DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
LAMPIRAN................................................................................................................11
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari bekas tanaman kelapa sawit yang mati sangat sulit dibersihkan. Proses
pembukaan lahan kelapa sawit, yang dilakukan dengan metode tebang habis,
mengakibatkan lahan telanjur gundul, menghilangkan hewan yang tinggal di
hutan, mengurangi lapisan humus dan resapan air, serta rentan menyebabkan
erosi. Butuh waktu bertahun-tahun agar tanah tersebut bisa digunakan kembali.
Limbah kelapa sawit, jika hanya dibuang di sekitar lahan, akan merusak struktur
fisik dan kimia tanah.
Jadi, tidak diragukan lagi bahwa minyak kelapa sawit bukanlah komoditas
yang ramah lingkungan. Deforestasi, hilangnya habitat hewan dan tumbuhan dari
tempat asalnya, sengketa tanah adat atau tanah rakyat, serta pelanggaran hak asasi
manusia hingga kebakaran hutan merupakan akibat lain dari adanya perkebunan
kelapa sawit. Namun tak bisa dimungkiri bahwa minyak kelapa sawit juga
merupakan bagian penting dari perekonomian Indonesia. Bila sedang dibutuhkan
peningkatan produksi minyak nabati itu, bisa dilakukan budi daya tanaman nabati
lain. Sejauh ini telah ditemukan tanaman yang dapat diolah menjadi biodiesel,
yaitu kemiri sunan, biji jarak pagar, nyamplung, biji kepuh, biji kepayang, biji
karet, biji bintaro, biji saga, dan biji kapuk randu. Semuanya harus ditelaah lagi
apakah tergolong tanaman pangan atau bukan. Penggunaan tanaman pangan
sebagai sumber energi alternatif/biodiesel akan berkompetisi dengan kebutuhan
pangan manusia
Selain industri biodiesel dari kelapa sawit, Pemerintah telah membuatt
kebijakan untuk mendongkrak harga karet di kabupaten Kampar, Dinas
Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) membentuk
Kelompok Usaha Bersama (KUB) masyarakat petani karet dan melakukan
kerjasama dengan perusahaan Karet di Kabupaten Kampar (PT. Hervenia) untuk
meningkatkan harga jual komoditi karet dari petani. Melalui MoU KUB-
Perusahaan, Dinas Perkebunan mengklaim karet warga melalui KUB memiliki
selisih harga 2.500 rupiah hingga 2.800 rupiah perkilonya jika dibandingkan
penjualan petani ke pengepul (toke karet). Hasil karet anggota KUB dengan mutu
terjamin ini langsung diantarkan oleh pengurus KUB ke pabrik tergantung KUB,
bisa 1 seminggu, atau 1 kali dalam 2 minggu. Sejauh ini Dinas Perkebunan telah
membina sedikitnya 10 KUB yang tersebar di berbagai desa di kabupaten Kampar
dan berharap agar petani karet ataupun pemerintah desa dapat membentuk KUB
agar hasil panen karet dapat dijual dengan harga tinggi. Namun, seperti yang
diketahui bahwa masyarakat kabupaten Kampar mayoritas bermata pencaharian
sebagai petani karet dengan jumlah petani karet sebanyak 49.473 petani (Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kampar, 2017). Sehingga dengan hanya membina
sedikitnya 10 KUB yang tersebar di berbagai desa, usaha pemerintah dinilai masih
belum optimal.
Oleh karena itu, tim pengusul mencoba memberikan gagasan untuk
diciptakannya industri biodiesel biji karet di kabupaten Kampar karena biji karet
5
bukan termasuk bahan pangan dan kabupaten Kampar memiliki perkebunan karet
yang luas.
1.5 Gagasan yang ditawarkan
Industri Biodiesel dari biji karet termasuk kedalam renewable energy yang
sangat tepat dibangun di daerah Kampar. Kampar akan menjadi kabupaten
pertama di Indonesia yang memproduksi biodiesel dari biji karet dalam skala
besar. Berikut beberapa keuntungan dari industri biodiesel dari biji karet,
diantaranya:
Pohon karet lebih ramah lingkungan dibandigkan kelapa sawit.
Perkebunan karet merupakan perkebunan milik perorangan sehingga
pembangunan industri biodiesel dari biji karet akan mencakup banyak
pihak.
Ketersediaan bahan baku yang terus menerus karena luasnya
perkebunan karet di daeah Kampar
Biji karet tidak termasuk bahan pangan sehingga tidak terjadinya
kompetensi tanaman pangan sebagai bahan baku biodiesel dengan
kebutuhan pangan manusia.
Memperbaiki perkonomian masyarakat Kampar yang sebagian besar
berprofesi sebagai petani karet.
Gambar 2.1 Flow chart proses pembuatan biodiesel dari biji karet metode pengepresan
(metode katalis wetwash system)
6
Gambar 2.2 Skema Proses Penolahan Biji Karet Menjadi Biodiesel Metode Katalis “Wet
Wash System”
Gambar 2.3 Flow chart proses pembuatan biodiesel dari biji karet metode pengepresan
(metode katalis wetwash system)
9
3. BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi Edy, Soemargono. 2011. Proses Produksi Biodiesel Berbasis Biji Karet.
Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur.
Setyawardhani, Alkautsar. 2013. Proses Pengolahan Biji Karet Sebagai Bahan
Baku Pembuatan Minyak Pangan (Edible Oil). Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Bustaman, Sjahrul. 2009. Strategi Pengembangan Industri Biodiesel Berbasis
Kelapa Di Maluku. Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian
Saputra, Dicky. 2019. Dampak Rendahnya Harga Karet Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Petani Karet Di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa
Kabupaten Banyuasin. Palembang: Universitas Muhammadiyah
Palembang
Kurniawan, Rizka, and Bagus Maryanto. 2020. Pembuatan Biodiesel Dari
Minyak Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Dengan Proses Transesterifikasi
Dan Na-Oh Sebagai Katalis." AGITASI: Jurnal Teknik Kimia 1.1: 1-5.
Rahayu, Martini.2005.Teknologi Proses Produksi Biodiesel." Proses
Pengembangan Biofuel Sebagai Substitusi Bahan Bakar Minyak 17-28.
Shintawaty, Amalia. "Prospek pengembangan biodiesel dan bioetanol sebagai
bahan bakar alternatif di Indonesia." Economic Review 203.1 (2006): 1-9.
Ikwuagwu, O. E., I. C. Ononogbu, and O. U. Njoku. 2000. Production of
biodiesel using rubber [Hevea brasiliensis (Kunth. Muell.)] seed
oil." Industrial crops and products 12.1 : 57-62.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
Status
No Jenis Kegiatan dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1 Electronic Telecomunication Panitia Tahun 2018, Politeknik
Challenge (ETC) Caltex Riau
2 Workshop Internet of Things Panitia Tahun 2018, Politeknik
(IoT) Caltex Riau
3 PCR Goes to School Panitia Tahun 2018, Kampar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
2. Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
Status dalam
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
Kegiatan
1 PCR Goes to School Panitia Tahun 2018, Kampar
2 Acara Wisuda XV PCR Divisi Acara Tahun 2018,
Politeknik Caltex
Riau
3 Acara ITO 7 dan ITO 8 Divisi Acara Tahun 2018,
Politeknik Caltex
Riau
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
3. Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
Status dalam
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
Kegiatan
1 Badan Legislatif Ketua Komisi Tahun 2019-2020,
Mahasiswa Diplomasi Politeknik Caltex
Riau
2 AET PCR Anggota Divisi Tahun 2019-2020,
RISTEK Politeknik Caltex
Riau
3 UKMI Ar-Ruhul Jadid Tim Kontrol Tahun 2020,
Internal Politeknik Caltex
Riau
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Instansi
Jurusan
Tahun Masuk-
Lulus
Penelitian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul Industri
Biodiesel Biji Karet: Renewable Energy Dan Optimalisasi Potensi Pohon
Karet Demi Mewujudkan Misi Kabupaten Kampar Pada Sektor
Agroindustri yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami
dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Yang menyatakan,