Anda di halaman 1dari 17

SUCCESS STORY

KABUPATEN SRAGEN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 1


KONDISI UMUM DESA JAMBEYAN ........................................................... 2

I.

1.1 Letak dan Luas Wilayah ...................................................................... 2


1.2 Geografi Desa Jambeyan ..................................................................... 3
II.

KONDISI UMUM KELOMPOK TANI ............................................................... 3

2.1 Kelembagaan Kelompok Tani ........................................................... 3


2.2 Kondisi Lahan Sebelum dan Sesudah Program .......................... 4
2.3 Sosial Ekonomi ........................................................................................ 6
III.

TANTANGAN YANG DIHADAPI ........................................................... 6


3.1 Kunci Keberhasilan Program ............................................................ 8

DOKUMENTASI ................................................................................................... 9

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

SUCCES STORY
TABUNGAN DI HARI TUA
PERJUANGAN KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI PROGRAM PLKSDA-BM
MELAWAN KEMISKINAN DESA JAMBEYAN KECAMATAN SAMBIREJO
KABUPATEN SRAGEN PROPINSI JAWA TENGAH

I.

KONDISI UMUM DESA JAMBEYAN.


1.1 Letak dan Luas Wilayah
Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen merupakan
salah satu desa yang ditunjuk pemerintah dalam program penanganan lahan
kritis dan sumber daya air berbasis masyarakat (PLKSDA-BM) Tahun 2012,
mempunyai luas lahan 503.1452 ha/m2. Terletak di sebelah selatan ibu kota
Sragen yang berbatasan dengan wilayah jawa timur, dapat dikatakan
perbatasan propinsi jawa tengah dan jawa timur, tetapi disebelah selatannya
masih ada satu desa yang termasuk wilayah administrasi kecamatan
Sambirejo yaitu desa Sukorejo. Wilayah desa Jambeyan merupakan daerah
lereng landai dengan kemiringan 0-20 %.merupakan lereng gunung Lawu.
Pembagian administrasi desa Jambeyan terbagi menjadi 3 kepala dusun
yaitu Dusun Jambeyan, Bayanan, dan dusun Gamping, dari tiap tiap dusun
dikepalai oleh seorang kepala yaitu jambeyan oleh Bapak Jumali. Gamping
oleh Bapak Suwarno, dan bayanan oleh bapak Sandiyo.kepala dusun,
kerjanya dibantu oleh RT. Dari tiga dusun tersebut terdapat 23 RT. Batas
desa Jambeyan adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Batas desa Jambeyan
Batas

Desa

Kecamatan

Sebelah utara

Tunggul

Gondang

Sebelah selatan

Sukorejo

Sambirejo

Sebelah timur

Sine

Sine (JawaTimut)

Sebelah barat

Sambi

Sambirejo

Sumber : Maping Desa Jambeyan

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

1.2 Geografi Desa Jambeyan


Desa Jambeyan Memiliki Konfigurasi berupa lereng

landai dan

dataran,dengan ketinggian 324 diatas permukaan laut (DPL) . Sehingga


desa Jambeyan tergolong dararan rendah yang berbukit. Suhu desa
Jambeyan tergolong suhu yang panas , rata rata suhu harian 31 derajat
celcius. Hal ini disebabkan desa Jambeyan merupakan kaki bukit gunung
Lawu. Sedangkan untuk jenis tanah yang ada di wilayah Desa Jambeyan
tanah putih, tanah merah dan tanah berbatu namun sebagian berwaran
putih . Desa Jambeyan memiliki lahan dengan kemiringan antara 10-20
derajat.
II.

KONDISI UMUM KELOMPOK TANI


2.1 Kelembagaan Kelompok Tani.
Lokasi lahan kritis program PLKSDA-BM berada di dusun Gamping yang
awal mulanya tanah tersebut merupakan tanah kas desa yang dijadikan
tambahan bengkok bagi perangkat namun setelah

adanya program

PLKSDA-BM maka tanah tersebut di serahkan warga penggarap program.


Lahan tersebut di kerjakan oleh kelompok tani hutan Sumber Rejeki yang
terbentuk sejak program ini di luncurkan dengan jumlah anggota 21 orang
yang susunan pengurusnya sebagai berikut :
Tabel 1.2 Susunan pengurus kelompok Sumber Rejeki
No

Nama
Jabatan
Slamet Prabowo
Kepala Desa Jambeyan
Sularmin
PPL Desa Jambeyan
Padi
Ketua
Sukiyo (RT)
Wakil Ketua
Tri Joko
Sekretaris
Fajar
Wakil Sekretaris
Suwanto
Bendahara
Muhadi
Bidang Saprodi
Wagiyo
Bidang Pemasaran
Seman
Bidang Produksi
Salim
Bidang peternakan
Tabel 1.3 Susunan anggota kelompok Sumber Rejeki

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

Keterangan
Pelindung
Pembina

NO

NAMA

ALAMAT

LUASAN

PADI

Ngrejeng

0.2705

SALIM

Gamping

0.2705

SUPARNO

Gamping

0.2705

SUKIYO (RT)

Gamping

0.2705

SEMAN

Gamping

0.2705

TRI JOKO

Kebonloji

0.2705

MANTO

Gamping

0.2705

SLAMET WIDODO

Gamping

0.2705

POMO

Gamping

0.2705

10

SUKIMAN

Gamping

0.2705

11

NGADIMAN

Gamping

0.2705

12

SOMO

Gamping

0.2705

13

SAMIDI

Gembol

0.2705

14

MUHADI

Gamping

0.2705

15

NARSI

Gembol

0.2705

16

SUWANTO

Gamping

0.2705

17

WAGIYO

Gamping

0.2705

18

SUKIYO

Gamping

0.2705

19

FAJAR SETIAWAN

Gamping

0.2705

20

HARI

Gamping

0.2705

21

SUYATNO

Gamping

0.2705

Jumlah Total

KET.

5.682 Ha

2.2 Kondisi lahan sebelum dan sesudah program


Lahan program PLKSDA-BM yang berada di dukuh Gamping desa
Jambeyan ini merupakan gugusan lereng gunung lawu yang berada di
sebelah utara, tanah yang berbatu dan memiliki kemiringan bervariasi,
memiliki tingkat erosi yang tinggi dan tutupan lahan yang kurang dari
10%

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

Kondisi Lahan lokasi program sebelum ada program merupakan


tanah yang belum diolah dan ditata secara maksimal, tanah tersebut masih
banyak yang di berokan, ada beberapa tanaman semusim yang ditanam
paling hanya ubi kayu/singkong. Sedang untuk tanaman kayu yang
jumlahnya 10 % kayu jati, joar yang penanamannya tidak teratur. Dibagian
lain pada batas-batas lahan atau terasiring tumbuh semak belukar yang
tidak di bersihkan. Semuanya itu timbul karena status tanah tersebut
merupakan tanah kas yang merupakan tambahan bagi perangkat yang tiap
tahun di jual per tahun/ atau sewa garap, yang pada kenyataanya di jual
dengan harga murah, untuk luasan 2000 m3 paling hanya 250 ribu,
itupun lahan yang subur menuru tmereka. Untuk penataan lahan sebelum
program tidak teratur sesuai dengan konsep konservasi lahan. Sehingga
dari tahun ketahun tanah semakin rusak .
Secara umum beberapa kendala awal adalah sebagai berikut:
a. Jenis tanah adalah merah berbatu padas dengan lapisan humusnya
hamper tidak ada, yang terlihat justru lapisan batu padas.
b. Pengolahan lahan dilaksanakan oleh para petani setempat dengan
cara sewa tahunan dengan jenis tanaman yang diusahakan jagung dan
ketela pohong.
c. Hasil panen kecil ( 1 ton jagung/hektar/musim
d. Pendapatan petani minim, masih harus bayar sewa
e. Udara Kering, tidak ada air.
f. Jumlah petani penggarap 21 orang, belum berkelompok, mereka
bekerja secara individu/ perorangan, kurang terkoordinasi.
Kondisi setelah program
-

Tanaman yang di tanam: kacang tanah, jagung, jahe, kacang hijau, padi
gogo, kacang panjang.

Tidak ada tanah yang diberokan.

Tanaman yang ditanam pokok karet, tanaman pagar petai, pisang,

Tanah ditata dengan benar sesuai konservasi lahan(pembuatan


Kontur tanaman karet)

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

Nilai tawar untuk satu bagian lahan petani (menjadi anggota

kelompok) 2.500.000
Penanaman rumput terasiring, tebing yang kosong.

2.3 SOSIAL EKONOMI


Sebelum program

keengganan melakukan berkelompok (kebersamaan).

Kurangnya keberanian untuk menanam tanaman yang bernilai


tinggi, berbiaya rendah.

Etos kerja yang kurang.

Keengganan menabung untuk kebutuhan pertanian.

Setelah program

Bergairah berkelompok terbukti pertemuan kelompok berjalan


dengan lancar.

berani mencoba tanaman-tanaman yang belum biasa mereka tanam.

Etos kerja yang semakin tinggi.

Menabung lewat kelompok. Untuk keperluan pupuk tanaman.

III. TANTANGAN YANG DIHADAPI


Dalam usaha meningkatkan produktivitas lahan kritis, cukup banyak
tantangan dan permasalahan yang ada, terutama dari masyarakat dan
aparatur setempat, secara teknis lahan kritis cukup sulit untuk bisa ditanami
tanaaman tahunan. Beberapa tantangan yang paling utama kami uraikan
sebagai berikut :
a. Merubah pola piker dan perilaku dalam budidaya tanaman merupakan
tantangan

yang

utama

dalam

usaha

pelestarian

lingkungan,

meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan para petani. Para


petani yang sudah terbiasa bekerja secara perorang/ individu sangat
sulit apabila diajak untuk berorganisasi, berkelompok, bergotong royong
dan bekerja bersama. Mereka cenderung berusaha untuk dirinya dan

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

keluarganya tanpa/ kurang peduli keperluan petani lain. Dalam hal


teknis budidaya tanaman, mereka berpikir apa yang telah lakukan sejak
lama merupakan teknis yang sudah benar dan paling benar, mereka
belum bias menerima konsep pertanian yang benar dan efektif.
b. Secara teknis tanah yang kritis, kurang subur, dan tidak ada air akan
sangat sulit untuk ditanami tanaman tahunan maupun tanaman semusim
serta hasilnya sangat sedikit. Kondisi tanah yang berbatu, lapisan humus
yang tipis, dan kurang subur merupakan masalah dalam keberhasilan
budidaya

tanaman.

Kondisi

lahan

yang

demikian

memerlukan

pengolahan lahan yang ekstra lebih baik, tidak akan ada hasil yang
optimal mana kalahanya mengandalkan alam dan usaha seadanya.
c. Keterbatasan sumber daya, pengetahuan dan kesadaran para petani
untuk mengelola lahan secara benar dan baik masih merupakan
tantangan yang perlu diantisipasi, terutama adanya keterbatasan
kemampuan

pembiayaan.

Secara

berkala

sudah

ada

fasilitasi

peningkatan pengetahuan bagi para petani, baik melalui petugas


penyuluh pertanian lapangan (PPL) maupun melalui media yang lain,
namun karena keterbatasan ekonomi petani, maka aplikasinya di
lapangan masih belum semuanya dilakukan masyarakat petani.
Keberhasilan yang telah dicapai:

Pembuatan kontur tanaman karet yang jika dikerjakan untuk satu


orang petani setiap bagian selama 15hok X 21 orang petani X 30.000
akan ketemu angka 9.450.000.

Pelebaran jalan menuju gubuk pertemuan di kerjakan gotong royong


selama 3 hok X 21 X 30.000 = 1.890.000

Pemanffatan terasiring di Tanami rumput untuk ternak

Pemeliharaan tanaman pokok yang tiap musimnya menambah pupuk


kandang maupun pupuk kimia, cara perawatan tanaman.

Penambahan tanaman pagar berupa bibit petai.

Pengelolaan tanaman tumpang sari dengan bagi hasi dengan desa.

Pengadaan tanaman sulaman sebanyak 100 batang bibit karet

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

Memiliki kas yang makin meningkat yang pada saat ini dari tumpang
sari maupun pengelolaan pupuk kurang lebih 2 jutaan.

Dari kegiatan pertanian yang mereka lakukan mereka memiliki analisa usaha
tani kelak setelah 5 tahun setiap hari akan mendapatkan hasil dari getah
karet 125 pohon : 41 X 2 ons X 6000 =49 ribu ( Perhitungaan minimum)
pekerjaan tersebut dapat dilakukan pagi-pagi hari sebelum bekerja yang lain.
Selain itu mereka memiliki gagasan untuk menanami tanaman di bawah
tegakan antara karet dengan tanaman nanas.
Usaha yang lain yang ingin mereka kembangkan adalah ternak kambing
dimana dilahan mereka telah tersedia bahan makanan bagi ternak mereka.
3.1 Kunci Keberhasilan Program
Adanya usaha dari kelompok terutama dari ketua kelompok yang siap
membantu dan berkorban untuk anggotanya, hal ini sebagai kunci
pendorong semangat motivasi seluruh peserta. Seorang ketua kelompok
dengan latar pendidikan buta huruf alias tidak bias baca tulis tetapi
dapat

menggerakan

anggotanya,

tidak

banyak

perintah

yang

disampaikan tetapi contoh kegiatan lapangan yang di utamakan. Sebagai


ilustrasi apabila ada anggota yang malas, tidak merawat tanaman, bukan
ketua memerintah, tetapi beliau langsung merawat tanaman milik
anggota tersebut. Dengan tindakan sang ketua tadi, besok nya semua
anggota yang kebetulan hadir dilahan ikut serta membersihkan lahan
yang belum dirawat. Tindakan tersebut dilakukan tidak hanya sekali
tetapi beliau konsisten sampai saat ini dilakukan, bahkan apabila ada
keperluan kelompok yang memerlukan pembiayaan beliau tidak ragu
untuk merogoh dari kantong pribadi untuk kepentingan tersebut dan
beliau tidak pernah meminta ganti.
Dengan pola kepemimpinan yang sederhana, polos, jujur, apaadanya,
ternyata membawa dampak yang cukup baik, yakni kesadaran anggota,
kesediaan untuk mentaati hak dan kewajiban kelompok sangat besar,
termasuk kesedian anggota kelompok berswadaya untuk kepenting
kelompok.

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

DOKUMENTASI

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

10

Lahan awal sebelum program

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

11

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

12

PENANAMAN DI TAHUN 2012, BULAN DESEMBER

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

13

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

14

KUNJUNGAN DIRJEN BANGDA DEPDAGRI TAHUN 2013

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

15

TANAMAN DI MUSIM KEMARAU TAHUN 2014

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

16

FOTO AWAL 2016 SUDAH TERTUTUP LEBIH DARI 80%

SUCCESS STORY
KABUPATEN SRAGEN

17

Anda mungkin juga menyukai