DISUSUN OLEH:
MAYA OKTARISANDI
(18102060)
PRODI :
ILMU PEMERINTAHAN
Krisis ekonomi atau sering yang disebut dengan nama krisis moneter
merupakan suatu peristiwa atau kondisi dimana menurunnya ekonomi suatu
negara. Semua negara praktisnya mengalami yang namanya krisis dalam
perekonomian negaranya, karena krisis merupakan kejadian yang simultan
dan memiliki efek yang akan menyebar keberbagai negara. Krisis ekonomi
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang mengalami krisis mata
uang, kemudian disusul oleh krisis moneter dan berakhir dengan krisis
ekonomi yang besar. Ekonomi setiap negara tentu berbeda-beda
perkembangannya, sehingga bagi pejabat yang mengatur perekonomian
negara tidak hanya mengatur perekonomian saja namun juga
mengendalikannya ketika terjadi gejolak ekonomi. Walaupun hanya
masyarakat biasa namun perlu mengetahui pula kondisi ekonomi yang sedang
bergejolak atau yang akan mengalami krisis ekonomi. Tujuannya agar ketika
krisis tersebut terjadi sebagai masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai
pengusaha dapat mengantisipasi atau meminimalisir kerugian yang mungkin
terjadi.
B. Apa yang menyebabkan krisis?
Secara umum terlihat suatu pola dan karakteristik yang berlaku sama
diseluruh negara yang dilanda krisis. Namun, dalam hal kedalamannya dan
jangka waktunya, Indonesia dapat dikatakan sangat unik. Sulit mencari
pembandingnya, barangkali negara yang paling layak dibandingkan waktu itu
adalah Rusia, dan sekarang mungkin Argentina. Sebagai instropeksi, harus
diakui krisis di Indonesia benar-benar tidak terduga datangnya, sama sekali
tidak terprediksi sebelumnya.
Sehingga dapat diketahui faktor penyebab dari terjadinya krisis ekonomi,
sebagai berikut :
1. Nilai tukar rupiah
Perubahan nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi kondisi ekonomi
sebuah Negara. Ini dikarenakan para pengusaha yang selalu bertransaksi
exportdan import akan mengalami kerugian karena krisis yang terjadi.
Pada dasarnya, melemah atau menguatnya Rupiah tergantung kebutuhan
dan ketersediaan mata uang itu sendiri. Misalnya saja banyak orang yang
membutuhkan Dolar ketimbang Rupiah maka nilai tukar Rupiah
dipastikan melemah. Dari situ dapat diketahui, impor barang dan
penggunaan jasa dari luar negeri menjadi salah satu penyebab rupiah
melemah. Impor barang tinggi menyebabkan permintaan Dollar menjadi
tinggi.
2. Demonstrasi
Memang sebagian masyarakat yang melakukan orasi untuk
menyalurkan aspirasinya memang baik, namun jika orasi dengan cara
melakukan demonstrasi disertai anarkis tidaklah etis. Ini dikarekan
peristiwa tersebut dapat mempengaruhi gejolak ekonomi negara tersebut.
3. Krisis Produksi
Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber
dari dalam negeri. Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produk
domestik secara mendadak dari sejumlah komoditas pertanian, misalnya
padi. Penurunan produksi tersebut berakibat langsung pada penurunan
tingkat pendapatan riil dari para petani dan buruh tani padi. Dalam tipe
krisis ini, jalur-jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan adalah
perubahan- perubahan dalam harga harga (inflasi), jumlah kesempatan
kerja dan tingkat pendapatan. Kelompok masyarakat yang paling rentan
tehadap tipe krisis ini adalaha petani, buruh tani dan pada tingkat
berikutnya adalah pekerja dan pemilik- pemilik usaha disektor lainnya
yang terkait lewat produksi dan subsektor padi.
4. Krisis Perbankan
Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah
kesempatan kerja dan pendapatan menurun disubsektor keuangan tersebut
, pada fase kedua krisis perbankan merembet keerusahaan – perusahaan
yang sangat tergantung pada sector perbankan.
Rumah tangga juga terkena dampaknya. Ada dua macam dampak
terhadap rumah tangga dan dua tipe kelompok rumah tangga yang terkena
dampaknya. Pertama kelompok rumah tangga kaya; tabungan mereka
yang hilang karena bank-bank yang menyimpan uang mereka harus
bangkrut. Di banyak negara , termasuk Indonesia pemerintah memberikan
jaminan keamanan bagi pemilik-pemilik rekening tabungan diperbankan,
tapi hanya hingga suatu batas (jumlah) tertentu saja. Kedua, kelompok
rumah tangga non-kaya; penegeluaran-pengeluaran mereka terutama
untuk barang – barang bukan kebutuhan pokok( seperti mobil, rumah, naik
haji) menurun karena mereka tidak bisa meminjam dari bank, atau masih
tetap bisa mendapatkan kredit konsumen dengan tingkat R yang sangat
tinggi yang membuat biaya pinjaman terlalu mahal.
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmisi paling utama lewat
krisis tersebut berdampak pada tingkat kemiskinan yakni perubahan
dalam arus kredit dari perbankan ke dunia usaha atau tingkat suku bunga
pinjaman, volume produksi (output), jumlah kesempatan kerja, tingkat
pendapatan masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat yang paling
rentan terhadap krisis masyarakat kelas menengah dan atas seperti
pegawai dan pemilik bank.
5. Krisis Perdagangan
Dalam hal krisis –krisis ekonomi yang berasal dari sumber-sumber
eksternal ada dua jalur utama, yaitu perdagangan dan investasi atau arus
modal. Di dalam jalur perdagangan itu sendiri ada dua sub- jalur, yaitu
ekspor dan impor(barang dan jasa).
Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi paling utama adalah kesempatan
kerja, kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap krisis
tipe ini yaitu: pertama, sebagai sumber energi atau bahan baku utama dan
pekerja-pekerja di perusahanaan atau pun sektor-sektor yang terkait .
6. Krisis modal
Suatu pengurangan modal di dalam negeri dalam jumlah besar atau
penghentian bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuah
krisis ekonomi bagi banyak negara miskin di dunia, seperti di Afrika, dan
Asia Tengah yang ekonomi mereka selama ini sangat tergantung pada
ULN atau hibah Internasional
Suatu pelarian modal,baik yang berasal dari sumber dalam negeri
maupun modal asing, terurtama investasi asing jangka pendek (yang
umum disebut ‘uang panas’), dalam jumlah yang besar dan secaa
mendadak bisa menjelma menjadi sebuah krisis besar bagi ekonomi dari
negara-negara yang sangat memerlukan modal investasi.
Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi memiliki dampak utama,
yakni perubahan-perubahan dalam jumlah investasi, khususnya investasi
jangka panjang (volume atau unit proyek), volume produksi, dan jumlah
tenaga kerja yang bekerja. Kelompok-kelompok masyarakat yang paling
rentan terhadap krisis ekonomi dari kategori ini bisa kelompok miskin
tetapi juga bisa kelompok non-miskin, tergantung pada sektor atau industri
yang paling dirugikan dengan kekurangan modal investasi.
1. kebijakan Moneter
Kebijaksanaan moneter berupa tindakan pemerintah (atau bank sentral)
untuk mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan melalui pasar uang.
Secara lebih khusus, kebijakan moneter dapat diartikan sebagai tindakan
makro pemerintah (atau bank sentral) dengan cara mempengaruhi proses
penciptaan uang .
Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa
mempengaruhi jumlah uang beredar, pemerintah bisa mempengaruhi tingkat
bunga yang bisa belaku di pasar uang.Penyebab utama dari terjadinya krisis
yang berkepanjangan ini adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS yang sangat tajam, meskipun ini bukan faktor satu-satunya, tetapi da
banyak faktor lainnya.
2. Kebijakan Fiskal
A. Resesi Ekonomi
Negara dikatakan maju apabila memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
tinggi, yang ditunjukan oleh nilai produk domestic bruto atau pendapatan
nasionalnya. Harapan memang tak selalu jadi kenyataan. Pencapaian
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal yang tak bisa
dikendalikan seperti mekanisme pasar dan lainnya. Oleh sebab itulah, ada
kalanya perekonomian suatu negara memasuki masa resesi.
Sesuai dengan namanya resesi berarti kelesuan atau kemerososta, resesi
mengakibatkan penurunan secara simultan pada setiap aktivitas disektor
ekonomi. Sebut saja lapangan pekerjaan, investasi,dan juga keungtungan
perusahaan. Terjadinya resesi ekonomi menimbulkan efek domino pada
masing-masing kegiatan ekonomi tersebut. Ketika investasi mengalami
penurunan, maka tingkat produksi atas produk atau komoditas juga akan
menurun. Resesi ekonomi sering kali diindikasikan dengan menurunnya harga-
harga yang disebut dengan deflasi, atau sebaliknya inflasi dimana harga-harga
produk atau komoditas dalam negeri mengalami peningkatan secara tajam.
Indikator Resesi
Indikator yang paling penting adalah PDB riil. Itu semua yang
diproduksi oleh bisnis dan individu di Amerika Serikat. Ini disebut riil karena
efek inflasi dilucuti. Ketika tingkat pertumbuhan PDB riil berubah negative,
itu bisa menjadi tanda resesi.
Namun terkadang pertumbuhan akan negatif, kemudian berubah positif
dikuartal berikutnya. Cukup sulit memastikan apakah suatu negara sedang
berada dalam resesi berdasarkan PDB saja. Itu sebabnya ada beberapa
indicator yang dapat memastikan terjadinya resesi. Ketika indikator resesi
menurun, PDB juga akan turun.
Berikut indikator untuk tahu kapan ekonomi disuatu negara berada dalam
resesi :
1. Penghasilan riil mengukur pendapatan pribadi yang disesuaikan dengan
inflasi. Pembayaran transfer, seeperti Jaminan Sosial dan pembayaraan
kesejahteraan, juga dihilangkan. Ketika pendapatan riil menurun, itu
mengurangi pembelian dan permintaan konsumen.
2. Pekerjaan yang diukur dengan laporan pekerjaan bulanan, beserta
analisis statistik pekerjaan saat itu.
3. Kesehatan sektor manufaktur, sebagaimana diukur oleh laporan
Produksi Industri.
4. Penjuaan manufaktur dan grosir-eceran disesuaikan dengan inflasi
Daftar Pustaka
https://academia.edu/resource/work/22666260
https://underpapers.blogspot.com/2017/03/makalah-resesi-ekonomi.html?m=1
https://www.simulasikredit.com/amp/apa-itu-resesi-ekonomi-indikator-suatu-
negara-memasuki-resesi/