Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SMARTBIMASEL : SOLUSI PEMANFAATAN LIMBAH BIJI


MANGGA SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKU BIODIESEL
POTENSIAL DI PULAU JAWA

BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Nurwinda E24150048 2015

Hasna Mawaddah F14150104 2015


Silvi Qurotul Aeni G74150043 2015

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2017
ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN .............................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Limbah mangga ............................................................................................. 3
2.2 Minyak biji mangga ....................................................................................... 4
2.3 Biodiesel ........................................................................................................ 4
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................... 6
3.3 Metode Penelitian .......................................................................................... 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan Dosen Pendamping ................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 24
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............. 27
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ............................................... 28

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rancangan Biaya....................................................................................... 8


Tabel 2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 8

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, salah satu jenis bahan bakar nabati (biofuel) yang sedang
digalakkan penggunaannya adalah biodiesel. Humas (2005) menyatakan bahwa
biodiesel tergolong bahan energi ramah lingkungan karena meningkatkan
pembakaran hidrokarbonnya dan menurunkan penggunaan belerang saat dicampur
dengan minyak diesel. Mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2015, yang menyatakan bahwa pada tahun 2025
diwajibkan menggunakan biodiesel sebesar 30% dari total kebutuhan minyak solar.
Oleh karena itu, secara progresif dan konsisten pemerintah memberikan perhatian
pada bahan bakar nabati. Sumber bahan bakar nabati dari berbagai jenis tanaman
tersedia cukup banyak, namun eksplorasi potensi pemanfaatannya belum banyak
berkembang. Salah satu jenis tanaman tersebut adalah Mangga (Mangifera sp.).
Komoditas mangga merupakan tanaman buah yang memberikan sumbangan
terbesar ketiga terhadap produksi buah nasional. Sentra produksi mangga di pulau
Jawa diantaranya adalah Indramayu, Cirebon dan Majalengka di Jawa Barat, Tegal,
Kudus, Pati, Magelang dan Boyolali di Jawa Tengah, Pasuruan, Probolinggo,
Nganjuk, dan Pamekasan di Jawa Timur. Badan Pusat Statistik (2014), melaporkan
bahwa pada tahun 2012, produksi mangga sebesar 2,4 juta ton dan 2,2 juta ton pada
tahun 2013.Sebagian besar produksi mangga terutama dikonsumsi daging buahnya,
sedangkan biji dan kulitnya menjadi limbah rumah tangga dan industri. Soong dan
Barlow (2004) melaporkan bahwa limbah produksi pengolahan mangga berupa
bijinya sebanyak 17-34% .
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa biji mangga Arumanis
(Mangifera indica) asal pulau Jawa mengandung air (41,38%), karbohidrat total
(38,68%), lemak (9,85%), crude fibre (4,79%), protein (3,08%) dan abu total
(2,23%). Minyak dari biji mangga mengandung beberapa jenis asam lemak dengan
komposisi tertentu yang mirip dengan tanaman penghasil biodiesel lainnya. Biji
mangga mengandung asam lemak palmitat, stearat, oleat dan linoleat. Asam lemak
stearat, merupakan asam lemak potensial untuk bioenergi berkualitas tinggi yang
diperlukan untuk transportasi. Modifikasi karakteristik minyak nabati untuk
menjadi biodiesel dapat dilakukan dengan cara menurunkan titik pembakarannya
dan menurunkan viskositasnya agar lebih mudah terbakar. Transesterifikasi minyak
nabati merupakan salah satu pilihan terbaik karena prosesnya mudah dan sifat
biodiesel yang dihasilkan mendekati minyak bumi (Mittlebatch et al.2004). Inovasi
ini merupakan salah satu solusi untuk menekan dampak negatif penggunaan bahan
bakar minyak bumi dengan memanfaatkan potensi limbah biji mangga di pulau
Jawa dan meningkatkan nilai tambah dari produk biodiesel yang diharapkan dapat
membuka lapangan pekerjaan.
2

1.2 Perumusan Masalah


Terdapat dua rumusan masalah dalam kajian kegiatan ini, yaitu :
1. Bagaimana mengolah limbah biji mangga (Mangifera sp.) sebagai bahan
baku pembuatan produk Smartbimasel?
2. Apakah produk Smartbimasel yang dihasilkan selain inovatif, unik, dan
ramah lingkungan mampu mensubstitusi bahan bakar minyak bumi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk Smartbimasel dengan
bahan baku limbah biji mangga (Mangifera sp.) yang sangat berpotensi di pulau
Jawa agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi
dan mendeterminasi nilai tambah limbah biji mangga.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan melalui program ini yaitu limbah biji mangga dapat
mensubstitusi peranan minyak bumi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar
minyak diesel, dan dapat dipublikasikan sebagai jurnal ilmiah nasional dan
internasional.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat bagi pribadi adalah mengembangkan ide sebagai upaya dalam
mengangkat potensi limbah biji mangga (Mangifera sp.) di pulau Jawa untuk bahan
pembuatan biodiesel, dan mengembangkan energi alternatif terbarukan. Manfaat
bagi masyarakat adalah meminimalisir dampak penggunaan dan ketergantungan
terhadap minyak bumi, mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan energi
terbarukan, dan pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Mangga


Mangga merupakan salah satu tanaman komoditi yang banyak ditanam di
Indonesia. Mangga (Mangifera indica L.) termasuk dalam famili Anacardiaceae
yang berasal dari India, Birma, dan Malaysia. Secara umum, pohon mangga
mencapai umur lebih dari seratus tahun dengan ciri memiliki tinggi yang mencapai
10 m - 40 m, berbatang tegak, bercabang banyak, dan bertajuk rindang dan hijau
sepanjang tahun (Pracaya 2007). Tanaman mangga kemudian menyebar ke wilayah
Asia Tenggara termasuk Indonesia, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kuningan,
dan Sumedang yang menjadi daerah sentra produksi mangga di Jawa Barat,
sementara itu di Jawa Timur terdapat di Pemalang, Blora, Situbondo, Probolinggo,
dan Pasuruan serta di Bali terdapat di Buleleng dan Karangasem sebagai produsen
terbesar buah mangga (Mulyawanti et al. 2010). Mangga termasuk komoditas buah
unggulan nasional yang mampu berperan sebagai sumber vitamin dan mineral,
sumber pendapatan petani serta mendukung perkembangan industri dan ekspor.
Ditjen Holtikultura (2004), melaporkan bahwa pulau Jawa merupakan sentra
produksi terbesar komoditas mangga. Produksi mangga Indonesia
berkecenderungan meningkat dan pada tahun 2013 mencapai 2.192.928 ton dengan
pemanfaatan terutama untuk konsumsi langsung sebagai sumber karbohidrat dan
vitamin. Secara umum konsumsi mangga di Indonesia berkisar pada 2.06
kg/kapita/tahun.
Prospek agrobisnis mangga sangat potensial sehingga cenderung meningkat
baik untuk kebutuhan segar maupun bentuk olahan. Bagian utama yang bernilai
ekonomi penting dari tanaman mangga adalah buahnya. Permintaan mangga
sebagai bahan baku industri pengolahan buah-buahan juga semakin meningkat
misal untuk bubur mangga, selai, sirup, asinan dan dodol (Kusumo et al.1989).
Sejalan dengan peningkatan produksi dan konsumsi buah mangga, produk hasil
samping berupa limbah padat juga akan semakin meningkat yang hingga saat ini
belum dimanfaatkan secara optimal. Mengacu pada UU RI No.23 Tahun 1997,
limbah padat merupakan buangan yang dapat mencemari atau merusak lingkungan
apabila jumlahnya sudah melebihi baku mutu lingkungan. Limbah buah mangga
terdiri atas limbah kulit dan limbah biji. Hasil penelitian Istiqoma dan Anggun
(2011), menunjukkan bahwa hanya 66% bagian dari buah mangga yang dapat
dimanfaatkan secara langsung dan 34% merupakan bahan sisa yang sebagian besar
berupa biji. Oleh sebab itu, diperlukan inovasi pengolahan alternatif biji mangga
untuk meningkatkan nilai guna dari limbah dan nilai tambah dari produk
pengolahannya.
4

2.2 Minyak Biji Mangga


Minyak merupakan senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air.
Minyak yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan
namun juga digunakan untuk kebutuhan bahan bakar nabati. Menurut Morales et
al.(2002), biji mangga mengandung karbohidrat (73,09%), protein (7,93%) dan
lemak (6,83%). Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Taty dan Zulpihri (2012),
biji mangga indramayu memiliki kadar karbohidrat 19,53%, lemak 3,80% dan
protein sebesar 3,78%. Biji mangga tersusun atas kulit keras, kulit ari dan bagian
endosperm atau disebut juga keping biji (Kusumo et al.1975). Biji mangga
memiliki potensi karena bijinya mampu menghasilkan minyak yang diperoleh dari
hasil ekstraksi biji mangga yang telah dikeringkan seperti biji alpukat dan biji
rambutan yang sudah banyak dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel. Kakuda
dan Kamel (1992) menyatakan bahwa, biji alpukat memiliki kandungan lemak
sebesar 1-1.5%, sedangkan komposisi asam lemaknya seperti asam palmitat sebesar
7.2-26.1%, asam oleat sebesar 64.8-80.9% dan asam linoleat sebesar 6.3-11.3%.
Sementara itu, biji rambutan memiliki kandungan asam palmitat sebesar 2.0%,
asam stearat sebesar 13.8%, asam oleat sebesar 34.7% dan ericosenoic acid sebesar
4.2% (Azam et al.2005). Apabila membandingkan dengan kandungan nutrisi
keduanya, biji mangga memiliki kandungan nutrisi yang berpotensi menjadi bahan
bakar biodiesel. Menurut Astrida (2009) biji mangga mengandung asam palmitat
(5.1-8.0%), asam stearat (42-48%), asam oleat (35-42%). Stearat memiliki potensi
untuk dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Stearat memiliki asam lemak
jenuh lebih banyak dibandingkan dengan olein dan fraksi stearin memiliki bilangan
setana yang lebih besar (Augustin 1987). Nzikou (2010) melaporkan bahwa inti biji
mangga mengandung sekitar 15 % minyak sedangkan Fayos (2010) melaporkan
bahwa biji mangga mengandung 30-35 % minyak. Minyak biji mangga dapat
diperoleh melalui pengepresanisi biji. Limbah hasil sampingan berupa bungkil
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak melalui proses fermentasi. Menurut
Purwadaria et al.(1995), fermentasi bungkil kelapa sawit hasil limbah pengolahan
biodiesel dapat meningkatkan kadar protein dari 21.7% menjadi 32.5% dan
kandungan serat kasarnya menurun dari 16.2% menjadi 10.1%.
2.3 Biodiesel
Kebutuhan energi selalu meningkat dari tahun ke tahun, sementara pasokan
energi BBM (Bahan Bakar Minyak) semakin menipis. Pemanfaatan bahan bakar
nabati sebagai alternatif BBM merupakan salah satu pilihan terbaik karena sifatnya
yang dapat diperbaharui. BBN (Bahan Bakar Nabati) adalah sejenis bahan bakar
dengan bahan baku berasal dari berbagai sumber daya nabati. Berdasarkan
bentuknya, BBN dapat dikategorikan dalam dua wujud, yaitu gas dan cair. BBN
cair banyak digunakan dan fleksibel penggunaannya sehingga memiliki nilai
ekonomi tinggi dan energi spesifik (energi per satuan volume) besar, serta mudah
didistribusikan. Hal ini menyebabkan BBN cair berperan dominan dalam sektor
transportasi dan sektor lain yang menggunakan motor bakar. BBN cair dapat
5

dikelompokkan menjadi bioetanol dan biodiesel. Bioetanol merupakan jenis BBN


cair yang diperuntukkan sebagai pengganti bensin, sedangkan biodiesel untuk
substitusi minyak diesel. Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak
yang dapat diproduksi dari minyak tumbuhan maupun lemak hewan. Minyak
tumbuhan yang antara lain minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak
pagar dan minyak biji kapok randu, sedangkan lemak hewani seperti lemak babi,
lemak ayam, lemak sapi, dan lemak yang berasal dari ikan (Sathyiel et al 2005).
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif didapat melalui proses
transesterifikasi dan esterifikasi. Biodiesel bersifat ramah lingkungan karena
biodegradable nontoxic, dan rendah emisi (Ma dan Hanna 1999). Bahan mentah
pembuatan biodiesel terdiri atas dua penyusun. Pertama, trigliserida-trigliserida
yaitu komponen utama aneka lemak dan minyak lemak. Kedua, asam-asam lemak
yaitu produk samping industri pemulusan (refining) lemak dan minyak-lemak
(Mittelbach et al.2004).
Mittlebatch (2004) menjelaskan bahwa penggunaan minyak nabati sebagai
bahan bakar dapat tunggal maupun dicampur dengan minyak diesel. Pencampuran
minimal memerlukan banyak modifikasi pada mesin. Faktor pembeda dalam
memilih jenis tanaman penghasil biodiesel yang tepat dipengaruhi oleh
karakteristik nilai bakar minyaknya, antara lain titik bakar, viskositas, dan nilai
kalor. Minyak yang memiliki nilai viskositas kinematik tinggi tidak dapat langsung
dimanfaatkan sebagai bahan bakar karena akan mendorong terjadinya pembakaran
tidak sempurna sehingga dapat terbentuk deposit karbon dalam mesin. Kendala dan
kesulitan penggunaan minyak nabati dapat diatasi dengan proses pirolisis,
emulsifikasi dan transesterifikasi dan esterifikasi dengan katalis asam.
Transesterifikasi (alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida
(minyak nabati) menjadi alkil ester melalui reaksi dengan alkohol dan
menghasilkan produk samping, yaitu gliserol. Alkohol-alkohol monohidrik yang
menjadi kandidat sumber gugus alkil adalah metanol karena harganya murah dan
reaktivitasnya paling tinggi (metanolisis). Biodiesel identik dengan ester metil
asam-asam lemak atau FAME (Fatty Acids Metil Ester). Transesterifikasi juga
menggunakan katalis dalam reaksinya. Katalis yang biasa digunakan pada reaksi
transesterifikasi adalah katalis basa. Salah satu perkembangan metode
transesterifikasi adalah menggunakan enzim dalam reaksinya untuk mencegah
transesterifikasi tidak sempurna akibat tingginya kandungan asam lemak bebas dan
air. Reaktor enzimatis berpengaruh dalam proses pengolahan biodiesel. Reaktor
enzimatis memiliki beberapa keuntungan yaitu keseragaman waktu tinggal,
intensitas pengaduk, pengontrolan perpindahan panas dan massa, dan pengaturan
suhu (Arifan et al 2009). Katalis yang digunakan pada transesterifikasi yaitu NaOH
dan KOH. NaOH lebih reaktif dibandingkan dengan KOH karena Natrium (Na)
memiliki kereaktifan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kalium (K) (Maulana
2011).
6

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2017 di
Laboratorium Kimia Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Laboratorium Kimia
dan Energi IPB , Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor dan Laboratorium SBRC
(Surfactan & Bioenergy Research Centre) IPB Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan baku yang digunakan adalah biji mangga yang berasal dari pulau
Jawa. Bahan kimia yang digunakan meliputi metanol, etanol, asam sulfat, asam
klorida, NaOH, KOH, asam fosfat, natrium sulfat anhidrat, natrium karbonat dan
lain-lain. Peralatan yang digunakan yaitu satu rangkaian reaktor estrans yang terdiri
atas mesin pengepres sistem hidrolik manual, alat distilasi, kompor, pengaduk
(strirrer), erlenmeyer, tabung reaksi, labu ukur, neraca analitik, oven, pipet, corong
pemisah, buret, viskosimeter Ostwald dan lain-lain.
3.3 Metode Penelitian
Mengacu pada pengolahan minyak diesel dari biji mangga dengan proses
transesterifikasi (Sudrajat R, Yogie S, Hendra D, Setiawan D 2010), metode terdiri
atas tiga tahap yaitu ekstraksi dan analisis minyak biji mangga, pembuatan biodiesel
dan analisis kualitas biodiesel.
Ekstraksi dan analisis minyak biji mangga
Biji mangga disortir yang kondisinya baik dan dicuci pada air mengalir. Biji
mangga dikukus selama 1 jam pada suhu 100 °C, kemudian dikeringkan hingga
kadar air dibawah 10%. Biji kemudian digiling hingga halus untuk seterusnya
ditekan dengan alat tekan hidrolik manual dengan suhu 70 °C selama 1 jam. Proses
penekanan dilakukan dua kali untuk menghasilkan rendemen yang maksimal. Hasil
minyak selanjutnya dicampur dan ditimbang untuk ditetapkan rendemen
minyaknya. Selanjutnya, minyak tersebut dianalisa bilangan asamnya setiap
minggu.
Minyak biji mangga yang dihasilkan dimurnikan melalui proses degumming.
Proses dilakukan untuk memisahkan minyak dari kotoran-kotoran yang berupa
gum, protein, fosfolipid, dan lain-lain. Minyak hasil tekan ditimbang sebanyak 1
liter kemudian dipanaskan hingga suhu 80 °C sambil diaduk dengan menggunakan
magnetik stirrer. Larutan asam fosfat konsentrasi 20% ditambahkan sebanyak 0,2-
0,3% (v/w) dan diaduk selama 15 menit. Minyak dimasukkan dalam corong
pemisah 500 ml dan disemprotkan air hangat. Corong pemisah digoyang sebentar
agar air menyebar mengikat gum dan didiamkan agar air dengan gum yang terikat
turun dan terpisah dari minyak. Penyemprotan air dilakukan sampai air buangan
pada kisaran pH 6,5-7. Minyak hasil proses degumming dikeringkan dengan
pemanasan pada suhu 80 °C disertai vakum selama 20 menit lalu dilanjutkan
dengan pengeringan vakum selama 10 menit. Analisis yang dilakukan adalah
7

bilangan asam dan kadar asam lemak bebas (FFA), kadar air, viskositas kinematik,
dan densitas. Minyak mentah hasil ekstraksi dianalisa kandungan asam lemak dan
metil esternya dengan instrumen GC-MS.
Pembuatan Smartbimasel
Pembuatan biodiesel dari minyak biji mangga dilakukan dalam 2 tahap yaitu
proses estrans atau esterifikasi-transesterifikasi. Minyak biji mangga sebanyak 50
ml dimasukkan dalam erlemeyer labu bermulut ganda 500 ml, lalu ditambahkan
metanol dengan rasio mol tertentu dan HCl teknis dengan konsentrasi tertentu. Labu
mulut ganda dipasang pada kondensor untuk mengkondensasi uap metanol agar
masuk kembali kedalam erlemeyer. Reaksi dilakukan pada suhu 60 °C selama 1
jam. Campuran dimasukkan dalam tabung reaksi setelah proses esterifikasi selesai,
lalu diendapkan selama 8 jam dan kemudian diukur kadar FFA nya pada lapisan
bawah.
Minyak biji mangga hasil esterifikasi dimasukkan ke dalam labu bermulut
ganda 500 ml, ditambahkan metanol dengan rasio mol tertentu dan didalam metanol
dilarutkan NaOH teknis. Labu mulut ganda dipasang pada kondensor untuk
mengkondensasi uap metanol agar masuk kembali ke dalam erlemeyer. Reaksi
dilakukan pada suhu 60 °C selama 1 jam. Setelah selesai tahap transesterifikasi,
terbentuk dua fase, yaitu fase bawah merupakaan gliserol dan fase atas merupakan
biodiesel dengan sisa metanol dan KOH. Campuran dimasukkan dalam corong
pemisah setelah proses transesterifikasi selesai, kemudian diendapkan selama satu
malam. Gliserol akan mengendap pada bagian bawah corong pemisah setelah 7-12
jam sehingga mudah untuk dipisahkan. Gliserol dipisahkan dengan corong pisah,
sehingga diperoleh biodiesel kotor. Untuk mengurangi sisa katalis yang terkandung
di dalam biodiesel, larutan asam asetat 0,01% (v/v) ditambahkan ke dalam biodiesel
kotor dan dilanjutkan dengan pencucian menggunakan air hangat. Analisis yang
dilakukan adalah bilangan asam, viskositas kinematik, densitas, bilangan , kadar air
dan rendemen.
Pengujian Biodiesel
Analisis sifat fisiko-kimia minyak biji kepuh dilakukan untuk mengetahui sifat-
sifat minyak biji kepuh yang digunakan dalam penelitian meliputi rendemen, kadar
air, bilangan asam, FFA, densitas, analisis asam lemak dan viskositas.
Rancangan percobaan
Rancangan percobaan penelitian ini terdiri atas variable, yaitu perlakuan suhu
esterifikasi, rasio mol metanol dan konsentrasi katalis terhadap kadar asam lemak
bebas akhir esterifikasi. Masing-masing percobaan dilakukan secara terpisah
dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan analisis keragaman
satu arah dan uji Duncan dilakukan untuk mengetahui taraf perlakuan yang berbeda.
Suhu esterifikasi yang digunakan adalah 40, 60 dan 80 °C. HCl teknis yang
digunakan adalah 0 - 20% yang terbagi menjadi 4 taraf percobaan, Uji statistik
dengan sidik ragam (ANOVA) dilakukan untuk menguji parameter nilai bilangan
asam, viskositas kinematik, densitas biodiesel yang terendah dan memenuhi SNI.
8

Apabila pengaruh perlakuan dan kombinasi perlakuan nyata, dilanjutkan dengan uji
beda rata-rata menurut prosedur Duncan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Rancangan Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan Penunjang 2.250.000
2. Biaya Habis Pakai 8.812.000
3. Perjalanan 750.000
4. Lain-lain 650.000
Total Biaya 12.462.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


Kegiatan
No 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
alat dan
bahan
2. Pembuatan
formulasi
biodiesel
3. Pengujian
biodiesel
4. Analisis
hasil
5. Penyusunan
proposal
9

DAFTAR PUSTAKA

Arifan F, Yulianto M.E, Yuariski O. 2009. Pengembangan proses enzimatis untuk


produksi biodiesel dari minyak biji karet. Seminar Nasional RAPI VIII. 1(1)
: 50-57.
Asrtrida RL. 2009. Profil Asam Lemak dan Trigliserida Biji-bijian [skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Augustin. 1987. Kandungan Komponen Kimia Biji Jarak. Surabaya (ID) : Rineka
Cipta.
Azam M.M, Amtul Waris, NM Nahar. 2005. Prospects and potential of fatty acid
methyl esters of some non traditional seed oils for use as biodiesel in India.
Journal of Biomass and Bioenergy . 29 (1) : 293-302.
Cristina A, Dwijananti P, Istiana N, Masturi, Sunarno. 2015. Pengaruh massa biji
buah mangga arum manis (Mangifera indica L.) terhadap kadar bioetanol.
Jurnal Fisika. 5 (1): 18-22.
Fayos. 2010. Upaya Pemanfaatan Limbah Biji Mangga menjadi Produk Bernilai
Tinggi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka.
Humas. 2005. Biodiesel untuk Bus. Jakarta (ID): C.V Sinar Baru.
Kakuda Y, BS Kamel. 1992. Fatty acids in fruits and fruits products. New York
(US) : Marcel Dekker Inc.
Ma F and Hanna MA. 1999. Biodiesel production : A review. Journal
BioresourceTechnology 7 (1) : 1-15.
Maulana F. 2011. Penggunaan katalis NaOH dalam proses transesterifikasi minyak
kemiri menjadi biodiesel. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 8 (2) :
73-78.
Mittelbach, Martin, Remschmidt, Claudia. 2004. Biodiesel The
Comrehensive.Germany (DE) : Germany Institute of Chemistry of the
University of Graz,
Morales, JJZ, L Sapiens, CA Ondorica, R Baez, JV Torres, and A Anzaldua. 2002.
Physicochemical and Nutrional Characterization of Manggo Kenel
(Mangifera indica L.). Mexico (US) : CV. Kent for Food Purpose.
Mulyawanti I, Dewandari KT, Yulianingsih.2010. Effects of freezing and
storageperiods on characteristics of frozensliced Arumanis mango.
Journal ofAgricultural. 3:32-38.
Nzikou JM, Kimbonguila A, MatosL, Loumouamou B, Pambou-Tobi N
PG,Ndangui CB, Abena AA, Silou Th,Scher J and Desobry S. 2010.
Extraction and characteristics of seed kernel oil from mango (Mangifera
indica).Research Journal of Environmental and Earth Sciences. 2 (1): 31-
35.
Pracaya. 2007. Bertanam Mangga. Jakarta (ID):Penebar Swadaya
10

Purwadaria T.T, Haryati A.P, Sinurat J, Darma, T.Pasaribu. 1995. In vitro nutrient
value of coconut meal fermented with Aspergillus niger. Journal of
Agriculture Biotechnology. Jakarta (ID) : 3(1) : 233 – 237.
Reksowardoyo, Iman K. Penggunaan Minyak Jarak pada Motor Diesel. 2005.
Jakarta (ID) : Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sathviel S, Prinyawiwatkul W, King JM, Grimm CC, Lloyd S. 2003. Oil production
from catfish viscera. Journal of American Oil Chemists Society. 8 (1) : 377-
382.
Taty dan Zulpihri. 2012. Kandungan Biji Mangga Indramayu ( Mangifera indica
L. ). Jakarta (ID) : Universitas Negeri Jakarta.
11
12
13
14

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr.Ir.Deded Sarip Nawawi, M.Sc
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknologi Hasil Hutan
4 NIM 196601131991031001
5 Tempat dan tanggal lahir Bandung, 13 Januari 1966
6 Email dsnawawi@ipb.ac.id
7 Nomor telepon 081315537404

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Institut Gottingen The University of
Pertanian University Tokyo
Bogor
Jurusan Teknologi Ilmu dan Biomaterials Sciences
Hasil Hutan Teknologi
Kayu
Tahun Masuk-Lulus 1990 1999 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 The Third International Wood The Acidity of Kyoto Jepang, 1
Sciences Symposium Some Tropical – 2 November
Plantation Woods 2000
2 The Third International Wood Behaviors of Kyoto Jepang, 1
Sciences Symposium Extractives – 2 November
during Pulping 2000
and Bleaching of
Fast-growing
Plantation Woods
(Introductory
Paper)
th
3 The 47 Lignin Symposium Distribution of Fukuoka Jepang,
Diastereomeric 31 Oktober – 1
Form of β-O-4 November 2002
Structure Among
Different Woods
Species. The 47th
15

Lignin
Symposium
4 The 4th International Wood The Dissolution Serpong, 2 – 5
Science Symposium of Wood September 2002
Components from
Tropical Fast-
Growing
Plantation Woods
During Alkali
Cooking
5 The 5th International Wood Chemical Kyoto Jepang, 17
Science Symposium Component of -19 September
Ruberwood 2004
(Hevea
braziliensis)
Clone GT1
6 The 5th International Wood The Bonding Kyoto Jepang, 17
Science Symposium Properties of -19 September
Some Tropical 2004
Woods
7 The 5th International Wood Relationships Kyoto Jepang, 17
Science Symposium between Lignin – 19 September
β-O-4 Stereo 2004
Structure and
Aromatic Ring
Type Found in 20
Wood Species
Including
Tropical Woods
8 IAWPS 2005 The Dissolution Yokohama
of Wood Jepang, 29
Compenents from November – 1
Gmelina arborea Desember 2005
During Alkali
Extraction
(Poster)
9 The 51th Lignin Symposium Chemical Hokkaido
Structure of Jepang, 26 – 28
Lignin in Oktober 2006
Reaction Wood of
Tropical Species
16

10 International Symposium on Absolute Amount Durban, Afrika


Wood, Fiber and Pulping of β-O-4 Selatan Juni
Chemistry Structure in 2007
Wood and Non-
Wood Cell Wall
11 International Symposium on Variety of Lignin Durban, Afrika
Wood, Fiber and Pulping Structure in Selatan Juni
Chemistry Angiosperms and 2007
Their Reaction
Wood
12 Lignin Symposium, Utsunomiya Evaluation of Jepang,
Lignin Content in November 2007
Non-Wood Plants
13 International Conference of Chemical Nanjing China,
Pulping, Papermaking and Structure of November 2008
Biotechnology Lignin in the
Tropical Woods
Species
14 American Chemical Society Quantitative Salt Lake City,
(ACS) Relationship Maret 2009
between Structure
of Lignin and Its
Reactivity
15 15th International Symposium in Quantitative Oslo Norwegia,
Wood, Fiber and Pulping Relationship Juni 15 – 18
Chemistry between 2009
Pulpability and
Lignin Structure
Established for
genus of Acacias
and Eucalyptus
16 Japan TAPPI Meeting The Relationship Tokyo Jepang,
between the Juni 2009
Characteristics of
Lignin and
Cooking
Efficiency.
17 The 1st International of Acid-soluble Bogor, 2009
Indonesian Wood Research lignin and its
Seminar relation to
guaiacyl-syringl
ratio in
17

hardwoods
species
18 The 3rd International of Lignin Jogjakarta, 4 – 6
Indonesian Wood Research characteristics of November 2011
Seminar vesseled-
gymnosperm,
Gnetum gnemon
19 The 4th Interntional Seminar of Lignin Makassar, 7 – 8
Indonesian Wood research characteristics of November 2012
Society unusual eccentric
growth branch of
Eusideroxylon
zwageri (Poster)_
20 6th International seminar of Characteristics of Medan, 12 – 13
IWoRS tropical wood November 2014
lignin and its
reactivity in the
alkaline
delignification
21 International symposium of Syringyl- Tokyo Jepang,
IAWPS gyuaiacyl lignin 16 – 18 Maret
in the reaction 2015
wood of vesseled-
gymnosperm,
Gnetum gnemon
22 Pulp and Paper Research Syringyl- Tokyo Jepang, 4
Conference gyuaiacyl lignin – 5 Juni 2015
in the reaction
wood of vesseled-
gymnosperm,
Gnetum gnemon
23 7th International seminar of Larvicidal Bandung, 5 – 6
IWoRS activity of teak November 2015
wood powder and
its extract to
dengue fever
mosquito
24 7th International seminar of Properties of Bandung, 5 – 6
IWoRS oriented strand November 2015
board prepared
from modified
18

betung bamboo
strand
th
25 14 European Workshop on Quantitative Perancis, 28 Juni
Lignocellulosics and Pulp relationship – 1 Juli 2016
between the
structure of lignin
lignin β-O-4
linkage and its
chemical
reactivity during
alkali process and
oxidation process
by active oxygen
species
nd
26 2 Resource Efficiency in Pulp Lignin structure Bandung, 15 -16
and Paper Technology of acacia and 2016
(REPTech), Nov eucalyptus
species and its
relation to
delignifcation
27 The 8th International Symposium Carbohydrates Ambon, 21 – 22
of Indonesian Wood Research Composition in Oktober 2016
Society (IWoRS) the Reaction
Wood of Gnetum
gnemon
28 Pan Pacific Conference of the General tendency KTAPPI, Korea
Technical Association of the Pulp of lignin chemical Selatan. 25 – 28
and Paper Industry structure and its Oktober 2016
relation to
reactivity
th
29 19 International Symposium on Rule of lignin Porto Seguro
Wood, Fiber and Pulping chemical Brazil, 30
Chemistry structure found in Agustus – 1
unusual type of September 2017
reaction woods
30 th
6 IWoRS Symposium Lignin Bali, 26 – 27
characteristics September 2017
and reactivity in
Acacia and
Eucalyptus
species
19

31 Seminar Nasional MAPEKI VII Modifikasi Proses Makassar, 5 – 7


Pulping Kraft Agustus 2004
dengan Perlakuan
Pendahuluan
Lindi Hitam dan
Sodium Sulfida
32 Seminar Nasional MAPEKI VII Kelarutan Makassar, 5 – 7
Komponen Kimia Agustus 2004
Kayu Gmelina
arborea Roxb,
selama Proses
Ekstraksi Alkali
33 Seminar Nasional MAPEKI VIII Perubahan Sifat Tenggarong, 3 –
Keasaman Kayu 5 September
Selama Proses 2005
Pengeringan
34 Seminar MAPEKI X Keragaman Pontianak, 9 – 11
Kandungan Agustus 2007
Kimia Kayu
Reaksi
35 Seminar MAPEKI X Lignin Chemistry Pontianak, 9 – 11
of Reaction Wood Agustus 2007
from Tropical
Species
36 Seminar MAPEKI XI Chemical Palangkaraya, 8
Structure of – 10 Agustus
Lignin in the 2008
Reaction Wood
37 Seminar Hasil-Hasil Penelitian Rasio Bogor, 10
LPPM IPB Stereoisomer Februari 2009
Erythro dan
Threo Struktur β-
O-4 dan
Hubungannya
dengan Tipe
Cincin Aromatik
Penyusun
Makromolekul
Lignin
38 Seminar MAPEKI XII Acid-Soluble Bandung, 25 –
Lignin and Its 26 Juli 2009
Relation to
20

Syringyl/Guaiacyl
Ratio in the
Tropical
Hardwood
Species
39 Seminar MAPEKI XIII Characteristics of Bali, 3 – 4
hardwood lignin November 2010
and its
delignfication in
the alkaline
pulping
40 Seminar nasional MAPEKI XV Ekstrak kayu Jati Makassar, 6 – 7
(Tectona grandis) November 2012
sebagai bahan
aditif
delignifikasi
pulping soda
41 Seminar nasional MAPEKI XV Ekstrak Kayu Jati Makassar, 6 – 7
sebagai November 2012
Biolarvasida
Nyamuk Demam
Berdarah (Aedes
aegipty) (Poster)
42 Seminar Nasional MAPEKI XVI Bioaditif Balikpapan
Berbahan Ekstrak Kalimantan
dan Serbuk Kayu Timur, 6
Jati untuk November 2013
Meningkatkan
Kinerja Pulping
Soda
43 Seminar Nasional MAPEKI XVI Karakteristik Kalimantan
Oleofilik Serat Timur
Kapok sebagai Balikpapan, 6
Bahan Baku November 2013
Produk Penyerap
Minyak (Poster)
44 Seminar Nasional MAPEKI Selektifitas Medan, 11
XVII, 11 November 2014, penyerapan November 2014
Medan minyak serat buah
kapuk
45 20th Seminar Nasional MAPEKI Karakter kimia Bali, 25
biomassa kayu September 2017
21

sebagai bahan
energi
46 20th Seminar Nasional MAPEKI Tipe Monomer Bali, 25
lignin sebagai September 2017
penentu proporsi
diatsereomer
struktur ikatan B-
O-4

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Hibah Penelitian : Chemical The Univesity of 2007 - 2008
Structure of Lignin and Its Tokyo dan Oji Paper
Relationship to Pulping Properties Co.
2 Hibah Penelitian : Rasio DIKTI : penelitian 2008
Stereoisomer Erythro dan Threo unggulan PT
Struktur 𝛽 − 0 − 4 dan
Hubungannya dengan Jenis
Cincin Aromatik Penyusun
Makromolekul Lignin
3 Hibah Penelitian : Pengujian PT. Fairco Jakarta 2008
Warna Rotan
4 Hibah Penelitian : Pengujian Nilai Samsung Co 2009
Kalor dan Elemen Kimia dalam
Kayu Eucalyptus, Mangium dan
Gelam sebagai Bahan Baku
Energi
5 Hibah Penelitian : Karakteristik DIKTI : penelitian 2009 - 2010
Lignin Kayu Daun Lebar dan unggulan PT
Hubungannya dengan
Delignifikasi dalam Pulping
Alkali
6 Hibah Penelitian : Pengaruh Penelitian A-3 2009
Penyimpanan terhadap
Peningkatan Mutu Minyak Ylang-
Ylang
7 Hibah Penelitian : Pre-Fisibility Perum Perhutani 2010
Study Pembangunan Pabrik
Derivar Gondorukem
22

8 Hibah Penelitian : Bio-aktif DIKTI : penelitian 2012


Berbahan Dasar Serbuk Limbah unggulan PT
Pengolahan Kayu Jati untuk
Meningkatkan Efisiensi Proses
Pulping Alkali
9 Hibah Penelitian : Sifat Oleofilik Penelitian BOPTN 2013
Serat Buah Kapon (Ceiba
pentandra) sebagai Bahan Baku
Produk Penyerap Minyak
10 Hibah Penelitian : Lignin Terlarut DIKTI : penelitian 2014
Asam sebagai Penduga unggulan PT
Reaktifitas Lignin dalam Pulping
Alkali dalam Rangka Pendugaan
Kualitas Bahan Baku Pulp
11 Hibah Penelitian : Quantitative The University OF 2015
Relationship Between The Tokyo and NEDO
Chemical Structure of Lignin and
Its Reactivity During Bio-
Refinery Process
12 Hibah Penelitian : Pengembangan HIKOM 2015 - 2017
OSB Bambu Unggul Modifikasi
Perlakuan Steam untuk
Meningkatkan Kualitas OSB dan
Menurunkan Konsumsi Perekat
serta Tingkat Kesukaan
Konsumen terhadap Bambu
13 Hibah Penelitian : Torrified BPDPKS 2016
Biopellet dari Batang Kelapa
Sawit
14 Hibah Penelitian : Quantitative Wood Chemistry 2016
Relationship Between the Laboratory, The
Chemical Structure of Lignin and University of Tokyo,
Its Reactivity During Bio- NEDO
Refinery Process
15 Hibah Penelitian : Karakter DIKTI : penelitian 2017
Penentu Kualitas Biomassa Hasil unggulan PT
Hutan untuk Bahan Baku Energi
Terbarukan
23
24

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Material Justfikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Alat Untuk proses 1 unit 2.100.000 2.100.000
esterifikasi- konversi biji
transesterifikasi menjadi minyak
Sarung tangan Menghindari 1 pak 50.000 50.000
karet sekali cedera
pakai
Masker sekali Menghindari 1 pak 40.000 40.000
pakai terhirupnya
bahan kimia
Termometer Untuk 1 60.000 60.000
digital mengukur suhu
SUB TOTAL (Rp) 2.250.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justfikasi Volume Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Metanol analis Untuk proses 1 liter 455.000 455.000
esterifikasi biji
manga
Ethanol analis Untuk ekstraksi 1 liter 455.000 455.000
biji manga
Asam klorida Katalis reaksi 1 liter 118.300 per 2.366.000
(HCl) analis 50 ml
Natrium Untuk proses 300 gram 2.000 per 600.000
hidroksida transesterifikasi gram
(NaOH) biji manga
Indikator Menguji hasil 1 liter 351.000 351.000
Phenolphtalein akhir dari
ekstrasi minyak
biji manga
Natrium sulfat Untuk proses 1 gram 278.000 278.000
anhidrat pemurnian
minyak
Natrium Untuk proses 20 gram 4.600 per 92.000
karbonat pemurnian gram
minyak
25

Asam fosfat Membersihkan 1 liter 3.900 per ml 3.900.000


(H3PO4) analis kotoran dalam
ekstrak minyak
Aquades Untuk uji 5 liter 7.000 per 35.000
degumming liter
Alumunium Untuk ekstraksi 2 rol 60.000 180.000
foil biji mangga
Kain saring Untuk ekstraksi 1 100.000 100.000
biji mangga

SUB TOTAL (Rp) 8.812.000

3. Perjalanan
Material Justfikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Perjalanan ke Biaya yang 3 orang 150.000 450.000
Indramayu diperlukan
untuk
mencari
limbah biji
manga
Indramayu
Perjalanan ke Biaya yang 3 orang 50.000 150.000
toko bahan diperlukan
kimia untuk
membeli
bahan-bahan
kimia yang
dibutuhkan
Perjalanan Biaya yang 3 orang 50.000 150.000
untuk diperlukan
menyewa alat untuk
membeli alat
yang
diperlukan
SUB TOTAL (Rp) 750.000

4. Lain-lain
Material Justfikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
26

Administrasi Untuk print, - - 250.000


scanning,
fotokopi,
penyewaan
alat,
peminjaman
laboratorium,
dll.
Penggunaan Untuk - - 400.000
listrik pengerjaan
SUB TOTAL (Rp) 650.000
27

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Studi Waktu
(jam
/minggu)
1 Nurwinda/ Hasil Kimia Hasil 8 jam / Ketua
E24150048 Hutan Hutan minggu kelompok
(koordinasi
kelompok)
2 Silvi Qurotul Fisika Biofisika 8 jam / Anggota
Aeni / minggu kelompok
G74150043 (notulen dan
pengembangan
ide)
3 Hasna Teknik Teknik 8 jam / Anggota
Mawaddah / Mesin dan Bioinformatika minggu kelompok
F14150104 Biosistem (adminitrasi,
bendahara dan
pengembangan
ide)
28

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai