Anda di halaman 1dari 10

Kaitan Wawasan Nusantara

dengan Kedaulatan di Laut


Kelompok 4
Firli Alya Rahma (J0317211005)
Galih Surya Aditama (J0317211047)
Grace Happy Hotmauli Simbolon (J0317211096)
Ilham Naufal Jasir (J0317211079)
Wawasan Nusantara
Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua kata yakni wawasan dan nusantara.
Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan inderawi, sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara
meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang
berarti pulau-pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik
dan samudera Hindia).

Wawasan nusantara juga bisa diartikan sebagai cara pandang suatu bangsa yang
telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang saling
terhubung dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional, regional serta
global.
Landasan Hukum Wawasan Nusantara

Landasan idiil : pancasila

Landasan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945

Dasar hukum : Ketetapan MPR


1. TAP MPR NO. IV/1973
2. TAP MPR NO. IV/1978
3. TAP MPR NO. II/1983
4. TAP MPR NO. II/1988
5. TAP MPR NO. II/1993
6. TAP MPR NO. II/1998
Faktor yang Mempengaruhi Wawasan
Nusantara
1. Wilayah (Geografi)

a. Asas Kepulauan

b. Kepulauan Indonesia

c. Konsepsi tentang Wilayah Lautan

d. Karakteristik Wilayah Nusantara


2. Geopolitik dan Geostrategi 

A. Geopolitik
Istilah Geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844 – 1904) sebagai
ilmu bumi politik ( Political Geography). Istilah ini kemudian dikembangkan dan
diperluas oleh serjana ilmu politik Swedia, Rudolf 1864 – 1922) dan Karl aushofer
( 1869 – 1964) dan Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik.

B. Geostrategi
Kemampuan mentransformasikan kekuatan-kekuatan, pengaruh-pengaruh dari
luar menjadi kekuatan sendiri.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya 

a). Sejak 17 – 8 – 1945 sampai dengan 13 – 12 – 1957


Wilayah nagara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam “ Trritoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut toritorial Indonesia.

b). Dari Deklarasi Juanda (13 – 12 – 1957) sampai dengan 17 – 2 – 1969


Deklarsi Juanda dikukuhkan dengan Undang – undang No. 4/Prp/1960 tanggal 18
Februari 1960. Tentang perairan Indonesia.Sejak itu terjadi perubahan bentuk
wilayah nasional dan cara perhitungannya.
c). Dari 17 – 2 – 1969 ( Deklarasi Landas Kontinen ) sampai sekarang
Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsep poliltik yang
berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk
mengeshkan Wawasan Nusantara.Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk
mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya bahwa sumber kekayaan
alam dalam landasan kontinen Indonesia adalah milik eksklusif negara RI.

d). Zona Ekonomi Ekslusif ( ZEE )


Pengumuman Pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada 21
Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 yang dihitung dari garis dasar laut
wilayah Indonesia.Alasan – alasan Pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
1. Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2. Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3. ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
Kedaulatan di Laut
Kedaulatan adalah kewenangan penuh atas wilayah (territory) yang dalam hal ini
meliputi semua wilayah daratan, perairan kepulauan dan laut territorial (Lihat
Gambar 1 pembagian zona maritim) dan yang berlaku pada wilayah tersebut
adalah hukum nasional suatu negara. Laut teritorial merupakan kawasan laut
dengan lebar hingga 12 mil laut dari garis pangkal.

Di luar laut territorial, sebuah negara pantai tidak memiliki kedaulatan


penuh (sovereignty) tetapi memiliki hak berdaulat (sovereign rights) yakni hak untuk
mengelola dan memanfaatkan untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi,
konservasi dan pengelolaan sumber daya alam baik hayati dan non-hayati dari
perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah dibawahnya dan
berkenan dengan kegiatan lain untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi zona
ekonomi tersebut, seperti produksi energi dari air, arus dan angin.
Kawasan tempat berlakunya hak berdaulat ini dikenal dengan yurisdiksi, bukan
wilayah atau territory. Sebagai contoh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Indonesia
tidak punya kedaulatan penuh tetapi berhak untuk mengelola kekayaan alamnya
dan negara lain tidak berhak memanfaatkan kekayaan alam itu tanpa izin dari
Indonesia.

Pengaturan hak berdaulat Negara Kesatuan Republik Indonesia di wilayah ZEE


secara jelas diatur dalam pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983
tentang Zona Ekonomi Eksklusif. Pengaturan nasional mengenai hak berdaulat ini
mengadopsi Pasal 56 ayat (1) dalam ketentuan UNCLOS 1982.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai