Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

( PRAKERIN )

DI UPTD BBI HORTIKULTURA

DISUSUN OLEH:

ADE IRMA SURIANI

NISN : 0053807338

KOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SEBULU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang disusun oleh :
Nama : Ade Irma Suriani
NISN : 0053807338
Program Studi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan
Dengan Judul : BudidayaTanaman Alpukat Dengan
Metode Grafting

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN)
DI UPTD BBI HORTIKULTURA
Telah disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 28 Febuari 2023

Pembimbing DU / DI Guru pembimbing

MIDIANSYAH FARIKA ALMIRA T., S.P.


NIP.197505062007011013 NIP.19890309201903 2 004
Mengetahui:

Ketua Panitia Prakerin Ketua Program Keahlian

MIFTAKHUL FACHRI D.J., M.ALWI AKBAR, S.Pd.


S.Pd. NIP. 19950315 202012 1 019

Pimpinan/Manager DU / DI Kepala Sekolah

DEVIS HENDRA. SP. MP DRS.KUSDIROKIT


NIP. 19720209199803 1 009 NIP. 19630530 199601 1 001

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan laporan
pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIN) di UPTD BBI Hortikultura
kalimantan timur dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Kusdirokit, selaku Kepala SMK Negeri 2 Sebulu


2. Bapak Devis Hendra. SP. MP, Selaku Kepala UPTD Balai Benih Induk
Hortikultura.
3. Ibu Farika Almira T.S.P, selaku pembimbing sekolah
4. Bapak Midiansyah, Selaku Koordinator Lapangan di UPTD Balai Benih
Induk Hortikultura.
5. Bapak Miftakhul Fachri D.J, S.Pd, Selaku Ketua Panitia Prakerin SMK
Negeri 2 Sebulu.
6. Bapak Muhammad Alwi Akbar, S.Pd, Selaku Ketua Program Keahlian
Agribisnis Tanaman Perkebunan.
7. Seluruh Staf Karyawan di UPTD Balai Benih Induk Hortikultura.
8. Teman-teman seperjuangan selama melaksanakan kegiatan di UPTD Balai
Benih Induk Hortikultura.
9. Dan yang terpenting, Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah mendukung
kegiatan prakerin saya selama kurang lebih 6 bulan di UPTD Balai Benih
Induk Hortikultura.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalm proses penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Ujian Satuan Pendidikan (USP) tahun pelajaran 2022/2023 serta sebagai bukti
bahwa telah melaksanakan praktik kerja industri (PRAKERIN)

iii
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun, agar laporan ini menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya

Sebulu,28 Febuari 2023

Penulis

Ade Irma Suriani


NISN.0053807338

iv
DAFTAR ISI HALAMAN

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan PRAKERIN ..................................................................... 2
1.3 Manfaat PRAKERIN ................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Alpukat ........................................... 4
2.2 Pembukaan Lahan.. ...................................................................... 5
2.3 Pembibitan ................................................................................... 5
2.4 Penanaman ................................................................................. 5
2.5 Pemeliharaan .............................................................................. 6
2.6.Pemanenan .................................................................................. 6
BAB III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu Dan Tempat ...................................................................... 8
3.2 Materi ........................................................................................... 8
3.3 Metode ......................................................................................... 8
BAB IV. PROFIL PERUSAHAAN
4.1 Visi Dan Misi ............................................................................... 9
4.2 Sejarah Berdirinya DU/DI ........................................................... 9
4.3 Profil instansi DU/DI ................................................................. 10

BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Perbanyakan tanaman alpukat.................................................... 11
5.2 Morfologi Tanaman alpukat ........................................................ 13
5.3 Perbanyakan Tanaman Alpukat Dengan Metode Grafting .......... 16
5.4 Perawatan..................................................................................... 19
5.5 Pemasaran.................................................................................... 25

v
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 26
6.2 Saran Dan Kesan .......................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
1. Struktur Organisasi……………………………………………………. 28
2. Kegiatan Penanaman Biji Alpukat…………………………………….. 29
3. Pemupukan Pohon Induk Alpukat…………………………………….. 29
4. Kegiatan Sambung Pucuk……………………………………………... 30
5. Proses Transflanting Alpukat…………………………………………. 30

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Pasal 1 angka (1) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada Standar Proses (SP)
Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada PMK diarahkan untuk mencapai tujuan yang
dikembangkan berdasarkan profil lulusan yaitu: (1) beriman, bertakwa,
dan berbudi pekerti luhur; (2) memiliki sikap mental yang kuat untuk
mengembangkan diri secara berkelanjutan; (3) menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan; (4) memiliki kemampuan produktif
sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada pihak lain atau
berwirausaha, dan (5) berkontribusi dalam pembangunan industri
Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global.

Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas


secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga memberikan ruang
untuk berkembangnya keterampilan abad 21 yaitu kreatif, berfikir kritis,
penyelesaian masalah, kolaborasi, dan komunikasi yang memberikan
peluang bagi pengembangan prakarsa dan kemandirian sesuai dengan
minat, bakat, dan perkembangan psikologis peserta didik. Karakteristik
proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik program keahlian
yang berada pada bidang keahlian yang dilakukan di sekolah/madrasah, di
dunia kerja DU/DI atau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses

1
pembelajaran melibatkan DU/DI melalui model penyelenggaraan Praktek
Kerja Lapangan.

Pembelajaran di dunia kerja DU/DI adalah program PKL yaitu


kegiatan pembelajaran praktek untuk menerapan, memantapan, dan
meningkatan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan PKL melibatkan
praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran praktek dengan cara pembimbingan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).:

Tujuan Prakerin adalah:

a) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik


dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

b) Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.

c) Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai


keutuhan standar kompetensi lulusan.

d) mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan


Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi
Pasangan DI/DI yang memadukan secara sistematis dan sistemik.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

1.3.1 Manfaat bagi peserta didik

a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh


di sekolah.

b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa


pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka
menanamkan iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli
mutu proses dan hasil kerja.

c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat


menamkan etos kerja yang tinggi.

2
d. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.

e. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/


arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada
dunia kerja.

1.3.2 Manfaat bagi sekolah

a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan


antara sekolah dengan DU/DI

b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja


selama PKL.

c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi


kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktek berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL.

d. Meningkatkan kualitas lulusan.

1.3.3 Manfaat bagi dunia kerja

a. DU/DI lebih dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat


sekolah sehingga dapat membantu promosi produk.

b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk


perkembangan DU/DI.

c. DU/DI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui


optimalisasi peserta PKL.

d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan


kebutuhannya.

e. Meningkatkan citra positif DU/DI karena dapat berkontribusi


terhadap dunia pendidikan sekaligus sebagai implementasi dari
Inpres No 9 Tahun 2016.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DAERAH ASAL ALPUKAT (Persia Americana Mill)

Nama Alpukat, Apokat atau Avocad (dari bahasa Inggris, Avocado)


berasal dari bahasa Aztek, ahuacatl (dibacanya kira-kira “Awakatl”). Suku Aztek
berada di daerah Amerika Tengah dan Meksiko. Oleh karena itu, buah ini pada
mulanya dikenal di daerah tersebut. Pada saat pasukan Spanyol memasuki
wilayah tersebut pada sekitar awal abad ke-16, berbagai tumbuhan dari daerah ini,
termasuk Alpukat, diperkenalkan kepada penduduk Eropa. Orang pertama yang
memperkenalkan buah Alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martin Fernandez
de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah
ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para
pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan kakao,
jagung, dan kentang kepada masyarakat Eropa.

1 Tinjauan Umum Tanaman Alpukat

Karakterisik Tanaman Alpulkat

Sistematika tanaman alpukat (Persea americana Mill atau Persea gratissima


Gaertn)

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill
Persea gratissima Gaertn

4
2.2 Pembukaan Lahan

Pembukaan lahan (Land clearing) adalah salah satu langkah awal


untuk bercocok tanam, pada suatu areal atau lahan hutan yang sebelumnya
banyak ditumbuhi oleh pepohonan, gulma dan keanekaragaman hayati di
dalamnya, pembukaan lahan di lakukan untuk keperluan seperti lahan
perkebunan, pertanian, transmigrasi, dan keperluan (Febriano, Muhammad
Rizal. 2013.)
2.3 Pembibitan
1. Pembibitan Awal alpukat (Pre Nursery)

Bibit merupakan produk dari suatu proses pengadaan bahan


tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi
pada masa selanjutnya. Bahan tanaman yang berkualitas merupakan
kebutuhan pokok suatu industri perkebunan faktor bibit memegang
peranan penting didalam menentukan kebersihan penanaman alpukat. Pre
Nursery adalah tempat kecambah alpukat ditanam dan dipelihara hingga
berumur 3 bulan. Pembibitan menggunakan polybag yang melewati tahap
pre nursery dan main nursery.(www.coursehero.com)
2. Pembibitan Utama alpukat(Main Nursery)

Pembibitan utama merupakan penempatan bibit yang sudah


dilepas dari kecambah, dan siap untuk ditanam. Bibit ini harus sudah siap
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang strategis seperti halnya harus bebas
genangan atau banjir dan dekat dengan sumber air untuk penyiraman.
Debit dan mutu air yang tersedia harus baik. (www.coursehero.com)
2.4 Penanaman
Untuk penanaman dengan bentuk bujursangkar hanya dapat ditanami
100 pohon untuk 1 ha dengan jarak tanam 10 m. Untuk penanaman dengan
bentuk segitiga dapat mencapai 112 pohon untuk 1 ha dengan jarak tanam
yang sama. Kedua bentuk hanya dapat diterapkan di lahan datar. Penanaman
di lahan miring harus sesuai dengan garis kontur. Lahan dibuat teras-teras
untuk mencegah erosi.

5
Teknik penanaman alpukat terdiri dari pola penananaman yang
dikombinasiakan antara variatas-varietasnya untuk membantu penyerbukan,
pembuatan lubang tanam, dan penanaman bibit (Rahmawati, 2010).

Penanaman alpukat yang baik dilakukan pada saat awal musim huajn
agar memudahkan pengairan dan tanah yang dijadikan lubang tanam harus
lebih tinggi dari tanah sekitar, tidak mengalami peurunan tanah, agar
terhindar dari genangan air bila hujan turun atau disirami air (Rivaldi, 2013)

2.5 Pemeliharaan
Teknik pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiangan,
penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit, serta pemupukan (Rahmawati, 2010).
Pada pengendalian hama penyakit pada alpukat terdapat beberapa
hama dan penyakit yang di temukan, hama pada daun yaitu ulat gajah, ulat
kipas, kutu dompolan putih, aphis gossypii glop, dan tungau merah. Hama
pada buah yaitu lalat buah dan codot. Hama pada ranting yaitu kumbang
bubuk, sedangkan penyakit yang terdapat pada tanaman alpukat yaitu
penyakit yang di sebabkan jamur diantaranya bercak daun, busuk akar dan
buah, kangker batang, dan antaknosa (Rivaldi, 2013).

2.6.Pemanenan
Pemanenan buah alpukat di Indonesia dapat terjadi setiap bulan
dan panen puncaknya berbeda disetiap daerah namun secara umum terjadi
pada musim penghujan. Alpukat dapat dipanen pada umur 6-7 bulan dengan
kriteria warna kulit tua, bila digoyangkan akan terdengangar goncangan biji,
dan bila diketuk bersuara nyaring. Pada proses panen buah harus dipetik
Bersama sedikit tangkai buah sepanajang 3-5 cm dan ditempat untuk buah
agar mencegah memar. Pada pohon yang tumbuh dan berbuah baik, rata-
rata menghasilkan 70-80 kg/pohon/tahun (Ardianyah, 2010).

6
2.6.1 Pascapanen

Pascapanen buah alpukat dilakukan dengan cara pencucian,


penyortiran sesuai kualitas, pemeraman yang dikukan dalam waktu 7 hari
setelah di petik, pengemasan, dan pengangkutan (Rahmawati, 2010)

Penanganan pascapanen :

Pencucian : untuk menghilangkan segala macam kotoran yang menempel


dan dapat mengganggu kondisi buah.

Sortasi : memilih buah yang baik dan memenuhi syarat.

7
BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu yang diberikan oleh sekolah untuk melaksanakan kegiatan Praktek


Kerja Industri adalah selama 6 bulan yang dimulai pada tanggal tanggal 05
September 2022 sampai dengan 28 Februari 2023 yang bertempat di UPTD
BBI HORTIKULTURA

3.2 Materi

▪ Materi Primer
Materi primer adalah materi yang didapatkan setiap hari dalam bentuk
aktifitas atau praktek.
▪ Materi Sekunder
Materi sekunder adalah materi yang didapat langsung dari pembimbing
lapangan saat evaluasi.

3.3 Metode

▪ Metode Pelaksanaan PRAKERIN.


Melaksanakan PRAKERIN dengan sungguh-sungguh dan mengikuti
segala program kerja perusahaan dan mematuhi peraturan yang sudah
disepakati.
▪ Metode Pembuatan Laporan.
Penulis menggunakan metode diskritif, kualitatif, dan non statistic.
Penulis berusaha mendeskripsikan suatu hasil praktek dan
menggambarkan secara faktual.

8
BAB IV
PROFIL PERUSAHAAN

4.1 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

(enam) tepat : tepat jenis, tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah, tepat lokasi dan
tepat harga Institusi yang mampu menyediakan benih sumber pangan dan
hortikultura sesuai dengan 6

Misi

1. Melaksanakan perbanyakan benih pangan dan hortikultuta.


2. Mengembangkan teknologi perbanyakan benih pangan dan
hortikultura.
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas perbenihan.
4. Menumbuh kembangkan penangkar benih.
5. Mengelola BF dan BPMT tanaman hortikultura.
6. Melaksanakan eksplorasi, observasi dan identifikasi varietas

4.2 Sejarah Berdirinya DU/DI

Pada awal pembentukannya, UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga


pada tahun bernama alai benih Utama, selanjutnya berubah menjadi Balai Induk
Pusat tahun dengan biaya operasional sepenuhnya dari APBN. Mulai tahun 2002
menjadi UPTD Dinas Pertanian Prov. Kaltim dengan pembiayaan berasal dari
APBN dan APBD Prov. Kaltim. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai
benih Induk Padi dan Palawija merupakan institusi di bawah Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur Dan pada Tahun 2018 UPTD BBI
Padi dan Palawija digabung dengan UPTD BBI Hortikultura yang terletak terletak
di Desa Rempanga, Jalan Dr. FL. Tobing Km. 8 Desa Rempanga Kecamatan Loa
Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Dijalan Soekarno Hatta KM 41 Desa
Batuah Kecamatan Loa Janan Soekarno Hatta KM 41 Desa Batuah Kecamatan
Loa Janan yang saat ini menjadi UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan
Hortikultura

9
4.3 Profil instansi DU/DI

Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) terletak di jalan soekarno-Hatta


Km.40 Desa Batuh Kecamatan Loa Janan dan mulai di bangun pada tanggal 20
Febuari 1985 dengan areal seluas 35 Ha. Status BBIH sebagai Unit Pelaksanaan
teknik dinas (UPTD) di wilayah kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Kalimantan Timur jarak yang harus di tempuh untuk sampai ke UPTD BBI
HORTIKULTURA adalah:

1. Dari Balikpapan BBIH ±60 Km

2. Dari Samarinda BBIH ±40 Km

3. Dari Tenggarong BBIH±52 Km

Terletak pada ketinggian 60-90 m Dpl, fotografi tempat bergelombang dan


kea. Terletak dominasi podsodik merah dan kuning dan curah hujan rata-rata 1,64
mm/tahun. Tempat yang di huni selama PRAKERIN di sediakan di MES oleh
Pemerintahan. Mes terletak dekat bangsal-bangsal rumah bagi setiap
pembimbing yang tinggal di BBI. Tempat tinggal sangat strategis sangat dekat
dengan keramaian namun jauh dari tempat umum seperti pasar. Pada tanggal 1
Januari 1987 BBI Hortikultura Loa Janan mulai melaksanakan tugas dan
fungsinya antara lain:

a) Membudidayakan benih sumber menjadi benih dasar dan benih pokok


berbagai tanaman hortikultura.
b) Sebagai tempat pengembangan teknologi di bidang pembenihan.
c) Sebagai tempat penghijauan tanaman dari berbagai varietas.
d) Sebagai tempat koleksi bagi tanaman hias, buah-buahan langka.
e) Sebagai tempat pendidikan, latihan, pertemuan, penyuluhan petani dan
para petugas pembenihan.

10
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Perbanyakan Tanaman Alpukat

PerbanyakanTanaman Alpukat Secara Generatif (seksual)

Perbanyakan tanaman secara generatif dilakukan melalui biji. Biji


terbentuk oleh adanya persatuan atau pembuahan sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina di dalam kandung bakal biji (ovulum). Perbanyakan tanaman
secara generatif memiliki kelebihan yaitu penangan yang praktis atau mudah
dengan harga yang relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus.
Namun, perbanyakan secara generatif memiliki beberapa kelemahan seperti
penanaman dilakukan pada saat musimnya, keturunan yang dihasilkan
kemungkinan tidak sama dengan induknya, persentase berkecambah yang
rendah membutuhkan waktu yang agak lama untuk berkecambah. Tanaman
alpukat asal biji akan tumbuh tegak meninggi mencapai ketinggian 15 m – 20
m baru akan berbuah dan menghasilkan setelah brumur 8 - 10 tahun.
Tanaman alpukat asal biji tidak memiliki kepastian genetik, dan sifatnya tidak
akan sama dengan induknya. Oleh karena itu, biji jarang digunakan sebagai
bibit. Biji hanya digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan
vegetative. Perbanyakan secara generative ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.

➢ Kelebihan-kelebihan di antaranya adalah:


• Sistem perakaran yang lebih kuat.
• Masa produktif lebih lama.
• Lebih mudah di perbanyak.
• Tahan penyakit yang di sebabkan oleh tanah.
• Memiliki keragaman genetic yang digunakan untuk pemulihan
tanaman.
➢ Sedangkan kekurangan dari perbanyakan generative adalah:
• Waktu berbunga lebih lama.

11
• Anakanberbeda dengan induknya, tidak cocok untuk perbanyakan yang
membutuhkan keseragaman.

Perbanyakan tanaman dengan biji (generative) terutama dilakukan


untuk penyediaan batang bawah yang nantinya akan di sambung dengan batang
atas atau entris dari jenis unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih
dilakukan terutama pada tanaman tertentu yang bisa di perbanyak dengan cara
generative.

Perbanyakan TanamanAlpukat Secara Vegetatif (aseksual/tak kawin)

Perbanyakan tanaman secara vegetative ialah perbanyakan tanaman yang


memakai bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, maupun daun.
Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif dapat di sebut bibit.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang
terjadi tanpa melewati proses perkawinan. Perbanyakan tanaman secara
vegetaif juga memiliki kelebihan dan kekurangan

➢ Kelebihan-kelebihan perbanyakan tanaman secara vegetative:


• Masa muda tanaman lumayan pendek.
• Tanaman cukup cepat produksi.
• Sifat-sifat yang lebih baik terhadap induknya bias diturunkan.
➢ Sedangkan kelemahan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah:
• Sistem perakaran kurang kuat.
• Biaya pembibitan lumayan mahal.
• Sulit mwndapatkan tanaman dalam julah besar.

1. Perbanyakan Tanaman buah-buahan


Perbanyakan tanaman yang kami lakukan dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di UPTD Balai Benih Induk Hortikultura yaitu perbanyakan
tanaman secara generatif dan vegetatif, yaitu dengan mengkombinasikan
perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif dan
vegetatif dilakukan dengan menggunakan campuran dua bahan tanam, yaitu
bibit asal biji di jadikan sebagai batang atas. Perbanyakan secara generatif dan

12
vegetatif umumnya di lakukan dengan dua cara, yaitu sambung pucuk
(grafting) dan tempelan (okulasi).
Keunggulan dalam teknik ini adalah tanaman yang di hasilkan memiliki
perakaran yang kuat dan lebat serta menghasilakan buah yang serupa dengan
pohon induknya sehingga sangat cocok diterapkan pada tanaman buah-buahan.
Namun tehnik perbanyakan secara generatif dan vegetatif juga memiliki
beberapa kelemahan yaitu, hanya dapat dilakukan pada tanaman-tanaman
berkayu, memerlukan biaya yang cukup besar karena memerlukan batang
bawah yang sehat dan sekaligus pohon induk untuk mata entres, serta
membutuhkan keterampilan teknis yang baik untuk melakukannya agar tingkat
keberhasilan tinggi.
Teknik generatif dan vegetatif biasa dilakukan oleh para penangkar
tanaman karena dari pohon induk dapat di ambil ratusan bahkan ribuan mata
tunas atau pucuk tanaman yang akan dijadikan tanaman baru. Selain itu Teknik
perbanyakan tanaman ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai jual
satu tanaman, misalnya dengan membuat satu pohon dapat menghasilkan
banyak jenis rasa buah sesuai yang diinginkan.

5.2 Morfologi Tanaman Alpukat


Morfologi Alpukat, terdiri dari Akar, Daun, Batang, Bunga, dan Buah
- Akar
Pohon alpukat dikenal sebagai tanaman dengan biji berkeping dua
atau dikotil dan sistem perakarannya adalah akar tunggang. Pada
bagian akar, alpukat memiliki Panjang bias mencapai 5 samapai 10
meter atau lebih. Keanekaragaman panjang akar tersebut juga
bergantung dari variates tanaman alpukat. Akar alpukat memiliki
fungsi utama yakni menyerap air dan zat-zat hara yang berasal dari
dalam tanah. Selain itu, akar ini juga berfungsi untuk menopang
batang alpukat agar berdiri kokoh

13
- Daun
Daun alpukat berwarna kemerahan saat muda, tetapi saat mulai tua
berubah warna menjadi hijau gelap. Daunnya Panjang 7 - 40cm dan
bentuknya bias bervariasi (lonjong, bulat, oval, dan lancip).
- Batang
Batang alpukat berwarna hijau saat muda dan berwarna coklat saat
mulai tua. Batang berkayu, berkulit dan berkambium. Batang alpukat
termasuk batang yang susah dicangkok namun mudah disambung
pucuk (grafting).
- Bunga
Semua jenis alpukat umumnya mekar dari Desember hingga April
di Indonesia. Dengan bantuan pendampingan teknologi, bias dibuat
berbunga sepanjang tahun jika masa generatifnya sudah siap.
- Buah
Buah alpukat merupakan satu-satunya buah berlemak dengan
komposisi nutrisi dan energi yang tinggi. Buah alpukat terdiri dari satu
biji besar yang dikelilingi oleh daging buah berwarna hijau cerah
hingga berwarna kuning dan kulit buah berwarna hijau sampai kuning
saat mentah. Saat buah matang ada yang berubah warna menjadi
merah, kecoklatan sampai hitam, ada pula yang tetap hijau. Tekstur
dagingnya halus, bermentega, berair atau lunak, dan tidak berserat.
Kulit bervariasi dalam ketebalan dan tekstur, dan warna kulit buah
dewasa yang khas meliputi kuning-hijau, hijau tua, ungu kemerahan,
dan ungu gelap hampir tampak hitam, tergantung pada variatesnya.
Bentuk buah berkisar dari bulat hingga berbentuk membelimbing, dan
berat buah bervariasi dari beberapa gram 100 gr hingga 2000 gr
meskipun warna, bau, dan bentuk variates tertentu mungkin hamper
identik, beberapa karakteristik seperti ketebalan ukuran biji, diameter
buah, ukuran keseluruhan buah dan rasanya dapart bervariasi.

14
B. Syarat Tumbuh Tanaman Alpukat
Setiap tanaman memiliki kreteria masing-masing agar bisa tumbuh dengan
baik, begitu pula dengan tanaman alpukat. Tanaman alpukat dapat tumbuh
dimana saja, namun apabila kondisi lingkungannya kurang sesuai dengan
tanaman tersebut, maka durian tidak dapat tumbuh dengan baik. Adapun syarat
tumbuh alpukat sebagai berikut.
- Iklim
Tanaman alpukat dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman
alpukat dapat tumbuh dengan baik pada curah hujan tinggi, yaitu berkisar
antara 750-1.000 mm/tahun. Intensitas penyinaran matahari yang ideal bagi
tanaman alpukat berkisar antara 40-80%.

- Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan intensitas cahaya matahari yang akan
diterima oleh tanaman alpukat selama masa pertumbuhannya. Intensitas
cahaya matahari yang ideal dalam menunjang pertumbuhan tanaman ini
adalah 40-80 persen yang berarti tanaman ini mampu bertahan di bawah terik
matahari dalam waktu yang lama. Tanaman alpukat dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-650
mdpl dan dataran tinggi dengan ketinggian 651-1500 mdpl.

- Tanah
Tanah adalah syarat utama yang harus dipahami sebelum memutuskan
untuk membudidayakan alpukat. Tanaman dapat dan berkembang dengan
baik jika tanah sebagai media tanam utamanya sesuai dengan tanaman
tersebut. Tanah yang cocok untuk tanaman alpukat adalah tanah lempung
berpasir, lempung liat, dan lempung endapan. Derajat keasaman tanah (pH)
yang cocok untuk menunjang kehidupan tanaman alpukat berkisar antara 5,6-
6,4. Tanah yang cocok untuk ditanami tanaman alpukat adalah tanah yang
datar, bukan tanah yang melengkung dan bergelombang.

15
- Suhu
Suatu tamanan akan berdiri dengan tegak apabila suhu di sekitar tanaman
tersebut tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Suhu yang sesuai dengan
karakteristik tanaman alpukat berkisar antara 15-300C.

5.3 Perbanyakan Tanaman Alpukat Dengan Metode Sambung Pucuk


(Grafting)

Sambung pucuk/grafting merupakan salah satu metode perbanyakan


vegetative buatan yang sudah lama dikenal dan digunakan masyarakat luas
untuk memperbaiki sifat tanaman baik sifat yang berkaitan kualitas. Selain
berkaitan dengan aspek agronomi, grafting juga merupakan salah satu metode
dalam pemuliaan tanaman yang sudah dikenal dahalu.

Pada prinsipnya, grafting adalah menggabungkan dua bagian tanaman


(organ dan jaringan) yang masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya
dapat bergabung menjadi satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat
kombinasi antara dua organ atau jaringan yang digabungkan tersebut.dua
bagian tanaman yang disatukan pada umumnya adalah batang bawah dan
batang atas.

1. Pemilihan variates
➢ Variates atau jenis tanaman alpukat yang di perbanyak di UPTD Balai
Benih Induk Hortikultura ada 3 jenis alpukat yaitu kendil, miki, dan
cipedak.
2. persiapan batang bawah
➢ Tahap pertama, terlebih dahulu siapkan batang bawah yang sudah
tinggi kurang lebih 2m berumur 3-4 bulan dari tanaman alpukat dari
perkembang biakan generatif atau dari biji dengan ukuran batang kira-
kira berdiameter sebesar pensil atau telah mencapai 7-11mm di ukur
pada pangkal batang. Pilih bibit yang tumbuh sehat dan subur serta
terhindar dari penyakit dan memiliki batang yang tegak.

16
3. Persiapan Batang Atas / entris
➢ Tahap kedua, siapkan juga batang atas atau entris yang di ambil dari
pohon induk tanaman alpukat yang sudah tumbuh lama yang telah
berumur 1-2 bulan setelah di lakukan pemangkasan dan terlihat kualitas
buah yang di hasilkan. Cari entris dari pohon induknya varietas unggul,
produktif, sehat dan terbebas dari serangan penyakit dan seranga hama.
Batangnya hijau tua atau telah berbentuk 3-4 payung daun. Pilihlah
entris yang sudah muncul mata tunasnya, biasanya mata tunas tumbuh
pada ketiak daun.
4. Alat Yang Digunakan
➢ Pisau okulasi, cutter, silet, atau pisau apa saja asalkan tajam dan steril
➢ Plastik PE 02 atau plastik es lilin untuk mengikat sambungan batang
atas dan batang bawah

5. Tahap Sambung Pucuk Atau Grafting Tanaman Alpukat

➢ Siapakan bibit tanaman alpukat (batang bawah) dengan tinggi kurang


lebih 50cm berumur 3- 4 bulan dari perkembangbiakan generatif atau
dari biji dengan batang berukuran kira kira sebesar pensil atau 7-11cm
di ukur pada pangkal batang. Pilih bibit yang tumbuh sehat dan subur
serta terhindar dari penyakit, dan memiliki batang tegak.
➢ Siapkan entris (batang atas) yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu
tua yang telah berumur 1-2 bulan setelah pemangkasan dan terlihat
kualitas buah yang di hasilkan. Cari entris dari induknya verietas
unggul, produktif, sehat dan bebas dari serangan penyakit dan hama.
Batanganya berwarna hijau atau telah membentuk 3-4 payung daun.
Pilih lah entris yang sudah muncul mata tunas nya, biasanya mata
tunas tumbuh pada ketiak daun.
➢ Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk sambung
pucuk/grefting pada tanaman alpukat.
- Pisau okulasi, cutter, silet, atau pisau apa saja asalkan tajam dan steril
- Plastik PE 02 atau plastik es lilin untuk mengikat sambungan batang
atas dan batang bawah

17
➢ Potong batang bawah kurang lebih 8-10 cm dari pangkal batang agar
nantinya pohon tumbuh pendek.
➢ Batang bagian bawah dibelah sekitar 2cm (lebih panjang dari biasanya)
dengan menggunakan pisau okulasi atau cussstter, pada bibit alpukat
usia dini pembelahan dilakukan lebih panjang daripada pembelahan
grafting biasanya, tujuannya untuk memudahkan dalam pengikatan,
karena jika pembelahan dibuat seperti biasa akan licin sehingga sulit
untuk diikat.
➢ Selanjutnya Entres yang sudah siap untuk disambungkan kemudian
disayat kanan kirinya kurang lebih 5mm agar membentuk lancip
seperti lancip, karena pembelahan batang bawah dibuat lebih panjang
dari biasanya, maka penyayatan entrespun juga dibuat lebih panjang
menyesuaikan dengan belahan batang bawah. Panjang entres kira-kira
10 cm dan minimal memiliki 2 ruas atau mata tunas
➢ Setalah entris tersambung sempurna ikat mata tunas menggunakan
plastic gula atau grafiting tape. Lakukan pengikatan dari bawah keatas
ikat bagian atasnya agar saat hujan air tidak masuk yang dapat memicu
pertumbuhan jamur pada tunas atau bahkan tunas menjadi busuk yang
dapat menyebabkan kegagalan.
➢ Setelah di lakukan sambung pucuk atau grafting sungkup batang
menggunakan plastic es lilin.
➢ Setalah usia grafting 30-40 hari jika mata tunas sudah mengeluarkan
mata tunas buka sungkup, setelah itu hasil grafting bisa di lakukan
proses transflanting dan di pindahkan ketempat yang terkena sinar
matahari.
➢ Setelah hasil grafting tanaman alpukat sudah kuat dan kokoh, maka
tanam hasil grafting tanaman alpukat bisa di lahan atau dengan
menggunakan teknik tabulampot (teknologi budidaya tanaman dengan
memanfaatkan ruangan yang terbatas untuk dapat menumbuhkan
tanaman yang produktif dalam pot atau planterbag). Selain itu
perhatikan pula hama dan penyakit tanaman alpukat agar tanaman
alpukat dapat tumbuh subur dan cepat berbuah.

18
5.4 Perawatan
Tanaman alpukat yang telah melewati proses sambung pucuk/grafting
selanjutnya akan dilakukan proses perawatan diantaranya:
Pemeriksaan mata tunas pada sambungan
Setelah 2 minggu di lakukan pengamatan mata tunas/entris yang telah di
sambung, jika mata tunas masih dalam ke adaan hijau segar maka
sambung pucuk(grafting) dinyatakan berhasil, sebalinya jika mata tunas
berwarna coklat maka grafting dinyatakan gagal.
➢ Penyiraman
Penyiraman di lakuakan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari
dan sore hari, penyiraman dilakukan menggunakan selang.
➢ Pembersihan gulma
Pembersihan gulma dilakukan supaya tidak menggangu pertumbuhan
tanaman alpukat yang sedang di grafting
➢ Peletakan bibit sambung pucuk(grafting)
Setelah tanaman alpukat di grafting, maka bibit tersebut disusun secara
rapi di atas bedengan yang telah di beri mulsa dan di beri naungan agal
hasil grafting tanaman alpukat tidak terkena sinar matahari langsung,
pemasangan mulsa dan naungan mengikuti barisan bibit alpukat. Tata cara
peletakannya adalah dengan 10 polibag bibit alpukakat disusun dengan
bentuk vertikal dari utara ke selatan dengan rapi.
➢ Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman dapat
dilakukan dengan pengendalian secara kimia. Pengendalian hama dan
penyakit dengan menggunakan obat yenets untuk hama seperti ulat dan
kutu-kutu daun dengan dosis 20-25 gram atau setara dengan 1 sendok
makan campur dengan air 10 liter air (tergantung banyaknya tanaman
yang akan di semprot)
➢ Wiwilan
Wiwilan di lakukan setelah sambung pucuk/grafting sudah berhasil dan
usia grafting tanaman alpukat sudah berusia 30-40 hari, wiwilan Pada
tunas batang bawah bertujuan untuk mempercepat proses tumbuhnya

19
tunas utama (hasil grafting), dengan tumbuhnya tunas batang bawah di
khawatirkan tunas yang diharapkan menjadi calon tanaman dan akan
memperhambat pertumbuhannya mata tunas, maka dari itu perlu
dilakukan wiwilan terhadap tunas baru pada batang bawah.
1. Macam-Macam Pemangkasan

a.Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk keseluruhan
dari tanaman. Dapat dipilih, bentuk tanaman yang dikehendaki berbatang
pokok rendah/tinggi.
Tanaman berbatang pokok rendah dapat diperoleh dengan memangkasnya
setelah tinggi tanaman sekitar 1 – 1,5 m.Mendapatkan tanaman berbatang
pokok tinggi, pemangkasan dilakukan setelah tinggi tanaman lebih dari
1,5 m, atau sesuai selera.
b.Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara agar tanaman
tumbuh dengan baik, sehat, dan cepat berbuah.Cabang yang perlu
dipangkas : cabang liar cabang yang bergesekan; cabang yang tumbuh ke
dalam; cabang yang terlalu panjang; cabang yang lemah, rusak, atau sakit;
dan cabang bekas tangkai buah.
c.Pemangkasan peremajaan
dilakukan dengan memangkas hampir semua bagian tanaman, hanya
tersisa cabang primernya. Dilakukan awal musim hujan dan kira-kira 2
minggu setelah pemupukan

2. Pemupukan
Untuk tanaman muda( 1 - 4 tahun ) :
pupuk kandang : 10 kg/pohon
pupuk Urea : 0,27 – 1,1 kg/pohon
pupuk TSP : 0,5 – 1 kg/pohon
pupuk KCl : 0,2 – 0,83 kg/pohon
Untuk tanaman produksi ( > 5 tahun ) :
pupuk kandang : 10 kg/pohon

20
pupuk Urea : 2,22 – 3,55 kp/pohon
pupuk TSP : 3,2 kg/pohon
pupuk KCl : 4 kg/pohon
Pemberian pupuk yang baik pada saat menjelang musim hujan.
Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun. Agar pupuk larut dalam air
sehingga akar mudah menyerapnya

Cara pemberian pupuk :


❖ Dibuat lubang melingkari tanaman sedalam 30 – 40 cm. Tepat
dibawah tepi tajuk tanaman.
❖ Pupuk disebar merata di dalam lubang.
1.Hama Pada Tanaman Alpukat
A. Hama pada daun
❖ Ulat kipat ( Cricula trisfenestrata Helf )
Gejala :daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada
serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman tidak
akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan.
Pengendalian :menggunakan insektisida yang mengandung bahan
aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal
Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau
Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.

❖ Ulat kupu-kupu gajah ( Attacus atlas L. )


Gejala :Sama dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong
tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun.
Pengendalian :menggunakan insektisida yang mengandung bahan
aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan
dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter
❖ Aphis gossypii
Gejala :Pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan yang hebat
tanaman akan kerdil dan terpilin.

21
Pengendalian : Disemprot dengan insektisida berbahan aktif
asefat/dimetoat, misalnya Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8
gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.

❖ Kutu dompolan putih ( Pseudococcus citri Risso )


Gejala :Pertumbuhan tanaman terhambat dan kurus. Tunas muda,
daun, batang, tangkai bunga, tangkai buah, dan buah yang terserang
akan terlihat pucat, tertutup massa berwarna putih, dan lama
kelamaan kering.
Pengendalian :Disemprot dengan insektisida yang mengandung
bahan aktif formotion, monokrotofos, dimetoat, atau karbaril.
Misalnya anthion 30 EC dosis 1-1,5 liter/ha, Sevin 85 S dosis 0,2%
dari konsentrasi fomula.
❖ Tungau merah ( Tetranychus cinnabarinus Boisd )
Gejala :Permukaan daun berbintik-bintik kuning yang kemudian
akan berubah menjadi merah tua seperti karat. Di bawah permukaan
daun tampak anyaman benang yang halus. Serangan yang hebat
dapat menyebabkan daun menjadi layu dan rontok.
Pengendalian :Disemprot dengan akarisida Kelthan MF yang
mengandung bahan aktif dikofoldan, dengan dosis 0,6-1 liter/ha.

B. Hama pada buah


❖ Lalat buah Dacus ( Dacus dorsalis Hend.)
Gejala :Terlihat bintik hitam/bejolan pada permukaan buah, yang
merupakan tusukan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur.
Bagian dalam buah berlubang dan busuk karena dimakan larva.
Pengendalian :Dengan umpan minyak citronella/umpan protein
malation akan mematikan lalat yang memakannya. Penyemprotan
insektisida dapat dilakukan antara lain dengan Hostathion 40 EC yang
berbahan aktif triazofos dosis 2 cc/liter.

22
❖ Codot ( Cynopterus sp. )
Gejala : Terdapat bagian buah yang berlubang bekas gigitan. Buah
yang terserang hanya yang telah tua, dan bagian yang dimakan adalah
daging buahnya saja.
Pengendalian :Menangkap codot menggunakan jala/menakut-nakutinya
menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat
menimbulkan suara.

❖ Hama pada cabang/ranting


Kumbang bubuk cabang ( Xyleborus coffeae Wurth )
Gejala : Terdapat lubang yang menyerupai terowongan pada cabang
atau ranting yang dapat semakin besar sehingga makanan tidak dapat
tersalurakan ke daun, kemudian daun menjadi layu dan akhirnya
cabang atau ranting tersebut mati.

Pengendalian : Cabang/ranting yang terserang dipangkas dan dibakar.


Dapat juga disemprot insektisida berbahan aktif asefat atau diazinon
yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis pemberian 0,5-0,8
gram/liter dan Diazinon 60 EC dosis 1-2 cc/liter.

2. penyakit Pada Tanaman


A. Antraknosa
Penyebab :Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc.
Gejala :Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali
akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat,
kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang
terserang akan gugur.
Pengendalian :Pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian
buah dilakukan agak awal ( sudah tua tapi belum
matang ). Dapat juga disemprot dengan fungisida

23
yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80
WP.
B. Bercak daun atau bercak cokelat
Penyebab :Cercospora purpurea Cke. / dikenal juga dengan
Pseudocercospora purpurea ( Cke. ) Derghton.
Gejala : bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di
permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak
cokelat berubah menjadi bintik -bintik kelabu. Bila
dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang
dapat dimasuki organisme lain.
Pengendalian :Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang
mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter
atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.

C. Busuk akar dan kanker batang


Penyebab : Jamur Phytophthora
Gejala : Bila tanaman yang terserang akarnya maka
pertumbuhannya menjadi terganggu, tunas mudanya
jarang tumbuh. akibat yang paling fatal adalah
kematian pohon. Bila batang tanaman yang terserang
maka akan tampak perubahan warna kulit pada
pangkal batang.
Pengendalian :drainase perlu diperbaiki, jangan sampai ada air yang
menggenang dengan membongkar tanaman yang
terserang kemudian diganti dengan tanaman yang
baru.
D. Busuk buah
Penyebab : Botryodiplodia theobromae Pat.
Gejala : Bagian yang pertama kali diserang adalah ujung tangkai
buah dengan tanda adanya bercak cokelat yang tidak

24
teratur, yang kemudian menjalar ke bagian buah.
Pada kulit buah akan timbul tonjolan-tonjolan kecil.
Pengendalian : Oleskan bubur Bordeaux / semprotkan fungisida
Velimex 80 WP yang berbahan aktif Zineb, dengan
dosis 2-2,5 gram/liter.

5.5 pemasaran
Bibit alpukat yang siap dipasarkan yaitu benih yang telah berumur 5-6
bulan dan memiliki panjang tunas kurang lebih 25 cm. Sebelum di
pasarkan brnih terlebih dahulu di sortasi dan diberi pelebelan atau
sertifikat serta pendataan benih yang terjual.

25
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kegiatan parktek kerja lapangan (PKL) yang dilakukan di UPTD BBI


Hortikultura dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kegiatan yang telah diikuti selama di UPTD BBI Hortikultura ialah


kegiatan pembibitan serta pemeliharan bibit.
2. Adapun teori yang di dapat disekolah tidak berbeda jauh dengan praktek
langsung yang dilaksanakan di UPTD BBI Hortikultura

6.2Saran dan Kesan

a. Bagi siswa

Dalam memberikan saran-saran ini saya mencoba untuk melihat kenyataan


yang saya temukan secara langsung selama pelaksanaan praktek kerja
industri hingga akhir, maka dengan ini saya memberikan saran-saran
sebagai berikut:

1. Mempersiapkan mental, fisik, pengetahuan dan keterampilan sebelum


terjun ke lapangan.
2. Menciptakan dan tumbuhkan kreatifitas, produktivitas dan inisiatif yang
dapat di wujudkan dalam kerja nyata.
3. Berusaha untuk menciptakan hubungan yang baik, sikap kekeluargaan
dan kerja sama dengan antar pihak dengan tetap menjaga nama baik
sekolah.

26
DAFTAR PUSTAKA

Pembukaan lahan (Febriano, Muhammad Rizal. 2013.)

Distan.jogjaprov,go,id.(buah alpukat)

https://eprints.undip.ac.id/82364/3/BAB_II.pdf

https://www.aanwijzing.com //2022/02/budiday-tanaman-alpukat-
avokad.html?m=1(di unduh pada tanggal 9maret 2023 pukul 15.00)

cybek.pertanian,go.id.

.(www.coursehero.com)
.(www.mitrausahatani.com) diuduh pada tanggal 15 maret pukul 20.50

27
LAMPIRAN

Lampiran.1 sturtur organisasi

28
Lampiran 2..kegiatan penanaman biji alpulkat

Lampiran 3.pemupukan pohon induk alpulkat

29
Lampiran 4..kegiatan sambung pucuk

Lampiran 5.proses transflanting alpukat

30

Anda mungkin juga menyukai