Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia
Disusun Oleh :
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji serta Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang mana atas
segala rahmat, berkat serta karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa sholawat
serta salam kami panjatkan kepada Nabi kita, Nabi besar, Nabi penutup segala Nabi yakni
Muhammad Shallahu’alaihi Wassallam.
Makalah ini yang berjudul “Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)””
bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perekonomian Indonesia, selain dari itu
juga makalah ini bertujuan untuk menanbah wawasan dan nuansa berfikir para pembaca
terkait Perekonomian Indonesia khususnya dalam hal Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam segala
bentuk baik itu dalam bentuk materi ataupun moril. Terutama kami sangat berterima kasih
sekali kepada dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia, yaitu Yulia Fitrhiany
Rahmah, S.P, M.E yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat lebih berfikir kritis,
logis, dan sistematis.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan-
kesalahan, kami sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya kami dapat
memperbaikinya dikemudian hari.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................... 6
ISI................................................................................................................................................ 6
E. KRITERIA UMKM.......................................................................................................... 8
PENUTUP .................................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 15
B. Saran ......................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998
jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta
hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di
Indonesia sebanyak 56.539.560 unit. Dari jumlah tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit
adalah usaha besar. Data tersebut membuktikan, UMKM merupakan pasar yang sangat
potensial bagi industri jasa keuangan, terutama bank untuk menyalurkan pembiayaan. Karena
sekitar 60 - 70% pelaku UMKM belum memiliki akses pembiayaan perbankan.
Karena peran UMKM yang sangat penting tersebut,maka kita sebagai mahasiswa
memang selayaknya harus paham tentang seluk beluk mengenai UMKM di negeri ini,agar
kita juga dapat membantu terciptanya UMKM yang mandiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, penulis dapat mengambil
rumusan masalah, yaitu :
1. Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) serta Karakteristiknya
2. Asas UMKM
3. Prinsip UMKM
4. Tujuan UMKM
5. Kriteria UMKM
6. Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia
7. Kendala serta Tantangan yang dihadapi UMKM
4
C. Tujuan penulisan
1. Dapat Memahami Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menengah(UMKM) serta
Karakteristiknya
2. Dapat Memahami Asas UMKM
3. Dapat Memahami Prinsip UMKM
4. Dapat Memahami Tujuan UMKM
5. Dapat Memahami Kriteria UMKM
6. Dapat Memahami Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia
7. Dapat Memahami Kendala serta Tantangan yang dihadapi UMKM
5
BAB II
ISI
1. Pengertian UMKM
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Berdasarkan UU Nomor
20 Tahun 2008 tentang UMKM,Pasal 1,menyebutkan pengertian UMKM:
a) Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
b) Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c) Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang
ini.
2. Karakteristik UMKM
Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat pada
aktifitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan
bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan
skala usahanya.
Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
a) Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang)
b) Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang)
c) Usaha Menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).
Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
a) UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima.
b) UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat pengrajin namun
kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan usahanya.
c) Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu qqberwirausaha dengan
menjalin kerjasama (menerima pekerjaan sub kontrak) dan ekspor.
d) Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang mempunyai kewirausahaan yang cakap
dan telah siap bertransformasi menjadi usaha besar.
6
B. ASAS UMKM
7
C. PRINSIP PEMBERDAYAAN UMKM
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pada Bab II, Pasal 5, tujuan
pemberdayaan UMKM,adalah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh
dan mandiri.
3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah ,penciptaan lapangan
kerja,pemerataan pendapatan,pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan kemisikinan.
E. KRITERIA UMKM
1. Berdasarkan UUD
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah (UMKM) BAB IV Pasal 6 menjelaskan panjang lebar tentang kriteria UMKM.
Penjelasan panjang lebar tentang kriteria UMKM tersebut digunakan sebagai indikator sebuah
usaha masuk ke dalam jenis UMKM dan mendapatkan fasilitas kredit, bantuan, dan kerjasama
dengan pemerintah.
Para pelaku UMKM harus paham tentang kriteria yang sudah ditulis berdasarkan undang-
undang yang sudah diolah dan diputuskan oleh dewan perwakilan rakyat (DPR). Dan berikut
adalah kriteria UMKM :
8
b) Kriteria Usaha Kecil
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
c) Kriteria Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
2. Berdasarkan Perkembangan
a) Livelihood Activities
Merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk
mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah
pedagang kaki lima.
b) Micro Enterprise
Merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
sifat kewirausahaan.
Merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu
menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
Merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
9
3. Berdasarkan Aspek Komoditas
Setidaknya, ada 3 peran UMKM yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat kecil.
Tiga peran tersebut adalah:
Peran UMKM penting yang pertama adalah sebagai sarana mengentaskan masyarakat
kecil dari jurang kemiskinan. Alasan utamanya adalah, tingginya angka penyerapan tenaga
kerja oleh UMKM.
Hal ini terbukti dalam data milik Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2011.
Disebutkan, lebih dari 55,2 juta unit UMKM mampu menyerap sekitar 101,7 juta orang.
Angka tersebut meningkat menjadi sekitar 57,8 juta unit UMKM dengan jumlah tenaga
kerja mencapai 114 juta orang.
UMKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemerataan ekonomi
masyarakat. Berbeda dengan perusahaan besar, UMKM memiliki lokasi di berbagai tempat.
Termasuk di daerah yang jauh dari jangkauan perkembangan zaman sekalipun.
10
Keberadaan UMKM di 34 provinsi yang ada di Indonesia tersebut memperkecil
jurang ekonomi antara yang miskin dengan kaya. Selain itu, masyarakat kecil tak perlu
berbondong-bondong pergi ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak.
Peran UMKM berikutnya yang tidak kalah penting adalah, memberikan pemasukan
bagi negara dalam bentuk devisa. Saat ini, UMKM Indonesia memang sudah sangat maju.
Pangsa pasarnya tidak hanya skala nasional, tapi internasional. Data dari Kementerian
Koperasi dan UKM di tahun 2017 menunjukkan tingginya devisa negara dari para pelaku
UMKM. Angkanya pun sangat tinggi, mencapai Rp88,45 miliar. Angka ini mengalami
peningkatan hingga delapan kali lipat dibandingkan tahun 2016. Dengan tiga peran yang
dimilikinya tersebut, tidak salah kalau para pelaku UMKM tak bisa dipandang sebelah
mata.
UKM juga berkontribusi terhadap penerimaan ekspor, walaupun kontribusi UKM jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi usaha besar. Pada tahun 2005 nilai ekspor
usaha kecil mencapai 27.700 milyar dan menciptakan peranan sebesar 4,86 persen terhadap
total ekspor. Padahal pada tahun 2002 nilai ekspor skala usaha yang sama sebesar 20.496
milyar dan menciptakan peranan sebesar 5,13% terhadap total ekspor. Artinya terjadi
peningkatan pada nilai walaupun peranan ekspor pada usaha kecil sedikit mengalami
penurunan. Untuk usaha menengah, nilai ekspor juga meningkat dari 66,821 milyar di
tahun 2002 (16,74%) naik menjadi 81.429 milyar dengan peranan yang mengalami
penurunan yaitu sebesar 14,30% ditahun 2005.
Berdasarkan distribusi pendapatan ekspor menurut skala usaha, maka periode 2003-
2005 sektor penggerak ekspor terbesar secara total adalah industri pengolahan, dan
penyumbang ekspor terkecil adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Khusus pada usaha kecil, penyumbang terbesar ekspor nonmigas adalah sektor industri
pengolahan yang diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan
terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan untuk usaha menengah
sumbangan terbesar terhadap ekspor adalah sektor industri pengolahan. (MENEKOP DAN
UMKM dan BPS, 2005).
Table 1.1 perkembangan Ekspor Non Migas Menurut Skala Usaha Tahun 2002 – 2005
11
Sumber: MENEKOP DAN UMKM dan BPS, 2005
Keterangan:
() : Persentase terhadap total
UK : Usaha Kecil
UM : Usaha Menengah
UKM : Usaha Kecil Menengah
UB : Usaha Besar
Peranan UKM yang tak kalah pentingnya dengan upaya mewujudkan pertumbuhan
ekonomi dan perluasan kesempatan kerja yang tinggi adalah peranan dalam upaya
mewujudkan pemerataan pendapatan. Dalam rangka meningkatkan peran UKM di
Indonesia berbagai kebijakan dari aspek makroekonomi perlu diterapkan. Dengan
memberikan stimulus ekonomi yang lebih besar kepada industri ini akan memberikan
dampak yang besar dan luas terhadap pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan
distribusi pendapatan yang lebih merata di Indonesia. Dengan stimulus yang dimaskud
dapat berupa memberikan dana kepada UKM melalui investasi pemerintah dan investasi
swasta domestik maupun investasi luar negeri. Perlu komitmen yang kuat dalam bentuk
peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk
mengalokasikan sebagian besar dana APBD maupun APBN untuk diinvestasikan dalam
usaha produktif UKM. Sementara itu, untuk menciptakan dan mendorong berbagai pihak
swasta maupun swasta asing menginvestasikan dananya pada UKM perlu diberikan
berbagai kemudahan dalam bentuk penyediaan database, penyediaan infrastruktur,
kemudahan sistem administrasi birokrasi, dan kemudahan pajak. Pemanfaatan dana
pinjaman luar negeri dalam bentuk loan bagi pengembangan UKM juga dapat dilakukan,
disamping mengerahkan bantuan (hibah) luar negeri untuk memperkuat dan meningkatkan
peran UKM.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pinjaman modal berupa
kredit berbunga rendah. Untuk pelaksanaanya melibatkan pihak perbankan, khususnya
perbankan milik pemerintah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan aksesbilitas para
pelaku UKM terhadap modal yang selama ini relatif terbatas. Diperlukan pula ketegasaan
dari pemerintah dalam bentuk peraturan perundangan ataupun peraturan pemerintah (PP)
untuk mendorong pihak perbankan melakukan tugasnya dengan sungguh sungguh dan
penuh tanggung jawab.
Data-data yang disebutkan sebelumnya telah membuktikan begitu besarnya peran UMKM
terhadap perekonomian Indonesia, meskipun demikian bisnis UMKM tidak selalu berjalan mulus,
masih banyak hambatan dan kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang harus
dihadapi para pelaku UMKM.
1. Kendala UMKM
Berikut ini beberapa kendala hambatan yang sering muncul dalam UMKM:
12
a) Internal
Modal
Hukum
Akuntabilitas
b) Eksternal
Iklim usaha masih belum kondusif.
Infrastruktur
Akses
Hampir semua pebisnis (mikro, kecil, menengah, ataupun besar) pasti pernah menerima
banyak tantangan yang tidak ringan. Untuk menghadapi tantangan tersebut butuh dedikasi
dan kerja keras dari pebisnis itu sendiri. Lalu apa saja tantangan yang sering dihadapi oleh
pebisnis saat memulai bisnisnya dari kecil?
a) Merekrut Karyawan Bertalenta
Bagi bisnis UMKM hal ini merupakan tantangan terbesar. Di satu sisi Anda merasa
kekurangan sumber daya, namun di sisi lain mempekerjakan karyawan baru juga bisa
menimbulkan masalah lain, seperti proses yang rumit dan juga biayanya yang cukup besar.
Namun, bagi sebuah bisnis UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya tentu harus
memiliki sumber daya yang ahli. Selain membantu menjalankan bisnis, sumber daya yang
bertalenta juga dapat memudahkan Anda untuk mengembangkan bisnis dan memperluas
relasi bisnis.
b) Mendapat Modal Bisnis
Banyak pebisnis yang pernah mengalami kekurangan modal, namun sulit untuk
mendapatkan pinjaman. Akibatnya, bisnis UMKM akan sulit mengembangkan bisnisnya
dan sulit untuk bersaing dengan bisnis lain. Tidak memiliki laporan keuangan bisnis adalah
salah satu hal yang mempersulit bisnis UMKM dalam mendapatkan pinjaman modal dari
bank ataupun kreditur lain. Jadi, mulailah membuat laporan keuangan meski bisnis yang
Anda jalankan masih terbilang kecil ataupun mikro.
c) Mendapatkan Pelanggan
Bagi pebisnis UMKM, mendapatkan pelanggan menjadi salah satu tantangan tersulit
yang akan dihadapi. Tapi perlu diketahui bahwa, bukan hanya bisnis UMKM yang
mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelanggan. Perusahaan besar pun mengalami
kesulitan dalam mendapatkan pelanggan, namun mereka tidak hanya berdiam saja untuk
mendapatkan pelanggan. Mereka akan terus bekerja keras setiap hari untuk mendapatkan
pelanggan baru. Jadi, sebagai pebisnis UMKM, Anda juga harus mencari pelanggan dengan
strategi yang cocok untuk bisnis yang Anda jalankan.
d) Strategi Bisnis
Percaya atau tidak, 82% bisnis gagal karena manajemen arus kas yang kurang. Sebuah
reality show tentang entrepreneurial menemukan fakta bahwa 51% dari ribuan pebisnis
mengatakan bahwa, arus kas adalah salah satu tantangan terbesar dalam bisnis. Selain itu,
penelitian seputar UMKM di berbagai negara yang disajikan oleh simplycashflow.com juga
menunjukan bahwa arus kas menjadi tantangan terbesar bagi pebisnis di dunia.
Itulah lima tantangan besar yang sering dihadapi bisnis UMKM. Namun, dengan
manajemen perusahaan yang baik dan dilengkapi dengan manajemen arus kas yang baik
dapat mengurangi angka kegagalan suatu bisnis.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki peranan penting dalam perekonomian di
Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di
Indonesia, menyumbang PDB sekitar 60%. PDB tersebut merupakan akumulasi dari berbagai
sektor ekonomi UMKM, diantaranya:
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2015.
diakses dari www.bi.go.id pada tanggal 8 April 2018
https://asepfirman17.wordpress.com/administrasi-pendidikan/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-
menengah-umkm/
diakses dari asepfirman17.wordpress.com pada tanggal 8 April 2018
https://umkmjogja.id/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah/
diakses dari umkmjogja.id pada tanggal 8 April 2018
https://www.scribd.com/doc/306156930/Makalah-UMKM-docx
diakses dari www.scribd.com pada tanggal 8 April 2018
www.jurnal.co.id/id/blog/2017/5-tantangan-besar-yang-harus-dihadapi-bisnis-umkm
diakses dari www.jurnal.co.id pada tanggal 8 April 2018
16