Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI-TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

IAIN PALOPO
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis Internasional

Disusun Oleh

Nurhalisa ( 1904030209)

PROGRAM STUDI MANAJEMAN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayhnya sehingga penulis dapatg menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Teori-teori Perdagangan Internasional”, dan tak lupa pula kita panjatkan
sholawat serta salam kepada baginda Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan
kepada kita dan membimbing kita dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini.

Pertama-tama saya ucapkan banyak terimakasih kepada dosen


pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan saran dan motivasi dalam
menyusun makalah ini. Saya sadar makalah ini jauh dari kata sempurnah dan disini
saya sangat berharap akan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
sekalian, saya akhiri dengab ucapan terimakasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

A. Ragam Teori Perdagangan Internasional ..................................................... 2


B. Teori Pra-Klasik Merkantilisme .................................................................. 2
C. Teori Klasik ................................................................................................. 3
D. Teori Modern ............................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8

A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan manusia pedagang mempunyai peranan yang
sangat penting. Barang yang dihasilkan dapat tersalurkan kekonsumen melalui para
pedagang tersebut. Sekarang kegiatan perdagangan sangat luas, perdangan sudah
membawa antar negara (internasional). Secara universal perdagangan internasional
dapat diartikan sebagai perdagangan yang dilakukanoleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu antar individu) antara, dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Dibanyak negara, perdagangan internasional menjadi salah-satu faktor utama
untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama
ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional. Berdasarkan latar belakang diatas, dalam makalah ini akan membahas
mengenai “Teori-teori Perdagangan Internasional”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat ditarik pokok bahasan yaitu bagaimana
perkembangan teori-teori perdagangan internasional?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui teori-teori
perdagangan internasional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ragam Teori Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara
subyek ekonomi negara yang satu dengan negara yang lainnya, baik mengenai barang
maupun jasa-jasa. Adapun subyek yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari
warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri,
perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca
perdagangan.
Secara teoritis perdagangan internasional terjadi karna dua alasan utama,
1. Negara-negara yang berdagang pada dasarnya mereka berbeda satu sama
lain. Setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan
suatu relatif yang lebih baik
2. Negara-negara melakukan perdangan dengan tujuan untuk mencapai skala
ekonomi (economics of scale) dalam produksi. Maksudnya jika setiap
negara hanya memproduksi sejumlah barang tertentu, mereka dapat
memproleh barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan
karenanya lebih efesien jika dibandingkan kalau negara tersebut juga
memproduksi segala jenis barang

Teori perdagangan internasional adalah teori yang membahas atau


menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efeknya
terhadap perekonomian suatu negara. Disamping itu, Teori perdagangan internasional
juga dapat menunjukkan adanya keuntungan tentang perdangan internasional pada
dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu teori prakalasik merkantilisme, Teori
Klasik, dan Teori Modern.

B. Teori Pra-Klasik Merkantilisme


Aliran merkantilisme ini berpendapat bahwa perdagangan internasional akan
terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus neraca transaksi berjalan
(current account) oleh karena itu, kegiatan ekspor impor diletakan sebagai lokomotif
utama yang dipacu melalui peningkatan industri dalam negeri. Dari hasil ekspor inilah
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan impor. Sehingga aliran merkantilisme
mengetengahkan pemikiran bahwa kegiatan produk dalam negeri dan ekspor impor
harus ditingkatkan dengan memberikan rangsangan berupa subsidi dan fasilitas-
fasilitas lain dari pemerintah. Sebaliknya impor harus dibatasi melalui serangkaian
hambatan impor berupa proteksi hingga perlindungan khusus, khususnya untuk
industri-industri strategis maupun industri rakyat.
Secara ringkas para penganut merkantilismr itu berpendapat bahwa satu-
satunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan
melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor
yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam muliah, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak
yang dimiliki negara tersebut maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merakantilis berpusat pada
dua ide pokok, yaitu :
1. Penumpukan logam muliah, tujuannya adalah untuk pembentukan negara
nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasional untuk
mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut.
2. Seriap politik perdagangan ditujukan untk menunjang kelebihan ekspor
diatas impor (neraca perdaganga yang aktif). Untuk memperoleh neraca
perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus
dibatasi. Hal ini karena ditujukan utama perdagangan luar negeri adalah
memperoleh tambahan logam muliah.

Keinginan para merkantilisme untuk mengakumulasi logam muliah ini


sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilisme
adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara.
Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan mempertahankan angkatan
bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi
kekuatan dinegaranya.

Peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut memungkinkan suatu


negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas
berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis.
Selanjutnya dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat
mendorong output dan kesempatan kerja nasional.

C. Teori Klasik
1. Kemanfaatan Absolut ( Absolut Advantage : Adam Smith)
Adam smith mengajukan teori keuntungan absolut (the theori of absolute
advantage) yang menyatakan bahwa keuntungan absolute merupakan basis
perdagangan internasional. Menurut teori ini setiap negara akan memperoleh
manfasat perdagangan internasional (gain from trade) karena melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memilimki
keunggulan mutlak (absolute advantage) serta mengimpor jika negara tersebut
memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute disaventage).

Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variabel) riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada
variabel riil seperti misalnya suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja
yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang
pergunakan maka makin tinggi pula harga barang tersebut (labour theory of value).
Teori absolute advantage adam smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja. Teori nilai tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab
menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan
satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyatannya bahwa tenaga kerja itu tidak
homogen, faktor produksi itu tidak hanya satu serta mobilitas tenaga kerja tidak
bebas. Namun teori ini mempunyai dua manfaat :

1. Memungkinkan kita dengan secara sederhan menjelaskan tentang


spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran.
2. Meskipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita tidak
menggunakan teori nilai tenga kerja namun prinsip teori ini tetap tidak bisa
ditinggalkan (tetap berlaku)

Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan kedua negara jika


masing-masing negara memiliki keunggulan absolute yang berbeda. Dengan
demikian, bila hanya negara yang memiliki keunggulan mutlak untuk kedua jenis
produk misalnya, maka tidak akan terjadi perdagangan ainternasional yang
menguntungkan. Karena pada dasarnya pemikiran adam smith tersebut menerangkan
bagaimana perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Teori Absolute Advantage Adam Smith yang secara sederhana menggunakan


teori nilai tenaga kerja dapat dijelaskan dengan contoh : Misalnya hanya ada dua
negara Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen,
menghasilkan barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan satu unit
gandum dan pakaian Amerika masing-masing membutuhkan 8 unit tenga kerja dan 4
tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing
membutuhkan tenga sebanyak 10 unit dan 2 unit

Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2

Dari tabel diatas nampak Amerika lebih efesien dalam memproduksi gandum
sedangkan Inggris dalam memproduksi pakaian. Keadaan demikian ini dapat
dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan
Inggris meniliki absolute adavantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karna masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang
dengan biaya ( diukur dengan unit tenaga kerja) yang secara absolute lebih rendah
dari negara lain.

Menurut Adam Smith kedua negara akan memperoleh keuntungan dengan


melakukan spesialisasi dan kemudian berdagang. Amerika cenderung berspesialisasi
pada produksi gandum dan Inggris pada produksi pakaian. Pertukaran akan membawa
keuntungan kedua belah pihak. Kedua negara akan memperoleh keuntungan apabila
nilai tukar yang terjadi terletak diantara nilai tukar masing-masing negara sebelum
terjadi pertukaran.

2. Kemanfaatan Relatif (Comparative Advantage)


Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki komperatif advantage terbesar dan
mengimpor barang yang memiliki komperatif disadvantage, yaitu suatu barang
yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau
dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.

Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Makin
banyak tenga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang makin mahal
barang tersebut

3. Biaya Relatif ( Comparative Cost)


  Ada dua hal yang menjadi fokus kajian dari David Ricardo yaitu cost
comparative Advantage (labour efficiency) dan production comparatif advantage
(labour productivity).
a.         Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi
relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi
relative  kurang/tidak efisien.
b.        Production Comperative Advantage (Labor productifity)
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana Negara
tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif.
Teori yang dirumuskan David Ricardo ini menyatakan bahwa keuntungan
komparatif timbul karena adanya perbedaan tenologi antar negara. Hal ini berarti
bahwa berlangsungnya perdagangan internasional merupakan akibat adanya
perbedaan produktivitas antar negara. Atas dasar teori ini, maka perdagangan
internasional merupakan fenomena yang dapat membantu dalam meningkatkan
kapasitas produksi dan standar hidup dan semua negara. Hal ini merupakan
konsekuensi dari perdagangan bebas.
Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya
tentang nilai/value. Menurut dia nilai/value sesuatu barang tergantung dari banyaknya
tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut (labour cost value
theory). Menurut teori klasik comparative Advantage dari D. Ricardo perdagangan
Internasional antara dua negara tetap akan terjadi, walaupun hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolute, asalkan masing-masing negara memiliki perbedaan
dalam labour efficiency (cost comparative advantage) dan atau labour productivity
(production comparative advantage).

4. Kelemahan Teori Klasik


Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu
timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda antar negara. Teori
nilai tenaga kerja menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam comparative
advantage itu karena adanya perbedaan fungsi produksi antar dua negara atau
lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama
nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional.
Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi
produksi antara dua negara.
Teori modern, mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan
menjelaskan faktor penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative
advantage adalah proporsi pemilikan faktor produksi.[11] Teori ini kemudian dikenal
dengan faktor proportions theory oleh Hecksher dan Ohlin.

D. Teori Moderen
1. Faktor Proporsi (Teori Hecksher & Ohlin : H-O)
Teori Hecksher – Ohlin menjelaskan beberapa pola perdagangan internasional
dengan baik. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah :
a.         Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu
negara.
b.        Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori ini menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara
dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang
dimilikinya. Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak dari pada negara
lain, sedang negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran.
Singkatnya, sebuah negara yang relatif kaya atau berkelimpahan tenaga kerja
akan mengekspor komoditi-komoditi yang relatif padat tenaga kerja dan mengimpor
komoditi-komoditi yang relatif padat modal (yang merupakan fakto produksi langka
dan mahal dinegara yang bersangkuta).
Teori tersebut menyatakan bahwa setiap negara akan melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor komoditi yang banyak menyerap faktor produksi yang
tersedia dinegara itu dalam jumlah dan harga relatif murah, serta mengimpor komoditi
banyak menyerap faktor produksi yang di negara itu relatif langka dan mahal. Dari
Analisis H-O dapat diberi kesimpulan :
a.         Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah/proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
b.        Comparative advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi fantor produksi yang
dimilikinya.
c.         Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
d.        Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
2. Kesamaan Harga Faktor Produksi (Factor Price Equalization)
Dalil ini menyatakan bahwa dengan asumsi the H-O model, maka perdagangan
internasional yang bebas (free international trade) akan menyebabkan harga
faktor produksi menjadi sama secara internasional.
3. Teori Stolper Samuelson
Dalil ini mengemukakan bahwa perdagangan internasional yang bebas
menguntungkan faktor produksi yang dimiliki secara lebih kaya (the abundant
factor) dan sebaliknya merugikan faktor produksi yang kurang dimiliki (the
scarce factor).   Teori Stolper-Samuelson telah menunjukan bahwa pembukaan
perdagangan dan peningkatan harga relatif barang-barang yang dapat diekspor
menjelaskan keuntungan yang diperoleh pada faktor produksi yang digunakan
secara insentif dalam industri ekspor, juga menjelaskan kerugian-kerugian yang
diperoleh pada faktor produksi digunakan secara intensif dalam industri yang
bersaing dengan produk impor.
4. Rybcznski Theorem
Dalil ini menyatakan bahwa pada harga konstan di pasaran internasional, maka
apabila suatu negara mengalami suatu kenaikan dalam jumlah dari satu faktor
produksi (the supply of one factor), negara tersebut akan memproduksi lebih
banyak barang yang menggunakan faktor tersebut secara intensif, dan lebih sedikit
barang lain yang menggunakan faktor lainnya secara kurang intensif.[16]
5. Teori Permintaan dan Penawaran (Teori Parsial)
Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya perbedaan
di dalam permintaan maupun penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya, karena
perbedaan pendapatan dan selera sedangkan perbedaan penawaran misalnya,
dikarenakan perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi,
tingkat teknologi dan eksternalitas.
Misalnya di Indonesia, permintaan terhadap X (kain) sedikit, sedangkan di AS
banyak. Maka Indonesia akan menjual sisa x setelah dikurangi jumlah yang
dikonsumsi di pasar domestik ke AS. Sebaliknya permintaan terhadap Y (televisi)
di Indonesia lebih besar daripada di AS. Maka AS akan mengekspor sebagian
televisi yang diproduksinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya
perdagangan internasional yaitu teori pra-klasik merkantilisme, teori klasik
dan teori modern. Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang
mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan
tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat
posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan.
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah
produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam
Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa
kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Teori J.S.Mill menyatakan
bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu
barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang
yang dimiliki comparative disadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan
dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.

B. Saran
Betapa pentingnya teori-teori perdagangan internasional ini, maka adakala
baiknya jika dipelajari dan dipahami dengan baik agar Negara kita juga
mampu bersaing dipasar perdagangan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Faisal dan Haris Munandar. 2010. Dasar-Dasar Ekonomi Internasional : Pengenalan


& Aplikasi Metode Kuantitatif, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Nopirin, Ph.D., Ekonomi Internasional, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2013), hlm. 8.
Pujoalwanto, 2014. Basuki Perekonomian Indonesia : Tinjauan Historis Teoritis, dan
Empiris, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Diakses dari halaman http://farhaanahramadhani.blogspot.co.id/2015/04/teori-perdagangan-
internasional.html pada tanggal 20 April 2021Pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai