Anda di halaman 1dari 24

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI DAN SEKAM PADI MENJADI


SUPERKARBON DI MOYUDAN, SLEMAN

Disusun oleh :

Juwita Sari Malelak


20/21764/EP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI............................................ 4
A. Tinjuan Pustaka................................................................................................ 4
II.1 Pengertian Pemberdayaan........................................................................ 4
II.2 Padi.............................................................................................................. 4
II.3 Penelitian Terdahulu................................................................................. 5
B. Landasan Teori................................................................................................. 9
2.1 Teori Persepsi............................................................................................. 9
2.2 Teori Pemberdayaan.................................................................................. 10
C. Kerangka Pemikiran......................................................................................... 11
III. METODE PENELITIAN........................................................................................ 13
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan..................................................................... 13
B. Metode dan Pendekatan Penelitian................................................................. 13
C. Metode Pengambilan Sampel........................................................................... 13
D. Penentuan Lokasi.............................................................................................. 14
E. Jenis Data........................................................................................................... 14
F. Tahap pengambilan Data................................................................................. 14
G. Konseptualisasi Variabel.................................................................................. 15
H. Metode Analisis Data........................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 17

KUESIONER..................................................................................................................... 20

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 01 Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Masyarakat................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman pangan penting yang
menyediakan lebih dari 20 persen kalori untuk separuh penduduk bumi. Padi termasuk
pada genus Oryza yang meliputi lebih kurang 25 spesies. Tanaman padi biasanya
dikelompokkan kedalam kelompok Japonica dan Indica. Berdasarkan jejak erkeologi,
padi Japonica pertama kali didomestifikasi di lembah Yangtze, China bagian selatan,
sekitar 9000 tahun lalu. Sementara itu, padi Indica mulai dibudidayakan di lembah
sungai gangga sekitar 5.000 tahun lalu. Di Indonesia sendiri ada jenis padi Javanica,
tetapi IRRI memasukkannya sebagai variasi Japinica yang beradaptasi di kawasan
tropis. Setelah fenomena pendinginan global, padi tropis Japonica ini terus mengalami
diverifikasi. Tanaman ini terutama tersebar luas di pulau-pulau di Asia Tenggara sekitar
2.500 tahun lalu, seiring dengan tumbuhnya jaringan perdagangan.

Pada penjelasan diatas, padi memiliki limbah seperti Sekam Padi dan Limbah
Jerami. Limbah tersebut dapat dijadikan suatu produk yang menguntungkan. Sekam
padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua
belahan yang disebut lemmadan paleayang saling bertautan. Pada proses penggilingan
beras, sekam bahan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan, sekam padi dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan seperti bahan baku industry, pakan ternak dan energy atau bahan
bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dadak
antar 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam memiliki
kerapatan jenis (bulk densil) 125 kg/ , dengan nilai kalor 1 kg sekam sebesar 3300
kalori. Kalori menurut Houston (1972) sekam memiliki bulk density 0,100 g/ml, nilai
kalori antara 3300 – 3600 k. Kalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU.
Melihat potensi sekam yang begitu besar sebagai sumber energi penggunaan sekam
padi sebagai bahan bakar alternatif pada rumah tangga, sebagai pengganti energi kayu
atau bahan bakar minyak, sangat memungkinkan.
Kabupaten Sleman merupakan wilayah dengan luas lahan pertanian terbesar di
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibandingkan dengan Kabupaten Bantul, Kulon
Progo, Gunung Kidul, dan Yogyakarta. Limbah pertanian merupakan masalah yang
sering dihadapi oleh petani. Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak

1
terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Jerami merupakan salah satu yang
dihasilkan pada panen tanaman padi (Oryza sativa). Melimpahnya limbah ini
berbanding lurus dengan tingginya konsumsi masyarakat terhadap beras. Di Indonesia
sendiri beras merupakan bahan pokok utama yang dibutuhkan oleh lebih dari 90%
penduduk Indonesia.(Tentama et al., 2017)

Desa Sumberarum terletak di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Hasil


panen padi yang berlimpah di Desa Sumberarum tidak hanya mendatangkan
keuntungan bagi masyarakatnya, namun juga menjadi permasalahan karena adanya sisa
hasil panen padi berupa Jerami serta sekam padi yang banyak menumpuk di
penggilingan, di pinggirpinggir sawah, di sekitar sunga-sungai di desa Sumberarum.

Masyarakat petani di Dusun Karanganjir, Dusun Sejati Dukuh dan Dusun Setran
belum mampu memanfaatkan limbah sekam padi dan Jerami yang berlimpah tersebut.
Hal ini dikarenakan minimnya kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan untuk
memanfaatkan limbah Jerami dan sekam padi. Dampak yang muncul adalah
pencemaran lingkungan karena limbah Jerami dan sekam padi yang semakan meningkat
di Dusun Karanganjir, Dusun Sejati Dukuh dan Dusun Setran. Pencemaran lingkungan
tersebut memerlukan sebuah solusi yaitu dengan memandatkan limbah Jerami dan
sekam padi menjadi superkarbon dan bernilai ekonomi.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang sering dialami saat pemanenan padi yaitu mengalami
penumpukan limbah Jerami dan sekam padi. Oleh karena itu dapat dirumuskan sebagai
berikut :

1. Bagaimana Persepsi Masyarakat Mengenai Peningkatan Limbah Jerami Dan


Sekam Padi?

2. Apa Saja Faktor-Faktor Masyarakat Yang Mempengaruhi Persepsi Mengenai


Pemanfaatan Limbah Jerami ?

2
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui Persepsi Masyarakat Mengenai Peningkatan Limbah Jerami Dan
Sekam Padi

2. Mengetahui Faktor-Faktor Masyarakat Mengenai Pemanfaatan Limbah Jerami


D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk memenuhi Sebagian dari persyaratan akademis dalam menyelesaikan
Studi Program (S1) di Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Institut Pertanian STIPER Yogyakarta serta dapat menambah wawasan dan
manfaat dari pemanfaatan Limbah Jerami dan Sekam Padi.

b. Bagi Petani
Bagi petani dapat mengetahui pemanfaatan dari limbah Jerami dan sekam
padi untuk menghasilkan superkarbon yang bermanfaatan bagi petani.

c. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan dapat membantu petani dalam memanfaatkan
limbah Jerami dan sekam padi di Kecamatan Moyudan, Sleman.

3
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Pemberdayaan Petani
Pemberdayaan petani yaitu merubah perilaku petani dari petani yang
subsistem tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indinesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan & Pemberdayaan Petani pada Pasal 1 Ayat 2 tertulis pengertian
yang berbunyi “Pemberdayaan petani adalah segala upaya untuk meningkatkan
kemampuan petani untuk melaksanakan usaha tani yang lebih baik melalui
pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem
dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan
pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta
penguatan kelembagaan petani”. Petani perlu diberikan perlindungan serta
pemberdayaan supaya petani memiliki kapasitas untuk terus tumbuh dan
berkembang menjadi lebih sejahtera. (Martínez, 2013)

2.2 Padi
Padi merupakan komoditas tanaman pngan penghasil beras yang memegang
peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Padi sebagai tanaman
pangan dikonsumsi kurang lebih 90% dari keseluruhan npenduduk Indoneisa
untuk makanan pokok sehari-hari (Saragih, 2001). Berdasarkan literatur Grist
(1960), tanaman padi di klasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Spesies : Oryza sativa L.
Padi merupakan tanaman semusim dengan sistem perakaran serabut.
Terdapat dua macam perakaran padi yaitu akar seminal yang tumbuh dari radikula
(akar primer) pada saat berkecambah, dan akar adventif (akar sekunder) yang
bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Perakaran yang
dakam dan tebal, sehat, mencengkeram tanah lebuh luas serta manahan kerebahan

4
memungkinkan penyerapan air dan hara lebih efektif terutama pada saat pengisian
gabah (Suardi, 2002).

2.3 Penelitian Terdahulu


Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat pengetahuan petani dalam
pengomposan Jerami padi. Selain itu untuk meneliti pengetahuan dan persepsi
petani terhadap pentingnya pengomposan Jerami padi dan meneliti hubungan
petani dan peran PPL dalam melakukan sosialisasi dan pelatihan pengomposan
limbah Jerami padi pada petani. Metode yang digunakan yaitu survey dan
wawancara, alat dan bahan yang digunakan yaitu kuesioner dan alat perekam.
Terdapat 30,34% (27 petani) yang membakaar Jerami padi yang dihasilkan
dengan alasan untuk mempercepat pengolahan lahan dan membasmi hama. Petani
beramsumsi bahwa abu dari pembakaran Jerami padi dapat meningkatkan
produksi jagung dan kacang tanah. Petani di Kabupaten Klungkung tidak ada
yang memanfaatkan limbah Jerami padi sebagai kompos. Dominan (78,65%)
petani tidak tahu bahwa Jerami padi hatus dikembalikan ketanah dalam bentuk
kompos. Secara umum, petani juga kurang mendapatkan informasi tentang
perkembangan penggunaan Jerami padi yang dapat memberi manfaat secara sosial
dan ekonomi bagi petani. Sebagian besar petani belum menyadari potensi limbah
pertanian dan belum menyadari bahwa limbah pertanian dapat dijadikan bahan
baku yang menguntungkan untuk berbagai industry. (Nengah, 2021)

Tujuan pelaksanaan program pengabdian masyarakat di desa Mengesta &


desa Penebel ini adalah menghasilkan deskripsi berbagai produk pangan, serta
mendeskripsikan persepsi masyarakat dalam pelaksanaan UMKM. Metode
pelaksanaan program adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek dipilih 30 orang
anggota kelompok UMKM yang ada di desa Mengesta dan desa Penebel dipilih
secara Purposive Sampling, yaitu 15 orang anggota UMKM yang ada di Desa
Penebel dan 15 orang yang ada di desa Mengesta, Penebel, Tabanan. Analisis
kualitatif dilakukan melalui rangkaian kegiatan yaitu : reduksi data, penyajian
data, penafsiran data dan menarik kesimpulan. Hasil deskripsi pelaksanaan
program adalah dihasilkannya berbagai jenis produk makanan ringan berbahan
dasar lele di desa Penebel yang siap diproduksi dan dipasarkan di pasar local
khusus. Kelompok tani yang ada di desa Mengesta, melaksanakan usaha
menggunakan sistem kelompok. Sistem pertanian organic dilaksanakan secara
terdpadu dengan pengembangan peternakan. Hasil pertanian organic memberikan

5
hasil pertanian dengan kualitas lebih baik dari pertanian yang ada dilakukan
dengan sistem pemupukan anorganik. Budidaya padi dengan sistem organic
meningkatkan kualitas padi yang dihaislkan dan mengingkatkan nilai jual produk
padi diwwilayah ini (Siefmeir et al., 2015).

Produk dari UMKM yang dihasilkan sudah dalam kualifikasi “baik”. Persepsi
masyarakata dalam melaksanakan pelaksanaan UMKM adalah Sebagian besar
responden, memiliki persepsi minimal “Positif”. Perlu dilanjutkan untuk
melaksanakan inovasi produk dengan memanfaatkan limbah pertanian, seperti
Jerami dan sekam untuk membuat barang-barang kerajinan yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. (Parwati & Mariawan, 2017)

Penelitian ini merupakan survei awal untuk mengetahui persepsi dan sikap
masyarakat terhadap pemanfaatan limbah ternak menjadi energi alternatif biogas
dan biofertilizer yang akan diterapkan pada Program Holistik Pembinaan dan
Pemberdayaan Desa (PHP2D). egiatan ini dapat mendukung program
pemanfaatan energi terbarukan dan terwujudnya mandiri energi dan mandiri
pangan melalui pengolahan limbah ternah menjadi biogas dan biofertilizer. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan korelasional.program ini dimulai dari tahap awal yaitu survei
awal yang berfungsi untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan masyarakat
sasaran. Potensi masyarakat antara lain : 1. Limbah kontoran ternak yang melipah,
2. Hewan ternak yang banyak dan terus berkembang, 3. Lahan pertanian yang
luas. Persepsi masyarakat Desa Laikang terhadap program menunjukkan bahwa
umumnya mereka setuju bahkan setuju terhadap penerapan program yang
ditawarkan oleh TIM PHP2D HMO FT-UNM. Nilai tambah dari pengelolaan
limbah ternak yaitu menjadi pupuk organic memiliki presentse terbesar. PHP2D
dapat diterima oleh masyarakat bahkan masyarakat sangat mendukung dan
bersedia menjadi mitra dan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan yang
dilakukan PHP2D. dampak yang diharapkan dari kegiatan PHP2D, 1. Bbiogas
dapat digunakan sebagai pengganti gas LPG yang selama ini digunakan
masyarakat; 2. Hasil sampingan biogas, dapat digunakan menjadi pupuk organic;
3. Dari segi sosial, program ini juga telah mengedukasi masyarakat bahwa limbah
ternak yang selama ini dianggap masyarakat sebagai limbah, ternyata dapat
emmberikan manfaat dari segi ekonomi dan lingkungan.

6
Dilakukan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai salah satu langkah
dilakukan dalam mengolah limbah jerami menjadi pupuk Kompos yang dibuat
oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat sisa-sisa jerami milik anggota
Kelompok Tani yang rencananya akan dibakar. Kegiatan ini bertujujan untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah
jerami menjadi pupuk kompos. Kompos yang dibuat oleh tim Pengabdian Kepada
Masyarakat memanfaatkan sisasisa jerami milik anggota Kelompok Tani yang
rencananya akan dibakar. Hasil yang diperoleh dalam pembuatan pupuk kompos
ini belum sepenuhnya dapat diamati karena waktu pelaksanaan Pengabdian
Kepada Masyarakat telah selesai. Kompos yang dibuat oleh tim Pengabdian
Kepada Masyarakat memanfaatkan sisasisa jerami milik anggota Kelompok Tani
yang rencananya akan dibakar. Hasil yang diperoleh dalam pembuatan pupuk
kompos ini belum sepenuhnya dapat diamati karena waktu pelaksanaan
Pengabdian Kepada Masyarakat telah selesai. Program pengolahan limbah jerami
di desa pagedangan udik kecamatan kronjo kabupaten Tangerang provinsi banten
yang merupakan Program pengabdian kepada masyarakat UNPAM berjalan
dengan baik, meskipun terdapat beberapa kendala. Salah satu kendala adalah
sering hujan sehingga proses pelapukan jerami menjadi pupuk kompos
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada umumnya. Hasil yang telah
dicapai adalah masyarakat tani mendapatkan pengetahuan mengenai manfaat
kompos jerami dan langkahlangkah dalam mengolah limbah jerami menjadi
pupuk organic.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan petani dalam menghadapi masalah pengelolaan di
lahan gambut dengan mengaplikasikan pemanfaatan limbah pertanian menjadi
arang sekam. Metode yang digunakan adalah penyuluhan partisipatif dan
pelatihan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah sekam padi
dapat memecahkan masalah petani dalam hal pemanfaatan limbah dan sekaligus
mengatasi kesulitan dalam memperoleh pupuk organik (Sari et al., 2017; Rahmiati
et al., 2019). Langkah awal dari pembuatan arang sekam dimulai dengan
membuat alat pembakaran. Setalah pembuatan alat pembakaran dilanjutkan
dengan proses pembakaran sekam padi. Proses pembakaran dimulai dengan
memasukkan kerta/koran bekas yang telah dibakar dan dimasukkan kedalam

7
lingkaran kawat. Setelah 20-30 menit atau saat puncak timbunan sekam padi
terlihat menghitam, sekam yang masih berwarna coklat di bawah ke arah puncak.
Hal ini dilakukan terus menerus sampai semua sekam padi menghitam sempurna.
Terselenggaranya kegiatan pengabdian ini memberikan manfaat bagi petani
sehingga keberlanjutan sangat diharapkan.

8
B. Landasan Teori
2.1 Teori Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu


proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut
proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut
mencakup pengindraan setelah informasi diterima oleh alat indra,informasi
disebut diolah dan diinterpretasikan menjadi sebuah persepsi yang sempurna.
Menurut Stanton sebagaimana dikutip dalam buku perilaku konsumen yang ditulis
oleh Nugroho:

“Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan


pengalaman masa lalu dan stimulus (rangsangan-rangsangan) yang kita terima
melalui panca indra (penglihatan, pendengran, perasa, dan lain-lain). Adapun

menurut Bimo Walgito dalam bukunya yaitu “persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Menurut Sarlito W. Sarwono (2010:103-106) faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi yaitu :

a) Perhatian, biasanya tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar


kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek
saja. Perbedaan fokus perhtian antara satu dengan orang lain akan
menyebabkan perbedaan persepsi.

b) Kesiapan mental seseorang terhadap rangsangan yang akan timbul.


c) Kebutuhan merupakan kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri
individu akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan yang
berbeda akan menyebabkan persepsi bagi tiap individu.

d) Sistem nilai, yaitu sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga
berpengaruh pula terhadap persepsi.

e) Tipe kepribadian, yaitu dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh


individu akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Sehubungan dengan

9
itu maka proses terbentuknya persepsi antara satu orang dengan yang lain
itu berbeda juga natara satu keompok dengan kelompok lain.

Menurut Robbon (dalam Fatah Hanurawan, 2010: 37-40) mengemukakan


bahwa beberapa faktor utama yang memberi pengaruh terhadap pembentukan
persepsi sosial seseorang dan faktor-faktor itu adalah faktor penerimaan (the
perciever), situasi (the sitution), dan objek sasaran (the target).

2.2 Teori Pemberdayaan


Pemberdayaan merupakan proses pemberian kekuatan dan kemampuan
kepada seseorang atau sekelompok orang yang tidak berdaya agar mereka bisa
menjadi lebih berdaya. Berdasarkan penelitian kepustakaan tentang pengertian
pemberdayaan sebagai terjemahan dari empowerment menurut Webster dalam
Roesmidi dan Risyanti (2008:2) mengandung dua pengertian :

a) To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai memberikan


kecakapan/emampuan atau memungkinkan untuk memberikan atau
mengalihkan sebagaian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan.

b) To give power and authority to, yang berarti memberi kekuasaan dalam
artian menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi
individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
apa yang menjadi pilihan hidupnya.

Carlzon dan Macauley dalam Roesmidi dan Risyanti (2008:2)


mendefinisikan bahwa pemberdayaan adalah “membebaskan seseorang dari
kendali yang kaku, dan memberi orang tersebut kebebasan untuk bertanggung
jawab terhadap ide-idenya keputusan-keputusannya dan tindakan-tindakannya”.
Menurut Craig dan Mayo dalam Huraerah (2011:96) “Konsep pemberdayaan
termasuk dalam pengembangan masyarakat dan terkait dengan konsep-kensep:
kemandirian (self-help), partisipasi (participation), jaringan kerja (networking)
dan pemerataan (equity)”. Menurut Suharto (2014:67) “Pelaksanaan proses dan
pencapai tujuan pemberdayaan dicapai melalui penetapan pendekatan
pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu:

Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan dan Pemeliharaan.”


Selain itu Merdikanto dan Soebiato (2013:100) juga mengartikan
pemberdayaan sebagai berikut : pemberdayaan merupakan upaya yang dilakukan

10
oleh masyarkat, dengan atau tanpa dukungan pihak luar, untuk memperbaiki
kehidupannya yang berbasis kepada daya mereka sendiri, melalui upaya optimasi
daya serta peningkatan posisi-tawar yang dimiliki, dengan perkataan lain,
pemberdayaan harus menempatkan kekuatan masyarakat sebagai modal utama
serta menghindari “rekayasa” pihak luar yang seringkali mematikan kemandirian
masyarakat setempat. “Pemberdayaan merupakan perluasan aset kemampuan
masyarakat miskin dalam menegosiasikan dengan, mempengaruhi, mengontrol
dan mengendalikan tanggung jawab lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya”, ini merupakan pemberdayaan menurut World Bank dalam


Zubaedi (2014:75).

C. Kerangka Pemikiran
Rakhmat (2003) menguraikan definisi persepsi sebagai suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimulus inderawi
(sensory stimuli). Persepsi untuk objek berupa benda mati disebut sebagai persepsi
objek, sedangkan persepsi terhadap manusia biasanya disebut sebagai persepsi
interpersonal.

Thoha (1986) menjelaskan bahwa persepsi pada hakekatnya merupakan proses


yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk
memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu
penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukan suatu pencatatan yang benar terhadap
situasi.

Berdasarkan penjelasan diatas persepsi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor Internal dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin,
motivasi, pendidikan dan status pekerjaan sedangkan Faktor Eksternal yaitu
Penyuluhan, Interaksi dengan fasilitator.

11
Faktor
Internal Faktor
Pemanfaatan
Masyarakat Limbah Persepsi 1. Usia Eksternal Superkarbon
Jerami 2. Motivasi 1. Penyuluhan
Gambar 01 : Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Masyarakat
3. Pendidikan

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sumberarum Kecamatan
Moyudan Sleman Yogyakarta, yang dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2022.
Pelaksanaan kegiatan ini akan berlangsung selama satu bulan. Kelompok sasarannya
adalah warga Dusun Karangajir, Dusun Sejati Dukuh dan Dusun Setran.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono
(2011: 29) penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang
terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan.
Menurut Nazir (2004:66) tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran
secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas
dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan
dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari
studi dapat mencangkup keseluruhan siklus dari individu, kelompok atau lembaga
dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus tertentu ataupun meliputi keseluruhan
faktor-faktor kasus tertentu ataupun keseluruhan faktor-faktor dan fenomena.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kualitatif.


Menurut Bogdan Taylor yang dikutip oleh Meolong, metode kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari
seorang pelaku dan orang yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang memerlukan ketajaman analisis, objektivitas dan sistematik sehingga diperoleh
ketepatan dalam interpretasi, sebab akibat dari sebuah fenomena atau gejala bagi
penganut kualitatif totalitas.

C. Metode Pengambilan Sampel


Jenis pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Menurut
Sugiyono (2017), Purposive Sampling adalah teknik pengabilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Purposive Sampling adalah pengambilan sampel yang
berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat popilasi atau ciri-ciri
yang sudah diketahui sebelunya (Notoadmojo, 2010).

13
D. Penentuan Lokasi
Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara
pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui dari
daerah penelitian tersebut (Singarimbun, 1991). Alasan penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Moyudan, Sleman karena kecamatan tersebut merupakan salah satu daerah
yang memiliki lahan pertanian yang luas, salah satunya adalah padi. Kerana banyaknya
luas lahan pertanian padi sehingga penumpukan jerami akan meningkat seiiring dengan
panen raya padi.
E. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut
Umi Narimawati (2008:98) data primer adalah “data yang berasal dari sumber asli atau
pertama. Dta ini t idak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-
file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah tekisnya responden,
yaitu orang yang kita jdikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai
sarana mendapatkan informasi ataupun data.” Dalam penelitian ini data primer akan
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner.

Menurut Sugiyono (2008: 402) data sekunder ialah “sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpulan data”. Data sekunder bersifat data
yang mendukung keperluan data primer. Dalam penelitian ini data sekunder yang
diperoleh dari kepala desa setempat dan jurnal.

F. Tahap Pengambilan Data


Tahapan pengambilan data yang diambil dalam penelitian ini yaitu terdapat tiga
(3), sebagai berikut :

a. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1986), Observasi adalah proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Cara
ini dapat digunakan untuk melengkapi teknik wawancara dan kuesioner.

b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016: 231), wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Teknik ini digunakan untuk

14
memperoleh data primer. Untuk mendapatkan data ini diperlukan wawancara
langsung kepada responden.

c. Kuesioner
Menurut Nurkancana (1993:45), kuesioner yaitu metode pengumpulan
data dengan jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis. Pertanyaan ini
diberikan pada individu untuk memberikan jawaban secara tertulis pula.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer dan data sekunder.
Untuk memudahkan responden mengisi kuesioner sebaiknya didampingi agar
responden lebih mengerti atas pertanyaan yang diajukan.

G. Konseptualisasi Variabel
Variabel adalah hasil dari konseptulisasi yang diberi nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai
muncul dari adanya dimensi-dimensi yang dilekatkan pada konsep tersebut sehingga
dapat diukur.

1) Usia merupakan salah satu waktu yang dilewati seseorang sejak


kelahirannya.
2) Motivasi merupakan salah satu dukungan yang telah diterima sehingga
seseorang mampu melakukannya.
3) Pendidikan merupakan salah satu perubahan yang terjadi kepada
seseorang melalui pengajaran atau pelatihan yang diberi.
4) Penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang diberikan kepada seseorang
agar dapat membentuk pengetahuan atau informasi dan kemampuan yang
sehuarusnya.

H. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Kirk & Miller (dalam
Nasution, 1988:23) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatid yang
dipertentangkan dalam pengamatan kuantitaif. Lalu mereka mendefinisikan bahwa
metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Penelitian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan
penelitian jenis lainnya.

15
Bogdan & Biklen, S. (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif beruapa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan
mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucacpan, tulisan, dan atau
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau
organisai tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang
yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif
partisipan.

Pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Metode analisis


deskriptif yaitu untuk menganalisis atau menggambarkan suatu kondisi dan situasi dari
data yang dikumpulkan dari hasil wawancara atau pengamatan yang terjadi di
Kecamatan Moyudan, Sleman. Dalam teknik pengambilan data dapat dilakukan sebagai
berikut :

1. Melakukan Observasi
Pengamatan (Observasi) adalah suatu cara pengambilan data melalui
pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.
Hal ini dapat membnatu mendapatkan hasil yang relevan dan dapat
memperkirakan kejadian yang akan mendatang.

2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses untuk menapatkan informasi dan
untuk memperoleh persepsi responden tentang penelitian yang ada sehingga
dapat mempengaruhi situasi yang ada.

3. Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner merupakan salah satu bentuk upaya yang
dilakukan untuk mengetahui informasi yang akurat sehingga dapat melihat
kebenaran atau realita yang ada. Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada 30
orang yang terdiri dari masing-masing 10 orang Dusun Karangajir, Dusun
Sejati Dukuh dan Dusun Setran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. 2 Pengertian Padi Menurut Para Ahli. Link :


https://www.indonesiastudents.com/pengertian-padi-menurut-para-ahlilengkap/
#Pengertian_Padi_Menurut_Para_Ahli
Abd Rahman, B. P., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani, Y. (2022).
PENGERTIAN PENDIDIKAN,ILMU PENDIDIKAN DAN UNSUR-
UNSUR PENDIDIKAN. AL-URWATUL WUTSQA: Kajian Pendidikan
Islam, 2(1), 1-8.
Among Wibowo. 2020. Pemberdayaan Kelompok Tani, Bagian Strategi Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Tani.

(Bhakti et al., 2019)Bhakti, C. P., Ghafur, A. L., Setiawan, R. A., & Widodo, A. (2019).
Pelatihan Dan Pemanfaatan Sekam Padi Menjadi Bahan Bakar (Briket) Di Desa
Kemranggon, Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Pemberdayaan:
Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 117–122.
https://doi.org/10.12928/jp.v3i1.637

Dwi Latifatul F. 2022. Kuesioner Adalah Metode Pengumpulan Data, Berikut Jenis dan
Contohnya. https://katadata.co.id/agung/berita/62b9f04590193/kuesioner-adalah-
metodepengumpulan-data-berikut-jenis-dan-contohnya

K. B. Primasanti. 2020. Konseptualisasi Variabel, Dan Operasionalisasi.


https://primacademic.wordpress.com/2010/09/14/konseptualisasi-variabel-
danoperasionalisasi/#:~:text=Variabel%20adalah%20hasil%20dari
%20konseptualisasi,konsep%20tersebut%20sehingga%20dapat
%20diukur.&text=Setelah%20proses%20ini%20dilakuk an%2C%20maka,measurement)
%20untuk%20sebuah%20konsep%20tertentu

Kusnadi, Y. (2016). Pengaruh Pendaftaran Online Terhadap Jumlah Pendaftar Di Sekolah


Dasar Negeri Jakarta. Paradigma, 18(2), 89-101.

Laka, B. M., Burdam, J., & Kafiar, E. (2020). Role of parents in improving geography
learning motivation in immanuel agung samofa high school. Jurnal Inovasi Penelitian,
1(2), 69-74.
Martínez, L. I. G. (2013). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連
指 標 に 関 す る 共 分 散 構 造 分 析 Title. 3, 45.
http://repositorio.uchile.cl/bitstream/handle/2250/130118/Memoria.pdf

17
Musdi, Musdi, Hendra Kurniawan, and Ahmad Parlaongan. "Pemanfaatan Limbah Padi
menjadi Arang Sekam oleh Petani Lahan Gambut." JPPM (Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat) 5.2 (2022): 277-281.

Nengah, M. (2021). Pengetahuan Dan Persepsi Petani Terhadap Pengomposan Limbah Jerami
Padi. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis,
20(01), 81–94. https://doi.org/10.31186/jagrisep.20.01.81-94

Nugroho, S. A. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Teknologi Tepat Guna Di


Daerah. GUEPEDIA.

Parwati, N. N., & Mariawan, I. M. (2017). Persepsi Masyarakat Desa Mengesta dan Desa
Penebel dalam Melaksanakan UMKM. Prosiding Seminar Nasional …, 496–503.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_4674763981
62. pdf

Pratiwi, N. I. (2017). Penggunaan Media Video Call dalam Teknologi Komunikasi. Jurnal
Ilmiah Dinamika Sosial, 1(2), 202-224.

Pupu Saeful R. 2012. Penelitian Kualitatif. Diakses pada 13 September 2022.

Ramadhan, Alfian, et al. "PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI DALAM


PEMBUATAN KOMPOS." PENGABDIAN SOSIAL 2.1 (2022).

Rohmaul Listyana, Y. H. (2015). Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Penanggalan Jawa
Dalam Penentuan Waktu Pernikahan (Studi Kasus Desa Jongrang Kecamatan Barat
Kabupaten Magetan Tahun 2013). Jurnal Agastya, 5(1).

Sahrul Alam, Nurul Azisah Maharani Rustan, Putri Anggaraini, Moh. Ahsan S. Mandra, A. M
Taufik Ali. (2021). “Persepsi dan Sikap Masyarakat Terjadap Pemanfaatan Limbah
Ternak Menjadi Biogas dan Biofertilizer di Desa Laikang Kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar.” UNM Environmental. Journals. 1(1), 01-06.

Safitri, I. (2020). Persepsi Orang Tua Pengrajin Kasur Terhadap Kelanjutan Pendikan Anak
Ke Perguruan Tinggi Di Desa Dalaka Kecamatan Sindue (Doctoral dissertation, IAIN
Palu).

18
Tentama, F., Mulasari, S. A., & Kusuma, D. R. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pemanfaatan Limbah Jerami dan Sekam Padi Menjadi Superkarbon di Kecamatan
Moyudan,Sleman. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 2(2), 119–126.
https://doi.org/10.30653/002.201722.19

19
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN
PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PEMBERDAYAAN PEMANFAATAN LIMBAH
JERAMI DAN SEKAM PADI MENJADI SUPERKARBON DI MOYUDAN, SLEMAN

Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang Persepsi Masyarakat
Dalam Pemberdayaan Pemanfaatan Limbah Jerami Dan Sekam Padi Menjadi Superkarbon Di
Kecamatan Moyudan, Sleman. Oleh karena itu disela-sela waktu luang dengan hormat
kesediaan anda untuk mengisi kuessioner ini. Atas partisipasi anda untuk mengisi kuesioner
ini saya ucapkan terima kasih.

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Mohon isi identitas responden dengan identitas asli
2. Silahkan tulis jawaban dengan jujur
3. Jawab pertanyaan dengan cara mengisi dilembar kuesioner yang telah disediakan
Identitas Responden

a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan terakhir :
e. Luas Lahan :
f. Jumlah Anggota Keluarga :
Faktor Internal
A. MOTIVASI
1. Apakah yang membuat Bapak/Ibu merasa nyaman dengan pekerjaan ini ?
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada dorongan dalam diri untuk membantu
pekerjaan rekan-rekan ?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa bahwa bekerja dengan rekan kerja dapat
mempersingkat waktu?
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah berdiskusi dengan rekan kerja adalah salah satu
cara belajar yang baik sehingga dorongan dalam diri untuk melaksanakan hal
tersebut ?

20
B. PENDIDIKAN
1. Apa Jejang pendidikan yang pernah Bapak/Ibu tempuh ?
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah jejang pendidikan dapat memperngaruhi persepsi
masyarakat ?
3. Menurut Bapak/ibu, apakah jejang pendidikan atau pelatihan bisa mengubah
persepsi dalam masyarakat?
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah dengan jenjang pendidikan yang rendah dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat setempat ?
5. Apakah perbedaan pendidikan dapat diterima baik di dalam
pekerjaan/masyarakat setempat ?

Faktor Eksternal

A. PENYULUHAN
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai penyuluhan ?
2. Apakah dalam penyuluhan Bapak/Ibu bisa menerima dengan baik?
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah penyuluhan dapat mempengaruhi persepsi
masyarakat?
4. Apakah dengan adanya penyuluhan Bapak/Ibu lebih memahami mengenai
pemanfaatan Limbah jerami dan Sekam Padi ?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah peran penyuluhan penting dalam meningkatkan
pemahaman masyarakat?

21

Anda mungkin juga menyukai