DOSEN PEMBIMBING:
IKA FITRIA PASURYA, S.H
DISUSUN OLEH:
DYANINDRA BAYU (13)
IRFAN HUSEIN SULISTYO (23)
ACHMAD FATHUL KHAIRI (01)
INDAH RAHAYU (22)
FITRIA FEBRIANTI (18)
ULNUHA ALIF DZULFIQAR (36)
EILENA SALSABILA ARUMBIFA (14)
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah swt atas berkat limpahan dan rahmat-Nya lah penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu
hukum.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Politeknik Keuangan
Negara STAN. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kepada dosen dan pembaca sekalian diminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
3.1 Simpulan.............................................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia negara dengan populasi terbayak ke-4 di dunia. Dengan banyaknya
penduduk berdampak pula dengan tingginya konsumsi. Dengan demikian dibutuhkan pula
persediaan barang untuk memenuhi tingkat konsumsi tersebut. Maka pasar ritel hadir sebagai
agen yang membeli, mengumpulkan dan menyediakan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan atau keperluan konsumen. Perlu diketahui bahwa pasar ritel adalah salah satu cara
pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara
langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Bisnis ritel atau
pedagang eceran memegang peranan penting untuk pihak produsen.
Dari sudut produsen pedagang eceran dipandang sebagai ujung tombak perusahaan
yang akan sangat menentukan laku tidaknya produk perusahaan. Melalui pengecer pula para
produsen memperoleh informasi berharga tentang komentar konsumen terhadap barangnya
seperti bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya.Seiring
dengan perkembangan, persaingan usaha , khususnya pada bidang ritel diantara pelaku usaha
semakin keras.
Untuk mengantisipasinya, Pemerintah dan DPR menerbitkan Undang Undang No. 5
Tahun 1999 tentang Praktek Antimonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dengan
hadirnya undang-undang tersebut dan lembaga yang mengawasi pelaksanaannya, yaitu
KPPU, diharapkan para pelaku usaha dapat bersaing secara sehat sehingga seluruh kegiatan
ekonomi dapat berlangsung lebih efisien dan memberi manfaat bagi konsumen.
Di dalam kenyataan yang terjadi, penegakan hukum UU praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat ini masih lemah. Dan kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh
pihak CARREFOUR Indonesia untuk melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi PT
Alfa Retailindo Tbk. Dengan mengakuisisi 75 persen saham PT Alfa Retailindo Tbk dari
Prime Horizon Pte Ltd dan PT Sigmantara Alfindo. Berdasarkan laporan yang masuk ke
KPPU, pangsa pasar Carrefour untuk sektor ritel dinilai telah melebihi batas yang dianggap
wajar, sehingga berpotensi menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana monopoli PT CARREFOUR terjadi?
2. Bagaimana monopoli di mata hukum?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam menangani kasus monopoli PT CARREFOUR?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Monopoli
Monopoli adalah suatu penguasaan pasar yang dilakukan oleh seseorang atau
perusahaan atau badan untuk menguasai penawaran pasar (penjualan produk barang dan atau
jasa di pasaran) yang ditujukan kepada para pelanggannya.
Monopoli memiliki ciri-ciri beberapa hal, yaitu :
1. Penguasaan pasar, pasar akan dikuasai oleh sebagian pihak saja
2. Produk yang ditawarkan biasanya tidak memiliki barang pengganti
3. Pelaku praktek monopoli dapat mempengaruhi harga produk karena telah menguasai
pasar
4. Sulit bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar
2.2
Sejarah PT CARREFOUR
Carrefour ialah sebuah kelompok supermarket internasional yang berkantor pusat di
Perancis. Carrefour adalah kelompok ritel terbesar di eropa dan kedua terbesar setelah WalMart. Sampai saat ini mayoritas sahamnya masih dikendalikan oleh Jose Luis Duran
sekeluarga.
Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni, 1957, di Annecy di dekat sebuah
persimpangan (carrefour, dalam Bahasa Perancis). Kelompok ini didirikan oleh Marcel
Fournier dan Louis Deforey.
Kelompok Carrefour memperkenalkan konsep hypermarket untuk pertama kalinya,
sebuah supermarket besar yang mengombinasikan department store ("toko serba ada").
Mereka membuka hypermarket pertamanya pada 1962 di Sainte-Genevive-des-Bois, dekat
Paris, Perancis. dan sekarang total gerainya sekitar 15.000 dengan karyawan sekitar 700.000
di seluruh dunia.
Gerai Carrefour di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit
pertama di Cempaka Putih, Jakarta. Di Indonesia, Carrefour memiliki 41 gerai di sepuluh
kota, yaitu Bandung, Bekasi, Bogor, Denpasar, Jakarta, Makassar, Medan, Palembang,
Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta.
2.3
Kronologis Masalah
3
2008 berdasarkan laporan yang dibuat oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi
Efek, adalah sebagai berikut :
Tahun 2007
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Persentase Kepemilikan
Jumlah
Ditempatkan
257.405.000
187.219.450
23.375.550
55%
40%
5%
128.702.500.000
93.609.725.000
11.687.775.000
5%)
Total
468.000.000
100
234.000.000.000
Tahun 2008
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Persentase Kepemilikan
Jumlah
Ditempatkan
93.605.000
373.859.450
499.550
20.00%
79,89%
0,11%
46.802.500.000
186.947.725.000
249.775.000
468.000.000
100
234.000.000.000
UU NO.5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.
Pasal 17 ayat 2 tentang pelarangan menguasai alat produksi dan penguasaan barang
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Pasal 20
Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara
melakukan jual beli atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk
menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
Pasal 25 Ayat 1 Huruf A
Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk :
a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan
ataumenghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik
dari segi harga maupun kualitas.
Pasal 28
1) Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
2) Pelaku usaha dilaragg melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila
tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan atau peleburan badan usaha yang
dilarang sebagaimana dimaksud ayat (1), dan ketentuan mengenai pengambilalihan
saham perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
2.6
Peran Pemerintah
Dalam hal ini,fungsi pemerintah adalah melakukan pengawasan. pengawasan ini
dilakukan pemerintah melalui Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). KPPU adalah
suatu lembaga independen Indonesia yang dibuat berdasarkan Undang undang No. 5 tahun
1999. Undang- undang tersebut berisi garis besar tentang larangan praktek monopoli dan
persaingan usaha yang tidak sehat.
Ada 3 tugas yang harus diawasi oleh KPPU berdasarkan pada UU no.5 tahun 1999
tersebut:
1. Perjanjian yang dilarang, yaitu melakukan perjanjian dengan pihak lain untuk secara
bersama-sama mengontrol produksi atau pemasaran barang dan jasa yang dapat
menyebabkan praktek monopoli persaingan usaha yang tidak sehat seperti perjanjian
penetapan harga, diskriminasi harga, perjanjian tertutup,persekutuan, dan perjanjian
dengan pihak luar negeri yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak sehat.
2. Kegiatan yang dilarang, yaitu melakukan kontrol produksi dan pemasaran melalui
pengaturan pasokan, pengaturan pasar yang dapat menyebabkan praktek persaingan
usaha tidak sehat.
3. Posisi dominan, pelaku usaha yang menyalahgunakan posisi dominan yang
dimilikinya untuk membatasi pasar, menghalangi hak-hak konsumen, atau
menghambat bisnis pelaku usaha lain.
Dalam pembuktian, KPPU menggunakan unsur pembuktian per se illegal, yaitu
sekedar membuktikan ada tidaknya perbuatan, dan pembuktian rule of reason, yang
selain mempertanyakan eksistensi perbuatan juga melihat dampak yang ditimbulkan.
Keberadaan KPPU diharapkan menjamin hal-hal berikut di masyarakat
o Konsumen tidak lagi menjadi korban posisi produsen sebagai price taker
o Keragaman produk dan harga dapat memudahkan konsumen menentukan
pilihan
o Efisiensi alokasi sumber daya alam
o Konsumen tidak lagi diperdaya dengan harga tinggi tetapi kualitas seadanya,
yang lazim ditemui pada pasar monopoli
o Kebutuhan konsumen dapat dipenuhi karena produsen telah meningkatkan
kualitas dan layanannya
o Menjadikan harga barang dan jasa ideal, secara kualitas maupun biaya
produksi
o Membuka pasar sehingga kesempatan bagi pelaku usaha menjadi lebih banyak
o Menciptakan inovasi dalam perusahaan
Selain fungsi pengawasan, pemerintah juga berperan dalam menegakan peraturan
terkait. Ada celah yang masih bisa ditembus . Sebagai contoh, sebenarnya PT Carefour
Indonesia juga melanggar pasal 28 UU no 5 tahun 1999. Namun, karena PP yang mengatur
pasal 28 UU no 5 tahun 1999 belum terbit, PT Carefour bebas dari jeratan pelanggaran pasal
ini.Hal ini menunjukan bahwa aturan untuk mendukung fungsi pemerintah tersebut belum
maksimal. Pemerintah seharusnya lebih tanggap dan tangkas untuk memaksimalkan
perannya.
2.7
Sanksi
10
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
PT. Carrefour yang bergerak dalam pasar retail dicurigai melakukan praktik monopoli
ketika mengakuisisi lebihdari 75% sahan PT. Alfa Retailindo yang meng akibatkan pangsa
pasar PT. Carrefour melewati pangsa pasar yang seharusnya, yakni 50%. Namun karena
masih minimnya regulasi dan banyaknya celah dalam undang-undang mengenai monopoli ini
membuat PT. Carrefour akhirnya dapat terlepas dari jeratan hokum setelah mengajukan
banding kepengadilan negeri dan dikabulkan.
3.2
Saran
Sebaiknya dibutuhkan regulasi yang lebih kuat lagi dan pengawasan yang lebih ketat
lagi oleh pemerintah mengenai monopoli pasar mengingat monopoli dapat menimbulkan
kerugian yang mengakibatkan naiknya harga barang, kelangkaan barang yang dapat membuat
kesejahteraan masyarakat menurun.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikan776.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-monopoli-dan-ciri-cirimonopoli.html
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4af1184b773d7/carrefour-harusmelepaskan-sahamnya-di-alfa
12