Anda di halaman 1dari 5

KRISIS EKONOMI

A. Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Tansmisi Dampaknya


Suatu perubahan ekonomi dapat menjelma menjadi suatu krisis ekonomi. Dilihat dari
proses terjadinya, krisis ekonomi mempunyai dua sifat yang berbeda. Pertama, krisis
ekonomi yang terjadi secara mendadak atau muncul tanpa ada tanda-tanda sebelumnya,
yang umum disebut goncangan ekonomi tak terduga. Misalnya, kenaikan minyak harga
minyak mentah yang sangat besar di pasar internasional pada tahun 1974, yang
dilakukan oleh OPEC. Oleh karena itu, dunia atau Negara-negara pengimpor minyak,
termasuk AS, Eropa Barat (atau sekarang Uni Eropa/UE), Jepang dan Cina, kenaikan harga
minyak tersebut disebut sebagai krisis minyak. Sedangkn bagi Indonesia yang saat itu
masih menjadi salah satu pengekspor minyak di dunia, peristiwa tersebut merupakan
suatu keuntungan besar (oil boom) yang memberikan pemasukan yang sangat besar
(yang tidak terduga sebelumnya) bagi pemerintah. Krisis lainnya yaitu krisis keuangan
Asia yang terjadi pada periode 1997-1998 yang juga melanda Indonesia bisa juga masuk
di dalam kategori ini, walaupun bagi Indonesia derajat kedadakannya jauh lebih rendah
dibandingkan krisis minyak tahun 1974 bagi Negara-negara pengimpor minyak.
Sedangkan krisis ekonomi yang sifatnya tidak mendadak, melainkan melewati suatu
proses akumulasi yang cukup panjang, adalah seperti krisis ekonomi global yang terjadi
pada periode 2008-2009. Krisis ini diawali dengan suatu krisis keuangan yang paling
serius yang pernah terjadi di AS setelah depresi pada decade 30-an, yang akhirnya
merembet ke Negara-negara maju lainnya seperti Jepang dan Eropa lewat keterkaitan-
keterkaitan keuangan global.

Berikut ini akan dibahas sejumlah tipe krisis ekonomi yang mana dunia atau banyak
Negara pernah mengalaminya dalam 50 tahun belakangan ini, atau yang kemungkinan
besar akan terjadi di masa mendatang .

1. Krisis Produksi

Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber dari dalam
negeri. Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produksi domestic secara
mendadak dari sebuah (sejumlah) komoditas pertanian, misalnya, padi/beras.

Dalalm tipe krisis ini, jalur-jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan adalah
perubahan-perubahan dalam harga (inflasi), jumlah kesempatan kerja dan tingkat
pendapatan. Kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap tipe
krisis ini adalah petani dan keluarganya, buruh tani dan keluarganya, dan pada
peringkat berikutnya adalah para pekerja dan pemilik-pemilik usaha serta
keluarga-keluarga mereka di sektor-sektor lainnya yang terkait lewat produksi
dengan subsector padi.
2. Krisis Perbankan
Pada fase kedua, krisis perbankan merembet ke perusahaan-perusahaan yang
sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan kegiatan-kegiatan
produksi/bisnis mereka. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak bisa lagi
mendapatkan pinjaman dari perbankan karena subsector keuangan tersebut
sedang mengalami kekurangan dana atau bangkrut, atau perusahaan-perusahaan
masih bisa mendapatkan kredit tetapi dengan tingkat suku bunga pinjaman (R)
yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat perbankan dalam keadaan normal.
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmisi paling utama lewat mana krisis
tersebut berdampak pada tingkat kemiskinan yakni perubahan dalam arus kredit
dari perbankan ke dunia usaha atau tingkat suku bunga pinjaman, volume
produksi (output), jumlah kesempatan kerja, dan tingkat pendapatan
masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap krisis
ini adalah masyarakat kelas menengah dan atas seperti pegawai dan pemilik
bank.
3. Krisis Nilai Tukar
Suatu perubahan kurs dari sebuah mata uang, misalnya rupiah terhadap dolar AS
dianggap krisis apabila kurs mata uang tersebut mengalami penurunan atau
depresiasi yang sangat besar yang prosesnya mendadak atau berlangsung terus-
menerus yang membentuk sebuah tren yang meningkat (rupiah per satu dolar
AS).
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmisi kuncinya adalah perubahan-
perubahan dala,volume ekspor dan impor (jika volume impor tidak berubah,
maka nilainya yang berubah). Kelompok masyarakat yang paling rentang
terhadap krisis nilai tukar adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan
yang berurusan langsung maupuntidak langsung dengan impor.
4. Krisis Perdagangan
Dalam hal krisis-krisis ekonomi yang berasal dari sumber-sumber eksternal, ada
dua jalur utama, yaitu perdagangan dan ivestasi/arus modal. Didalam jalur
perdagangan itu sendiri ada dua sub-jalur, yaitu ekspor dan impor (barang dan
jasa). Dalam jalur ekspor, misalnya ekspor barang, suatu krisis bagi Negara
eksportir bisa terjadi baik karena harga dipasar internasional dari komoditas yang
diekspor turun secara drastis atau permintaan dunia terhadap komoditas
tersebut menurun secara signifikan. Dalam hal impor, suatu kenaikan harga dunia
yang signifikan atau suatu penurunan secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang
besar dari persediaan dunia untuk suatu komoditas yang diperdagangkan di pasar
global dapat menjadi suatu krisis ekonomi yang serius bagi Negara-negara
importir jika komoditas itu sangat krusial.
Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi paling utama adalah perubahan-perubahan
dalam output, inflasi dan kesempatan kerja. Kelompok-kelompok masyarakat
yang paling rentan terhadap krisis tipe ini yaitu: pertama, perusahaan-
perusahaan yang sangat bergantung pada minyak sebagi sumber energy atau
bahan baku utama dan pekerja-pekerja di perusahaan-perusahaan tersebut,
kedua, lewat keterkaitan-keterkaitan produksi dan komsumsi/pendapatan
domestic, yaitu perusahaan-perusahaan terkait.
5. Krisis Modal
Suatu pengurangan modal di dalam negeri dalam jumlah besar atau penghentian
bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuah krisis ekonomi bagi
banyak Negara miskin didiunia, seperti di Afrika dan Asia Tengah yang ekonomi
mereka selama ini sangat tergantung pada ULN atau hibah internasional.
Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi memeiliki dampak utama, yakni perubahan-
perubahan dalam jumlah investasi, khususnya investasi jangka panjang (volume
atau unit proyek), volume produksi, dan jumlah tenaga kerja yang bekerja.

B. Jalur Transmisi Kunci dan Indikator Monitoring Dampak Krisis

Tabel 4.2 hal 83. Memberikan sebuah daftar dari jalur-jalur tansmisi dampak utama
menurut tipe-tipe krisis ekonomi tersebut. jalur-jalur itu dapat diperingkat menurut
proses munculnya efek-efek dari sebuah krisis: jalur-jalur pertama atau primer (*),
yaitu efek-efek yang pertama muncul, jalur-jalur kedua/sekunder(**); jalur-jalur
ketga (***); dan seterusnya.

C. Analisis Empiris
1. Krisis Keuangan Asia 1997-1998
Krisis keuangan Asia muncul sekitar pertengahan tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya pada tahun 1998 dipicuh awalnya oleh larinya modal, terutama modal
asing jangka pendek. Dari Tahiland, secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang tidak
kecil, cukup kuat untuk membuat banyak investor dan pengusaha gugup dalam
menanggapinya. Pelarian tersebut mengakibatkan nilai tukar bath terhadap dolr
AS terdepresiasi dalam jumlah yang besar.
2. Krisis Ekonomi Global 2008-2009
Krisis ekonomi global 2008-2009 dipicuh oleh suatu krisis keuangan yang besar di
AS pada tahun 2007 dan melalui keterkaitan keuangan global, krisis tersebut
menjalas ke sebagian besar dunia, terutama Negara-negara maju seperti Jepang
dan UE yang secara ekonomi dan keuangan sangat terintegritasi dengan AS. Krisis
2008-2009 adalah sebuah goncangan eksternal,sedangkan krisis 1997-1998
bersumber dari dalam negeri.
3. Krisis Utang Zona Euro
Secara teori, Krisis Utang Zona Euro akan berdampak buruk pada ekonomi UE,
dan pada gilirannya krisis ekonomi UE akan berdampak buruk pada ekonomi
dunia karena ekonomi UE sangat terbuka, dalam arti ekonomi UE sangat
terintegrasi dengan ekono global khususnya lewat tiga jalur, yakni perdagangn
(barang dan jasa), produksi (rantai nilai rupiah), dan keuangan (investasi dan
penyaluran kredit).
TUGAS
(Perekonomian Indonesia)
Krisis Ekonomi

Oleh kelompok 4:
1. Selviana Dewi
2.

Nama : Sri Karnila


No. stambuk : 02320160206
Kelas :C
Jurusan : Akuntansi

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI
2018

Anda mungkin juga menyukai