Anda di halaman 1dari 23

Laporan Hasil Kegiatan

Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000 pohon)

PENANGGUNG JAWAB :

MIftahulhair Ardan, SP. MP

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


SULAWESI UTARA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000
pohon)
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Utara
3. Alamat Unit Kerja : Kampus Pertanian Kalasey Kotak Pos 1345 Manado
Sulawesi Utara
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Sulut TA. 2022
5. Status : Baru
6. Penanggung Jawab
a. Nama : Miftahulhair Ardan, SP. MP
b. Pangkat / Gol. : Penata /III c
c. Jabatan : Analis Kebijakn Pertama
7. Lokasi : KP.Pandu, BPTP Sulawesi Utara
8. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah
9. Tahun Mulai : 2022
10. Tahun Selesai : 2023
11. Output Tahunan : -Tersedia Bibit Pala, sebanyak 20.000 anakan

12. Output Akhir : -Tersalurkan Bibit Pala, sebanyak 20.000 anakan

13. Biaya : Rp. 226.120.000 (Dua Ratus dua puluh enam


juta seratus sua puluh ribu rupiah)

Koordinator Program dan Evaluasi Penanggung Jawab RDHP,

Sudarti, SP. M,Si Miftahulhair Ardan, SP. MP


NIP.196604161992032002 NIP. 198603282011011007

Mengetahui:

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Kepala BPTP Sulut


Pengembangan Teknologi Pertanian

Dr. Ir. Fery Fahruddin Munier, M.Sc Dr. Femmi Nor Fahmi, SPi. MSi
NIP. 196601061993031001 NIP. 196911251999032001

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
Karunia-Nya kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Produksi Benih Sebar
Tanaman Pala (20.000 pohon). Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang
telah dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Utara. Laporan ini berisi tentang hasil
pelaksanaan kegiatan Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000 pohon).
Kegiatan Produksi Benih Sebar Tanaman Pala (20.000 pohon) tidak dapat
terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP
Balitbangtan Sulawesi Utara atas bimbingan dan arahannya, peneliti, penyuluh
BPTP, penyuluh pertanian daerah, instansi terkait, dimana atas dukungannya
kegiatan dapat berjalan lancar hingga tersusunnya laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi pengguna.
Penyusun,

Tim

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………. ii
RINGKASAN ………………………………………………………………………………………. v
1. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
1.2 Dasar Pertimbangan ………………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan dan Keluaran………………………………………………………… 4
2. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………………… 6
2.1 Inovasi Pertanian ………………………………………………………………. 6
2.2 Media Komunikasi ……………………………………………………………… 7
Diseminasi
2.3 ………………………………………………………………………… 8
3. METODA/PROSEDUR …………………………………………………………………. 10
3.1 Pendekatan ………………………………………………………………………. 10
3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ……………………………………………………. 10
3.3 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………….. 10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .…………………………………………………………. 13
5. KINERJA HASIL KEGIATAN …………………………………………………………. 23
6. Realisasi Keuangan…………………………………………………………………….. 23
7. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 24
8.1 Daftar Resiko ……………………………………………………………………. 26
8.2 Daftar Penanganan Resiko …………………………………………………. 26
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………… 27

i
RINGKASAN
Salah satu komoditi unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan
di Sulawesi Utara adalah tanaman pala, dimana luas lahan kira-kira
18.724.24 Ha dengan produksi 10.203,18 ton (BPS.2015), merupakan
pemasok utama komoditi pala terbesar dunia, Untuk mempertahankan
pala sebagai salah satu mata pencaharian para petani dengan produksi
dan mutu yang lebih baik dan menguntungkan, menjadi andalan daerah,
meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petaninya, perlu dilakukan
gerakan revitalisasi pembangunan/rehabilitasi perkebunan pala dengan
penggunaan bahan tanaman yang unggul dan penerapan budidaya
anjuran GAP (Good Agricultural Practices).

Tujuan kegiatan Untuk menyediakan bibit pala yang memadai


dalam rangka mendukung pengembangan komoditas pala di Sulawesi
Utara, dengan sasasarn Tersalurkannya pala hasil sambung pucuk/grafting
ke tingkatan Petani, kelompok kelompok tani, serta para stakeholder yang
ada di Sulawesi Utara, dimana keluaran dari kegiatan ini adalah
Tersedianya bibit pala yang memadai dalam rangka mendukung
pengembangan komoditas pala di Sulawesi Utara, Kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2022 diKebun Percobaan
Pandu, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dan di Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara.

Dari hasil penyemaian yang dilaksanakan sebanyak 30.000 biji,


yang berhasil tumbuh dan dipindahkan di polibag sebanyak 18.303
tanaman, yang siap untuk dilaksanakan penyambungan pucuk/grafting,
adapun sampai akhir November 2022 yaitu sampai tanggal 24 November
2022 Kegiatan sambung pucuk (Grafting) telah dilakukan sebanyak 17.477
pohon, dan yang berhasil tersambung sebanyak 14.530 adapun yang
mengalami kegagalan dalam penyambungan sebanyak 2.416 pohon, dan

i
sisa di pesemaian yang belum proses sebanyak 1.006 pohon yang akan
diusahakan selesai di minggu terakhir desember 2022.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan Pertanian dihadapkan kepada tantangan yang
semakin berat akibat perubahan lingkungan strategis yang ditandai era
globalisasi dan perubahan penyelenggaraan pemerintahan/otonomi.
Disamping itu perkembangan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha
pertanian dewasa ini lebih dinamis, memerlukan pelayanan yang lebih
bermutu dan spesifik serta sesuai tuntutan perubahan. Berbagai
tantangan tersebut dimaknai sebagai peluang untuk mewarnai
kepelayanan penyuluhan sebagai salah satu instrumen terdepan
pelayanan masyarakat tani. Para pemangku kepentingan dituntut untuk
meningkatkan kualitas pelayanan agar berdaya dalam merespon
perubahan lingkungan strategis tersebut (Anonimous, 2008).
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara
merupakan unit pelaksana Badan Litbang Pertanian yang berada di tingkat
provinsi dan melayani kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi,
dengan tugas pokok melaksanakan penelitian komoditas, pengujian dan
perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi (Badan Litbang Pertanian,
2004). Dengan kata lain dalam bidang penelitian dan pengembagan
pertanian, reformasi pelayanan telah dilakukan dengan pembentukan
BPTP Sulawesi Utara, untuk mendekatkan hasil penelitian kepada
masyarakat dengan cara pelaksanaan penelitian di lahan petani dan
pelibatan petani dalam kegiatan pengkajian teknologi pertanian, dimana
inilah yang merupakan antara lain misi dari BPTP adalah mempercepat
transfer teknologi kepada petani bahkan pengguna lainnya, dengan kata
lain hasil penelitian/pengkajian sangat perlu untuk didiseminasikan kepada
petani dan pengguna lainnya.

i
Salah satu komoditi unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan
di Sulawesi Utara adalah tanaman pala, dimana luas lahan kira-kira
18.724.24 Ha dengan produksi 10.203,18 ton (BPS.2015), merupakan
pemasok utama komoditi pala terbesar dunia. Produksi pala paling banyak
di Sulut dihasilkan dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe dan
Kepulauan Talaud dan kabupaten Minut sedangkan negara tujuan
ekspornya tersebar baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika, dan
mampu memenuhi 70 persen kebutuhan pala dunia, dengan kata lain Pala
merupakan salah satu mata dagang paling kontinyu ekspornya, karena
setiap bulan terjadi realisasi ekspor dengan jumlah relatif stabil.

Sekalipun Indonesia merupakan negara pengekspor pala terbesar


di dunia, namun secara keseluruhan mutu pala Indonesia masih kalah di
banding mutu pala dari Grenada dan negeri lainnya. Rendahnya mutu pala
tersebut disebabkan banyak faktor antara lain tanaman yang sedang
berproduksi makin hari makin tua, pemeliharaan praktis jarang dilakukan,
produktivitas rendah, rata-rata 560 kg/ha karena sebagian tanaman
tua/tidak produktif dan belum menggunakan bibit unggul dibarengi
dengan cara membudidayakan cara tradisional atau hanya berdasarkan
pada pengalaman.Karena untuk dapat bersaing di pasar dunia, sangat
dibutuhkan peningkatan produktivitas dan mutu produk yang memenuhi
standar pasar Internasional (Ditjenbun, 2009b).

Untuk mempertahankan pala sebagai salah satu mata pencaharian


para petani dengan produksi dan mutu yang lebih baik dan
menguntungkan, menjadi andalan daerah, meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan petaninya, perlu dilakukan gerakan revitalisasi
pembangunan/rehabilitasi perkebunan pala dengan penggunaan bahan
tanaman yang unggul dan penerapan budidaya anjuran GAP ( Good
Agricultural Practices).

i
1.2. Dasar Pertimbangan

Untuk mengembangkan pala berdasarkan latar belakang historis,


sosial dan ekonomi, maka di Sulawesi Utara dibutuhkan materi
perbanyakan yang memadai. Pembibitan dengan dukungan teknologi yang
bersifat sederhana, mudah dijangkau dan memenuhi kaedah-kaedah
ilmiah perlu dipusatkan dan dilakukan secara ex-situ, misalnya pada
Kebun Percobaan atau kebun benih milik penangkar yang selain untuk
penyediaan bibit, juga sebagai media diseminasi bagi pengguna dan
pengambil kebijakan.Selain masalah teknis, penyediaan bibit pala untuk
pengembangan secara luas di Sulawesi Utara secara ex-situ pada Kebun
Percobaan atau kebun benih milik penangkar juga sangat efisien dalam
pendanaan.
1.3 TUJUAN DAN KELUARAN
1.3.1Tujuan
1.3.1.1 Tujuan Umum
Untuk menyediakan bibit pala yang memadai dalam rangka mendukung
pengembangan komoditas pala di Sulawesi Utara
1.3.1.2 Tujuan Tahunan
Untuk memproduksi benih pala sebanyak 20.000 bibit Varietas lokal
dari Blok Penghasil Tinggi.

1.3.2 Keluaran
1.3.2.1 Keluaran Umum
Tersedianya bibit pala yang memadai dalam rangka mendukung
pengembangan komoditas pala di Sulawesi Utara
1.3.2.2 Keluaran Khusus
Tersedianya benih pala sebanyak 20.000 bibit Varietas lokal dari
Blok Penghasil Tinggi dari hasil teknologi sambung pucuk yang siap salur.

i
1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat yang diharapkan dari tersedianya bibit yang memadai di
Sulawesi Utara adalah: (1) petani atau pengguna lainnya dapat
memperoleh bibit pala yang terjamin secara agronomis dan terjangkau;
(2) Bibit yang diperlukan tersedia pada waktu yang tepat untuk
penanaman; (3) petani/pengguna memperoleh langsung pendampingan
teknologi dari peneliti/penyuluh yang kompeten.
Selanjutnya, dampak yang diharapkan adalah terjadinya
pengembangan komoditas pala berupa peremajaan, penyulaman,
perbaikan struktur pertanaman dan perluasan areal baik monokultur atau
tanaman campuran pada lahan perkebunan lainnya terutama lahan
kelapa.Selanjutnya diharapkan terjadinya peningkatan kesejahteraan
petani dan pendapatan daerah dari sektor ini.

i
TINJAUAN PUSTAKA

Tri Eko Wahyono dan Cucu Sukmana (2013), dalam artikel


melaporkan bahwabenih pala diperoleh petani Sulawesi Utara khusus
Kabupaten Minahasa Utara dari pohon yang mereka miliki, dipilih dari
tanaman yang menghasilkan biji yang mereka anggap paling bermutu
meskipun sebenarnya benih tersebut merupakan benih asalan. Kondisi ini
dan adanya serangan hama penggerek batang menyebabkan produktivitas
dan mutu pala di daerah ini semakin menurun, dan berdampak pada
penurunan luas lahan pala yang sangat signifikan. Baru beberapa tahun
belakangan ini, dengan adanya bantuan bibit dari Dinas Pertanian
Minahasa Utara dan kenaikan harga pala yang signifikan maka penduduk
mulai melakukan rehabilitasi tanamannya.

Hal yang sama juga disampaikan Burhan Udin (2009), bahwa 60%
kebutuhan Pala dunia disuplay dari Indonesia, 70 % pala di Indonesia
dipasok dari Sulawesi utara yaitu dari Pulau Siau dan Sangihe. Untuk itu
disarankan terus dapat menjadi pemasok pala dunia, perlu adanya
peremajaan tanaman pala, karena itu penting untuk melakukan
pembibitan tanaman pala yang tentunya menggunakan benih unggul yang
dapat meningkatkan produksi pala di Sulawesi Utara.

Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu faktor penting


dalam produksi tanaman. Benih varietas unggul berperan tidak hanya
sebagai pengantar teknologi juga menentukan batas produktivitas yang
bisa dicapai, dan kualitas produk yang akan dihasilkan, efisiensi
berproduksi,dan lain-lain. Sekitar 60% dari kenaikan produktivitas
tanaman pertanian didunia, disebabkan oleh perbaikan mutu genetik
varietas tanaman. Perbaikan varietas tanaman telah mengurangi risiko
kegagalan hasil karena kekeringan, gangguan OPT, meningkatkan
kandungan nutrisi, meningkatkan daya saing, dan sebagainya.

i
Biji pala dan fuli merupakan komoditas ekspor sehingga dapat
menambah devisa Negara, karena bermanfaat sebagai obat pada industry
farmasi modern seperti balsam gosok sirup obat batuk minyak urut dan
sebagainya. Selain itu juga mempunyai peranan yang cukup besar dalam
menunjang upaya peningkatan pendapatan Negara/devisa negara karena
sampai saat ini biji pala dan fuli diekspor ke Uni Eropah antara lain
Belanda, Italia, Vietnam dan Argentina. Hal ini ditambahkan juga oleh Olvi
Ateng Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( dalam Metro TV
news,2014), bahwa komoditi biji pala dan bunga asal Sulut di
minati/permintaan pasar Negara2 Uni Eropah terutama dari kepulauan
Sitaro, Sangihe dan Talaud. Lebih lanjut dikemukakan oleh Darwin Muhsin
( Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Sulut bahwa ke-4 Negara tersebut merupakan
tujuan potensial ekspor asal Sulut dimana data terakhir ( Kamis, 16
Pebruari 2017) diperoleh pemasukan sebagai devisa negara sejumlah 1,14
Juta dolar Amerika.
Selain sebagai bahan baku industri farmasi produk lain yang
potensial dari pala adalah minyak atsiri (essensial oil ). Minyak atsiri
adalah ektsrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun,
bunga, kayu, biji-bijian, bahkan putik bunga. Dari 70 jenis minyak atsiri
yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di
antaranya dapat di produksi di Indonesia. Menurut Polontalo (2010)
minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri
potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan
devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi
minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 10 % dari tahun ke tahun.
Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya berbagai
bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam
bidang industri kosmetik (sabun, pasta gigi, shampo, lotion), dalam
industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita
rasa, dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk

i
minyak wangi, dalam industri farmasi atau obat-obatan (antinyeri,
antiinfeksi, pembunuh bakteri), dalam industri bahan pengawet, bahkan
digunakan pula sebagai insektisida. Itulah sebabnya ada yang
berpendapat selama masih ada kehidupan manusia selama itu pula
minyak atsiri diperlukan.Dan untuk pala kandungan minyak atsirih pada
biji pala utuh yakni antara 25 – 40%, sedangkan pada fuli kandungan
minyak atsirih adalah 20 – 30%.
Untuk mengembangkan pala berdasarkan latar belakang historis,
sosial dan ekonomi, maka di Sulawesi Utara dibutuhkan materi
perbanyakan yang memadai. Pembibitan dengan dukungan teknologi yang
bersifat sederhana, mudah dijangkau dan memenuhi kaedah-kaedah
ilmiah perlu dipusatkan misalnya pada Kebun Percobaan yang selain untuk
penyediaan bibit, juga sebagai media diseminasi bagi pengguna dan
pengambil kebijakan.

i
III. PROSEDUR

3.1.Pendekatan

Peran Kebun Percontohan (KP) Pandu sejak 3 tahun terakhir ini telah
diupayakan untuk menjadi tempat yang sangat strategis dalam
menghasilkan paket teknologi adaptif ( centre of inovation ) bahkan model
usahatani terpadu berbasis kelapa, baik untuk keperluan pihak
stakeholders (pengguna lain) atau petani langsung dimana telah dilakukan
plot penelitian dari beberapa komoditi spesifik lokasi antara lain pala yang
dapat dijadikan sebagai bahan baku minyak atsirih. Dampak yang
diperoleh dari KP ini adalah menyediakan teknologi spesifik lokasi,
peningkatan produktivitas lahan dan percepatan adopsi teknologi.

3.2. Ruang Lingkup


Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
(1) Eksplorasi sumber-sumber benih pala pada sentra produksi di
Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara
(2) Pengambilan Benih pada penangkar dari Blok Penghasil Tinggi
(3) Pembibitan pala
(4) Sambung Pucuk

3.3. Bahan dan Alat yang digunakan


Lahan Kebun Percobaan, benih palavarietas unggul lokal yang
sudah beradaptasi di Sulawesi Utara, media tanah, pupuk kandang, NPK,
Urea, insektisida, moluskisida, polibag, paranet, Kaso, bambu, balok
kayu, cangkul, sekop, parang, air irigasi, dll
3.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2022
diKebun Percobaan Pandu, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
dan di balai pengkajian teknologi pertanian Sulawesi Utara.

i
IV. Hasil

Koordinasi Kegiatan

Pada tanggal 15 Mei 2022, Tim melaksanakan perjalanan menuju


Dinas Pertanian kabupaten SITARO, untuk mensosialisasikan mengenai
pelaksanaan kegiatan dan dinas merespon baik dan mengarahkan ke
beberapa Penangkar Benih Pala yang berada di Siau untuk di jadikan
tempat pengambilan benih sumber, setelah ada petunjuk dari pihak terkait
yaitu Dinas Pertanian untuk mengarahkan team ke Penangkar yang
ada,setelah sampai di penangkar team mengadakan pembicaraan
mengenai ketersediaan benih Pala sebanyak 20.000 benih.

Teknis Kegiatan

Pengadaan Bambu untuk tempat perbenihan Pala pada tanggal 15


Mei 2022, Pemotongan bambu sebanyak 150 ujung, setelah di potong di
angkut menggunakan Traktor di letakkan pada tempat Perbenihan
Pala.setelah itu bambu di bersihkan dan di potong menjadi 4 bagian untuk
persiapan menjadi Lata. Persiapan tempat Pembibitan Berupa
penyemprotan Gulma menggunakan herbisida berupa Basmilang pada
tempat perbenihan Pekerjaan Penyusunan Bambu pada tempat kegiatan
Pembuatan Naungan menggunakan Paranet serta peletakan Naungan di
atas bambu yang telah terpasang.
Pengupasan Biji Pala agar supaya lebih cepat masa
Pertumbuhannya yang dilaksanakan pada 5-7 Juni 2022, dengan cara ini
biji pala tersebut dapat tumbuh/berkecambah lebih cepat dalam kurun
waktu kurang lebih dua minggu.

Pada tanggal 9-13 Juni 2022, Peletakan/Pendederan biji Pala


sebanyak 20.000 biji,dan kegiatan pendederan tersebut di lakukan
bertahap selama 4 hari dan hari pertama 3000,hari kedua 6000,hari ketiga
4000 dan hari terakhir 7000 sehingga pendederan mencapai target yaitu

i
20.000 biji, namun masih menunggu benih susulan sebanyak 10.000 biji
yang akan di semai, sebagai penanggulangan awal Ketika ada yang mati.

Pencampuran tanah dengan pupuk kandang agar supaya tanah


bisa subur dan bisa menghasilkan benih yang bermutu dan merupakan
Persiapan pengisian tanah oleh para tenaga harian berupa pengisian
tanah pada polibag sebanyak 20.000, tetapi dengan jangka waktu hari yg
sudah di kerjakan polibag terisi sebanyak 11.000, disamping itu Pekerjaan
perawatan tanaman benih Pala berupa penyiraman rutin di setiap musim
kemarau,dan di bantu juga dengan naungan pelepa daun Kelapa.agar
supaya benih tetap aman, pelaksanan ini dilakukan pada tanggal 14-20
Juni 2022.

Kegiatan pengisian tanah ke polibag dilaksanakan hampir setiap


hari dan pada tanggal 15 juli 2022 biji pala yang disemai telah bertumbuh
dan siap di masukkan kedalam polibag yang telah terisi tanah, selaian itu
benih sebanyak 10.000 biji yang merupakan benih susulan sebagai
antisipasi kegagalan dalam proses grafting nantinya, telah di semai pada
lokasi pesemaian, total tanaman yang pemindahan dari tempat pesemaian
ke polibag per tanggal 3 Agustus 2022 berjumlah 11340 pohon dan
menunggu sekitar 2 minggu untuk siap sambung pucuk.

KEGIATAN SAMBUNG PUCUK/TOP GRAFTING

Kegiatan penyambungan dimulai dari kegiatan penyiapan tempat


pelaksanaan, yang mana tempat penyambungan memiliki suhu yang baik,
tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, awal dari penyiapan tempat
yaitu memasang paranet untuk mengatur sinar matahari dan penghalang
dari cuaca dari luar yang ekstrim.

Dari hasil penyemaian yang dilaksanakan sebanyak 30.000 biji,


yang berhasil tumbuh dan dipindahkan di polibag sebanyak 18.303
tanaman, yang siap untuk dilaksanakan penyambungan pucuk/grafting,

i
dan dari 18.303 pohon yang sudah berhasil tersambung pucuk/grafting
sebanyak 17.477 pohon dan yang mengalami kegagalan dalam proses
grafting sebanyak 2.820, dan yang berhasil tersambung sebanyak 14.657
pohon sampai akhir desember 2022, dan akan terus diupayakan agar
tanaman yang masih bisa di proses penyambungan pucuk (selama batang
bawah tidak mengalami kematian) bisa menambah jumlah yang berhasil
di grafting.

Tahapan yang belum dilaksanakan pada kegiatan ini yaitu


menunggu hasil sertifikasi pada semua tanaman yang berhasil dari
tahapan sambung pucuk ini yang akan dilaksanakan pada usia tanaman
kurang lebih satu tahun dan setelah itu siap dilaksanakan penyaluran ke
tingkat petani, masyarakat/ dan stakeholder yang membutuhkan, yang
akan dilaksanakan pada tahun 2023.

Masalah dan kendala :

1. Kegiatan baru dimulai pada bulan Mei, karena bahan utama baru dapat
terealisasi, dikarenakan adanya pergantian KPA/Kepala Balai.

2. Tanaman yang bertumbuh dari pesemaian belum mencapai 20 ribu,


dikarenakan banyaknya tanaman yang tidak bertumbuh dari pesemaian
dalam bentuk biji, atau fase dormansi nya tidak jadi.

3. Tanaman yang tersambung beberapa mengalami kegagalan


dikarenakan beberapa faktor, diantaranya prosedur penyambungan yaitu
sterilisasi alat yang digunakan dalam proses grafting, kondisi cuaca yang
tidak menentu mengakibatkan proses penyatuan antara batang bawah
dan batang atas (entris) tidak maksimal.

i
REALISASI ANGGARAN :

REALISASI KEUANGAN PRODUKSI BENIH SEBAR TANAMAN PALA


(20.000 POHON)

PRESENTASI
Sub Komponen/Detail DANA REALISASI SISA DANA (%)

Anggaran Produksi Benih Sebar Pala 97,52


226,120,000
Belanja barang non
operasional        
Bahan utama dan pendukung
kegiatan 105,520,000 105,520,000 -  

Sertifikasi benih dan


Pelabelan 7,500,000 7,500,000  

Upah Harian Lepas 100,000,000 94,400,000 5,600  


Belanja Barang
Persediaan Barang
Konsumsi     -  

ATK dan Komputer Supllies 2,000,000 2,000,000 -  


Belanja Perjalanan Dinas
Biasa 11,100,000 11,100,000 -  

Total 220,520,000 5,600  

i
DAFTAR PUSTAKA

BPS Sulawesi Utara, 2015. Sulawesi Utara Dalam Angka.


Anonim, 2008. Pedoman Umum Diseminasi Inovasi Pertanian BPTP. Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Badan Litbang Pertanian, 2003. Panduan umum pelaksanaan penelitian
dan pengkajian serta program informasi, komunikasi dan diseminasi
di BPTP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011. Pedoman Umum
Spektrum Diseminasi Multi Chanel. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta
Ditjen Perkebunan 2009b. Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan dan Peremajaan Pala Tahun 2010. Deptan. Jakarta.

Drajat dan G. Wibawa. 2008. Teknologi pembibitan kunci revitalisasi


pembibitan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume
30 No.1. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, Bogor.
Hadad M.dan C. Firman. 2010, Penetapan Pohon Induk Pala sebagai
Sumber Benih Sebar

Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Departemen Budidaya


Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. 505hal.

https : // mgmpagrominapacitan.wordpress com/2012, Perbanyakan


Vegetatif ( Grafting dan cangkok)

https :ekonomi.metro tv.com/read/2014/06/22/ekspor-biji-pala

https : regional : kontan.co.id./news/ekspor-biji-pala-sulut-kian-berkasiat

i
Lampiran Dokumentasi Kegiatan :

Kegiatan Survey Bibit Pala di Kepulauan Siau 5-8 April 2022

Persiapan Pembenahan tempat pesemaian 15 mei - 20 April 2022

Pengupasan Biji Pala 5-7 Juni 2022

Persiapan media tanam 8 Juni 2022

i
Peletakan/Pendederan biji Pala sebanyak 20.000 biji,dan kegiatan
pendederan tersebut di lakukan bertahap selama 4 hari dan hari pertama
3000,hari kedua 6000,hari ketiga 4000 dan hari terakhir 7000 sehingga
pendederan mencapai target yaitu 20.000 biji 9-13 Juni 2022

Pekerjaan perawatan tanaman benih Pala berupa penyiraman rutin di


setiap musim kemarau,dan di bantu juga dengan naungan pelepa daun
Kelapa. 14 Juni 2022

Persiapan pengisian tanah oleh para tenaga harian,berupa pengisian


tanah pada polibag sebanyak 20.000,tetapi dengan jangka waktu 6 hari yg
sudah di kerjakan polibag terisi sebanyak 8000 15-20 Juni 2022.

i
Pendederan lanjutan sebanyak 10.000 Biji

Proses Pemindahan bibit Pala dari tempat


pesemaian ke polibag

Proses perawatan pada tanaman pala berupa penyiangan pada rumput


dan pemberian pupuk pada tanaman pala

Proses sambung pucuk/grafting pada tanaman pala

i
Proses perawatan pada tanaman yang telah melewati proses sambung
pucuk dengan cara penyiraman

Kondisi Benih / Biji yang tidak bertumbuh/ Berkecambah dan Mati

Kondisi Tanaman yang mengalami gagal dalam penyambungan

i
Tanaman Pala yang berhasil
dilaksanakan sambung pucuk/ Grafting

Anda mungkin juga menyukai