Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL
DASAR TUKAR

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3

MOHAMAD MAKMUM
ENDANG KUSWARA
TRI RAHAYU
ITO TRIBAKTI
ILHAM DANEL.K


 SITI FATMAWATI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATANSA
MASHIRO
Jl. Soekarno Hatta Pasirjati Rangkasbitung, Kab. Lebak Banten
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya.sehingga kami dapat menyekesaikan makalah ini guna
memenuhu tugas kelompok untuk mata kuliah Ekonomi internasional yang berjudul
“Dasar Tukar”.
Kami menyadari dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus meemaberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat tereselesaikan,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan dengan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu kami mengarapkan segala bentuk saran serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
perkembangan dunia Pendidikan

Rangkasbitung, 8 – oktober – 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

2.1 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Barter ........................................................................................... 2

2.2 Jenis – Jenis Barter ........................................................................................ 2

2.3 Syarat-Syarat Barter ...................................................................................... 2

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Barter ................................................... 3

2.5 Terms Of Trade (Tot) Atau Ketentuan Perdagangan .................................... 4

2.6 Kartel Perdagangan ....................................................................................... 7

2.7 Diskriminasi Harga ....................................................................................... 9

BAB III ................................................................................................................. 12

PENUTUP ............................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 12

3.2 Saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan
suatu negara dalam membangun perekonomian negaranya adalah laju pertumbuhan
ekonomi. Setiap negara mendambakan laju pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
berkembang pesat, dengan begitu variabel-variabel ekonomi lainnya akan
terpengaruh dan pada akhirnya membawa keberhasilan dalam membangun
perekonomian. Untuk mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
tersebut, setiap negara mempunyai cara yang berbeda-beda, salah satunya adalah
perdagangan internasional yang identik dengan kegiatan ekspor dan impor. Hal ini
juga didukung oleh pernyataan Salvatore (2013) bahwa perdagangan internasional
dapat digunakan sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara (trade
as engine of growth). Perdagangan internasional memberikan gambaran jumlah dan
harga ekspor dan impor. Begitu juga sebaliknya, ketika harga impor lebih tinggi
dari pada harga ekspor, valuta asing lebih banyak keluar dibandingkan ke dalam
negeri yang akan merugikan neraca pembayaran. Perbandingan harga ekspor relatif
terhadap harga impor ini dikenal dengan istilah Terms of Trade atau dasar tukar
perdagangan.

2.1 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian barter, jenis, kekurangan dan kelebihan barter


2. Gross Barter,
3. Term Of Tread,
4. Cartel Internasional
5. Diskriminasi Harga

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BARTER


Apa yang dimaksud dengan barter? Secara umum, arti barter adalah suatu
kegiatan tukar-menukar barang yang dilakukan dua belah pihak tanpa
menggunakan perantara uang atau alat bayar lainnya. Sederhananya barter adalah
transaksi penukaran barang dengan barang, atau jasa dengan barang.

2.2 JENIS – JENIS BARTER


1. Barter Langsung; yaitu pertukaran barang dengan barang yang terjadi
secara langsung.
2. Barter Alih; yaitu barter yang terjadi ketika suatu negara yang sedang
melakukan barter tidak dapat memanfaatkan barang hasil dari barternya
sehinggga mengalihkannya ke negara yang lain.
3. Barter Imbal Beli; barter yang terjadi karena adanya kerjasama untuk
saling membeli barang atau jasa yang dibutuhkan satu sama lainnya.

2.3 SYARAT-SYARAT BARTER


Pada umumnya kegiatan barter seringkali sulit untuk benar-benar memuaskan
harapan masing-masing pihak yang melakukan transaksi. Namun, ada beberapa
syarat penting agar kegiatan barter bisa dilakukan.
Sesuai dengan arti barter, adapun beberapa syarat barter adalah sebagai berikut:
 Setiap pihak yang akan melakukan barter harus memiliki barang yang akan
ditukarkan.
 Setiap pihak yang akan melakukan barter harus saling membutuhkan barang
yang akan ditukarkan, serta dilakukan pada waktu yang sama.
 Barang yang akan ditukar dalam kegiatan barter harus memiliki nilai yang
sama atau setidaknya mendekati.

2
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM BARTER
Transaksi dengan sistem barter merupakan alternatif yang masih dilakukan
hingga saat ini. Sistem barter memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,
diantaranya:
1. Kekurangan Sistem Barter
 Barang yang ditukarkan harus dibawa kemana-mana sampai seseorang
menemukan pihak lain yang memiliki barang yang ia butuhkan. Namun,
belum tentu orang lain tersebut mau menukarkan barangnya dengan barang
lain.
 Jika jumlah atau ukuran barang yang akan ditukarkan berukuran besar,
misalnya sapi, tentu akan sulit untuk dibawa ke mana-mana untuk
ditukarkan. Belum lagi jika lokasinya sangat jauh dan belum tentu ada orang
yang mau menukarkan dengan sapi tersebut.
 Untuk melakukan transaksi barter kedua belah pihak harus memiliki
kerelaan sehingga ini menjadi salah satu kekurangan dari sistem barter
karena belum tentu yang satu juga menginginkan barang yang ditukarkan.
 Kelemahan barter lainnya yaitu barang yang ditukar sulit untuk dipecah-
pecah. Misalnya Ketika seseorang hanya memiliki seekor sapi untuk
ditukarkan dengan beras, maka tidak mungkin sapi harus dipotong-potong
terlebih dahulu.
2. Kelebihan Sistem Barter
 Manusia akan mengenal satu sama lain karena akan sering bertukar barang
yang membuat mereka lebih mengenal orang lain. Mau tidak mau jika
menggunakan sistem ini maka seseorang akan banyak bernegosiasi dan
berkomunikasi dengan orang lain.
 Melalui kegiatan barter dapat memicu terjadinya sikap saling tolong-
menolong. Barter juga dapat menimbulkan sikap toleransi yang besar ant

3
2.5 TERMS OF TRADE (TOT) ATAU KETENTUAN PERDAGANGAN
DefinisiTerms Of Trade (TOT) atau Ketentuan perdagangan adalah indeks dari
harga ekspor suatu negara dari segi impor. Ketentuan perdagangan dikatakan
membaik jika indeks yang naik. (Obstfeld dan Rogoff, hal 25)Sederhananya, Nilai
ekspor suatu negara relatif terhadap impornya. Hal ini dihitung dengan membagi
nilai ekspor dengan nilai impor, maka mengalikan hasilnya dengan 100. Jika
ketentuan perdagangan suatu negara (TOT) kurang dari 100%, ada lebih banyak
modal keluar (untuk membeli impor) daripada jumlah yang masuk.
Jika TOT lebih besar dari 100% berarti negara ini mengumpulkan modal (lebih
banyak uang yang masuk dari ekspor).
Net Barter Terms Of Trade (N) adalah perbandingan antara indeks harga
ekspor (Px) dengan indeks harga impor (Pm). Kenaikan N menunjukan perbaikan
didalam Terms of Trade yaitu sejumlah tertentu export dapat diperoleh jumlah
impor yang lebih banyak dengan melalui hubungan harga. Perbaikan TOT dapat
terjadi antara lain karena :
Harga ekspor naik sedangkan harga impor tetap.
Harga ekspor tetap sedangkan harga impor turun
harga ekspor naik dengan proporsi yang lebih besar daripada naiknya harga impor
Harga Ekspor turun dengan proporsi yang lebih kecil daripada turunya harga impor
Gross Barter Terms of Trade (G) adalah merupakan perbandingan antara indeks
volume ekspor (Qx) dengan indeks volume import (Qm).
Ada dua teori yang merujuk pada pembahasan perdagangan internasional
yaitu Teori keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif.

A. Teori Keunggulan Mutlak


Teori keunggulan mutlak dari Adam Smith ini sering disebut teori murni
perdagangan internasional. Dasar teori ini adalah bahwa suatu negara akan
memperoleh perdagangan internasional (gains of trade) karena melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika Negara tersebut memiliki
keunggulan mutlak (Absolute Advantage) serta mengimpor barang jika negara
tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (Absolute Disadvantage).

4
B. Teori Keunggulan Komparatif
David Ricardo mengemukakan teori keunggulan komparatif (Comparative
Advantage) sebagai berikut:

1. Cost Comparative Advantage (Labour Efeciency)


Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja yang menyatakan bahwa
nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang
diperlukan untuk memproduksinya.
Menurut teori cost comparative advantage, suatu negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta
mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien.
Dengan adanya spesialisasi pada masing-masing negara berdasarkan cost
comparative advantage maka akan terjadi penghematan hari kerja. Penghematan
hari kerja ini tentunya akan meningkatkan produksi kedua negara tersebut.

2. Production Comparative Advantage (Labor productivity)


Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana Negara
tersebut relatif kurang/tidak produktif.

Nilai Tukar Perdagangan (Term Of Trade)


Terdapat beberapa konsep tentang TOT. Konsep pertama merupakan konsep yang
paling umum digunakan, yaitu
1. Net Barter Terms of Trade
Biasa juga disebut commodity terms of trade. Net barter terms of trade
adalah perbandingan antara indeks harga ekspor dengan indeks harga impor.
Kenaikan ekspor menunjukkan perbaikan di dalam nilai tukar perdagangan, artinya

5
untuk sejumlah tertentu ekspor dapat diperoleh jumlah impor yang lebih banyak
dengan melalui hubungan harga, (Nopirin, 1995: 71).
Formulasinya dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:

N=Px/Pm × 100

Dimana, Px adalah Indeks harga ekspor; Pm adalah Indeks harga impor; dan 100
adalah Indeks tahun dasar. Bila N >100 atau terjadi kenaikan net barter terms of
trade maka berarti terjadi perkembangan perdagangan luar negeri yang positif
karena dengan nilai ekspor tertentu diperoleh nilai impor yang lebih besar, (Hady,
2001:77).

2. Gross Barter Terms of Trade


Merupakan perbandingan antara indeks volume impor dengan indeks volume
ekspor. Konsep ini menjadi tidak penting karena kurang memberikan gambaran
tentang perubahan harga. Oleh karena itu, apabila konsep terms of trade tanpa diberi
penjelasan apa-apa maka yang dimaksud adalah konsep net barter terms of trade.

3. Income Terms of Trade


Dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:
I=N×Qx= Px/Pm × Qx

Dimana: N adalah net barter terms of trade: Px adalah Indeks harga ekspor; Pm
adalah Indeks harga impor; dan Qx adalah Indeks kuantitas ekspor. Berdasarkan
konsep ini, kenaikan income terms of trade menunjukkan bahwa suatu negara dapat
memperoleh jumlah impor yang lebih besar dengan dasar kenaikan nilai ekspornya.
Bagi negara-negara yang sedang berkembang, selain variabel harga juga sangat
penting untuk menilai terms of trade ini dengan mempertimbangkan volume
ekspornya karena kenaikan harga ekspor yang tinggi mungkin diimbangi dengan
turunnya volume ekspor.

6
2.6 KARTEL PERDAGANGAN
Pengertian Kartel adalah sekelompok pelaku usaha (perusahaan besar, negara
dan sebagainya) yang setuju untuk berkolusi dan melakukan suatu koordinasi
perilaku/tindakan melalui suatu perjanjian untuk menutup persaingan di antara
mereka di pasar yang bersangkutan, sehingga mereka dapat bertindak sebagai
monopolis tunggal dan mendapatkan keuntungan monopoli.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2001) kartel adalah
persetujuan sekelompok perusahaan dengan maksud mengendalikan harga
komoditas tertentu atau organisasi perusahaan besar (negara dan sebagainya) yang
memproduksi barang yang sejenis. Kartel perdagangan umumnya terjadi pada
produk perusahaan yang sifatnya homogen, contoh kartel minyak, baja, angkutan
dan sebagainya.
Contoh kartel perdagangan internasional minyak (negara) adalah OPEC
Kelebihan dan Kekurangan Kartel pada hakikatnya:
1. Memberikan manfaat bagi anggotanya yang berupa tingkat kepastian yang
lebih tinggi tentang perilaku pesaing, usaha terorganisir untuk menghalangi
pendatang baru, dan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi
2. Merugikan konsumen, karena harga barang menjadi lebih mahal yang
diakibatkan oleh output yang terbatas.
3. Merugikan bagi pesaing potensial, karena kehilangan kesempatan untuk
memperoleh laba.
Bentuk Kartel
Dalam praktiknya ada beberapa bentuk kartel perdagangan yaitu kartel dengan
tujuan memaksimalkan keuntungan dan kartel yang bertujuan untuk membagi
pasar:
1. Kartel dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan (industri profit
maximization cartel).
Jenis kartel ini umumnya merupakan produksi barang yang dihasilkan adalah
homogen. Langkah-langkah kartel:
 Menentukan biaya produksi marginal dari kartel secara keseluruhan. Karena
kartel berperan sebagai monopolis tunggal dengan banyak pabrik, maka

7
caranya dengan menjumlahkan semua biaya marginal seluruh perusahaan
yang bergabung dalam kartel.
 Memotongkan kurva biaya marginal dengan kurva penerimaan marginal
untuk membentuk harga dan output yang memaksimalkan laba kartel.

2. Kartel dengan tujuan membagi pasar (the sharing of the market cartel).
Kartel dengan tujuan pembagian pasar dapat dilaksanakan melalui
kesepakatan tingkat harga jual atau melalui penetapan kuota.
 Kesepakatan tingkat harga jual. Pembagian pasar dilakukan melalui
perjanjian kesepakatan tingkat harga jual, perusahaan yang lemah akan
setuju menerima harga yang berlaku di pasar sebagai harga jualnya. Pada
tingkat harga ini perusahaan dapat menjual output berapa pun tanpa
mengubah harga yang berlaku di pasar. Harga yang betulbetul diterima oleh
masing-masing perusahaan anggota kartel ditetapkan melalui proses tawar-
menawar antar anggota.
 Penetapan kuota. Pembagian pasar dengan penetapan kuota dilakukan
dengan cara membuat kesepakatan mengenai jumlah yang dapat dijual oleh
masing-masing perusahaan anggota kartel pada tingkat harga yang
ditentukan. Jika struktur biaya masing-masing anggota kartel sama, maka
pembagian kuota untuk masing-masing anggota sama. Tapi jika struktur
biaya berbeda antar anggota maka pembagian kuota berdasarkan kekuatan
tawar menawar pada waktu membentuk kartel.

8
2.7 DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi harga adalah tindakan penjualan dalam menjual barang yang
sama di bawah pengawasan produksi yang sama dengan harga berbeda kepada
pembeli yang berbeda.

Sifat dasar diskrimanasi harga


A. Kondisi yang mengawali diskriminasi
Diskriminasi harga dapat terjadi bila diawali tiga sebagai brikut:
1. Pembelian-pembelian mepunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda
secara tajam
2. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat
menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan
elastisitas yang berbeda-beda
3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-
barang yang dibeli.

B. Kasus diskriman harga


Semua kondisi ini dapat berkombinasi mebentuk perbedaan elasitas yang
tajam. Perbedaan – perbedaan tersebut dapat stabil dan berlangsung lama, atau
berubah dengan cepat ( contoh : variasi-variasi yang stabil ditemukan dalam
permintaan terhadap listrik dalam waktu harian, mingguan ata musiman. Variasi-
variasi elastisitas yang tak stabil terdapat dalam permintaan pakaian / mainan).

C. Tipe-tipe diskriminasi harga


Diskriminasi tidak terbatas pada kasus-kasus sederhana dimana suatu
produk di jual pada dua kelompok pembeli. Jumlah produk dan kelompok pembeli
dapat mencapai jumlah yang amat banyak produk-produk tersebut mungkin
meruoakan bagian dari “full line”; produk-produk tersebut mungkin merupakan
kompenen-kompenen dari satu produk.

9
Pengaruh diskriminasi harga
Melalui penetapan harga secara selektif. Setiap perusahaan dapat melakukan
dua hal yang utama:
a. Memaksimumkan keuntungan pada posisi pasar apapun
b. Meningkatkan atau mempertahankan posisi pasar tersebut terhadap perusahaan-
perusahaan lain.
1. Senjata persaingan. Setiap prusahaan besar atau kecil akan berusaha
mengambil konsumen dari pesaing-pesaingnya. Penetapan harga secara
relative adalah salah satu cara yang lebih ampuh dari pada pemotongan
harga. Pemotongan harga yang selektif atau deskriminasi harga
meminimumkan pengorbanan tersebut.
2. Meningkatkan atau mengurangi persaingan. Diskriminasi harga terbukti
meningkatkan atau mengurangi persaingan, tergantung pada situasi. Ada
dua isu dalam hal ini :
 Posisi pasar di mana perusahaan melakukan diskriminasi
 Bagaimana sistematika dan melengkapi diskriminasi. Semakin tinggi
pasang pasar, persaingan tentu akan berkurang.

Tindakan mematikan perusahaan lain


a. Pengujian terhadap persaingan yang tak adil
b. Kreteria alternative
1. Harga dan biaya
2. Pengaruh tindakan antikompetisi
Agar kebijakan diskriminasi harga yang ditetapkan perusahaan monopolis dapat
dilakukan, diperlukan beberapa persyaratan, diantaranya adalah:
1. Perusahaan monopolis merupakan satu-satunya penjual atau produsen pada
industri tersebut. Tidak ada barang subsitusi yang sempurna, sehingga
pembeli tidak dapat beralih ke produsen lain.
2. Penjual harus dapat memisahkan pasar agar perbedaan elastisitas dapat
dipertahankan.

10
3. Barang tersebut tidak dapat dijual lagi pada pasar yang harganya rendah ke
pasar yang harganya lebih tinggi, atau tidak terjadi reselling. Biaya transport
yang tinggi dapat mencegah pengiriman barang dari pasar yang harganya
rendah ke pasar yang harganya lebih tinggi.
Contohnya : PLN mengenakan tarif dasar listrik yang lebih tinggi untuk para
pemakai industri dan komersial dari pada untuk para konsumen biasa/rumah tangga.
Dalam segmen konsumen rumah tangga pun tarif dasar listrik dibedakan kembali
per daerah ataupun per besarnya daya.

Adapun syarat – syarat menggunakan diskriminasi harga adalah sebagai


berikut:
a. Barang tidak dapat dipisahkan dari pasar satu ke pasar yang lain.
b. Sifat barang dan jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga.
c. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing – masing pasar haruslah
sangat berbeda.
d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi
tambahan keuntungan yang diperoleh tersebut
e. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari beberapa kesimpulan uraian dalam pembahasan makalah yang sederhana ini
penulis dapat memberikan suatu kesimpulan sebagaimana yang tercantum di bawah
ini :
 barter adalah suatu kegiatan tukar-menukar barang yang dilakukan dua belah
pihak tanpa menggunakan perantara uang atau alat bayar
lainnya. Sederhananya barter adalah transaksi penukaran barang dengan
barang, atau jasa dengan barang.
 DefinisiTerms Of Trade (TOT) atau Ketentuan perdagangan adalah indeks
dari harga ekspor suatu negara dari segi impor. Ketentuan perdagangan
dikatakan membaik jika indeks yang naik.
 Pengertian Kartel adalah sekelompok pelaku usaha (perusahaan besar, negara
dan sebagainya) yang setuju untuk berkolusi dan melakukan suatu koordinasi
perilaku/tindakan melalui suatu perjanjian untuk menutup persaingan di antara
mereka di pasar yang bersangkutan, sehingga mereka dapat bertindak sebagai
monopolis tunggal dan mendapatkan keuntungan monopoli.
 Diskriminasi harga adalah tindakan penjualan dalam menjual barang yang
sama di bawah pengawasan produksi yang sama dengan harga berbeda kepada
pembeli yang berbeda.

3.2 Saran
Apabila didalam penulisan makalah ini ada kekurangan kami mohon maaf,
dan mohon bimbingan untuk pembuatan makalah selanjutnya

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu /2013/04/pengertian barter .html


http://file2shared.wordpress.com/dasar tukar/
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/11/contoh-makalah-perdagangan-
internasional.html
https://www.academia.edu/3356253/makalah_perdagangan_internasional_lengkap

13

Anda mungkin juga menyukai