PENANGGUNG JAWAB :
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000
pohon)
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Utara
3. Alamat Unit Kerja : Kampus Pertanian Kalasey Kotak Pos 1345 Manado
Sulawesi Utara
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Sulut TA. 2022
5. Status : Baru
6. Penanggung Jawab
a. Nama : Miftahulhair Ardan, SP. MP
b. Pangkat / Gol. : Penata /III c
c. Jabatan : Analis Kebijakn Pertama
7. Lokasi : KP.Pandu, BPTP Sulawesi Utara
8. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah
9. Tahun Mulai : 2022
10. Tahun Selesai : 2023
11. Output Tahunan : -Tersedia Bibit Pala, sebanyak 20.000 anakan
Mengetahui:
Dr. Ir. Fery Fahruddin Munier, M.Sc Dr. Femmi Nor Fahmi, SPi. MSi
NIP. 196601061993031001 NIP. 196911251999032001
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
Karunia-Nya kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Produksi Benih Sebar
Tanaman Pala (20.000 pohon). Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang
telah dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Utara. Laporan ini berisi tentang hasil
pelaksanaan kegiatan Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000 pohon).
Kegiatan Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000 pohon) tidak dapat
terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP
Balitbangtan Sulawesi Utara atas bimbingan dan arahannya, peneliti, penyuluh
BPTP, penyuluh pertanian daerah, instansi terkait, dimana atas dukungannya
kegiatan dapat berjalan lancar hingga tersusunnya laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi pengguna.
Penyusun,
Tim
i
DAFTAR ISI
i
RINGKASAN
Salah satu komoditi unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan
di Sulawesi Utara adalah tanaman pala, dimana luas lahan kira-kira
18.724.24 Ha dengan produksi 10.203,18 ton (BPS.2015), merupakan
pemasok utama komoditi pala terbesar dunia, Untuk mempertahankan
pala sebagai salah satu mata pencaharian para petani dengan produksi
dan mutu yang lebih baik dan menguntungkan, menjadi andalan daerah,
meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petaninya, perlu dilakukan
gerakan revitalisasi pembangunan/rehabilitasi perkebunan pala dengan
penggunaan bahan tanaman yang unggul dan penerapan budidaya
anjuran GAP (Good Agricultural Practices).
i
sisa di pesemaian yang belum proses sebanyak 1.006 pohon yang akan
diusahakan selesai di minggu terakhir desember 2022.
I. PENDAHULUAN
i
Salah satu komoditi unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan
di Sulawesi Utara adalah tanaman pala, dimana luas lahan kira-kira
18.724.24 Ha dengan produksi 10.203,18 ton (BPS.2015), merupakan
pemasok utama komoditi pala terbesar dunia. Produksi pala paling banyak
di Sulut dihasilkan dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe dan
Kepulauan Talaud dan kabupaten Minut sedangkan negara tujuan
ekspornya tersebar baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika, dan
mampu memenuhi 70 persen kebutuhan pala dunia, dengan kata lain Pala
merupakan salah satu mata dagang paling kontinyu ekspornya, karena
setiap bulan terjadi realisasi ekspor dengan jumlah relatif stabil.
i
1.2. Dasar Pertimbangan
1.3.2 Keluaran
1.3.2.1 Keluaran Umum
Tersedianya bibit pala yang memadai dalam rangka mendukung
pengembangan komoditas pala di Sulawesi Utara
1.3.2.2 Keluaran Khusus
Tersedianya benih pala sebanyak 20.000 bibit Varietas lokal dari
Blok Penghasil Tinggi dari hasil teknologi sambung pucuk yang siap salur.
i
1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat yang diharapkan dari tersedianya bibit yang memadai di
Sulawesi Utara adalah: (1) petani atau pengguna lainnya dapat
memperoleh bibit pala yang terjamin secara agronomis dan terjangkau;
(2) Bibit yang diperlukan tersedia pada waktu yang tepat untuk
penanaman; (3) petani/pengguna memperoleh langsung pendampingan
teknologi dari peneliti/penyuluh yang kompeten.
Selanjutnya, dampak yang diharapkan adalah terjadinya
pengembangan komoditas pala berupa peremajaan, penyulaman,
perbaikan struktur pertanaman dan perluasan areal baik monokultur atau
tanaman campuran pada lahan perkebunan lainnya terutama lahan
kelapa.Selanjutnya diharapkan terjadinya peningkatan kesejahteraan
petani dan pendapatan daerah dari sektor ini.
i
TINJAUAN PUSTAKA
Hal yang sama juga disampaikan Burhan Udin (2009), bahwa 60%
kebutuhan Pala dunia disuplay dari Indonesia, 70 % pala di Indonesia
dipasok dari Sulawesi utara yaitu dari Pulau Siau dan Sangihe. Untuk itu
disarankan terus dapat menjadi pemasok pala dunia, perlu adanya
peremajaan tanaman pala, karena itu penting untuk melakukan
pembibitan tanaman pala yang tentunya menggunakan benih unggul yang
dapat meningkatkan produksi pala di Sulawesi Utara.
i
Biji pala dan fuli merupakan komoditas ekspor sehingga dapat
menambah devisa Negara, karena bermanfaat sebagai obat pada industry
farmasi modern seperti balsam gosok sirup obat batuk minyak urut dan
sebagainya. Selain itu juga mempunyai peranan yang cukup besar dalam
menunjang upaya peningkatan pendapatan Negara/devisa negara karena
sampai saat ini biji pala dan fuli diekspor ke Uni Eropah antara lain
Belanda, Italia, Vietnam dan Argentina. Hal ini ditambahkan juga oleh Olvi
Ateng Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( dalam Metro TV
news,2014), bahwa komoditi biji pala dan bunga asal Sulut di
minati/permintaan pasar Negara2 Uni Eropah terutama dari kepulauan
Sitaro, Sangihe dan Talaud. Lebih lanjut dikemukakan oleh Darwin Muhsin
( Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Sulut bahwa ke-4 Negara tersebut merupakan
tujuan potensial ekspor asal Sulut dimana data terakhir ( Kamis, 16
Pebruari 2017) diperoleh pemasukan sebagai devisa negara sejumlah 1,14
Juta dolar Amerika.
Selain sebagai bahan baku industri farmasi produk lain yang
potensial dari pala adalah minyak atsiri (essensial oil ). Minyak atsiri
adalah ektsrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun,
bunga, kayu, biji-bijian, bahkan putik bunga. Dari 70 jenis minyak atsiri
yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di
antaranya dapat di produksi di Indonesia. Menurut Polontalo (2010)
minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri
potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan
devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi
minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 10 % dari tahun ke tahun.
Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya berbagai
bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam
bidang industri kosmetik (sabun, pasta gigi, shampo, lotion), dalam
industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita
rasa, dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk
i
minyak wangi, dalam industri farmasi atau obat-obatan (antinyeri,
antiinfeksi, pembunuh bakteri), dalam industri bahan pengawet, bahkan
digunakan pula sebagai insektisida. Itulah sebabnya ada yang
berpendapat selama masih ada kehidupan manusia selama itu pula
minyak atsiri diperlukan.Dan untuk pala kandungan minyak atsirih pada
biji pala utuh yakni antara 25 – 40%, sedangkan pada fuli kandungan
minyak atsirih adalah 20 – 30%.
Untuk mengembangkan pala berdasarkan latar belakang historis,
sosial dan ekonomi, maka di Sulawesi Utara dibutuhkan materi
perbanyakan yang memadai. Pembibitan dengan dukungan teknologi yang
bersifat sederhana, mudah dijangkau dan memenuhi kaedah-kaedah
ilmiah perlu dipusatkan misalnya pada Kebun Percobaan yang selain untuk
penyediaan bibit, juga sebagai media diseminasi bagi pengguna dan
pengambil kebijakan.
i
III. PROSEDUR
3.1.Pendekatan
Peran Kebun Percontohan (KP) Pandu sejak 3 tahun terakhir ini telah
diupayakan untuk menjadi tempat yang sangat strategis dalam
menghasilkan paket teknologi adaptif ( centre of inovation ) bahkan model
usahatani terpadu berbasis kelapa, baik untuk keperluan pihak
stakeholders (pengguna lain) atau petani langsung dimana telah dilakukan
plot penelitian dari beberapa komoditi spesifik lokasi antara lain pala yang
dapat dijadikan sebagai bahan baku minyak atsirih. Dampak yang
diperoleh dari KP ini adalah menyediakan teknologi spesifik lokasi,
peningkatan produktivitas lahan dan percepatan adopsi teknologi.
i
IV. Hasil
Koordinasi Kegiatan
Teknis Kegiatan
i
20.000 biji, namun masih menunggu benih susulan sebanyak 10.000 biji
yang akan di semai, sebagai penanggulangan awal Ketika ada yang mati.
i
dan dari 18.303 pohon yang sudah berhasil tersambung pucuk/grafting
sebanyak 17.477 pohon dan yang mengalami kegagalan dalam proses
grafting sebanyak 2.820, dan yang berhasil tersambung sebanyak 14.657
pohon sampai akhir desember 2022, dan akan terus diupayakan agar
tanaman yang masih bisa di proses penyambungan pucuk (selama batang
bawah tidak mengalami kematian) bisa menambah jumlah yang berhasil
di grafting.
1. Kegiatan baru dimulai pada bulan Mei, karena bahan utama baru dapat
terealisasi, dikarenakan adanya pergantian KPA/Kepala Balai.
i
REALISASI ANGGARAN :
PRESENTASI
Sub Komponen/Detail DANA REALISASI SISA DANA (%)
i
DAFTAR PUSTAKA
i
Lampiran Dokumentasi Kegiatan :
i
Peletakan/Pendederan biji Pala sebanyak 20.000 biji,dan kegiatan
pendederan tersebut di lakukan bertahap selama 4 hari dan hari pertama
3000,hari kedua 6000,hari ketiga 4000 dan hari terakhir 7000 sehingga
pendederan mencapai target yaitu 20.000 biji 9-13 Juni 2022
i
Pendederan lanjutan sebanyak 10.000 Biji
i
Proses perawatan pada tanaman yang telah melewati proses sambung
pucuk dengan cara penyiraman
i
Tanaman Pala yang berhasil
dilaksanakan sambung pucuk/ Grafting