( PRAKERIN )
DISUSUN OLEH:
NISN : 0053807338
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan laporan
pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIN) di UPTD BBI Hortikultura
kalimantan timur dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada:
iii
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun, agar laporan ini menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya
Penulis
iv
DAFTAR ISI HALAMAN
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan PRAKERIN ..................................................................... 2
1.3 Manfaat PRAKERIN ................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Alpukat ........................................... 4
2.2 Pembukaan Lahan.. ...................................................................... 5
2.3 Pembibitan ................................................................................... 5
2.4 Penanaman ................................................................................. 5
2.5 Pemeliharaan .............................................................................. 6
2.6.Pemanenan .................................................................................. 6
BAB III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu Dan Tempat ...................................................................... 8
3.2 Materi ........................................................................................... 8
3.3 Metode ......................................................................................... 8
BAB IV. PROFIL PERUSAHAAN
4.1 Visi Dan Misi ............................................................................... 9
4.2 Sejarah Berdirinya DU/DI ........................................................... 9
4.3 Profil instansi DU/DI ................................................................. 10
BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Perbanyakan tanaman alpukat.................................................... 11
5.2 Morfologi Tanaman alpukat ........................................................ 13
5.3 Perbanyakan Tanaman Alpukat Dengan Metode Grafting .......... 16
5.4 Perawatan..................................................................................... 19
5.5 Pemasaran.................................................................................... 25
v
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 26
6.2 Saran Dan Kesan .......................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
1. Struktur Organisasi……………………………………………………. 28
2. Kegiatan Penanaman Biji Alpukat…………………………………….. 29
3. Pemupukan Pohon Induk Alpukat…………………………………….. 29
4. Kegiatan Sambung Pucuk……………………………………………... 30
5. Proses Transflanting Alpukat…………………………………………. 30
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
pembelajaran melibatkan DU/DI melalui model penyelenggaraan Praktek
Kerja Lapangan.
b) Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
2
d. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DAERAH ASAL ALPUKAT (Persia Americana Mill)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill
Persea gratissima Gaertn
4
2.2 Pembukaan Lahan
5
Teknik penanaman alpukat terdiri dari pola penananaman yang
dikombinasiakan antara variatas-varietasnya untuk membantu penyerbukan,
pembuatan lubang tanam, dan penanaman bibit (Rahmawati, 2010).
Penanaman alpukat yang baik dilakukan pada saat awal musim huajn
agar memudahkan pengairan dan tanah yang dijadikan lubang tanam harus
lebih tinggi dari tanah sekitar, tidak mengalami peurunan tanah, agar
terhindar dari genangan air bila hujan turun atau disirami air (Rivaldi, 2013)
2.5 Pemeliharaan
Teknik pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiangan,
penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit, serta pemupukan (Rahmawati, 2010).
Pada pengendalian hama penyakit pada alpukat terdapat beberapa
hama dan penyakit yang di temukan, hama pada daun yaitu ulat gajah, ulat
kipas, kutu dompolan putih, aphis gossypii glop, dan tungau merah. Hama
pada buah yaitu lalat buah dan codot. Hama pada ranting yaitu kumbang
bubuk, sedangkan penyakit yang terdapat pada tanaman alpukat yaitu
penyakit yang di sebabkan jamur diantaranya bercak daun, busuk akar dan
buah, kangker batang, dan antaknosa (Rivaldi, 2013).
2.6.Pemanenan
Pemanenan buah alpukat di Indonesia dapat terjadi setiap bulan
dan panen puncaknya berbeda disetiap daerah namun secara umum terjadi
pada musim penghujan. Alpukat dapat dipanen pada umur 6-7 bulan dengan
kriteria warna kulit tua, bila digoyangkan akan terdengangar goncangan biji,
dan bila diketuk bersuara nyaring. Pada proses panen buah harus dipetik
Bersama sedikit tangkai buah sepanajang 3-5 cm dan ditempat untuk buah
agar mencegah memar. Pada pohon yang tumbuh dan berbuah baik, rata-
rata menghasilkan 70-80 kg/pohon/tahun (Ardianyah, 2010).
6
2.6.1 Pascapanen
Penanganan pascapanen :
7
BAB III
3.2 Materi
▪ Materi Primer
Materi primer adalah materi yang didapatkan setiap hari dalam bentuk
aktifitas atau praktek.
▪ Materi Sekunder
Materi sekunder adalah materi yang didapat langsung dari pembimbing
lapangan saat evaluasi.
3.3 Metode
8
BAB IV
PROFIL PERUSAHAAN
Visi
(enam) tepat : tepat jenis, tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah, tepat lokasi dan
tepat harga Institusi yang mampu menyediakan benih sumber pangan dan
hortikultura sesuai dengan 6
Misi
9
4.3 Profil instansi DU/DI
10
BAB V
PEMBAHASAN
11
• Anakanberbeda dengan induknya, tidak cocok untuk perbanyakan yang
membutuhkan keseragaman.
12
vegetatif umumnya di lakukan dengan dua cara, yaitu sambung pucuk
(grafting) dan tempelan (okulasi).
Keunggulan dalam teknik ini adalah tanaman yang di hasilkan memiliki
perakaran yang kuat dan lebat serta menghasilakan buah yang serupa dengan
pohon induknya sehingga sangat cocok diterapkan pada tanaman buah-buahan.
Namun tehnik perbanyakan secara generatif dan vegetatif juga memiliki
beberapa kelemahan yaitu, hanya dapat dilakukan pada tanaman-tanaman
berkayu, memerlukan biaya yang cukup besar karena memerlukan batang
bawah yang sehat dan sekaligus pohon induk untuk mata entres, serta
membutuhkan keterampilan teknis yang baik untuk melakukannya agar tingkat
keberhasilan tinggi.
Teknik generatif dan vegetatif biasa dilakukan oleh para penangkar
tanaman karena dari pohon induk dapat di ambil ratusan bahkan ribuan mata
tunas atau pucuk tanaman yang akan dijadikan tanaman baru. Selain itu Teknik
perbanyakan tanaman ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai jual
satu tanaman, misalnya dengan membuat satu pohon dapat menghasilkan
banyak jenis rasa buah sesuai yang diinginkan.
13
- Daun
Daun alpukat berwarna kemerahan saat muda, tetapi saat mulai tua
berubah warna menjadi hijau gelap. Daunnya Panjang 7 - 40cm dan
bentuknya bias bervariasi (lonjong, bulat, oval, dan lancip).
- Batang
Batang alpukat berwarna hijau saat muda dan berwarna coklat saat
mulai tua. Batang berkayu, berkulit dan berkambium. Batang alpukat
termasuk batang yang susah dicangkok namun mudah disambung
pucuk (grafting).
- Bunga
Semua jenis alpukat umumnya mekar dari Desember hingga April
di Indonesia. Dengan bantuan pendampingan teknologi, bias dibuat
berbunga sepanjang tahun jika masa generatifnya sudah siap.
- Buah
Buah alpukat merupakan satu-satunya buah berlemak dengan
komposisi nutrisi dan energi yang tinggi. Buah alpukat terdiri dari satu
biji besar yang dikelilingi oleh daging buah berwarna hijau cerah
hingga berwarna kuning dan kulit buah berwarna hijau sampai kuning
saat mentah. Saat buah matang ada yang berubah warna menjadi
merah, kecoklatan sampai hitam, ada pula yang tetap hijau. Tekstur
dagingnya halus, bermentega, berair atau lunak, dan tidak berserat.
Kulit bervariasi dalam ketebalan dan tekstur, dan warna kulit buah
dewasa yang khas meliputi kuning-hijau, hijau tua, ungu kemerahan,
dan ungu gelap hampir tampak hitam, tergantung pada variatesnya.
Bentuk buah berkisar dari bulat hingga berbentuk membelimbing, dan
berat buah bervariasi dari beberapa gram 100 gr hingga 2000 gr
meskipun warna, bau, dan bentuk variates tertentu mungkin hamper
identik, beberapa karakteristik seperti ketebalan ukuran biji, diameter
buah, ukuran keseluruhan buah dan rasanya dapart bervariasi.
14
B. Syarat Tumbuh Tanaman Alpukat
Setiap tanaman memiliki kreteria masing-masing agar bisa tumbuh dengan
baik, begitu pula dengan tanaman alpukat. Tanaman alpukat dapat tumbuh
dimana saja, namun apabila kondisi lingkungannya kurang sesuai dengan
tanaman tersebut, maka durian tidak dapat tumbuh dengan baik. Adapun syarat
tumbuh alpukat sebagai berikut.
- Iklim
Tanaman alpukat dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman
alpukat dapat tumbuh dengan baik pada curah hujan tinggi, yaitu berkisar
antara 750-1.000 mm/tahun. Intensitas penyinaran matahari yang ideal bagi
tanaman alpukat berkisar antara 40-80%.
- Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan intensitas cahaya matahari yang akan
diterima oleh tanaman alpukat selama masa pertumbuhannya. Intensitas
cahaya matahari yang ideal dalam menunjang pertumbuhan tanaman ini
adalah 40-80 persen yang berarti tanaman ini mampu bertahan di bawah terik
matahari dalam waktu yang lama. Tanaman alpukat dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-650
mdpl dan dataran tinggi dengan ketinggian 651-1500 mdpl.
- Tanah
Tanah adalah syarat utama yang harus dipahami sebelum memutuskan
untuk membudidayakan alpukat. Tanaman dapat dan berkembang dengan
baik jika tanah sebagai media tanam utamanya sesuai dengan tanaman
tersebut. Tanah yang cocok untuk tanaman alpukat adalah tanah lempung
berpasir, lempung liat, dan lempung endapan. Derajat keasaman tanah (pH)
yang cocok untuk menunjang kehidupan tanaman alpukat berkisar antara 5,6-
6,4. Tanah yang cocok untuk ditanami tanaman alpukat adalah tanah yang
datar, bukan tanah yang melengkung dan bergelombang.
15
- Suhu
Suatu tamanan akan berdiri dengan tegak apabila suhu di sekitar tanaman
tersebut tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Suhu yang sesuai dengan
karakteristik tanaman alpukat berkisar antara 15-300C.
1. Pemilihan variates
➢ Variates atau jenis tanaman alpukat yang di perbanyak di UPTD Balai
Benih Induk Hortikultura ada 3 jenis alpukat yaitu kendil, miki, dan
cipedak.
2. persiapan batang bawah
➢ Tahap pertama, terlebih dahulu siapkan batang bawah yang sudah
tinggi kurang lebih 2m berumur 3-4 bulan dari tanaman alpukat dari
perkembang biakan generatif atau dari biji dengan ukuran batang kira-
kira berdiameter sebesar pensil atau telah mencapai 7-11mm di ukur
pada pangkal batang. Pilih bibit yang tumbuh sehat dan subur serta
terhindar dari penyakit dan memiliki batang yang tegak.
16
3. Persiapan Batang Atas / entris
➢ Tahap kedua, siapkan juga batang atas atau entris yang di ambil dari
pohon induk tanaman alpukat yang sudah tumbuh lama yang telah
berumur 1-2 bulan setelah di lakukan pemangkasan dan terlihat kualitas
buah yang di hasilkan. Cari entris dari pohon induknya varietas unggul,
produktif, sehat dan terbebas dari serangan penyakit dan seranga hama.
Batangnya hijau tua atau telah berbentuk 3-4 payung daun. Pilihlah
entris yang sudah muncul mata tunasnya, biasanya mata tunas tumbuh
pada ketiak daun.
4. Alat Yang Digunakan
➢ Pisau okulasi, cutter, silet, atau pisau apa saja asalkan tajam dan steril
➢ Plastik PE 02 atau plastik es lilin untuk mengikat sambungan batang
atas dan batang bawah
17
➢ Potong batang bawah kurang lebih 8-10 cm dari pangkal batang agar
nantinya pohon tumbuh pendek.
➢ Batang bagian bawah dibelah sekitar 2cm (lebih panjang dari biasanya)
dengan menggunakan pisau okulasi atau cussstter, pada bibit alpukat
usia dini pembelahan dilakukan lebih panjang daripada pembelahan
grafting biasanya, tujuannya untuk memudahkan dalam pengikatan,
karena jika pembelahan dibuat seperti biasa akan licin sehingga sulit
untuk diikat.
➢ Selanjutnya Entres yang sudah siap untuk disambungkan kemudian
disayat kanan kirinya kurang lebih 5mm agar membentuk lancip
seperti lancip, karena pembelahan batang bawah dibuat lebih panjang
dari biasanya, maka penyayatan entrespun juga dibuat lebih panjang
menyesuaikan dengan belahan batang bawah. Panjang entres kira-kira
10 cm dan minimal memiliki 2 ruas atau mata tunas
➢ Setalah entris tersambung sempurna ikat mata tunas menggunakan
plastic gula atau grafiting tape. Lakukan pengikatan dari bawah keatas
ikat bagian atasnya agar saat hujan air tidak masuk yang dapat memicu
pertumbuhan jamur pada tunas atau bahkan tunas menjadi busuk yang
dapat menyebabkan kegagalan.
➢ Setelah di lakukan sambung pucuk atau grafting sungkup batang
menggunakan plastic es lilin.
➢ Setalah usia grafting 30-40 hari jika mata tunas sudah mengeluarkan
mata tunas buka sungkup, setelah itu hasil grafting bisa di lakukan
proses transflanting dan di pindahkan ketempat yang terkena sinar
matahari.
➢ Setelah hasil grafting tanaman alpukat sudah kuat dan kokoh, maka
tanam hasil grafting tanaman alpukat bisa di lahan atau dengan
menggunakan teknik tabulampot (teknologi budidaya tanaman dengan
memanfaatkan ruangan yang terbatas untuk dapat menumbuhkan
tanaman yang produktif dalam pot atau planterbag). Selain itu
perhatikan pula hama dan penyakit tanaman alpukat agar tanaman
alpukat dapat tumbuh subur dan cepat berbuah.
18
5.4 Perawatan
Tanaman alpukat yang telah melewati proses sambung pucuk/grafting
selanjutnya akan dilakukan proses perawatan diantaranya:
Pemeriksaan mata tunas pada sambungan
Setelah 2 minggu di lakukan pengamatan mata tunas/entris yang telah di
sambung, jika mata tunas masih dalam ke adaan hijau segar maka
sambung pucuk(grafting) dinyatakan berhasil, sebalinya jika mata tunas
berwarna coklat maka grafting dinyatakan gagal.
➢ Penyiraman
Penyiraman di lakuakan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari
dan sore hari, penyiraman dilakukan menggunakan selang.
➢ Pembersihan gulma
Pembersihan gulma dilakukan supaya tidak menggangu pertumbuhan
tanaman alpukat yang sedang di grafting
➢ Peletakan bibit sambung pucuk(grafting)
Setelah tanaman alpukat di grafting, maka bibit tersebut disusun secara
rapi di atas bedengan yang telah di beri mulsa dan di beri naungan agal
hasil grafting tanaman alpukat tidak terkena sinar matahari langsung,
pemasangan mulsa dan naungan mengikuti barisan bibit alpukat. Tata cara
peletakannya adalah dengan 10 polibag bibit alpukakat disusun dengan
bentuk vertikal dari utara ke selatan dengan rapi.
➢ Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman dapat
dilakukan dengan pengendalian secara kimia. Pengendalian hama dan
penyakit dengan menggunakan obat yenets untuk hama seperti ulat dan
kutu-kutu daun dengan dosis 20-25 gram atau setara dengan 1 sendok
makan campur dengan air 10 liter air (tergantung banyaknya tanaman
yang akan di semprot)
➢ Wiwilan
Wiwilan di lakukan setelah sambung pucuk/grafting sudah berhasil dan
usia grafting tanaman alpukat sudah berusia 30-40 hari, wiwilan Pada
tunas batang bawah bertujuan untuk mempercepat proses tumbuhnya
19
tunas utama (hasil grafting), dengan tumbuhnya tunas batang bawah di
khawatirkan tunas yang diharapkan menjadi calon tanaman dan akan
memperhambat pertumbuhannya mata tunas, maka dari itu perlu
dilakukan wiwilan terhadap tunas baru pada batang bawah.
1. Macam-Macam Pemangkasan
a.Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk keseluruhan
dari tanaman. Dapat dipilih, bentuk tanaman yang dikehendaki berbatang
pokok rendah/tinggi.
Tanaman berbatang pokok rendah dapat diperoleh dengan memangkasnya
setelah tinggi tanaman sekitar 1 – 1,5 m.Mendapatkan tanaman berbatang
pokok tinggi, pemangkasan dilakukan setelah tinggi tanaman lebih dari
1,5 m, atau sesuai selera.
b.Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara agar tanaman
tumbuh dengan baik, sehat, dan cepat berbuah.Cabang yang perlu
dipangkas : cabang liar cabang yang bergesekan; cabang yang tumbuh ke
dalam; cabang yang terlalu panjang; cabang yang lemah, rusak, atau sakit;
dan cabang bekas tangkai buah.
c.Pemangkasan peremajaan
dilakukan dengan memangkas hampir semua bagian tanaman, hanya
tersisa cabang primernya. Dilakukan awal musim hujan dan kira-kira 2
minggu setelah pemupukan
2. Pemupukan
Untuk tanaman muda( 1 - 4 tahun ) :
pupuk kandang : 10 kg/pohon
pupuk Urea : 0,27 – 1,1 kg/pohon
pupuk TSP : 0,5 – 1 kg/pohon
pupuk KCl : 0,2 – 0,83 kg/pohon
Untuk tanaman produksi ( > 5 tahun ) :
pupuk kandang : 10 kg/pohon
20
pupuk Urea : 2,22 – 3,55 kp/pohon
pupuk TSP : 3,2 kg/pohon
pupuk KCl : 4 kg/pohon
Pemberian pupuk yang baik pada saat menjelang musim hujan.
Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun. Agar pupuk larut dalam air
sehingga akar mudah menyerapnya
21
Pengendalian : Disemprot dengan insektisida berbahan aktif
asefat/dimetoat, misalnya Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8
gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.
22
❖ Codot ( Cynopterus sp. )
Gejala : Terdapat bagian buah yang berlubang bekas gigitan. Buah
yang terserang hanya yang telah tua, dan bagian yang dimakan adalah
daging buahnya saja.
Pengendalian :Menangkap codot menggunakan jala/menakut-nakutinya
menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat
menimbulkan suara.
23
yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80
WP.
B. Bercak daun atau bercak cokelat
Penyebab :Cercospora purpurea Cke. / dikenal juga dengan
Pseudocercospora purpurea ( Cke. ) Derghton.
Gejala : bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di
permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak
cokelat berubah menjadi bintik -bintik kelabu. Bila
dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang
dapat dimasuki organisme lain.
Pengendalian :Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang
mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter
atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.
24
teratur, yang kemudian menjalar ke bagian buah.
Pada kulit buah akan timbul tonjolan-tonjolan kecil.
Pengendalian : Oleskan bubur Bordeaux / semprotkan fungisida
Velimex 80 WP yang berbahan aktif Zineb, dengan
dosis 2-2,5 gram/liter.
5.5 pemasaran
Bibit alpukat yang siap dipasarkan yaitu benih yang telah berumur 5-6
bulan dan memiliki panjang tunas kurang lebih 25 cm. Sebelum di
pasarkan brnih terlebih dahulu di sortasi dan diberi pelebelan atau
sertifikat serta pendataan benih yang terjual.
25
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a. Bagi siswa
26
DAFTAR PUSTAKA
Distan.jogjaprov,go,id.(buah alpukat)
https://eprints.undip.ac.id/82364/3/BAB_II.pdf
https://www.aanwijzing.com //2022/02/budiday-tanaman-alpukat-
avokad.html?m=1(di unduh pada tanggal 9maret 2023 pukul 15.00)
cybek.pertanian,go.id.
.(www.coursehero.com)
.(www.mitrausahatani.com) diuduh pada tanggal 15 maret pukul 20.50
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 2..kegiatan penanaman biji alpulkat
29
Lampiran 4..kegiatan sambung pucuk
30