Anda di halaman 1dari 6

HUKUM ISLAM DALAM KONTEKS INDONESIA

I. ARTI LEKSIKAL
Hukum : Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah
Islam : Agama Islam
Konteks : Bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau
menambah kejelasan makna
Indonesia : Nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di antara
benua Asia dan benua Australia

II. ARTI ISTILAH


1. Hukum
Hukum adalah Peraturan-peraturan yg bersifat memaksa dalam menentukan tingkah
laku manusia di lingkungan masyarakat,dibuat oleh badan-badan resmi yg berwajib.
Sedangkan dalam Islam hukum islam yang disebut juga syariat islam adalah sistem
kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai
tingkah laku manusia, yang mengikat bagi semua pemeluknya agar bisa dekat dengan
Allah. Sebagai Umat muslim yang beriman kita wajib untuk mematuhi peraturan yang
dibuat oleh Allah SWT dan Rasulnya, seperti yang tercantum dalam surat An-Nisa
ayat 59:

َ ‫سو َل َوأُو ِلي أاْل َ أم ِر ِم أن ُك أم ۖ فَإ ِ أن تَنَازَ أعت ُ أم ِفي‬


ُ‫ش أيءٍ فَ ُردُّوه‬ َّ ‫َّللا َوأ َ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬
‫يل‬ َ ‫اَّللِ َو أاليَ أو ِم أاْل ِخ ِر ۚ َٰ َذلِكَ َخي ٌأر َوأَحأ‬
ً ‫س ُن ت َأ أ ِو‬ َّ ِ‫سو ِل إِ أن ُك أنت ُ أم تُؤأ ِمنُونَ ب‬ َّ ‫ِإلَى‬
َّ ‫َّللاِ َو‬
ُ ‫الر‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. 4:59).

2. Islam
Secara istilah Islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Rasulullah Muhammad SAW guna
dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat
membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan
akhirat.
III. ARTI KESELURUHAN
Hukum Islam dalam Konteks Indonesia adalah peraturan-peraturan yang diambil dari
al-Qur’an dan hadis rasul dan diformulasikan dalam keempat produk pemikiran hukum,
yaitu fiqih, fatwa, keputusan pengadilan, dan undang-undang yang dipedomani dan
diberlakukan bagi umat Islam di Indonesia.

A. Fiqih
Salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan
hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi,
bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih
seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim
tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.
Fikih membahas tentang cara beribadah, prinsip Rukun Islam, dan hubungan antar
manusia sesuai yang tersurat dalam Al-Qur'an dan Sunnah

B. Fatwa
Sebuah istilah mengenai pendapat atau tafsiran pada suatu masalah yang berkaitan
dengan hukum Islam. Fatwa sendiri dalam bahasa Arab artinya adalah "nasihat",
"petuah", "jawaban" atau "pendapat". Adapun yang dimaksud adalah sebuah keputusan
atau nasihat resmi yang diambil oleh sebuah lembaga atau perorangan yang diakui
otoritasnya, disampaikan oleh seorang mufti atau ulama, sebagai tanggapan atau jawaban
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peminta fatwa (mustafti) yang tidak mempunyai
keterikatan. Dengan demikian peminta fatwa tidak harus mengikuti isi atau hukum fatwa
yang diberikan kepadanya

IV. TUJUAN HUKUM ISLAM


Secara umum sering dirumuskan bahwa tujuan hukum Islam adalah kebahagiaan
hidup manusia di dunia dan di akhirat kelak, dengan jalan mengambil segala yang
bermanfaat dan mencegah atau menolak yang mudarat, yaitu yang tidak berguna bagi
hidup dan kehidupan. Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan hukum Islam, yakni :
1. Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama)
2. Hifdz An-Nafs (Memelihara Jiwa)
3. Hifdz Al’Aql (Memelihara Akal)
4. Hifdz An-Nasb (Memelihara Keturunan)
5. Hifdz Al-Maal (Memelihara Harta)

V. HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Di Indonesia, hukum Islam merupakan sebuah tatanan hukum yang dianut oleh
mayoritas masyarakat. Hukum tersebut merupakan sebagian dari ajaran dan keyakinan
dalam Islam dan dalam kehidupan hukum nasional serta merupakan bahan dalam
pembinaan hukum nasional. kedudukan hukum islam sampai saat ini tidak bisa
dilepaskan dari sejarah. Berikut sejarah perkembangan hukum islam di Indonesia:

1. Pada Masa Pra Penjajahan Belanda


Sekitar abad ketujuh dan kedelapan masehi, ajaran islam mulai masuk ke
Indonesia melalui para pendatang muslim yang berdakwah di wilayah sumatra.
Gerakan dakwah tersebut kemudian membentuk masyarakat Islam pertama di Aceh
Timur. Komunitas islam di wilayah tersebut makin berkembang, kemudian berdirilah
kerajaan Islam pertama yaitu kerajaan Samudera Pasai yang terletak di Aceh Utara
dan diikuti oleh kerajaan Islam yang lain. Mulai dari sini hukum Islam berkembang
pesat menjadi panutan masyarat nusantara menggantikan ajaran agama Hindu-Budha
yang terdahulu

2. Pada Masa Penjajahan Belanda


Dalam masa pemerintahan Belanda, penerapan hukum Belanda tidak dapat
terlaksana. Ini disebabkan karena penduduk pribumi lebih berpegang teguh pada
hukum Islam. Akibatnya, VOC pun membebaskan penduduk pribumi untuk
menjalankan apa yang selama ini telah mereka jalankan.
Kaitannya dengan hukum Islam, dapat dicatat beberapa “kompromi” yang
dilakukan oleh pihak VOC, yaitu:
 Dalam Statuta Batavia yag ditetapkan pada tahun 1642 oleh VOC, dinyatakan
bahwa hukum kewarisan Islam berlaku bagi para pemeluk agama Islam.
 Adanya upaya kompilasi hukum kekeluargaan Islam yang telah ngah masyarakat.
Upaya ini diselesaikan pada tahun 1760. Kompilasi ini kemudian dikenal dengan
Compendium Freijer.
 Adanya upaya kompilasi serupa di berbagai wilayah lain, seperti di Semarang,
Cirebon, Gowa dan Bone.
Di Semarang, misalnya, hasil kompilasi itu dikenal dengan nama Kitab Hukum
Mogharraer (dari al-Muharrar). Namun kompilasi yang satu ini memiliki
kelebihan dibanding Compendium Freijer, dimana ia juga memuat kaidah-kaidah
hukum pidana Islam.

3. Pada Masa Pendudukan Jepang


 Janji Panglima Militer Jepang untuk melindungi dan memajukan Islam sebagai
agama mayoritas penduduk pulau Jawa.
 Mendirikan Shumubu (Kantor Urusan Agama Islam) yang dipimpin oleh bangsa
Indonesia sendiri.
 Mengizinkan berdirinya ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan NU.
 Berupaya memenuhi desakan para tokoh Islam untuk mengembalikan
kewenangan Pengadilan Agama dengan meminta seorang ahli hukum adat,
Soepomo, pada bulan Januari 1944 untuk menyampaikan laporan tentang hal itu.
Namun upaya ini kemudian “dimentahkan” oleh Soepomo dengan alasan
kompleksitas dan menundanya hingga Indonesia merdeka
4. Pada Masa Setelah Kemerdekaan
Kedudukan Hukum Islam setelah kemerdekaan mengalami kemajuan yang
berarti. Meskipun mayoritas masyrakat Indonesia adalah muslim, tetapi bukan hal
yang mudah memberlakukan hukum islam di Indonesia. Diperlukan Formatisasi
hukum islam untuk mentransformasikan hukum islam ke dalam aturan perundangan.
Dalam peraturan perundang-undangan kedudukan hukum islam semakin jelas.
Penerapan hukum islam dapat dilihat dari didirikannya Peradilan Agama, munculnya
perbankan dengan konsep syariah, sertifikasi halal untuk makanan dan minuman, dll.

VI. FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG USAHA PENERAPAN


SYARIAT ISLAM
 Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
 Maraknya gerakan-gerakan Islam yang senantiasa menyuarakan diterapkannya
syariat Islam.
 Gagalnya beberapa sistem hukum dan bernegara yang bukan Islam telah
memunculkan rasa frustasi umat manusia, sehingga mereka membutuhkan
alternatif-alternatif yang lain. Diantara alternatif itu ialah Islam.
 Keberhasilan usaha-usaha politik dari kalangan Islam dan partai-partai politik
Islam di beberapa negeri muslim.
 Sejarah umat Islam yang cemerlang di masa lampau ketika mereka menerapkan
syariat Islam. Sejarah cemerlang ini setidak-tidaknya bisa memunculkan
kerinduan-kerinduan pada benak umat Islam atas kembalinya masa kejayaan
mereka.

VII. PERMASALAHAN
Hambatan eksternal berupa pihak-pihak yang memang sejak awal memiliki
antipati terhadap Islam dan syariat Islam. Mereka adalah para pengusung agama dan
ideologi tertentu diluar Islam, terutama yang memiliki pengalaman pahit melawan
Islam. Mereka senantiasa menyebarluaskan imej yang negatif tentang Islam dan
syariat Islam, misalnya dengan menjelek-jelekkan Islam dengan slogan “Harem dan
Pedang” (sebagai simbol bagi pengungkungan kaum wanita dan kekerasan).
Hambatan dari pihak-pihak yang sebetulnya tidak terlalu ideologis kecuali bahwa
mereka menolak penerapan syariat Islam karena akan mengekang kesenangan
mereka. Mereka itulah yang sering disebut sebagai para hedonis, atau yang dalam
bahasa Islam disebut sebagai ahlul ma’aashiy.
Hambatan dari pihak-pihak yang menolak syariat Islam karena belum memahami
syariat Islam, atau memahaminya dengan pemahaman yang salah. Mereka inilah yang
dalam bahasa Islam disebut sebagai ahlul jahl.
Disamping itu, usaha-usaha menuju penerapan syariat Islam juga berkaitan
dengan masalah strategi. Hambatan-hambatan bisa pula muncul dari pihak-pihak yang
sudah sepakat dengan syariat Islam dan penerapannya, akan tetapi memiliki strategi
yang berbeda-beda. Hambatan dari sisi ini akan menjadi semakin signifikan apabila
strategi-strategi tersebit saling berseberangan satu sama lain.

VIII. KESIMPULAN
Hukum Islam merupakan salah satu unsur pembentukan hukum nasional di
Indonesia. secara umum hukum islam di Indonesia berperan dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat agar tercipta lingkungan yang damai dan harmonis. Peran
kita sebagai masyarakat muslim Indonesia adalah dengan menjaga Hukum Islam di
Indonesia tetap berjalan dan mengembangkannya sesuai perkembangan zaman agar
dapat menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara
https://kbbi.kemdikbud.go.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

http://majelispenulis.blogspot.com/2013/09/maqashid-asy-syariah-tujuan-hukum-
islam.html

https://media.neliti.com/media/publications/225383-hukum-islam-demokrasi-dan-hak-
asasi-manu-8ad0e0e7.pdf

https://www.salimah.or.id/2015/dunia-perempuan/belajar-islam/pemahaman-ilmu-fiqih-
untuk-orang-awam

https://media.neliti.com/media/publications/89308-ID-hukum-islam-di-indonesia-dari-
masa-ke-ma.pdf

Anda mungkin juga menyukai