Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 2


A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 2
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 2
C. TUJUAN .......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. PENGERTIAN ................................................................................................................................ 3
1. Ekonomi Internasional .................................................................................................................. 3
2. Teori-teori Perdagangan Interansional .......................................................................................... 3
B. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PEREKONOMIAN INTERNASIONAL ..................... 6
1. Dampak Positif.............................................................................................................................. 6
2. Dampak Negatif ............................................................................................................................ 7
C. PENGARUH ASPEK INTERNASIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN SUPPLY DAN
DEMAND................................................................................................................................................. 7
D. PENGARUH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL TERHADAP PRODUKSI ............... 11
1. Spesialisasi .................................................................................................................................. 11
2. Investasi Surplus ......................................................................................................................... 11
3. Vent for Surplus .......................................................................................................................... 11
4. Kenaikan produktifitas ................................................................................................................ 12
E. PENGARUH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL TERHADAP NERACA
PERDAGANGAN ................................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSAKA .................................................................................................................................. 16

1
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, kerjasama sangatlah penting dilakukan setiap individu, kelompok, bahkan
cakupan luasnya adalah negara, terutama dalam bidang ekonomi. Suatu negara tidak bisa hidup
sendiri, karena akan bergantung terhadap negara lain. Seperti Korea Utara yang notabene nya
tertutup pun masih memiliki kerjasama dengan negara lain.
Tujuan utama dalam kerjasama ini tidak lain tidak bukan adalah untuk menumbuhkan
perkonomian bangsa, karena kesejahteraan rakyat itu dilihat dari tingkat pertumbuhan
ekonominya.
Hubungan ekonomi antar negara ini sangat erat hubungannya dengan keseimbangan
ekonomi. Karena akan mempengaruhi penawaran (supply) / permintaan (demand) , pendapatan,
ekonomi mikro, dan juga neraca perdagangan suatu negara yang bersangkutan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud perekonomian internasional?
2. Bagaimana dampak positif dan negatif kerjasama perekonomian interasional?
3. Bagaimana pengaruh perekonomian internasional terhadap permintaan dan penawaran?
4. Bagaimana pengaruh perkonomian internasional terhadap ekonomi mikro?
5. Bagaimana pengaruh perekonomian internasional terhadap neraca perdagangan suatu
negara?

C. TUJUAN
1. Dapat memahami apa itu perekonomian interansional.
2. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kegiatan kerjasama internasional
dalam bidang ekonomi
3. Dapat memahami pengaruh perekonomian internasional terhadap keseimbangan ekonomi
dalam beberapa aspek.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional
maupun pasar kredit internasional.1 Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat
bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari
makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang
sangat membutukan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara
industri.
Maka, dapat disimpulkan bahwasannya pengaruh perekonomian internasional
terhadap keseimbangan ekonomi adalah suatu pengaruh dari gejolak perdagangan
Internasional seperti ekspor dan impor terhadap keseimbangan ekonomi suatu negara yang
bersangkutan.

2. Teori-teori Perdagangan Interansional


Ada beberapa pandangan atau teori terhadap peragangan internasional yaitu menurut
kaum merkantilisme, keunggulan mutlak, dan keunggulan komparatif.2
a. Pandangan kaum merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan
ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu
negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi
kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme
berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi
nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus
melebihi jumlah impor.
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua
ide pokok, yaitu:

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Internasional
2
Academia.edu/PEREKONOMIAN_INTERNASIONAL

3
1) Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat
dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan
kekuatan negara tersebut;
2) Setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif,
maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan
utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.

Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri,


titik berat politik merkan tilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor,
serta kelebihan ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya
adalah kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya,
dalam usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil
industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean
Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.

b. Teori keunggulan mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith


Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai
berikut.
1) Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja,
suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
2) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-
barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara
mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.

4
Keunggulan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan
banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi.
Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang
tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata
lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.Jadi,
keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk
yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
produksi di negara lain.

c. Teori keunggulan komparatif (comparative advantage) oleh David Ricardo


David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan
oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
1) Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi
tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain,
sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang
daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam
memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu
negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat
mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.

2) Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?


Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat
dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah
banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif
melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan)
dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu
negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan
internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih
murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.

5
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap
kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah
jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.

B. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PEREKONOMIAN INTERNASIONAL


1. Dampak Positif
a. Meningkatkan Keuangan Negara
Kerja sama ekonomi antarnegara dapat memberikan banyak manfaat bagi Indonesia, salah
satunya di bidang keuangan. Melalui kerja sama ini Indonesia memperoleh bantuan berupa
pinjaman keuangan dengan syarat lunak yang digunakan untuk pembangunan. Dengan demikian,
adanya pinjaman keuangan otomatis dapat meningkatkan keuangan negara.
b. Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
Kerja sama ekonomi dapat menciptakan persaingan yang sehat di antara negara-negara anggota.
Persaingan yang sehat ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan produsen tiap
negara dalam menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Keberhasilan bersaing suatu negara ditingkat regional dan internasional pada gilirannya akan
meningkatkan perekonomian negara yang bersangkutan.
c. Meningkatkan Investasi
Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menjadi cara menarik bagi para investor untuk
menanamkan modalnya di Indonesia. Banyaknya investor yang mau menginvestasikan modalnya
di Indonesia dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian dan
pembangunan Indonesia. Selain itu, banyaknya investasi dapat juga menambah lapangan kerja
baru, sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang.
d. Menambah Devisa Negara
Kerja sama ekonomi antarnegara khususnya di bidang perdagangan dapat meningkatkan devisa
negara. Devisa diperoleh dari kegiatan ekspor barang. Semakin luas pasar akan semakin banyak
devisa yang diperoleh negara, sehingga dapat memperlancar pembangunan negara.
e. Memperkuat Posisi Perdagangan
Persaingan dagang di tingkat internasional sangat berat. Hal ini disebabkan adanya berbagai
aturan dan hambatan perdagangan di setiap negara. Untuk itu perlu adanya kerja sama ekonomi.
Sehingga dalam kerja sama tersebut perlu dibuat aturan per-dagangan yang menguntungkan
negara-negara anggotanya. Dengan demikian adanya aturan tersebut dapat memperlancar

6
kegiatan ekspor dan impor dan menciptakan perdagangan yang saling menguntungkan. Akibatnya
posisi perdagangan dalam negeri semakin kuat.

2. Dampak Negatif
a. Ketergantungan dengan Negara Lain
Banyaknya pinjaman modal dari luar negeri daspat membuat Indonesia selalu tergantung pada
bantuan negara lain. Hal ini akan menyebabkan Indonesia tidak dapat menggembangkan
pembangunan yang lebih baik.
b. Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia
Sikap ketergantungan yang semakin dalam pada negara lain, dapat menyebabkan negara lain
berpeluang melakukan campur tangan pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah mendapat campur
tangan negara lain, hal ini dapat merugikan rakyat.
c. Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia
Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antarnegara memberi peluang masuknya
tenaga kerja asing ke Indonesia. Jika hal ini terjadi tenaga kerja Indonesia menjadi tersingkir dan
dampaknya terjadi banyaknya pengangguran.
d. Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif
Barang-barang impor yang masuk ke Indonesia mendorong masyarakat untuk mencoba dan
memakai produk-produk impor. Hal ini akan mendorong munculnya pola hidup konsumtif.

C. PENGARUH ASPEK INTERNASIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN SUPPLY


DAN DEMAND

Akibat langsung dari perdagangan lnternasional, terbukanya pasar bebas dan


menimbulkan tatanan dunia baru ekonomi internasional.3 Dengan produk-produk baru yang
mengarah pada pola-pola paradigma neo-liberalisem yang mengakibatkan negara
negara yang sedang berkembang secara tidak langsung tidak dapat memperluas ekspor
mereka, malah mereka sebaliknya memerlukan impor barang-barang investasi dan
menanggung resiko untuk penghamburan sumber-sumber valuta asing mereka, melalui impor

3
Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep, dan Permasalah dalam aplikasinya. Hlm 188

7
karena penggunaan kenaikaan money income mereka. Negara-negara tersebut bahkan harus
meminjam dari luar negeri.

Tetapi, sangat disayangkan dana yang tersedia dana adalah terbatas, lagi pula tidaklah
tepat bila pinjaman itu digunakan untuk pembiayaann konsumsi, maka itu, demikian menurut
Dr. Raul Prebisch, bahwa perkembangan ekonomi yang sebaik-baiknya harus disertai dengan
rencana pengganti impor, berupa pembagunan industri-industri domestik untuk menghasilkan
barang barang konsumsi yang biasanya diimpor, dan melakukan perlindungan melalui
pengawasan impor selama industri industri belum dewasa.

Ternyata banyak persoalan-persoalan lain nya disamping penggantian impor.


Perencana-perencana ekonomi diharapkan pada sumber-sumber yang terbatas, terutama untuk
investasi. Apakah sumber-sumber modal sebaiknya dialokasikan pada industri-industri
ekspor, atau kepada proyek-proyek sosial seperti jalan jalan kereta api, pembangkitan tenaga,
irigasi yang akan memajukan ekspor? Atau terms of trade jangka panjang akan merugikan
hasil-hasil produksi primer sehingga penting sekali untuk membatasi investasi di sektor
tersebut menguntungkan.

Prebisch dan ahli ekonomi lainnya seperti Myrdal lebih menyetujui perkembangan
ekonomi secara berencana dimana dicurahkan perhatian yang terbatas pada hukum
keuntungan komparatif. Sedang, Viner berpendapat bahwa negara-negara tersebut harus
memperluas hal-hal yang oleh sistem harga ditunjukkan sebagai kesempatan-kesempatan
yang menguntungkan, seperti di sektor agraria, pertambangan, manufaktur, ataupun di sektor
industeri jasa-jasa.

Alasan tidak disetujuinya perdagangan yang relatif bebas oleh negara-negara yang
belum berkembang sebagian didasarkan pada argumen perlindungan industri-industri muda.
Di samping itu ada pendapat pendapat bahwa perdagangan bebas hanyalah untuk negara-
negara yang sudah maju yaitu negara-negara yang menemukan pendapatan-pendapatan baru
untuk mengendalikan persaingan.

Meskipun hukum keuntungan komparatif dalam ukuran yang statis memberikan dasar
yang kuat untuk spesialisasi dalam hasil produksi primer dan perdagangan bebas. Negara-
negara yang belum maju harus memperhatujan dua hal berikut:

8
 Kemungkinan perubahan teknologi yang mungkin dapat menggantikan produksinya
seperti: karet sintetis, wol, sutra dan lain-lain.
 Instabilitas jangka pendek dari harga-harga bahan mentah.

Dan pengaruh penting dengan adanya perdagangan , maka tingkat konsumsi


masyarakat jauh lebih besar, dan bergesernya garis Consumption Possibility Frontier (CPF).
Ini mempunyai arti bahwa masyarakat bisa berkomsumsi dalam jumlah lebih besar daripada
sebelum ada perdagangan. Dan, Ini sama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan real
masyarakat yaitu pendapatan yang diukur dari beberapa jumlah barang yang bisa dibeli oleh
jumlah uang tersebut, meningkat dengan adanya perdagangan.

Mengenai makna pergeseran CPF ini kita bisa melihatnya dari segi lain, dengan
diperkenalkannya konsep yang sering disebut dengan adanya transformasi. Terjadinya proses
pengubahan sumber-sumber ekonomi atau barang-barang dalam negeri menjadi barang-barang
lain yang bisa memenuhi kebutuhan (konsumsi) masyarakat. Konsep ini mencakup,
transpormasi melalui produksi dan transfomasi melalui perdagangan.

Secara teoritis, keseimbangan ekonomi nasional suatu negara dapat dirumuskan


sebagai suatu keseimbangan antara jumlah barang/jasa yang ditawarkan (Supply total = St)
dengan jumlah barang/jasa yang diminta (Demand total = Dt). Hal ini dapat digambarkan
dengan skema sebagai berikut :

KESEIMBANGAN EKONOMI
INTERNASIONAL

SUPPLY DEMAND
TOTAL (St ) TOTAL (Dt)

DN + LN = DN + LN

Pd + M = Cd + X

9
Keterangan :
DN = Dalam Negeri
M = Impor
LN = Luar Negeri
X = Ekspor
Pd = Pendapatan atas barang produksi dalam negeri
Cd = Pengeluaran atas barang produksi dalam negeri

Dalam hal ini Supply total (St) terdiri dari supply dalam negeri (DN) atau Domestic product
(Pd) ditambah dengan Supply dari luar negeri (LN) atau Impor (M), sedangkan Demand total (Dt)
terdiri dari konsumsi dalam negeri atau Domestic consumption (Cd) ditambah dari luar negeri atau
ekspor (X). 4
Dari uraian diatas terbukti bahwa keseimbangan ekonomi nasional suatu negara sangat
dipengaruhi oleh ekonomi internasional, yaitu impor (M) sebagai supply dan ekspor sebagai
demand dari luar negeri.
Berikut adalah faktor pemicu permintaan/penawaran dunia :
1) Pertumbuhan ekonomi yang terus berlangsung
2) Pergeseran permintaan dunia akibat adanya bantuan luar negeri
3) Pembayaran rampasan perang
4) Transfer pendapatan
5) Penerapan tarif (pajak/cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan
lintas teritorial untuk produk impor atau ekspor)
6) Pemberian subsidi ekspor
Keenam faktor tersebut diatas adalah aspek-aspek yang dapat mempengaruhi keseimbangan
supply dan demand dunia.

4
Sattar, Buku Ajar Ekonomi Internasional, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm 22

10
D. PENGARUH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL TERHADAP PRODUKSI

Perdagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi
di dalam negeri.5 Secara umum kita bisa menyebutkan empat macam pengaruh yang bekerja
melalui adanya:

1. Spesialisasi

Kita telah melihat bahwa perdagangan internasional mendorong masing-masing


negara ke arah spesialisasi dalam produksi barang di mana negara tersebut memiliki
keunggulan komparatif yang penuh , sedangkan dalam kasus increasing-cost terjadi
spesialisasi yang tidak penuh. Yang perlu diingat adalah bahwa spesialisasi itu sendiri tidak
membawa manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan hasi
produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan. Spesialisasi plus perdagangan
bisa meningkatkan pendapatan real masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan
mungkin justru menurunkan pendapatan real dan kesejahteraan masyarakat.

2. Investasi Surplus
Investasi surplus ialah adanya perdagangan yang meningkatnya pendapatan real
masyarakat, dengan pendapatan real yang lebih tinggi bearti negara tersebut mampu untuk
menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih besar bagi investasi. Dengan
adanya investasi yang lebih tinggi berarti laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi juga.
3. Vent for Surplus
Konsep ini adalah buah pikir dari Adam Smith, dimana perdagangan luar negeri
membuka daerah pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Produksi dalam
negeri yang semula terbatas karena terbatasnya pasar di dalam negeri, sekarang bisa
diperbesar lagi. Sumber-sumber ekonomi yang semula menganggur (surplus) sekarang
memperoleh saluran (event) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya daerah pasar yang
baru. Inti dari konsep 'vent for surplus' adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terangsang
oleh terbukanya daerah pasar baru.

5
Ibid 189

11
4. Kenaikan produktifitas
Ialah pengaruh yang dirasakan sangat penting dari perdagangan luar negeri
terhadap sektor produksi berupa peningkatan produktifitas dan efesiesnsi pada umumnya.

E. PENGARUH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL TERHADAP NERACA


PERDAGANGAN

Tantangan Terhadap Tata Internasional yang ada khususnya menyakut pengelompokan-


pengelompakan negara berdasarkan geoekonomi dan geopolitik masyarakat dunia.6
Persekutuan Negara-negara ”non blok” yang berharap untuk menantang hubungan neo-
kolonialis sesudah perang secara berangsur-angsur diperluas dan diperkuat antara konprensi
Bandung pada tahun 1955 dan konprensi Aljazair pada tahun 1973. Konperensi-konperensi dan
pertemuan pertemuan yang banyak diadakan itu hanya memberikan hasil langsung yang kecil,
sedang blok sosialis tak pernah mampu untuk membantu dunia ketiga dalam memperoleh suatu
kekuatan berunding kolektif yang efektif. Namun suatu forum untuk perundingan diadakan
dengan terciptanya konprensi PBB untuk perdagangan dan pembangunan (UNCTAD) pada
tahun 1964 sebagai suatu ”serikat buruh” untuk Negara-negara dunia ketiga. Tuntutan-tuntutan
yang dirumuskan.

Hutang resmi pada luar negeri ditentukan sedemikian rupa sehingga mencakup hutang-
hutang yang diadakan oleh sector Pemerintah, maupun hutang-hutang yang diadakan oleh
sector swasta, yang dijamin oleh badan pemerintah.

Pertemuan UNCTAD yang pertama sudah meliputi sebagian besar dari masalah-
masalah yang ingin dirundingkan dan didasarkan atas asas-asas umum yang termuat dalam
piagam UNCTAD yang mewajibkan setiap Negara untuk memberikan sumbangan-sumbangan
kepada suatu tata ekonomi internasional yang diperbaiki yang mencakup "kemajuan ekonomi
dan sosial di seluruh dunia” dan ”perbaikan dalam kesejaahteraan dan tingkat hidup semua
orang.

6
Ibid 189

12
Tindakan kelompok organisasi Negara-negara pengekspor minyak bumi (OPEC), yang
meningkatkan harga minyak dunia dengan empat kali lipat, terjadi dengan latar belakang erosi
perlahan-lahan dalam hegemoni politik dan militer Amerika Serikat di Seluruh dunia. ruh dunia,
seperti misalnya kekalahannya yang bergema di Asia Tenggara.

Tindakan OPEC di atas tersebut mencapai suatu pergeseran yang nyata dalam
perimbangan kekuasaan dengan tiga konsekuensi penting :

 Tindakan tersebut memperlihatkan keuntungan-keuntung-an yang potensial bagi


ketiga kelompok negara-negara pengekspor komoditi primer yang dapat menguasai
pasaran dunia untuk suatu komodi yang penting, negara negara Barat tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri.
 Tindakan OPEC memperlemah negara negara barat dengan amat mengacaukan neraca
pembayaran mereka serta mematahkan monopoli mereka dalam cadangan
internasional
 Karena OPEC bersedia untuk menggunakan kekuatan berundingnya untuk menunjang
tuntutan lain dunia ketiga, maka OPEC pun secara substansial memperkuat posisi
berunding dunia ketiga secara keseluruhan

Tantangan itu, setidak-tidaknya untuk, waktu ini adalah suatu tantangan yang nyata,
dan perundingan perundingan antara negara-negara kaya dan miskin lebih terarah.
pada Sidang UNTAD IV tercapai persetujuan magenai dua hal pembentukan suatu dana
stabilisasi multi-komiditi dan suatu kode untuk pengalihan teknologi. Bidang perundingan
lain ialah Konperensi PBB untuk hukum kaut, dimana negara-negara dunia ketiga sedang
mendesak kan pengaturan internasional baru untuk memastikan hak atas sumber daya laut; dan
dasar laut.

Tetapi kekuatan berunding dunia ketiga Masih belum kokoh. masih harus di lihat
apakah produsen produsen komoditi primer lain, yang di ilhami oleh keberhasilan OPEC, dapat
mengorganisir kartel kartel yang efektif. juga masih harus dilihat apakah negara-negara barat
dapat memperbaiki kerusakan perekonomian mereka sendiri dan apakah anggota anggota
OPEC yang lebih kaya akan terus berpihak pada dunia ketiga atau, sebaliknya, lambat laun

13
akan di tarik ke dalam "klub orang-orang kaya" sistem harga "dua tingkat" dari OPEC sudah
menunjukkan adanya suatu perpecahan.

Adalah penting untuk dicatat bahwa sistem sesudah perang yang mendorong
pertumbuhan yang pesat di Eropa dan Jepang selama lebih dari dua dasawarsa, sudah
memperlihatkan gejala gejala ketidak-stabilan yang gawat sebelum terjadinya krisis minyak.
dalam hal ini perlu disebut 3 kelemahan pokok, yaitu laju inflasi yang semakin pesat, tidak
stabilnya kurs mata uang dan lalulintas mata uang, dan perkembangan industri yang berbeda
beda dari berbagai negara yang bersaingansatu sama lain. Kelemahan-kelemahan ini pada
akhirnya dapat merenggangkan persekutuan negara-negara Barat dan melemahkan keterikatan
dari sedikit-dikitnya beberapa negara terhadap pengaturan ekonomi dunia yang berlaku.

14
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

15
DAFTAR PUSAKA

Academia.edu/PEREKONOMIAN_INTERNASIONAL

Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep, dan Permasalah dalam aplikasinya.

Sattar, Buku Ajar Ekonomi Internasional, (Yogyakarta: Deepublish, 2017)

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Internasional

16

Anda mungkin juga menyukai