tanaman. Kondisi tersebut
diperparah adanya keterbatasan ekonomi petani, mereka tidak mampu
menyediakan saprodi yang diperlukan, tidak mampu membeli bibit unggul,
maka aplikasi budidaya tanaman yang baik dan benar di lapangan masih
belum semuanya dilakukan masyarakat petani

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

13

2.4.2

Intervensi program dan usaha kelompok


Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, Direktorat Jendral
Bina Pembangunan Daerah Kemendagri melalui program PLKSDA-BM
melakukan terobosan penerapan konsep keserasian dan keterpaduan multi
sektor, dalam usaha pelestarian dan peningkatan produktivitas lahan kritis,
sumber daya air dan peningkatan pendapatan masyarakat petani. Adapun
kegitan dalam aplikasi adalah sebagai berikut;
a. Pendampingan masyarakat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
pola pikir dan perilaku dalam budidaya tanaman. Para petani/ kelompok
tani diberikan tenaga pendamping yang berfungsi sebagai motivator,
fasilitator dan inisiator perubahan pola pikir dan perilaku yang lebih
baik.

Gambar 2.4 : Foto Pendampingan kelompok tani

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

14

b. Pelatihan, studi banding dan sekolah lapangan dilakukan untuk


peningkatan kapasitas kelompok tani dan anggotanya, dalam hal teknis
budidaya tanaman, konservasi dan manajemen kelompok.

Gambar 2.5 : Foto pelatihan kelompok tani

c.

Bantuan saprodi dan fasilitas air siraman dilaksanakan untuk


mengatasi

permasalahan

keterbatasan

kemampuan

finansial

kelompok tani. Bantuan yang diberikan diantaranya berupa bibit


tanaman pokok, bibit tanaman sela, pupuk organik, pupuk an organik,
obat-obatan tanaman, peralatan pertanian seperti cangkul dan plastik
untuk embung semi permanen. Embung semi permanen dibuat untuk
1 Ha sebanyak 4 unit. Desa Belik mempunyai 104 unit embung semi
permanen yang berada dilokasi kelompok tani Lestari I dan sejumlah
76 unit berada dikelompok tani Lestari II.

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

15

Gambar 2.6 : Foto-foto embung

Gambar 2.7 : Foto pembagian pupuk

d.

Swadaya kelompok yang telah dilakukan sebagian besar adalah bibit


nanas untuk tanaman sela, diantaranya :

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

16

- Kelompok tani Lestari I : swadaya bibit nanas sebanyak 40.000


batang untuk luasan lahan 17 Ha. Dan jalan usaha tani sepanjang 7
meter dengan biaya 4.500.000.
- Kelompok tani Lestari II : swadaya bibit nanas sebanyak 40.000
batang untuk luasan lahan 13 Ha.

Gambar 2.8 : Foto lahan yang ditanami nanas

e. Kunci keberhasilan
Adanya kesempatan kepada kelompok tani untuk mengelola lahan
selama

20 tahun dengan jaminan surat keputusan Kepala Daerah/

Bupati. Kesempatan ini menyebabkan kepercayaan dan rasa handarbeni


kelompok terhadap lahan garapan dan tanaman diatasnya

mulai

tumbuh. Mereka berubah pola pikir, dari orientasi jangka pendek


menjadi

jangka menengah dan jangka panjang. Para petani mulai

menghitung hasil secara ekonomi maupun hasil sosial. Selain itu


kelompok tani bermusyawarah tanaman apa saja yang mempunyai
potensi baik di lahannya, cocok dengan lahan dan iklim, dan

dapat

menghasilkan uang cukup besar.


Peran tenaga pendamping masyarakat (TPM) dalam menentukan
keberhasilan kelompok sangat besar sekali, kelompok tani Lestari Desa
Belik mendapatkan TPM dari BAPPEDA Kabupaten Pemalang yang
sudah berpengalaman dalam pemberdayaan masyarakat dan sekaligus
pengalaman dalam budidaya tanaman buah-buahan, sehingga sesuai
dengan tanaman yang dibudidayakan petani.
Dukungan dari pemerintahan daerah cukup besar, dimana setiap
ada kegiatan dilokasi, pengelola program selalu hadir dan memberi

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

17

dukungan motivasi. Keserasian program pemerintah daerah merupakan


salah satu keberhasilan kelompok, daerah Kecamatan Belik merupakan
daerah konservasi, sekaligus merupakan jalur wisata yang saat ini
sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah sehingga kegiatan
program dan kegiatan daerah saling mendukung dan sinergis.
2.4.3 Keberhasilan yang telah dicapai
Hasil dari usaha yang dilakukan selama kurang lebih 5 tahun, secara
materi cukup besar, hasil tanaman sela sudah dirasakan anggota poktan,
namun hasil tersebut belum dapat merata keseluruh anggota kelompok tani,
hasil lain berupa non materiil cukup besar, diantaranya :
a.

Perubahan pola pikir dan perilaku petani; Pada awalnya petani masih
perorangan/individu,

saat

ini

sudah

berkelompok.Para

petani

melaksanakan kegiatan berdasarkan hasil musyawarah dan kesepakatan


kelompok, menyusun administrasi kelompok, membuat pelaporan dan
adanya pertemuan koordinasi secara berkala sebulan sekali. Perubahan
yang cukup positif adalah adanya kemampuan dan keberanian kelompok
tani dalam memperjuangkan hak untuk kepentingan kelompok tersebut.
b.

Hasil budidaya tanaman semusim/sela ; Pada saat sebelum ikut program


jenis budidaya tanaman sela

yang ditanam hanya jagung, singkong,

sayuran, yang dikerjakan secara tradisional dengan hasilnya sangat


terbatas dan relative kecil. Saat ini jenis tanaman dirubah menjadi
tanaman nanas madu, dimana tanaman tersebut hanya cocok ditanam di
Desa Belik. Nanas madu yang ditanam disaping warnanya yang indah
dipandang, rasanya sangat manis seperti madu. Pengolahan lahan
dilaksanakan

menggunakan cara

teknis yang benar dengan sistem

terasering, pemupukan dan perawatan dilakukan secara berkala dengan


tata cara dan ukuran yang sesuai. Dari perubahan pola tanam tersebut
sampai saat ini petani telah menikmati hasil berlipat dibanding sebelum
ikut program.

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

18

Berikut kami sampaikan hasil panen tanaman sela nanas :


Tabel 2.1 : Hasil panen nanas
Tahun 2015

T. III
T. IV

Kel. Tani Lestari I


Kel. Tani Lestari II
Kel. Tani Lestari I
Kel. Tani Lestari II

Tahun 2016
T. I
Kel. Tani Lestari I
Kel. Tani Lestari II
T. II
Kel. Tani Lestari I
Kel. Tani Lestari II

Hasil
Panen
30.200
17.297
35.750
37.297

Harga
Perbuah
2.500
2.500
2.500
2.500

53.300
30.800
80.800
79.600

2.500
2.500
2.500
2.500

Hasil
Rp. 75.500.000
Rp. 43.242.500
Rp. 89.375.000
Rp. 93.242.500

Rp. 133.250.000
Rp. 77.000.000
Rp. 202.000.000
Rp. 199.000.000

Gambar 2.9 : Foto panen nanas

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

19

c.

Walaupun sampai saat ini belum mendapatkan hasil dari tanaman pokok,
namun diprediksi 2 tahun lagi tanaman pokok sudah berproduksi. Dari
jumlah kapasitas tanam sebanyak 2600 batang kelengkeng dan 1500
batang alpukat, saat ini yang hidup subur sebanyak 2487 batang
kelengkeng dan 1213 batang alpukat, dari jumlah tersebut, apabila sudah
berbuah paling tidak dapat menghasilkan buah kelengkeng sebanyak
7.800 kg dan alpukat sebanyak 6065 kg, harga buah kelengkeng
dipasaran umum sekitar Rp30.000,-/kg dan buah alpukat Rp6.500,-/kg
Atau mempunyai potensi hasil panen per tahun sebesar untuk buah
kelengkeng Rp234.000.000,- dan buah alpukat Rp39.422.500,-.

d.

Pada saat sebelum ikut program penutupan lahan di 2 lokasi Desa Belik
hanya sekitar 10 % dari pohon sengon, albasia yang dtanam petani, saat
ini hapir 90 % permukaan lahan sudah tertutup oleh pohon kelengkeng,
alpukat dan nanas. Dengan penutupan lahan seperti ini, secara otomatis,
erosi yang dulunya dari percikan dan aliran sekarang sudah mendekati 0
%.

e.

Sebagai pilot project dan motivator kelompok lain; banyak kelompok lain
dari daerah sekitar yang ingin belajar dan mengembangkan program
sejenis karena melihat keberhasilan para petani.

f.

Penambahan obyek Wisata; Wilayah Belik merupakan jalur wisata ke


Gunung Dieng, ke obyek wisata yang ada di Kabupaten Purbalingga,
dengan adanya kebun nanas dan kelengkeng yang telah berhasil
dikembangkan oleh kelompok tani, diharapkan akan menambah dan
melengkapi obyek wisata yang ada di Pemalang, berupa wisata pantai,
wisata alam.

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

20

BAB III
PENUTUP

Setelah program berlangsung selama empat tahun lebih atau lima tahun berjalan
di desa belik kec. Belik kab. Pemalang peningkatan pendapatan para petani penggarap
sangat terlihat dan budidaya tanaman juga sudah sangat baik mereka sudah berfikir
bagaimana caranya bercocok tanam dari hanya sekedar buat makan sekarang mereka
lebih fokus bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya.
Untuk itu kami perlu menyusun kisah-kasih keberhasilan ini supaya bisa menjadi
referensi untuk lokasi lain serta memberikan gambaran pemerintah bahwa program
PLKSDA-BM yang sudah dilaksanakan berhasil untuk meningkatkan kesejahteraan para
petani penggarap serta mengembalikan fungsi lahan secara utuh. Dan kedepannya
program PLKSDA-BM bisa terus dilaksanakan untuk konservasi lahan dan yang paling
penting bisa menolong masyarakat yang tidak mampu menjadi masyarakat yang mampu
dan mandiri secara ekonomi dan juga bisa bekerja secara terukur dan terorganisir
dalam hal bercocok tanam. Kemudian kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam program ini terutama pemerintah dalam hal ini Dirjen Bina
Bangda Kementerian Dalam Negeri yang sudah memberikan program PLKSDA-BM yang
sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh para petani penggarap dan penduduk sekitar
lokasi program.

SUCCESS STORY
KABUPATEN PEMALANG

21

Anda mungkin juga menyukai