Anda di halaman 1dari 19

1

Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya dalam menyajikan dan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami
akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas ini.
Bacaan atau makalah ini di susun agar para pembaca dapat memperluas Ilmu
Pengetahuan atau wawasannya tentang penerapan Biologi dalam lingkungan dan Energi.
Namun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna perbaikan makalah
berikutnya.

Kolaka, 28 Agustus 2014

Penyusun

2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................... 4
D. Metode .................................................................................................................. 4
BAB II Pembahasan .......................................................................................................... 5
A. Pengertian Bioteknologi........................................................................................ 5
B. Bioteknologi dalam Bidang Lingkungan dan Energi ............................................ 7
BAB III Penutup ............................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi adalah terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu mikrobilogi, biokimia,
genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau konvensional adalah
teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang
dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau
secara modern, bioteknolofi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah
direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada skala industri. Bioteknologi
dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan
mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri. Selain itu bioteknologi juga
memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses
industri. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan
perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan. Transformasi kimia itu lebih lanjut dapat
dibagi menjadi dua sub bagian, yakni:
1. Pembentukan suatu produk akhir yang diinginkan, contohnya enzim anti biotik, asam
orgainik dan steroid.
2. Penguraian bahan sisa produksi, contohnya buangan air limbah, destruksi buangan
industri, atau tumpahan minyak.
Dewasa ini, penerapan bioteknologi sangat penting diberbagai bidang, misalnya di bidang
pengolahan bahan pangan, farmasi, kedokteran, pengolahan limbah, pertambangan, dan
lingkungan dan energi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Bioteknologi ?
2. Apa saja contoh pemanfaatan bioteknologi dibidang Lingkungan dan Energi ?


4

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bioteknologi
2. Mengetahui apa saja peranan dan manfaat Bioteknolgi dalam Lingkungan dan Energi.

D. Metode
Dalam pembuatan makalah ilmiah ini, kami menggunakan metode pustaka. Yaitu dengan
cara mencari sumber-sumber reverensi diberbagai media seperti buku dan internet.

5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip kehidupan maupun sistem
kehidupan organisme untuk menghasilkan produk yang berguna dan ramah lingkungan. Secara
tidak sadar, bioteknologi sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pembuatan
yogurt menggunakan bakteri Lactobacillus sp.
Aplikasi Bioteknologi pada beberapa bidang
1. Bioteknologi merah mewakili bioteknologi dalam bidang kesehatan. Dengan mottonya heal
the world, bioteknologi merah menghasilkan banyak produk yang berperan serta dalam
meningkatkan taraf kesehatan umat manusia. Beberapa produk yang sangat umum
digunakan dalam kesehatan adalah vaksin dan antibiotik. Keduanya berupa suatu sistem
yang dibuat untuk memperkuat dan melatih respon imun tubuh terhadap penyakit tertentu.
Bioteknologi merah memiliki beberapa produk yang saat ini masih menjadi kontroversi
seperti cloning (kloning) yaitu penggandaan suatu makhluk hidup dan rekayasa genetika.
Dengan kloning, sangat memungkinkan dibuat suatu organisme baru yang sangat persis
dengan aslinya, baik itu manusia maupun hewan. Contoh nyata hasil kloning adalah eve
(manusia kloning pertama) dan domba Dolly. Sedangkan rekayasa genetika memungkinkan
untuk memodifikasi kecacatan atau kekurangan pada makhluk hidup. Dengan rekayasa
genetika, autisme dapat dibasmi, down syndrome dapat dihilangkan, warna kulit seseorang
dapat diubah, tinggi badan dapat diatur, bentuk wajah dapat dimodifikasi, dsb. Walaupun
memiliki maksud yang baik, secara tidak langsung rekayasa genetika mewakili sifat manusia
yang tidak pernah puas dan tidak bersyukur dengan apa yang diperoleh.

2. Bioteknologi hijau mewakili bioteknologi yang bergerak dalam bidang agrikultur dan
pangan. Tak mau kalah dengan bioteknologi merah, bioteknologi hijau memiliki motto feed
the world. Sesuai dengan mottonya, bioteknologi hijau dapat memecahkan masalah pangan
di dunia. GM Food (Genetically Modified Food) adalah salah satu produk bioteknologi hijau
yang sangat terkenal. GM Food memiliki komposisi gizi yang dapat diatur sesuai kebutuhan
6

gizi manusia. Salah satu produk GM Food adalah makanan-makanan yang telah difortivikasi
dengan vitamin maupun mineral, seperti margarin dan mentega yang difortivikasi dengan
vitamin A.
Golden rice merupakan perbincangan hangat di kalangan ilmuwan bioteknologi. Golden rice
merupakan hasil rekayasa pada padi, sehingga bulir-bulir padi yang dihasilkan berwarna
kuning keemasan karena telah difortivikasi dengan beta karoten. Golden rice dibuat untuk
menanggulangi defisiensi vitamin A pada anak-anak kecil di Afrika.

3. Bioteknologi biru adalah bioteknologi yang bergerak dalam bidang perairan dan kelautan.
Bioteknologi biru berupaya untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem laut sebagai
akibat dari pemanasan global. Namun, bioteknologi biru juga dapat menjadi industri yang
hebat tanpa merusak lingkungan. Salah satunya adalah produksi nori (rumput laut) secara
masal, rekayasa genetika pada ikan untuk memodifikasi ukuran ikan, dan pembuatan golden
pearl di filipina. Golden pearl adalah mutiara berwarna emas yang dihasilkan oleh tiram-
tiram mutiara yang telah direkayasa genetikanya sehingga dapat menghasilkan mutiara yang
berkilauan seperti emas.

4. Bioteknologi abu-abu adalah bioteknologi yang bergerak dalam bidang lingkungan. Tujuan
utama bioteknologi abu-abu sesuai mottonya help the world adalah penyelamatan
lingkungan yang kian lama kian rusak oleh perbuatan manusia. Produk bioteknologi abu-abu
yang sangat familiar adalah biodegradable plastic, merupakan plastik yang mudah
didegradasi oleh organisme-organisme uniseluler berupa mikroba. Sudah banyak market-
market di Indonesia yang menggunakan biodegradable plastic ini. Kebanyakan organisasi
yang bergerak dalam bidang bioteknologi abu-abu bersifat non-profit dan bertujuan untuk
menyelamatkan bumi kita tercinta. Betapa berjasanya mereka bukan?

5. Bioteknologi putih adalah penerapan bioteknologi dalam bidang industri. Bioteknologi putih
juga memiliki satu motto terkenal, yaitu fuel the world. Bioteknologi putih berkaitan
dengan erat untuk memperbaiki bumi. Salah satu faktor yang merusak atmosfer bumi adalah
karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembakaran di pabrik maupun kendaraan bermotor.
Bioteknologi putih memperkirakan semuanya itu. Pembuatan cerobong asap dengan prinsip
7

koagulasi memungkinkan gas karbon dioksida yang dihasilkan pabrik dapat dikumpulkan
dan tidak lepas ke udara bebas. Selain itu, pembuatan bio-ethanol dan bio-diesel merupakan
bentuk kepedulian untuk mengurangi emisi karbon dioksida pada asap kendaran bermotor.
Kedua bahan bakar tersebut menggunakan tumbuh-tumbuhan dan alga sebagai bahan baku
produksi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemakaian minyak bumi yang semakin
menipis.
B. Bioteknologi dalam Bidang Lingkungan dan Energi
Beberapa contoh Bioteknologi dalam bidang lingkungan dan energi antara lain biofuel,
biodiesel, energi dari limbah biomassa dan lainnya.
a. Biofuel
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah
organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah
basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60
persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan
energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini
secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-kadang
diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar
fosil. Uni Eropamerencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau
jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar
seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar
karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel
mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang
mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-
8

gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam
prakteknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta
meningkatkan keamanan energi.
Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam
tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis ) atau tanaman yang
mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi
etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak
sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat dipanaskan, maka
keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam mesin diesel,
atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel.
Kayu dan produk-produk sampingannya bisa dikonversi menjadi biofuel seperti gas
kayu, metanol atau bahan bakar etanol.
b. Energi Bahan Bio dari Limbah
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi berbagai
permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,
serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah mempublikasikan sebuah laporan yang
menyoroti potensi energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan kontribusi bagi
pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa pada tahun 2020 nanti 19 juta
ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu
pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain.
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang
dipendam di dalamnya mengalamipencernaan anaerobik. Secara kolektif gas-gas ini dikenal
sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah. Landfill gas bisa dibakar
baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik.
Landfill gas mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di dalam gas alam.
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan
kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan
karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi
9

karbondioksida. Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga
memproduksi metana CH
4
.
c. Bahan bakar berbentuk cair bagi transportasi
Sebagian besar bahan bakar transportasi berbentuk cairan, sebab berbagai kendaraan
biasanya membutuhkan kepadatan energi yang tinggi. Kendaraan biasanya
membutuhkan kepadatan kekuatan yang tinggi yang bisa disediakan oleh mesin pembakaran
dalam. Mesin ini membutuhkan bahan bakar pembakaran yang bersih untuk menjaga kebersihan
mesin dan meminimalisir polusi udara. Bahan bakar yang lebih mudah dibakar dengan bersih
biasanya berbentuk cairan dan gas. Dengan begitu cairan (serta gas-gas yang bisa disimpan
dalam bentuk cair) memenuhi persyaratan pembakaran yang portabel dan bersih. Selain itu
cairan dan gas bisa dipompa, yang berarti penanganannya mudah dimekanisasi, dan dengan
begitu tidak membutuhkan banyak tenaga.
d. Biofuel generasi pertama
Biofuel generasi pertama menunjuk kepada biofuel yang terbuat dari gula, starch, minyak
sayur, atau lemak hewanmenggunakan teknologi konvensional.
[7]

Biofuel generasi pertama yang umum didaftar sebagai berikut.
1. Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak
dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin
diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim
yang hangat. Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel,
yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar diesel
konvensional. MAN B&W Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat
digunakan langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel
mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan
sebagai bahan bakar.
2. Biodiesel
10

Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari
minyak atau lemak menggunakantransesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya
mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester
(FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi
kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol dihasilkan untuk setiap
10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel mineral.
Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel.
Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel
sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran
biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar.
Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota beroperasi menggunakan diesel. Oleh
karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada
2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan
meningkat empat kali lipat menjadi 1 miliar galon.
3. Bioalkohol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang
umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzym melalui
fermentasi gula atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti
langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.
Butanol terbentuk dari fermentasi ABE (aseton, butanol, etanol) dan eksperimen
modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi
dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan
dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).
[10]
Dan
lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan
dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. Dupont dan BP bekerja sama untuk
menghasilkan butanol.
11

Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar
etanol di Brasil. Bahan bakar alkoholdiproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan
dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat dibuat minuman
beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol menggunakan digesti enzimuntuk
menghasilkan gula dari amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini
membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi etanol selulosa menggunakan tanaman non-pangan atau produk sisa yang tak
bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal
dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan
menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadiglukosa (gula). Dalam
laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang dilakukan untuk melakukan
hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat bahan bakar ethanol.
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan teknik
genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan enzym yang dapat memecah
kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak sengaja terlepas ke alam,
tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan
struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri produksi oksigen yang dilepaskan oleh
proses fotosintesistumbuhan.
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol dapat
dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi
menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan ethanol memiliki
angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien.
Bahan bakar etanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti memerlukan lebih
banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam mesin kompresi-
tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan pembakaran lambat untuk
mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking).
12

Ethanol sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, aluminium,
dan ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang mengandung alkohol
ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau 100%, mesin
perlu dimodifikasi.
Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin, oleh karena
itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan
energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar fleksibel,
yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai dengan 100%
bioethanol.
Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan bakar etanol dapat tercampur
setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar
ethanol dapat mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan
gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).
4. BioGas
Biogas diproduksi dengna proses digesti anaerobik dari bahan organik oleh anaerobe.
Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakan tanaman
energi yang dimasukan ke dalam pencerna anaerobik untuk menambah gas yang dihasilkan.
Hasil sampingan, digestate, dapat digunakan sebagai bahan bakar bio atau pupuk.
Biogas mengandung methane dan dapat diperoleh dari digester anaerobik industri dan
sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah adalah sejenis biogas yang tidak bersih yang
diproduksi dalam tumpukan sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Bila gas
ini lepas ke atmosfer, gas ini merupakan gas rumah kaca.
Minyak dan gas dapat diproduksi dari sejumlah limbah biologi:
Depolimerisasi termal limbah dapat mengekstrak metana dan minyak lain yang serupa
dengan minyak bumi.
13

GreenFuel Technologies Corporation mengembangkan sistem bioreactor yang telah
dipatenkan menggunakan nontoxic fotosintesis ganggang untuk mengambil gas buangan dari
cerobong asap dan menghasilkan biofuel seperti biodiesel, biogas dan bahan bakar kering
sebanding dengan batubara.
5. Biofuel padat, contohnya termasuk kayu, arang, dan manur kering.
6. Syngas
Syngas dihasilkan oleh kombinasi proses pyrolysis, kombusi, dan gasifikasi. Bahan bakar
bio dikonversi menjadi karbon monoksida dan energi melalui pyrolysis. Masukan oksigen
terbatas diberikan untuk mendukung kombusi. Gasifikasi mengubah materi organik menjadi
hidrogen dan karbon monoksida.
Campuran gas yang dihasilkan, syngas, adalah bahan bakar.
e. Biofuel generasi kedua
Para pendukung biofuel mengklaim telah memiliki solusi yang lebih baik untuk
meningkatkan dukungan politik serta industri untuk, dan percepatan, implementasi biofuel
generasi kedua dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan
hewan, di antaranya cellulosic biofuel. Proses produksi biofuel generasi kedua bisa
menggunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan yang
diantaranya adalah limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung, kayu, dan berbagai
tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya Miscanthus). Biofuel generasi kedua (2G)
menggunakan teknologi biomassa ke cairan, diantaranya cellulosic biofuel dari tanaman yang
tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan.
Sebagian besar biofuel generasi kedua sedang dikembangkan
seperti biohidrogen, biometanol, DMF, Bio-DME, Fischer-Tropsch diesel, biohydrogen diesel,
alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi cellulosic ethanol mempergunakan berbagai
tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang
tidak bisa dimakan. Memproduksi etanol dari selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis
yang sulit untuk dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah biak (seperti sapi) memakan
rumput lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan enzim yang lamban untuk
14

menguraikannya menjadi glukosa (gula). Di dalam labolatorium cellulosic ethanol, berbagai
proses eksperimen sedang dikembangkan untuk melakukan hal yang sama, lalu gula yang
dihasilkan bisa difermentasi untuk menjadi bahan bakar etanol. Para ilmuwan juga sedang
bereksperimen dengan sejumlah organisme hasil rekayasa genetik penyatuan kembali DNA yang
mampu meningkatkan potensi biofuel seperti pemanfaatan tepung Rumput Gajah (Panicum
virgatum).
Jerami tanaman minyak biji Rapa sebagai salah satu sumber energi alternatif penting
dimasa depan. Jerami minyak biji Rapa kebanyakan tidak lagi digunakan petani, hanya sebagai
kompos dan tempat tidur hewan ternak. Tetapi dengan memanfaatkan jerami minyak biji Rapa
akan menghasilkan energi alternatif Biofuel terbarukan. Ilmuwan dari Institute of Food Research
mencari cara, bagaimana mengubah jerami dari minyak biji Rapa menjadi energi alternatif
biofuel. Penemuan awal menunjukkan bagaimana proses pembuatan biofuel bisa diproduksi
lebih efisien, serta bagaimana meningkatkan produksi jerami minyak biji Rapa dapat
ditingkatkan. Jerami dari tanaman seperti gandum, barley, dan minyak biji Rapa dipandang
sebagai sumber potensial energi biomassa untuk meningkatkan produksi biofuel generasi kedua.
Setidaknya produksi di Inggris mencapai sekitar 12 juta ton jerami minyak biji Rapa. Dalam
kenyataannya, minyak biji Rapa banyak digunakan untuk tempat tidur hewan ternak dan kompos
dan pembangkit energi. Jerami berisi campuran gula yang dapat digunakan sebagai sumber
energi alternatif biofuel, dimana dalam penggunaannya tidak bersaing dengan produksi pangan
melainkan merupakan solusi berkelanjutan dalam hal pemanfaatan limbah. Gula yang ada pada
jerami tidak dapat diakses oleh enzim yang membebaskannya agar dapat dikonversi menjadi
energi alternatif biofuel, sehingga perawatan sebelum pengelolaan jerami akan sangat
diperlukan.
f. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di
lingkungan. Saat bioremediasi terjadi,enzim-enzim yang diproduksi
oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan
tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi
berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak
kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
15

Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah
air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan
yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya
dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain
logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi
seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru
menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang
bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana
polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan
bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi genetik.
Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasigen-gen yang
mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan
dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba
memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien
dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali
dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat
mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri
tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan
yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum
berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen
berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi
komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
1. Jenis-jenis bioremediasi
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di
dalam air atau tanah tersebut.
16

Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan
ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam
menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika
cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar
agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya
mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang
dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang
efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita.
Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan
mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah
aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.
Faktor Lingkungan yang Berpengaruh
pH. Pada tanah umumnya merupakan lingkungan asam, alkali sangat jarang namun ada
yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan
kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat
mengubah kelarutan, bioavailabilitas, bentuk senyawa kimia polutan, dan makro & mikro
nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan
pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan
terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar air dan bentuk poros tanah berpengaruh pada
bioremediasi. Nilai aktivitas air dibutuhkan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0,
umumnya kadar air 50-60%. Bioremediasi lebih berhasil pada tanah yang poros.
17

Keberadaan zat nutrisi. Baik pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas
pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen
& fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi yang lain.

18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioteknologi adalah terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu mikrobilogi, biokimia,
genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau konvensional adalah
teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang
dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau
secara modern, bioteknolofi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah
direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada skala industri. Bioteknologi
dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan
mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri. Selain itu bioteknologi juga
memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses
industri. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan
perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan.
B. Saran
Penulis mengharapkan ilmu Biologi Terapan ini, terutama pada bidang Lingkungan dan Energi
dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat dikembangkan
sebagai energy terbarukan.

19

DAFTAR PUSAKA
http://maujud-d.blogspot.com/2013//08/biologi-terapan
www.id.wikipedia.org/wiki/bioteknologi
www.id.wikipedia.org/wiki/biofuel

Anda mungkin juga menyukai