Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu : Yulia Fitrhiany Rahmah, S.P, M.E

Disusun Oleh :

1. Mela Fitria Hendriani (1178020137)


2. M. Dzikri Abdurohman (1178020147)
3. M. Rizal Utomo (1178020161)
4. M. Zahid Zahran (1178020163)
5. Nadila Sholehah (1178020169)
6. Najib Sulaeman (1178020171)
7. Dede Irfan Maulana Y (1178020262)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR
Puji serta Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang mana atas
segala rahmat, berkat serta karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa sholawat
serta salam kami panjatkan kepada Nabi kita, Nabi besar, Nabi penutup segala Nabi yakni
Muhammad Shallahu’alaihi Wassallam.

Makalah ini yang berjudul “Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)””
bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perekonomian Indonesia, selain dari itu
juga makalah ini bertujuan untuk menanbah wawasan dan nuansa berfikir para pembaca
terkait Perekonomian Indonesia khususnya dalam hal Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam segala
bentuk baik itu dalam bentuk materi ataupun moril. Terutama kami sangat berterima kasih
sekali kepada dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia, yaitu Yulia Fitrhiany
Rahmah, S.P, M.E yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat lebih berfikir kritis,
logis, dan sistematis.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan-
kesalahan, kami sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya kami dapat
memperbaikinya dikemudian hari.

Bandung, 8 April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I ........................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

C. Tujuan penulisan ......................................................................................................... 5

BAB II .......................................................................................................................................... 6

ISI................................................................................................................................................ 6

A. PENGERTIAN UMKM SERTA KARAKTERISTIKNYA ....................................................... 6

B. ASAS UMKM ................................................................................................................ 7

C. PRINSIP PEMBERDAYAAN UMKM ............................................................................... 8

D. TUJUAN DAN SASARAN UMKM................................................................................... 8

E. KRITERIA UMKM.......................................................................................................... 8

F. PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA .............................................. 10

G. KENDALA SERTA TANTANGAN YANG DIHADAPI UMKM........................................... 12

BAB III ....................................................................................................................................... 15

PENUTUP .................................................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 15

B. Saran ......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional,usaha mikro kecil dan menengah


atau yang sering diistilahkan dengan UMKM,sangat berperan penting.Karena dengan
UMKM ini dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi
nasional. UMKM adalah salah satu penyokong perekonomian terutama pada golongan
masyarakat menengah dan bawah. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil
pembangunan. UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis
menerpa pada periode tahun 1997 – 1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh.

Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998
jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta
hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di
Indonesia sebanyak 56.539.560 unit. Dari jumlah tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit
adalah usaha besar. Data tersebut membuktikan, UMKM merupakan pasar yang sangat
potensial bagi industri jasa keuangan, terutama bank untuk menyalurkan pembiayaan. Karena
sekitar 60 - 70% pelaku UMKM belum memiliki akses pembiayaan perbankan.

Karena peran UMKM yang sangat penting tersebut,maka kita sebagai mahasiswa
memang selayaknya harus paham tentang seluk beluk mengenai UMKM di negeri ini,agar
kita juga dapat membantu terciptanya UMKM yang mandiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, penulis dapat mengambil
rumusan masalah, yaitu :
1. Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) serta Karakteristiknya
2. Asas UMKM
3. Prinsip UMKM
4. Tujuan UMKM
5. Kriteria UMKM
6. Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia
7. Kendala serta Tantangan yang dihadapi UMKM

4
C. Tujuan penulisan
1. Dapat Memahami Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menengah(UMKM) serta
Karakteristiknya
2. Dapat Memahami Asas UMKM
3. Dapat Memahami Prinsip UMKM
4. Dapat Memahami Tujuan UMKM
5. Dapat Memahami Kriteria UMKM
6. Dapat Memahami Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia
7. Dapat Memahami Kendala serta Tantangan yang dihadapi UMKM

5
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN UMKM SERTA KARAKTERISTIKNYA

1. Pengertian UMKM

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Berdasarkan UU Nomor
20 Tahun 2008 tentang UMKM,Pasal 1,menyebutkan pengertian UMKM:

a) Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.

b) Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c) Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang
ini.

2. Karakteristik UMKM

Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat pada
aktifitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan
bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan
skala usahanya.
Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
a) Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang)
b) Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang)
c) Usaha Menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).
Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
a) UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima.
b) UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat pengrajin namun
kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan usahanya.
c) Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu qqberwirausaha dengan
menjalin kerjasama (menerima pekerjaan sub kontrak) dan ekspor.
d) Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang mempunyai kewirausahaan yang cakap
dan telah siap bertransformasi menjadi usaha besar.

6
B. ASAS UMKM

Berdasarkan Pasal 2 beserta penjelasannya pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008


tentang asas-asas (UMKM) di antaranya:
1. Asas kekeluargaan,
Yaitu asas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari
perekonomian nasional yang yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan
rakyat.
2. Asas Demokrasi Ekonomi,
Yaitu pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dari pembangunan
perekonomian nasional untuk kesejahteraan rakyat.
3. Asas Kebersamaan,
Yaitu asas yang mendorong peran seluruh UMKM dan dunia usaha secara bersama-
sama dalam kegiatan untuk mewujutkan kesejahteraan rakyat.
4. Asas efisiensi berkeadilan,
Yaitu asas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UMKM dengan
mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil,
kondusif, dan berdaya asing.
5. Asas berkelanjutan,
Yaitu asas yang yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses
pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang membentuk perekonomian yang tangguh
dan mandiri.
6. Asas berwawasan lingkungan,
Yaitu asas yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan
perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
7. Asas kemandirian,
Yaitu asas yang dilakukan dengan tetap menjagadan mengedepankan potensi,
kemampuan, dan kemandirian UMKM.
8. Asas keseimbangan kemajuan,
Adalah asas pemberdayaan UMKM yang berupaya menjaga keseimbangan kemjuan
ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
9. Asas kesatuan ekonomi nasional,
Adalah asas pemberdayaan UMKM yang merupakan bagian dari pembangunan
kesatuan ekonomi nasional.

7
C. PRINSIP PEMBERDAYAAN UMKM

Menurut Bab II Pasal 4 UU No.20/2008 tentang UMKM, Prinsip Pemberdayaan UMKM


adalah sebagai berikut:
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya
dengan prakarsa sendiri.
2. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan
kompetensi UMKM.
4. Peningkatan daya saing UMKM.
5. Penyelenggaraan perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian secara terpadu.

D. TUJUAN DAN SASARAN UMKM

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pada Bab II, Pasal 5, tujuan
pemberdayaan UMKM,adalah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh
dan mandiri.
3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah ,penciptaan lapangan
kerja,pemerataan pendapatan,pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan kemisikinan.

E. KRITERIA UMKM

1. Berdasarkan UUD

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah (UMKM) BAB IV Pasal 6 menjelaskan panjang lebar tentang kriteria UMKM.
Penjelasan panjang lebar tentang kriteria UMKM tersebut digunakan sebagai indikator sebuah
usaha masuk ke dalam jenis UMKM dan mendapatkan fasilitas kredit, bantuan, dan kerjasama
dengan pemerintah.

Para pelaku UMKM harus paham tentang kriteria yang sudah ditulis berdasarkan undang-
undang yang sudah diolah dan diputuskan oleh dewan perwakilan rakyat (DPR). Dan berikut
adalah kriteria UMKM :

a) Kriteria Usaha Mikro


 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).

8
b) Kriteria Usaha Kecil
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
c) Kriteria Usaha Menengah
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

Kriteria sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2008 Tentang


Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah , nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.

2. Berdasarkan Perkembangan

Selain berdasar Undang-undang tersebut,dari sudut pandang perkembangannya Usaha


Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha Kecil Dan
Menengah yaitu:

a) Livelihood Activities

Merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk
mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah
pedagang kaki lima.

b) Micro Enterprise

Merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
sifat kewirausahaan.

c) Small Dynamic Enterprise

Merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu
menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor

d) Fast Moving Enterprise

Merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

9
3. Berdasarkan Aspek Komoditas

Berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM juga memiliki karakteristik


tersendiri antara lain:

a) Kualitasnya belum standar. Karena sebagian besar UMKM belum memiliki


kemampuan teknologi yang memadai. Produk yang dihasilkan biasanya dalam bentuk
handmade sehingga standar kualitasnya beragam.
b) Desain produknya terbatas. Hal ini dipicu keterbatasan pengetahuan qqdan pengalaman
mengenai produk. Mayoritas UMKM bekerja berdasarkan pesanan, belum banyak yang
berani mencoba berkreasi desain baru.
c) Jenis produknya terbatas. Biasanya UMKM hanya memproduksi qqbeberapa jenis
produk saja. Apabila ada permintaan model baru, UMKM sulit untuk memenuhinya.
Kalaupun menerima, membutuhkan waktu yang lama.
d) Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas. Dengan kesulitan qqmenetapkan
kapasitas produk dan harga membuat konsumen kesulitan.
e) Bahan baku kurang terstandar. Karena bahan bakunya diperoleh dari qqberbagai
sumber yang berbeda.
f) Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna. Karena qqproduksi belum
teratur maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa adanya.

F. PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian
masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia pun memandang penting keberadaan para pelaku
UMKM. Buktinya, UMKM bersama dengan Koperasi memiliki wadah secara khusus di bawah
Kementerian Koperasi dan UKM. Perhatian tinggi yang diberikan kepada para pelaku UMKM
tersebut tidak lain sebagai wujud pemerintah dalam menyangga ekonomi rakyat kecil. Apalagi,
UMKM mampu memberikan dampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat di sektor
bawah.

Setidaknya, ada 3 peran UMKM yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat kecil.
Tiga peran tersebut adalah:

1. Peran UMKM bagi Masyarakat


a) Sarana mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan

Peran UMKM penting yang pertama adalah sebagai sarana mengentaskan masyarakat
kecil dari jurang kemiskinan. Alasan utamanya adalah, tingginya angka penyerapan tenaga
kerja oleh UMKM.

Hal ini terbukti dalam data milik Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2011.
Disebutkan, lebih dari 55,2 juta unit UMKM mampu menyerap sekitar 101,7 juta orang.
Angka tersebut meningkat menjadi sekitar 57,8 juta unit UMKM dengan jumlah tenaga
kerja mencapai 114 juta orang.

b) Sarana untuk meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil

UMKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemerataan ekonomi
masyarakat. Berbeda dengan perusahaan besar, UMKM memiliki lokasi di berbagai tempat.
Termasuk di daerah yang jauh dari jangkauan perkembangan zaman sekalipun.

10
Keberadaan UMKM di 34 provinsi yang ada di Indonesia tersebut memperkecil
jurang ekonomi antara yang miskin dengan kaya. Selain itu, masyarakat kecil tak perlu
berbondong-bondong pergi ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak.

2. Peran UMKM bagi Negara


a) Peran UMKM dalam Pemasukan devisa bagi negara

Peran UMKM berikutnya yang tidak kalah penting adalah, memberikan pemasukan
bagi negara dalam bentuk devisa. Saat ini, UMKM Indonesia memang sudah sangat maju.
Pangsa pasarnya tidak hanya skala nasional, tapi internasional. Data dari Kementerian
Koperasi dan UKM di tahun 2017 menunjukkan tingginya devisa negara dari para pelaku
UMKM. Angkanya pun sangat tinggi, mencapai Rp88,45 miliar. Angka ini mengalami
peningkatan hingga delapan kali lipat dibandingkan tahun 2016. Dengan tiga peran yang
dimilikinya tersebut, tidak salah kalau para pelaku UMKM tak bisa dipandang sebelah
mata.

b) Peran UKM dalam Penciptaan Devisa Negara

UKM juga berkontribusi terhadap penerimaan ekspor, walaupun kontribusi UKM jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi usaha besar. Pada tahun 2005 nilai ekspor
usaha kecil mencapai 27.700 milyar dan menciptakan peranan sebesar 4,86 persen terhadap
total ekspor. Padahal pada tahun 2002 nilai ekspor skala usaha yang sama sebesar 20.496
milyar dan menciptakan peranan sebesar 5,13% terhadap total ekspor. Artinya terjadi
peningkatan pada nilai walaupun peranan ekspor pada usaha kecil sedikit mengalami
penurunan. Untuk usaha menengah, nilai ekspor juga meningkat dari 66,821 milyar di
tahun 2002 (16,74%) naik menjadi 81.429 milyar dengan peranan yang mengalami
penurunan yaitu sebesar 14,30% ditahun 2005.
Berdasarkan distribusi pendapatan ekspor menurut skala usaha, maka periode 2003-
2005 sektor penggerak ekspor terbesar secara total adalah industri pengolahan, dan
penyumbang ekspor terkecil adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Khusus pada usaha kecil, penyumbang terbesar ekspor nonmigas adalah sektor industri
pengolahan yang diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan
terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan untuk usaha menengah
sumbangan terbesar terhadap ekspor adalah sektor industri pengolahan. (MENEKOP DAN
UMKM dan BPS, 2005).

Table 1.1 perkembangan Ekspor Non Migas Menurut Skala Usaha Tahun 2002 – 2005

Nilai (Milyar RP)


Tahun UK UM UKM UB Total
20,496 66,821 87,290 311,916 399,206
2002 (5,13) (16.74) (21.87) (78.13) (100,00)
19,941 57,156 77,097 305,437 382,534
2003 (5,21) (14.94) (20.15) (79.85) (100,00)
24,408 71,140 95,548 375,242 470,790
2004 (5,18) (15.11) (20.30) (79.70) (100,00)
27,700 81,429 109,129 460,460 569,588
2005 (4,86) (14.30) (19.16) (80.84) (100,00)

11
Sumber: MENEKOP DAN UMKM dan BPS, 2005
Keterangan:
() : Persentase terhadap total
UK : Usaha Kecil
UM : Usaha Menengah
UKM : Usaha Kecil Menengah
UB : Usaha Besar

c) Peranan UKM dalam Pemerataan Pendapatan

Peranan UKM yang tak kalah pentingnya dengan upaya mewujudkan pertumbuhan
ekonomi dan perluasan kesempatan kerja yang tinggi adalah peranan dalam upaya
mewujudkan pemerataan pendapatan. Dalam rangka meningkatkan peran UKM di
Indonesia berbagai kebijakan dari aspek makroekonomi perlu diterapkan. Dengan
memberikan stimulus ekonomi yang lebih besar kepada industri ini akan memberikan
dampak yang besar dan luas terhadap pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan
distribusi pendapatan yang lebih merata di Indonesia. Dengan stimulus yang dimaskud
dapat berupa memberikan dana kepada UKM melalui investasi pemerintah dan investasi
swasta domestik maupun investasi luar negeri. Perlu komitmen yang kuat dalam bentuk
peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk
mengalokasikan sebagian besar dana APBD maupun APBN untuk diinvestasikan dalam
usaha produktif UKM. Sementara itu, untuk menciptakan dan mendorong berbagai pihak
swasta maupun swasta asing menginvestasikan dananya pada UKM perlu diberikan
berbagai kemudahan dalam bentuk penyediaan database, penyediaan infrastruktur,
kemudahan sistem administrasi birokrasi, dan kemudahan pajak. Pemanfaatan dana
pinjaman luar negeri dalam bentuk loan bagi pengembangan UKM juga dapat dilakukan,
disamping mengerahkan bantuan (hibah) luar negeri untuk memperkuat dan meningkatkan
peran UKM.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pinjaman modal berupa
kredit berbunga rendah. Untuk pelaksanaanya melibatkan pihak perbankan, khususnya
perbankan milik pemerintah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan aksesbilitas para
pelaku UKM terhadap modal yang selama ini relatif terbatas. Diperlukan pula ketegasaan
dari pemerintah dalam bentuk peraturan perundangan ataupun peraturan pemerintah (PP)
untuk mendorong pihak perbankan melakukan tugasnya dengan sungguh sungguh dan
penuh tanggung jawab.

G. KENDALA SERTA TANTANGAN YANG DIHADAPI UMKM

Data-data yang disebutkan sebelumnya telah membuktikan begitu besarnya peran UMKM
terhadap perekonomian Indonesia, meskipun demikian bisnis UMKM tidak selalu berjalan mulus,
masih banyak hambatan dan kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang harus
dihadapi para pelaku UMKM.

1. Kendala UMKM

Berikut ini beberapa kendala hambatan yang sering muncul dalam UMKM:

12
a) Internal
 Modal

Sekitar 60-70% UMKM belum mendapat akses atau pembiayaan


perbankan.Diantara penyebabnya, hambatan geografis. Belum banyak perbankan
nnmampu menjangkau hingga ke daerah pelosok dan terpencil. Kemudian kendala
administratif, manajemen bisnis UMKM masih dikelola secara manual dan
tradisional, terutama manajemen keuangan. Pengelola belum dapat memisahkan
antara uang untuk operasional rumah tangga dan usaha.

 Sumber Daya Manusia (SDM)

Kurangnya pengetahuan mengenai teknologi produksi terbaru dan cara


menjalankan quality control terhadap produk. Kemampuan membaca kebutuhan pasar
masih belum tajam, sehingga nnbelum mampu menangkap dengan cermat kebutuhan
yang diinginkan pasar. Pemasaran produk masih mengandalkan cara sederhana mouth
to mouth marketing (pemasaran dari mulut ke mulut). Belum menjadikan media
sosial atau jaringan internet sebagai alat pemasaran.
Dari sisi kuantitas, belum dapat melibatkan lebih banyak tenaga kerja karena
keterbatasan kemampuan menggaji.Karena pemilik UMKM masih sering terlibat
dalam persoalan teknis, sehingga kurang memikirkan tujuan atau rencana strategis
jangka panjang usahanya.

 Hukum

Pada umumnya pelaku usaha UMKM masih berbadan hukum perorangan.

 Akuntabilitas

Belum mempunyai sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik.

b) Eksternal
 Iklim usaha masih belum kondusif.

Koordinasi antar stakeholder UMKM masih belum padu. Lembaga pemerintah,


institusi pendidikan, lembaga keuangan, dan asosiasi usaha lebih sering berjalan
masing-masing. Belum tuntasnya penanganan aspek legalitas badan usaha dan
kelancaran prosedur perizinan, penataan lokasi usaha, biaya transaksi/usaha tinggi,
infrastruktur, kebijakan dalam aspek pendanaan untuk UMK

 Infrastruktur

Terbatasnya sarana dan prasarana usaha terutama berhubungan dengan alat-alat


teknologi. Kebanyakan UMKM menggunakan teknologi yang masih sederhana.

 Akses

Keterbatasan akses terhadap bahan baku, sehingga seringkali UMKM nnmendapatkan


bahan baku yang berkualitas rendah. Akses terhadap teknologi, terutama bila pasar
dikuasai oleh perusahaan/grup bisnis tertentu. Belum mampu mengimbangi selera
konsumen yang cepat berubah, terutama bagi UMKM yang sudah mampu menembus
pasar ekspor, sehingga sering terlibas dengan perusahaan yang bermodal lebih besar.
13
2. Tantangan UMKM

Hampir semua pebisnis (mikro, kecil, menengah, ataupun besar) pasti pernah menerima
banyak tantangan yang tidak ringan. Untuk menghadapi tantangan tersebut butuh dedikasi
dan kerja keras dari pebisnis itu sendiri. Lalu apa saja tantangan yang sering dihadapi oleh
pebisnis saat memulai bisnisnya dari kecil?
a) Merekrut Karyawan Bertalenta

Bagi bisnis UMKM hal ini merupakan tantangan terbesar. Di satu sisi Anda merasa
kekurangan sumber daya, namun di sisi lain mempekerjakan karyawan baru juga bisa
menimbulkan masalah lain, seperti proses yang rumit dan juga biayanya yang cukup besar.
Namun, bagi sebuah bisnis UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya tentu harus
memiliki sumber daya yang ahli. Selain membantu menjalankan bisnis, sumber daya yang
bertalenta juga dapat memudahkan Anda untuk mengembangkan bisnis dan memperluas
relasi bisnis.
b) Mendapat Modal Bisnis

Banyak pebisnis yang pernah mengalami kekurangan modal, namun sulit untuk
mendapatkan pinjaman. Akibatnya, bisnis UMKM akan sulit mengembangkan bisnisnya
dan sulit untuk bersaing dengan bisnis lain. Tidak memiliki laporan keuangan bisnis adalah
salah satu hal yang mempersulit bisnis UMKM dalam mendapatkan pinjaman modal dari
bank ataupun kreditur lain. Jadi, mulailah membuat laporan keuangan meski bisnis yang
Anda jalankan masih terbilang kecil ataupun mikro.
c) Mendapatkan Pelanggan

Bagi pebisnis UMKM, mendapatkan pelanggan menjadi salah satu tantangan tersulit
yang akan dihadapi. Tapi perlu diketahui bahwa, bukan hanya bisnis UMKM yang
mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelanggan. Perusahaan besar pun mengalami
kesulitan dalam mendapatkan pelanggan, namun mereka tidak hanya berdiam saja untuk
mendapatkan pelanggan. Mereka akan terus bekerja keras setiap hari untuk mendapatkan
pelanggan baru. Jadi, sebagai pebisnis UMKM, Anda juga harus mencari pelanggan dengan
strategi yang cocok untuk bisnis yang Anda jalankan.
d) Strategi Bisnis

Bukan hanya perusahaan besar yang membutuhkan strategi dalam mengembangkan


bisnisnya. Bisnis UMKM pun harus mulai memikirkan strategi apa yang harus dilakukan
agar produk yang dijual dapat berkembang. Kualitas produk dengan fitur yang unik akan
dengan mudah menciptakan loyalitas pelanggan. Jika dilengkapi dengan strategi yang
kreatif, tentu bisnis akan berkembang dan omzet bisa naik berkali-kali lipat.
e) Manajemen Arus Kas

Percaya atau tidak, 82% bisnis gagal karena manajemen arus kas yang kurang. Sebuah
reality show tentang entrepreneurial menemukan fakta bahwa 51% dari ribuan pebisnis
mengatakan bahwa, arus kas adalah salah satu tantangan terbesar dalam bisnis. Selain itu,
penelitian seputar UMKM di berbagai negara yang disajikan oleh simplycashflow.com juga
menunjukan bahwa arus kas menjadi tantangan terbesar bagi pebisnis di dunia.

Itulah lima tantangan besar yang sering dihadapi bisnis UMKM. Namun, dengan
manajemen perusahaan yang baik dan dilengkapi dengan manajemen arus kas yang baik
dapat mengurangi angka kegagalan suatu bisnis.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki peranan penting dalam perekonomian di
Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di
Indonesia, menyumbang PDB sekitar 60%. PDB tersebut merupakan akumulasi dari berbagai
sektor ekonomi UMKM, diantaranya:

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (48,85%)


2. Perdagangan, Hotel dan Restoran (28,83%)
3. Pengangkutan dan Komunikasi (6,88%)
4. Industri Pengolahan (6,41%)
5. Jasa-jasa (4,52%)
6. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (2,37%)
7. Bangunan (1,57%)
8. Pertambangan dan Penggalian (0,53%)
9. Listrik, Gas dan Air Bersih (0,03%)

Beberapa peran penting UMKM dalam perekonomian Indonesia adalah kedudukannya


sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, yaitu: penyedia lapangan
kerja yang terbesar; pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat; pencipta pasar baru dan sumber inovasi; serta sumbangannya
dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Meskipun demikian, masih
terdapat beberapa hambatan internal maupun eksternal yang harus dihadapi pelaku UMKM.

Hambatan dan kendala tersebut tidak menyurutkan pelaku UMKM untuk


mengembangkan bisnis meeka. Peluang untuk meningkatkan kapasitas usaha UMKM masih
memiliki prospek cukup besar, terutama bagi sektor-sektor ekonomi UMKM yang
menyumbang PDB dalam porsi besar.

B. Saran

Penulis dalam hal ini memberikan masukan,yaitu dalam proses pengembangan


UMKM ini harus adanya hubungan yang baik antara pemerintah dan masyarakat.Pemerintah
harus mampu memberikan sebuah prosedur yang mudah bagi UMKM,pemerintah jangan
mempersulit UMKM tersebut untuk berkembang.Sedangkan dari masyarakat lainnya
diharapkan juga mampu menjadi donatur bagi UMKM yang sedang berkembang didaerahnya

15
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2015.
diakses dari www.bi.go.id pada tanggal 8 April 2018

https://asepfirman17.wordpress.com/administrasi-pendidikan/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-
menengah-umkm/
diakses dari asepfirman17.wordpress.com pada tanggal 8 April 2018

https://umkmjogja.id/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah/
diakses dari umkmjogja.id pada tanggal 8 April 2018

https://www.scribd.com/doc/306156930/Makalah-UMKM-docx
diakses dari www.scribd.com pada tanggal 8 April 2018

www.jurnal.co.id/id/blog/2017/5-tantangan-besar-yang-harus-dihadapi-bisnis-umkm
diakses dari www.jurnal.co.id pada tanggal 8 April 2018

16

Anda mungkin juga menyukai