Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI BIOTENKNOLOGI DALAM BIDANG SUMBER DAYA ENERGI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Bioteknologi
Dosen Pengampu : Nirwana Fazri Harahap M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7:


Anggrian El Ritli 0310183118
Rosmayanti Dalimunthe 0310182097
Sherly Aglillah 0310182047
Ade Widia Cloudia 0310183105

Tadris Biologi IV / Semester VI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mini riset ini ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Aplikasi bioteknologi
dalam bidang sumber daya energi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki
tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun
pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.

Medan, 7 July 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ................................................................................................................ 1

B. Tujuan ............................................................................................................................ 1

C. Manfaat .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioenergi ....................................................................................................... 2
1. Bioetanol ......................................................................................................................... 4
2. Biodiesel .......................................................................................................................... 4
3. Biogas .............................................................................................................................. 6
4. Biomassa ........................................................................................................................ 10
B. Peran Bioteknologi Untuk menunjang Pemecahan Kebutuhan Energi ......................... 12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia sedang menghadapi tantangan energi global secara menyeluruh.
Kebutuhan energi kian meningkat sedangkan sumber energi konvensional semakin
berkurang. Selain itu, ketergantungan akan pengunaan sumber-sumber energi konvensional
yang menghasilkan gas rumah kaca telah terbukti berdampak negatif terhadap iklim bumi
secara keseluruhan.
Energi merupakan suatu kebutuhan yang sering digunakan oleh makhluk hidup seperti
bahan bakar minyak yang biasanya sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
(Sukandarrumidi dan Kotta, 2017:20). Beberapa tahun terakhir ini energi mengalami
peningkatan yang sangat drastis. Meningkatnya jumlah penduduk dapat menyebabkan
kebutuhan energi semakin meningkat.
Kebutuhan energi selama ini masih dipenuhi oleh bahan bakar fosil yang bersifat
tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Pemakaian energi fosil yang terlalu
banyak akan menyebabkan jumlahnya berkurang dan menipis. Oleh karena itu, diperlukan
suatu pembaharuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bioenergi?
2. Bagaimana Penjelasan Dari Bioetanol?
3. Bagaimana Penjelasan Dari Biodiesel?
4. Bagaimana Penjelasan Dari Biogas?
5. Bagaimana Penjelasan Dari Biomassa?
6. Bagaimana Peran Bioteknologi Untuk menunjang Pemecahan Kebutuhan
Energi?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bioenergi.
2. Untuk Mengetahui Penjelasan Dari Bioetanol.
3. Untuk Mengetahui Penjelasan Dari Biodiesel.
4. Untuk Mengetahui Penjelasan Dari Biogas.
5. Untuk Mengetahui Penjelasan Dari Biomassa.

1
6. Bagaimana Peran Bioteknologi Untuk menunjang Pemecahan Kebutuhan
Energi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioenergi
Bioenergi merupakan energi alternatif yang berasal dari sumber-sumber biologis.
Keunggulan pemanfaatan bioenergi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil.
Saat ini pengembangan bioenergi telah sampai pada generasi keempat yakni
mengubah vegoil dan biodiesel menjadi gasoline. Generasi pertama pengembangan bioenergi
ini dinilai kurang etis karena berkompetisi dengan bahan pangan dan pakan menjadi
vegetable oil, biodiesel, bio-alcohol, biogas, solid biofuel, dan syngas. Pemanfaatan bahan
diluar pangan dan pakan dimulai pada generasi kedua diantaranya menggunakan limbah,
cellulose dan tanaman yang didedikasikan untuk pengembangan energi (dedicated energy
crops), yang mengubah biomass menjadi liquid technology. Generasi ketiga pengembangan
biofuel adalah oligae yang berasal dari algae. Selain itu, Pemanfaatan bioenergi saat ini
bahkan telah sampai pada pengembangan bahan bakar pesawat terbang. The Embraer EMB
202 Ipanema merupakan pesawat pertama yang berbahan bakar ethanol dan banyak
dimanfaatkan di lahan pertanian (agricultural aircraft). Selain itu, telah dikembangkan juga
syngas berbahan dasar kayu yang dimanfaatkan sebagai generator.
Pada tahun 2005 negara di belahan Amerika Selatan telah memproduksi 16.3 milyar
liter ethanol, menyumbang 33.3 persen produksi dunia dan 42 persen produksi ethanol yang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Negara yang telah menggunakan BE 10 (campuran 10%
ethanol dan 90% BBM), diantaranya AS, Kanada, India, Thailand, China, Filipina dan
Jepang. Hanya Brasil yang telah menggunakan BE 20. Adanya teknologi hybrid saat ini,
Brazil tidak ada lagi kendaraan yang hanya menggunakan gasoline tetapi telah memakai 20-
25 % ethanol (E25). Dari data yang didapatkannya, sebanyak 3 juta mobil telah beroperasi
menggunakan 100 % ethanol dan 6 juta mobil berteknologi hybrid (flexible-fuels vehicles).
Langkah-langkah antisipatif juga telah dilakukan negara-negara maju untuk
menghadapi krisis energi dimasa yang akan datang dengan cara mengarahkan kebijakan
energi strategis untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan terutama bioenergi.
Pemerintah Australia mengatur kebijaksanaan pemakaian biofuel untuk transportasi,industri
serta pembangkit tenaga listrik. Di USA, akhir 2005 produksi Biodiesel AS mencapai 4
miliar galon dan akan meningkat menjadi 8 miliar galon pada 2012. Selain itu, pada tahun

3
2005 Belanda juga mengambil kebijaksanaan untuk impor 400 ribu ton kelapa sawit dari
Indonesia untuk dikonversi menjadi biodiesel. Selain negara-negara tersebut diatas, Indonesia
juga mengeluarkan kebijakan melalui Instruksi Presiden RI No.1 Tahun 2006, Untuk
mendorong Departemen Pertanian melakukan penyediaan dan pengembangan bahan baku
BBN untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Pada tahun pada tahun 2025,
pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan biofeul sebesar 5 %.
1. Bioetanol
Bioethanol merupakan anhydrous alcohol yang berasal dari fermentasi tetes tebu,
singkong, jagung atau sagu. Bioethanol merupakan untuk mengurangi konsimsi premium. E5
merupakan campuran 5% bioethanol dengan 95% premium yang telah dipasarkan di
pertamina dengan nama dagang biopremium. Penggunan bioethanol sampai dengan E15 tidak
perlu melakukan modifikasi mesin kendaraan yang sudah ada, tetapi untuk E100 hanya dapat
digunakan untuk mobil jenis FFV ( Flexible fuel vehicle). Bioetanol merupakan energy
alternatif yang ramah lingkungan dan makin banyak di produksi dibanding energy alternatif
yang lain, seperti biodiesel.
2. Biodiesel
a. Pengertian Biodiesel
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang menjanjikan, bersifat
ramah lingkungan, tidak mempunyai efek terhadap kesehatan yang dapat dipakai sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor yang dapat menurunkan emisi bila dibandingkan dengan
minyak diesel. Biodiesel dapat digunakan secara murni maupun dicampur, dan dikhususkan
untuk mesin jenis diesel.Biodiesel dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi solar.1
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan oleh reaksi kimia antara
minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek, misalnya metanol, etanol,
atau butanol dengan dibantu katalis, proses ini disebut transesterifikasi. Dari sudut pandang
lingkungan, penggunaan biodiesel memiliki beberapa keuntungan misalnya dapat mereduksi
emisi karbonmonoksida dan karbondioksida, nontoxic dan biodegradable. Diharapkan
biodiesel dapat mereduksi penggunaan bahan bakar fosil.2

1
Liza Devita, Biodiesel Sebagai Bioenergi Alternatif Dan Prospeftif. Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2,
2015: 23-26.
2
Niar Kurnia Julianti,Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit RBD dengan Menggunakan
Katalis Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina (CaO/MgO/ γ-Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed.
Jurnal Teknik Pomits Vol. 3, No. 2, 2014 : 143-148.

4
b. Pembuatan Biodisel melalui Reaksi Esterifikasi Transesterifikasi
Biodiesel, umumnya dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut reaksi
transesterifikasiatau esterifikasi, yaitu suatu reaksi senyawa ester dan alkohol dengan
menggunakan suatu katalisator.Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari sumber
daya alam yang dapat diperbaharui. Bahan baku yang berpotensi sebagai bahan baku
pembuat biodiesel antara lain: kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, jarak pagar,
tebu,alpukat dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Selain minyak nabati, bahan baku juga
bisa dari lemak hewani, lemak bakas atau lemak daur ulang. Semua bahan baku ini
mengandung trigliserida, asam lemak bebas (ALB), dan pencemar.
Minyak nabati merupakan bahan baku yang sangat potensial sebagai sumber biodiesel
karena keberadaannya dapat diperbaharui.Minyak nabati yang digunakan harus dengan kadar
asam lemak bebas (ALB) yang rendah (<1%), bila lebih, maka perlu pretreatment karena
akan berakibat pada rendahnya kinerja efisiensi.Bahan baku penunjangnya adalah alkohol.
Alkohol yang digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah metanol, tetapi dapat
juga etanol, isopropanol atau butil.
Dalam proses pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis. Katalis diperlukan karena
alkohol larut dalam minyak.Katalisator yang digunakan umumnya bersifat basa kuat, yaitu
natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksisa (KOH), dan natrium metoksida.Katalisator
yang dipilih tergantung pada minyak nabati yang digunakan. 3

c. Keunggulan Biodiesel
Biodiesel memiliki sifat fisis yang sama dengan minyak solar sehingga dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermesin diesel. Dibanding bahan
bakar solar, biodiesel memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
a. biodiesel diproduksi dari bahan pertanian, sehingga dapat diperbaharui,
b. memiliki bilangan cetane yang tinggi,
c. ramah lingkungan karena biodiesel tidak mengandung sulfur sehingga tidak ada
emisi SOx,
d. aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun.
Biodiesel tidak mudah terbakar karena memiliki titik bakar yang relatif tinggi,
e. meningkatkan nilai produk pertanian Indonesia,

3
Liza Devita, BIODIESEL SEBAGAI BIOENERGI ALTERNATIF DAN PROSPEFTIF. Agrica
Ekstensia. Vol. 9 No. 2, 2015: 23-26.

5
f. memungkinkan diproduksi dalam skala kecil menengah sehingga bisa
diproduksi di pedesaan,
g. menurunkan ketergantungan suplai minyak dari negara asing dan
h. biodegradabel: jauh lebih mudah terurai oleh mikroorganisme dibandingkan
minyak mineral.4

d. Kelemahan Biodiesel
Biodiesel juga memiliki kelemahan. Minyak nabati mempunyai viskositas
(kekentalan) 20 kali lebih tinggi dari bahan bakar diesel fosil sehingga mempengaruhi
atomisasi bahan bakar dalam ruang bakar motor diesel. Atomisasi yang kurang baik akan
menurunkan daya (tenaga) mesin dan pembakaran mesin menjadi tidak sempurna. Karena itu,
viskositas minyak nabati perlu diturunkan melalui proses transesterfikasi metil ester nabati
atau FAME. Proses ini menghasilkan bahan bakar yang sesuai dengan sifat dan kinerja diesel
fosil. Selain itu, metanol yang digunakan juga masih menggunakan metanol impor. 5

3. Biogas
Biogas merupakan teknologi pembentukan energi dengan memanfaatkan limbah, seperti
limbah pertanian, limbah peternakan, danlimbah manusia. Selain menjadi energi alternatif,
biogas juga dapat mengurangi permasalahan lingkungan, seperti polusi udara dan tanah.
Misalnya, seekor sapi potong yang berbobot 400―500 kg/ekor menghasilkan kotoran ternak
segar sebanyak 20―29 kg/harinya. Bisa dibayangkan berapa banyak limbah yang dihasilkan
dari sebuah peternakan yang mengelola puluhan sampai ratusan ekor sapi potong. Kondisi
tersebut sebenarnya merupakan peluang usaha untuk dijadikan bahan baku pembuatan
biogas. Hasil dari pembuatan biogas dapat dijadikan sumber energi serta sisa keluaran berupa
lumpur (sludge)dapat dijadikan pupuk siap pakai sehingga dapat menambah penghasilan bagi
peternak sapi itu sendiri.

Prinsip Dasar Biogas


Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk menghasilkan campuran

4
Sri Kembaryanti Putri, Studi Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa (Coconut Oil) dengan
Bantuan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 1, 2012 : 20-25.
5
Liza Devita, Biodiesel Sebagai Bioenergi Alternatif Dan Prospeftif. Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2,
2015: 23-26.

6
daribeberapa gas, di antaranya metan dan CO2. Biogas dihasilkan dengan bantuan bakteri
metanogen atau metanogenik. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang
mengandung bahan organik, seperti limbah ternak dan sampah organik. Proses tersebut
dikenal dengan istilah anaerobic digestionatau pencernaan secara anaerob. Umumnya, biogas
diproduksi menggunakan alat yang disebut reaktor biogas (digester) yang dirancang agar
kedap udara(anaerob), sehingga proses penguraian oleh mikroorganisme dapat berjalansecara
optimal. Berikut beberapa keuntungan yang dihasilkan dari digester anaerob.

Potensi dan Sumber Bahan Baku Biogas


Sumber bahan baku biogas dapat berasal dari berbagai limbahyakni :
a) Biogas dari Limbah Peternakan
Sektor peternakan skala usaha kecilumumnyadilakukanmasyarakat pedesaan dengan
memelihara 2―5 ekor ternak. Sementara itu peternak skala usaha besar biasanya memelihara
puluhan sampai ratusan ternak secara intensif.
Namun, berkembangnya usaha sektor peternakan menghasilkan limbah berupa kotoran
ternak yang cukup banyak, sehingga dapat menimbulkan bauyangdapat mengakibatkan polusi
udara dandapat mengganggu kesehatan manusia. Karena, gas metana yang
dihasilkanmemiliki potensi pemanasan global21 kali lebih tinggi dibandingkan gas
Karbondioksida (CO2).6
Dekomposisi kotoran ternak menghasilkan polutan berupa BOD(Biological Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), polusi air, polusi udara, dan bakteri patogen.
Salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif limbah peternakan adalah mengelolanya
dengan baik.
Limbah peternakan seperti kotoran padat dan cair dapat dijadikan bahan baku biogas
yang akan menghasilkan energi dan pupuk organik. Umumnya, kebutuhan energi untuk
memasak satu keluarga rata-rata 2000 liter per hari, sedangkan produksi biogas dari seekor
sapi berkisar 600―1000 liter biogas per hari. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan
energi untuk memasak satu keluarga dibutuhkan 2—3 ekor sapi.7

6
Harayti, T. Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif: Wartazoa vol 16 no 03, 2006.h.7.

7
Putro, S. Penerapan Instalasi Sederhana Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Energi Biogas di Desa Sugihan Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo: Warta vol 10 no 2 , 2007, hal 178-188,

7
b) Biogas dari Limbah Pertanian
Pertanian merupakan salah satu sektor usaha yang turut mendukung perekonomian di
Indonesia. Sama seperti sektor peternakan, lahan pertanian yang cukup luas juga
menghasilkan limbah yang tidak sedikit. Tanaman padi yang merupakan komoditas pangan
utama dapat menghasilkan limbah berupa jerami sekitar 3,0―3,7 ton/ha. Biasanya, limbah
pertanian diatasi dengan cara dibakar dan ditimbun. Padahal, cara tersebut dapat merugikan
petani dan lingkungan sekitar. Karena,pembakaran yang dilakukan dapat menghasilkan gas
CO2yang berbahaya bagi kesehatan petani. Sementara itu, penimbunan limbah di dalam
tanah, dapat menjadi faktor penyebab penyakit bagi pertanaman selanjutnya. Salah satu pola
pengelolaan limbah yang tepat agar limbah tersebut dapat dimanfaatkan yaitu dengan cara
mengolah limbah menjadi biogas. Biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh petani
sebagai sumber energi, sedangkan hasil sampingan berupa pupuk organik dapat dimanfaatkan
untuk pertanaman selanjutnya.

c) Biogas dari Limbah Perairan


Hasil perairan yang sampai saat ini dimanfaatkan hanya sebatas kekayaan ikan saja.
Padahal, masih banyak sumber daya air lain yang dapat dimanfaatkan seperti rumput laut,
alga, dan eceng gondok Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan perairan.
Jumlahnya di perairan Indonesia meningkat setiap tahunnya, namun pemanfaatannya baru
sebagian kecil dan belum menyeluruh. Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang tinggi
karena mengandung banyak manfaat. Jenis rumput laut yang berpotensi dijadikan bahan baku
biogas adalah Euchema cottonikarena memiliki imbangan C/N (43,98) yang dapat digunakan
untuk pembuatan biogas. Selain rumput laut, jenis tumbuhan air yang dapat dimanfaatkan
yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes).
Tumbuhan air yang mengapung ini sering dianggap sebagai gulma yang dapat merusak
lingkungan perairan karena memiliki tingkat kecepatan tumbuh yang tinggi. Karena itu,
ketersediaan eceng gondok yang melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal dapat
dijadikan bahan baku pembuatan biogas.

d) Biogas dari Limbah Industri


Saat ini, agroindustri di Indonesia telah banyak berkembang. Berbagai hasil pertanian
seperti kelapa sawit, tebu, singkong, dan kedelai diolah menjadi produk yang lebih tinggi
nilainya. Umumnya, proses pengolahan hasil pertanian ini akan menghasilkan limbah sebagai
produk sampingan. Karena itu, untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan,

8
agroindustri harus diikuti dengan pengolahan lmbah yang baik. Salah satu pengolahan limbah
yang saat ini dikembangkan yaitu biogas.Pengolahan limbah industri menggunakan teknologi
biogas dapat menghasilkan energi yang dapat dijadikan bahan bakar pengganti solar sehingga
dapat mengurangi biaya produksi. Pabrik tapioka dan pabrik gula termasuk penghasil limbah
organik yang berpotensi memproduksi biogas. Limbah yang dihasilkan dari pabrik tapioka
berupa limbah padat dan limbah cair.

e) Biogas dari Limbah Sampah Organik


Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang sampai saat ini belum dapat
ditangani dengan tepat dan cepat.Kemampuan pengelola kebersihan dalam menangani
sampah belum seimbang dengan akumulasi sampah yangdihasilkan.Padahal, sampah yang
tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan etikadan estetikalingkungan, menimbulkan bau
tidak sedap, dapat menjaditempat berkembangnya berbagai macam penyakit, dan dapat
memicu pemanasan global.
Pengolahan sampah yangbenar mensyaratkan adanya keterpaduan dari berbagai aspek,
mulai dari hulu sampai hilir.Di tempat yang pengolahannya terpadu, tiap jenis sampah
ditempatkan sesuai dengan jenisnya,sehingga bak sampahyang digunakanada dua macam,
sampah organikdan sampah anorganik. Pemisahan ini memudahkan dalam pengelolaan
sampah selanjutnya. Sampah organik dapat dijadikan bahan untuk pembuatan biogas dan
pupuk organik. Sementara itu, sampah anorganik dapat didaur ulang, sehingga menambah
nilai guna seperti dijadikanbahan kerajinan tangan. 8

f) Biogas dari Limbah Kotoran Manusia


Limbah lain yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas berasal dari
kotoran manusia. Kandungan nutrisi kotoran manusia tidak jauh berbeda dibanding dengan
kotoran ternak. Kotoran manusia memiliki keunggulan dari segi nutrisi, dimana imbangan C
dan N jauh lebih rendah daripada kotoran ternak.

Pemanfaatan Biogas
Berkembangnya usaha pemanfaatan limbah menjadi biogas turut mengembangkan
beragam alat instalasi biogas, seperti kompor biogas, rice cooker, lampu biogas, pompa air,
traktor pertanian, dan alat pasteurisasi yang dimodifikasi agar sesuai dengan penggunaan

8
Soewarno, N., A. Sato, Muchayat. Pengolahan Sampah Organik untuk Memproduksi Biogas sebagai Energi Terbarukan:
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia –SNTKI, 2009.

9
biogas. Alat tersebut fungsinya sama dengan yang terdapat di pasaran, hanya saja bahan
bakar yang digunakan berbeda dan sama mudahnya dalam penggunaan.

4. Biomassa
Biomassa adalah keseluruhan makhluk hidup (hidup atau mati), misalnya tumbuh-
tumbuhan, binatang, mikroorganisme, dan bahan organik (termasuk sampah organik). Unsur
utama dari biomassa adalah bermacam-macam zat kimia (molekul) yang sebagian
mengandung atom karbon. Bila kita membakar biomassa, karbon tersebut dilepaskan keudara
dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Biomassa sangat beragam jenisnya yang pada dasarnya
merupakan hasil produksi dari makhluk hidup. Biomassa dapat berasal dari tanaman
perkebunan atau pertanian, hutan, peternakan atau bahkan sampah. Biomassa (bahan organik)
dapat digunakan untuk menyediakan panas, membuat bahan bakar, dan membangkitkan
listrik, hal ini disebut bioenergi.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya
sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial
untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup
besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan
limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung.
- Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi
yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak
dimanfaatkan.
- Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal
daripada memanfaatkannya.
- Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan
tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah
perkotaan.9
Biomassa sebagai sumber energi di Indonesia umumnya diperoleh dari
- Areal hutan (limbah tebangan, patahan cabang, dan ranting)
- Pertanian (limbah pertanian)

9
Prastowo, Bambang.. Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti
Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga. Perspektif, Vol. 6, No.1,(Juni). 2007 . hal. 10-18

10
- Perkebunan (limbah pasca panen dan limbah pengolahan)
- Areal pemukiman (pohon, tanaman kayu, tinja dan sampah)
- Peternakan (kotoran ternak) - Limbah (dari beberapa jenis industri)

Indonesia juga memiliki sumber energi biomassa lainnya yang berupa limbah padi,
limbah industri gula, limbah perkebunan karet, limbah industri kelapa sawit, limbah
penebangan hutan, limbah industri perkayuan, limbah industri kayu lapis, limbah perkebunan
kelapa
Ada 4 cara secara umum dalam membuat energi biomassa yaitu:

- Pembakaran limbah organik kering misalnya buangan rumah tangga, limbah industri
dan pertanian.
- Fermentasi limbah basah misalnya kotoran hewan tanpa oksigen untuk menghasilkan
biogas yang mengandung sampai 60% metana.
- Fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester.
- Energi dari hutan yang menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai
bahan bakarnya.

Keunggulan Energi Biomassa

a. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan karena berasal dari tanaman yang
dapat tumbuh kembali pada lahan yang sama.
b. Biomassa dapat membantu mengurangi impor bahan bakar asing dan membantu
meningkatkan kemandirian energi negara.
c. Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat mengurangi tingkat polusi di
dunia dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi yang berguna.
d. Dengan menggunakan biomassa ialah pilihan yang lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil, sekaligus dapat membantu
mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca jika tanaman tidak dibakar secara
langsung.
e. Merupakan teknologi energi terbarukan yang mampu memberikan hasil instan.
f. Sumber biomassa dapat ditemukan di semua negara di dunia.
g. Banyak teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa
menjadi bentuk energi yang berguna.

11
Kelemahan Energi Biomassa

a. Kayu masih merupakan sumber biomassa utama di dunia, namun terlalu banyak yang
menggunakan kayu sebagai bahan bakar bisa mengakibatkan efek yang lebih buruk
untuk iklim daripada bertahan dengan bahan bakar fosil. Sebagai solusinya dapat
menggunakan limbah kayu saja dan dengan memberlakukan peraturan yang sangat
ketat mengenai berapa banyak kayu yang digunakan dan bagaimana kayu itu dibakar
dengan baik dan benar.
b. Banyak lahan yang harus digunakan untuk menanam tanaman yang diperlukan untuk
menghasilkan energi biomassa. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya lahan untuk
menanam tanaman pangan sehingga bisa meningkatkan kelaparan di dunia.
c. Banyaknya teknologi yang digunakan untuk mengkonversi energi biomassa menjadi
bentuk energi yang berguna masih tidak cukup efisien dan membutuhkan biaya yang
signifikan.
d. Apabila tanaman dibakar langsung, maka energi biomassa justru dapat menyebabkan
tingkat polusi yang sama seperti bahan bakar fosil.
e. Ketergantungannya masih sangat tinggi pada kayu

B. Peran Bioteknologi Dalam Menunjang pemecahan Kebutuhan Energi .


Bioteknologi Untuk Menunjang Pemenuhan Kebutuhan Energi
Permintaan energi untuk keperluan industri, transportasi dan kebutuhan rumah tangga
akan terus meningkat sedangkan bahan bakar yang berasal dari fosil kapasitasnya semakin
menurun, sehingga perlu dicari alternatifnya. Penelitian terus berupaya mendapatkan energi
yang dapat bersaing dan banyak yang melakukan melalui pendekatan secara bioteknologi
dalam mencari sumber-sumber energi alternatif sebagai pilihan untuk mensuplai bahan bakar.
Biomassa adalah hasil dari bioteknologi dalam sumbersumber energi alternatif.

Biomassa adalah bahan organik yang terbuat dari tumbuhan atau hewan dan berasal
dari residu pertanian dan kehutanan, kota dan limbah industri dan perairan darat dan tumbuh
tanaman khusus untuk keperluan energi. Biomassa yang merupakan sumber energi
terbarukan dapat diubah menjadi energi dan digunakan sebagai alternatif minyak bumi.
Penggunaan biomasa di bidang bioteknologi energi alternatif menggunakan teknologi ramah
lingkungan. Etanol dan biodiesel berasal dari tanaman pertanian seperti kelapa sawit, jagung
12
dan kedelai dan sedang meningkat digunakan dengan cara biokonversi. Dari semua bahan
bakar nabati, yang paling banyak digunakan adalah bio-etanol dan merupakan alternatif yang
sangat baik untuk bensin. Hal ini juga digunakan untuk meningkatkan tingkat oktan dan
mengurangi polusi.

Bio-etanol adalah bahan bakar berbasis alkohol yang terbuat dari gula dan pati
ditemukan dalam jagung, sorgum biji-bijian dan gandum oleh fermentasi dan proses
penyulingan. Biopremium adalah campuran premium dengan etanol atau bahan bakar cair
yang merupakan hasil percampuran 98% premium dan 2% ethanol. Bioetanol yang dipakai
sebagi campuran premium ini di ambil dari ubi kayu. Namun kadar etanol disini hanya 2%
artinya pengunaan minyak bumi sebagai energi yang tidak dapat diperbaharui masih
sangatlah besar. Pemanfaatan bio-etanol apabila kita bandingkan dengan Amerika Serikat dan
Brasil yang sudah menggunakan bahan bakar tersebut dikenal sebagai gasohol di Amerika
Serikat dan di Brasil sebagai bensin tipe C. Dua campuran umum di AS adalah E10 dan E85
yang mengandung 10% dan 85% etanol. Sedangkan campuran yang umum di Brasil adalah
bensin tipe C dan jenis oktan tinggi, yang mengandung 20-25% ethanol Etanol ini diperoleh
dari proses sintesa kimia yang disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa
(tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi).

Bahan baku bioetanol sebagai berikut : Bahan berpati, singkong, atau ubi kayu, ubi
jalar, tepung sagu, biji jagung, biji sorgum,gandum kentang, ganyong, garut, umbi dahlia, dan
lain-lain. Bahan bergula, berbentuk molasess (tetes tebu), nira tebu, nila kelapa, nila batang
sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar dan lain-lain. Bahan
berselulosa, berupa limbah logging, limbah pertanian seperti jerami padi, ampas tebu, jenggel
(tongkol) jagung, onggok (limbah tapioka), batang pisang, serbuk gergaji (grajen) dan lain-
lain. Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11.9 juta ha. Artinya,
potensi jerami padinya kurang lebih adalah 119 juta ton. Apabila seluruh jerami ini diolah
menjadi ethanol maka akan diperoleh sekitar 9,1 milyar liter ethanol (FGE) dengan nilai
ekonomi Rp. 50,1 trilyun.

Jika dihitung-hitung ethanol dari jerami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
bensin nasional. Saat ini bio-massa cukup tersedia untuk mengganti 30% dari seluruh
konsumsi bensin saat ini. Penggunaan bioteknologi dalam sumber-sumber energi alternatif
memang muncul banyak pilihan untuk masa depan kita untuk mengurangi ketergantungan
pada minyak dari fosil dan menjadi lebih mandiri dan ramah lingkungan. Menggunakan
13
bioteknologi dalam sumbersumber energi alternatif mungkin menjadi gelombang masa depan
yang sangat baik dan mempunyai potensi untuk menggerakkan mobil dan penerangan rumah
masa depan.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Energi merupakan suatu kebutuhan yang sering digunakan oleh makhluk hidup seperti
bahan bakar minyak yang biasanya sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari.Bioenergi merupakan energi alternatif yang berasal dari sumber-sumber biologis.
Keunggulan pemanfaatan bioenergi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil.

Bioethanol merupakan anhydrous alcohol yang berasal dari fermentasi tetes tebu,
singkong, jagung atau sagu. Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang
menjanjikan, bersifat ramah lingkungan,tidak mempunyai efek terhadap kesehatan yang
dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang dapat menurunkan emisi bila
dibandingkan dengan minyak diesel.Biogas merupakan teknologi pembentukan energi
dengan memanfaatkan limbah, seperti limbah pertanian, limbah peternakan, danlimbah
manusia. Dan yang terakhir Biomassa adalah keseluruhan makhluk hidup (hidup atau mati),
misalnya tumbuh-tumbuhan, binatang, mikroorganisme, dan bahan organik (termasuk
sampah organik).

B. SARAN

Pembahasan tentang Aplikasi bioteknologi dalam bidang sumber daya energidalam


makalah ini, masih sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu jika ada kesalahan dan
kekurangannya, penulis memohon untuk di benarkan, karena penulis sangat membutuhkna
saran yang membantu penulis demi kemajuan dan keluasan ilmu pengetahuan dan untuk
perbaikan penulisan makalah kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Organization for Economic Co-Operation & Development (OECD).

Devita, Liza. 2015. Biodiesel Sebagai Bioenergi Alternatif Dan Prospeftif. Agrica Ekstensia.
Vol. 9 No. 2 : 23-26.

Harayti, T.2006. Biogas:Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif:


Wartazoa vol 16 no 03

Julianti,Niar Kurnia, dkk. 2014. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit RBD
dengan Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina
(CaO/MgO/ γ-Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed. Jurnal Teknik Pomits Vol. 3, No.
2 : 143-148.
Prastowo, Bambang.2007. Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman Perkebunan Sebagai
Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga. Perspektif, Vol. 6, No.1,
hal. 10-18 (Juni).

Prastowo, Bambang. 2007.Potensi Sektor Pertanian Sebagai Penghasil dan Pengguna Energi
Terbarukan. Perspektif, Vol. 6, No. 2, hal. 84- 92.

Putri, Sri Kembaryanti, dkk. 2012. Studi Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa
(Coconut Oil) dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Rekayasa Proses,
Vol. 6, No. 1 : 20-25.

Putro, S. 2007. Penerapan Instalasi Sederhana Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Energi
Biogas di Desa Sugihan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo: Warta vol 10
no 2 , hal 178-188.

Setyahadi, Siswa. 2010. Peran Bioteknologi Dalam Mendukung Energi Berkelanjutan.


Pusat Teknologi Bioindustri Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.

16
Soewarno, N., A. Sato, Muchayat.2009. Pengolahan Sampah Organik untuk
Memproduksi Biogas sebagai Energi Terbarukan: Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia –SNTKI.

17

Anda mungkin juga menyukai