DISUSUN OLEH:
ACHMAD FATHUL KHAIRI
AZMAN
ADITYA ANUGRAH NUR RAMADHAN
ASTRIFO KABANGA
AFRI IFTIHAR
AMELIA YUSTIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat selesai pada waktu yangtelah ditentukan.
Adapun makalah yang berjudul Konsep Ilmu Pengetahuan ini diharapkan dapat
berguna bagi proses perkuliahan di Universitas Hasanudin.
Ada pun kami, tim penulis, merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sekalian terhadap kemajuan kami kedepannya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagung-agungkan selama
ini.Bahkan ilmu pengetahuan bisa menentukan derajat seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat.Dan dengan ilmu pengetahuan pula seseorang bisa menciptakan
perubahan untuk kebaikan hidupnya. Namun pada kenyataannya sering terjadi
seseorang yang memiliki tingkat ilmu pengetahuan yang tinggi justru seakan menjadi
orang yang tak tahu apa-apa dengan kata lain, ia tak tau bagaimana cara bersikap
terhadap ilmu yang telah dimilikinya. Selain itu, sering juga kita jumpai seseorang
yang memiliki ilmu pengetahuan justru menjadi musuh bagi orang yang mungkin
ilmu pengetahuan yang lebih rendah dari pada dirinya, baik itu nampak maupun
tidak.
Melihat permasalahan di atas, maka kami mencoba mengkaji lebih dalam
mengenai hal tersebut. Selain dalm proses pencarian dan pencapaian ilmu
pengetahuan salah satu letak permasalahannya adalah pad pemahaman konsep ilmu
dan pengetahuan itu sendiri. Untuk itu, kami mencoba untuk membahas mengenai
konsep ilmu dan pengetahuan secara lanjut.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan Penyusunan makalah ini adalah memberikan penjelasan mengenai
konsep pengetahuan yang sebenarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
menerapkan pengetahuan pengetahuan teoritik dan analitik serta mind set tertentu dan
lebih-lebih kebiasaan untuk belajar terus menerus. Untuk pertama kalinya sejak
revolusi industri, pengetahuan menjadi faktor produksi yang penting seperti halnya
tanah, tenaga kerja dan modal, pada masa era kapitalisme. Faktor pengetahuan ini
bahkan menjadi yang terpenting karena secara fundamental berbeda dengan faktor
produksi lainnya itu dalam arti Ia (pengetahuan) tidak terikat pada suatu Negara,
transisional, dapat dibawa, dapat diciptakan dimanapun, secara cepat, mudah dan
murah.
B. JENIS-JENIS PENGETAHUAN
Pengetahuan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Pengetahuan Non Ilmiah
Pengetahuan non ilmiah atau dikenal dengan sains semu (pseudo science)
diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan, perasaan, keyakianan dan tanpa
diikuti oleh pemikiran yang cermat. Oleh karena itu, pencarian pengetahuan dengan
cara ini prosentase kebenaranya randah. Pengetahuan yang diperoleh mungki benar
namun mungkin juga salah seperti pada prasangka dan intuisi, serta tidak efisien
karena harus mencoba-coba tanpa dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan
saja. Samapi saat ini belum ada metode tertentu atau khusus yang dapat digunakan
untuk mendekati kebenaran pengetahuan non ilmiah namun umunya manusia
melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui beberapa cara. Seperti mitos,
prasangka, intuisi dan lain-lain.
2. Pengetahuan Ilmiah
Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran
rasional, pengalamn empiris (fakta) maupun referensi pengalamansebelumnya.
Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah disebut
ilmu.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan atau ilmu, menurut para ahli mempunyai
pengertian sebagai berikut:
Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya The fabric of Society
menulis bahwa sicience is empirical, rasional, general and commulative and its
allfour at once. Artinya adalah ilmu memiliki kriteria empiris, rasional, umum,
kumulatif, dan keempatnya serentak terpenuhi.
(3) Fungsi prediksi, meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga
dapat dicari tindakan percegahannya
(4) Fungsi Kontrol, mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.
Dengan memperhatikan syarat dan kriteria serta langkah operasional maka semua
aspek hendaknya diperhatikan termasuk pembentukan karakter seorang ilmuan, di
antara sikapa ilmiah yaitu :
Jujur
Terbuka
Toleran
Skeptis
Optimis
Pemberani
Kreatif dan inovatif
Bertanggung jawab
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu dan pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Tidak semua pengetahuan
dapat dikategorikan sebagai ilmu. Namun, semua ilmu dapat dikategorikan sebagai
pengetahuan.Pengetahuan terbagi dalam dua bagian yaitu pengetahuan non-ilmiah
dan pengetahuan non ilmiah. Dalam pengaplikasia konsep pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari maka ada banyak hal yang kita perhatikan, dan yang terpenting
adalah sikap ilmiah sehingga ilmu pengetahuan bukan hanya untuk diri pribadi tapi
juga bagi orang lain serta dapat bertanggung jawab terhadap apa yang telah kita
ketahui baik itu sebagai ilmu maupun sebagai pengetahuan.
B. SARAN
Semoga ilmu pengetahuan bukan hanya dipahami sebagai sesuatu untuk
memperoleh Sesutu bagi diri sendiri namun juga dapat bermanfaat bagi orang lain
dan tentunya dibarengi dengan sikap ilmiah yang selalu ada dalam pengaplikasian
konsep ilmu dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA