Anda di halaman 1dari 14

Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

Pertemuan Ke-11-12
Arus Modal dan Bisnis Internasional

1. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan mendiskusikan motif arus modal internasional,
bisnis internasional dan MNC.
2. Uraian Materi
Arus Modal
Arus perdagangan barang internasional secara langsung maupun tidak
langsung mempunyai hubungan kausal dengan arus perdagangan jasa internasional,
seperti teknologi, tenaga kerja, dan khususnya arus modal internasional. Sehubungan
dengan arus modal, dapat kiranya dipahami bahwa untuk melakukan transaksi
perdagangan barang internasional di satu pihak tentu diperlukan modal internasional
dan di lain pihak transaksi tersebut menghasilkan keuntungan yang akhirnya akan
terakumulasi menjadi modal baru yang akan diinvestasikan lagi untuk lebih
meningkatkan keuntungan.
Hubungan kausal antara transaksi perdagangan barang internasional dan modal
sebagai salah satu faktor produksi tentu akan menimbulkan arus modal secara
internasional karena adanya negara atau wilayah yang memiliki banyak modal
(capital abundant) dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal (capital scarce).
Di samping itu, sebagai suatu faktor produksi, modal tentu memiliki nuirginal
product. Dalam arti, makin banyak modal, maka makin kecil remunerasi (return) yang
diperoleh. Sebaliknya, makin langka modal, maka makin tinggi hasil yang diperoleh.
Hal ini juga menyebabkan timbulnya arus modal internasional yang akan mengalir
dan suatu wilayah kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan modal untuk mencari
return setinggi mungkin.
Secara umum ants modal internasional ini dapat bersifat hal- hal berikut.
a. Portfolio investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi
aset-aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan commercial
papers lainnya. Arus portfolio investment inilah yang saat ini paling banyak
dan cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar
Manajemen S1 Page 1
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London,


Paris, Frankfurt, Tokyo, Hong Kong, Singapura.
b. Direct investment, yaitu investasi nil dalam bentuk pendirian perusahaan,
pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan
persediaan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan
dan mengontrol penanaman modal tersebut. Direct investment ini biasanya
dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayorits dan suatu
perusahaan. Dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya
dilakukan oleh perusahaan multinasional (MNC) dengan operasi di bidang
manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan
sebagainya.
Motif Arus modal Internasional
1. Portfolio Investment
a. High Return
Motif dasar dan international portfolio investment adalah untuk
mencari tingkat hasil yang tinggi. Sesuai dengan model Hecksher-
Ohlin, maka penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun
obligasi dan perusahaan yang berada di negara lain bila memberikan
return yang lebih tinggi.
b. Risk Dioersification
Motif lain international portfolio investment adalah untuk diversifikasi
risiko. Hal ini dilakukan oleh para investor sesuai dengan portfolio
theory yang mengatakan bahwa investasi di berbagai surat berharga
dapat menghasilk an “return tertentu dengan risiko yang lebih kecil”
atau “return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu”.
Dalam hal ini, return dan investasi dalam surat berharga asing (foreign
securities) akan bergantung terutama pada perbedaan kondisi ekonomi
di luar negeri. Kebanyakan akan berhubung-an terbalik dengan return
dan investasi dalam surat berharga dalam negeri (domestic securities).
Sehubungan dengan ini, tindakan investor untuk melakukan
diversifikasi investasi, baik dalam foreign maupun domestic securit ies,
akan menghasilkan return yang rata-rata lebih tinggi dan/atau risiko
Manajemen S1 Page 2
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

yang lebih rendah daripada hanya melakukan investasi di dalam negeri


(domestic securities).
c. Foreign Direct Investment
1) Motif utama dan foreign direct investment ini pada dasarnya
sama dengan portfolio investment, yaitu untuk mendapatkan
“return yang lebih tinggi” melalui:
 tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,
 perpajakan yang lebih menguntungkan, dan
 infrastruktur yang lebih baik

2) Untuk melakukan diversifiksi risiko (risk diversification).


3) Untuk tetap memiliki “competitive advantage” melalui “direct
control” dengan melakukan hal-hal berikut :
 Horizontal Intregration
Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar atau
multinational corporation (MNC) yang biasanya berada
dalam posisi monopolistic atau oligopolistic dengan
tujuan untuk melakukan “direct control”, khususnya
yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
atau teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga
tetap memiliki “competitive advantage” atau
keunggulan bersaing di setiap pasar luar negeri yang
dimasuki.
 Vertical Integration
Corn petive advantage melaui direct control juga dapat
dilakukan dengan vertical integration, baik secara
“backward” maupun “forward integration”. Backward
integration dilakukan dengan jalan foreign direct
investment di bidang pertambangan dan
pertanian/perkebunan untuk memperoleh jaminan
supply bahan baku tertentu dengan harga semurah

Manajemen S1 Page 3
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

mungkin, sedangkan forward integration dilakukan


dengan jalan membangun jaringan ditribusi, misalnya
untuk produk automotive dan electronic.
4) Untuk menghindari tariff dan non tariff barrier yang
dibebankan kepada impor dan sekaligus memanfaatk an
berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang diberikan oleh
pemerintah lokal untuk mendorong foreign direct investment.
Analisis Efek Kesejahteraan dari Arus modal Internasional
Analisis ini dilakukan berdasarkan kondisi persaingan di mana nilai
marginal product of capital akan ditentukan oleh hasil yang diperoleh dan capital
investment yang dilakukan.
Pada umumnya aliran modal internasional ini akan diikuti dengan mobilitas faktor
produksi lainnya, seperti tenaga kerja, teknologi, dan manajemen, yang secara
keseluruhan akan memberikan efek positif bagi ke dua negara berupa kenaikan
output total dan pendapatan nasional. Namun, mobilitas beberapa faktor produksi
secara internasional ini juga mempunyai dilema yang dapat merugikan dan
menimbulkan kontroversi politik. Hal ini dapat dikatakan demikian karena dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, mobilitas faktor-faktor produksi ini dapat
mempunyai beberapa efek positif maupun negatif antara lain di bidang hal-hal
berikut.
a. Redistribusi income.
b. Keseimbangan balance of payment.
c. Penerimaan pajak.
d. Term of trade.
e. Transfer teknologi dan lain-lain.

Bisnis Internasional
Dalam era globalisasi sekarang ini, di samping istilah ekonomi internasional
yang meliputi perdagangan dan keuangan internasional ternyata semakin dikenal dan
digunakan istilah bisnis internasional yang biasanya juga dikaitkan dengan transaksi
internasional yang menyangkut ekspor dan impor barang, modal, dan jasa lainnya
dengan pelaku utamanya yang sering disebut sebagai multinational corporation
Manajemen S1 Page 4
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

(MNC). Sehubungan dengan ini, maka akan timbul pertanyaan apa dan bagaimana
perbedaan antara studi bisnis internasional dan studi ekonomi internasional karena
sebagian topik yang dibicarakan relatif sama. Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
maka perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian dan beberapa aspek dan bisnis
internasional tersebut sehingga dapat dipahami perbedaan antara keduanya.
Bisnis internasional (international business) diartikan sebagai suatu studi tentang
transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan (ekspor dan impor) dan foreign
investment (baik direct maupun potfolio) yang dilakukan oleh individu dan
perusahaan atau organisasi dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para individu
dan organisasi tersebut.
Dan pengertian bisnis internasional di atas dan membandingk annya dengan
pengertian ekonomi internasional yang telah dikemukakan dalam Buku I, maka dapat
dikemukakan beberapa perbedaan pokok antara keduanya, yaitu sebagai berikut.
a. Studi bisnis internasional lebih menekankan multiaspek dan aplikasi
transaksi internasional, sedangkan studi ekonomi internasional lebih
menekankan aspek teori ekonomi normatif dan transaksi internasional.
b. Karena bersifat multiaspek, maka studi bisnis internasional mempunyai
pendekatan interdiciplinary, sedangkan studi ekonomi internasional
lebih menekankan aspek ilmu ekonomi.
c. Studi bisnis internasional lebih menekankan aspek mikro, sedangkan
studi ekonomi internasional lebih menekankan aspek makro.
d. Studi bisnis internasional lebih menekankan aspek manajerial strategi,
sedangkan ekonomi internasional lebih menekankan aspek teoretis.
Berdasarkan beberapa ciri tersebut di atas, maka perk embangan studi
bisnis internasional sejak tahun 1950 hingga dekade 1990-an dapat
dilihat pada tabel di bawah mi (A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts,
1995 : 23).

Manajemen S1 Page 5
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

Tabel 10.1
Perkembangan Studi Bisnis Internasional 1950 — 1990an

Topics 1950—1969 1970—1989 1990s

General Functional areas


Focus of interest Strategic emphasis
information of

development
Descriptive Integrative
Approach Analytical

Heavily Multidiciplinary
Method of Functional
historical
explanation
Quantitative research Methods,
More quantitative
Interdiciplina Over seas travel & international
Research emphasis Research methods
ry assigment
& overseas travel

Entreprise
U.S. Global enterprises
viewpoint Multinational enterprises
enterprise
Industrialized,
Countries Industrialized, NICs & LDCs
Industrialized NICs &LDCs
examined

Some

Number of journal Many Ever increasing


General
international
Journal emphasis Functional Functional & strategic

topics

Amount of joint
Some Much more Ever increasing
research

Studi bisnis internasional yang modern mulai berkembang sejak tahun


1950 yang ditandai dengan dominasi multinational enterprises (MNE) atau

Manajemen S1 Page 6
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

multinational corporation (MNC) Amerika. MNE MNC Amerika


inimelakukan investasi besar besaran di negara- MNC negara yang mengalami
kehancuran akibat Perang Dunia II, khususnya Eropa Barat dan Jepang, dan
sebagian kecil di Eropa Timur, dan negara sedang berkembang atau less
developed countries (LDCs), yang kemudian sebagian kecil berhasil maju
LDCs menjadi negara industri barn atau newly industrialized countries (NICs),
seperti Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, dan NICs Taiwan.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa fokus dan bisnis


internasional terletak pada “strategic management” yang dijalankan oleh
setiap perusahaan baik internasional maupun domestik. “Strategic
management” dalam Iingkup internasional atau dapat disebut sebagai
“international strategic management” meliputi fungsi-fungsi berikut :
1. International operation/production management.
2. International human resource management.
3. International marketing management.
4. International financial management.
5. International accounting management.
6. International management information system.

Memang pada umumnya suatu perusahaan yang mela-kukan bisnis


internasional bersifat internasional dan dikenal sebagai perusahaan
multinasional. Akan tetapi, dalam era globalisasi saat ini, bisnis internasional
tidak hanya dilakukan dan hanya menjadi perhatian perusahaan-perusahaan
internasional besar, seperti MNC/MNE, tetapi juga dilakukan oleh perusahaan
kecil (small business) atau oleh perusahaan domestik.

Hal ini dapat dikatakan demikian karena dalam era globalisasi saat ini,
di satu pihak seorang konsumen tidak dapat menganggap dirinya hanya
sebagai konsumen domestik, tetapi secara sadar ataupun tidak sadar dia sudah
menjadi konsumen internasional, misalnya karena pengaruh informasi dan
internet, TV Media, TV Shopping Network (TVSN), dan sebagainya. Dengan
demikian, di lain pihak perusahaan yang berproduksi secara lokal, mau tidak
Manajemen S1 Page 7
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

mau juga hams menjadi dan berpikir sebagai produsen internasional. Karena
itu dikatakan bahwa suatu perusahaan sekalipun berproduksi secara lokal,
tetapi hams berpikir secara global atau yang dikenal dengan istilah “acting
locally, thinking globally.”
Beberapa contoh dan perusahaan kecil atau domestik di
Indonesia yang melakukan bisnis internasional antara lain sebagai
berikut.
1. Industri kerajinan di Bali, Yogya, Jepara, dan daerah lain.
2. Supermarket Hero yang pelanggannya terdiri atas berbagai bangsa.
3. Supermarket Kemchick milik Bob Sadino.
Dan uraian di atas, maka dapat juga dikatakan bahwa international business
adalah seluruh transaksi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan swasta (besar
atau kecil) dan pemerintah yang melibatkan dua atau lebih negara atau warga
negara untuk kepentingan diversifikasi pemasaran dan sumber daya
(marketing dan resources).

MULTINATIONAL CORPORATION
Sejarah lahirnya perusahaan multinasional dimulai sekitar 300 tahun yang lalu yang
ditandai dengan beroperasi perusahaan dagang (trading companies) dan Inggris dan
Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan-perusahaan Eropa yang
melakukan overseas investment, terutama di sektor pert ambangan ekstraktif.
Berbagai istilah atau terminologi digunakan untuk
menamakan perusahaan multinasional tersebut, seperti antara
lain sebagai berikut.
* Multinational Corporation (MNC).
* Multinational Enterprise (MNE).
* Transnational Company/Corporation (TNC).
* Global Company/Corporation.
* World Company/Corporation.
* Stateless Company/Corporation.
* Supernational Company/Corporation.
* Supranational Company/Corporation.

Manajemen S1 Page 8
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

* International Company/Corporation.

Walaupun dikenal dengan berbagai terminologi, namun menurut United


Nation, definisi dan perusahaan multinasional (MNC) adalah suatu perusahaan yang
memiliki atau mengontrol produksi atau fasilitas pelayanan di luar negeri dan tempat
kedudukan atau home base-nya (M.R. Czinkota, l.A. Ronkainen & M.H. Moffett,
W94 ; 356).
Definisi ini mendapat beberapa kritik dan para ekonom sehingga perlu diberi
batasan atau kriteria kuantitatif dan kualitatif agar suatu perusahaan dapat disebut
sebagai perusahaan multinasional.
Secara kuantitatif suatu perusahaan dapat disebut sebagai perusahaan
multinasional bila terjadi hal-hal berikut.:
a. Beroperasi di dua negara atau lebih.
b. Revenue dan foreign operation mencapai 25 hingga 30% revenue total.
c. Perusahaan tersebut dimiliki oleh beberapa bangsa, misalnya Dutch
Shell Group, Unilever, dan Asea Brown Boveri.
Secara kualitatif suatu perusahaan dapat disebut sebagai perusahaan
multinasional berdasarkan faktor behavior manajemen perusahaannya. Dalam hal in
perusahaan-perusahaan multin asional dapat dikategorikan sebagai berikut.
 Ethnocentric (berorientasi pada home market).
 Polycentric (berorientasi pada beberapa individual foreign markets).
 Regiocentris (berorientasi pada wilayah atau regional market tertentu).
 Geocentric (berorientasi global market).
Berdasarkan kriteria kuantitatif dan kualitatif di atas, pada Tabel 10.2 di
bawah ini dapat disebutkan beberapa perusahaan multinasional yang digolongkan ke
dalam 20 besar MNC menurut majalah Future edisi 3 Agustus 1998.
Dapat diketahui peringkat negara berdasarkan jumlah perusahaan
multinasional dan negara tersebut yang menguasai bisnis internasional, yaitu sebagai
berikut.
1. Jepang : 9 MNC (45%).
2. Amerika : 6 MNC (30%).
3. Inggris/Belanda : 2 MNC (10%).
Manajemen S1 Page 9
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

4. Prancis : 1 MNC (5%).


5. Jerman : 1 IVINC (5%).
6. Korea Selatan : 1 MNC (5%).
Dari peringkat tersebut di atas dapat dipahami mengapa Jepang dan Amerika
disebut menguasai atau superpower ekonomi dunia saat ini. Penguasaan ekonomi
dunia oleh MNC dan beberapa negara industri maju ini melaluiforeign direct
investment umumnya dilakukan dengan alasan berikut (OECD, 1983).
1. Marketing Factors
2. Barrier to Trade
3. Cost Factors
4. Investment climate
5. General
Keputusan Capital Invesment Oleh MNC
Secara tradisional, masalah pokok yang dihadapi oleh MNC dalam melakukan
investasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, adalah masalah international
financial management, khususnya masalah “global capital asset pricing model of risk
and return” (Thomas J.O’Brien, 1996 22 — 23).
Untuk ini, pendekatan konsep keuangan mendasar (fundam ental financial concept)
yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Kensep “net present value”.
2. Konsep “capital asset pricing model” (CAPM).
Perlu diketahui bahwa walaupun suatu perusahaan internasional atau MNC
melakukan investasi di dalam negerinya, keputusan tentang “capital budgeting” tetap
harus didasarkan kepada pertimbangan perspective global, khususnya aspek
manajemen keuangan internasional yang antara lain global financial market yang
meliputi tiga masalah pokok berikut :
a) Pembiayaan perusahaan (corporate financing)
 Di negeri mana dan atau mata uang (currency) apa yang akan
digunakan sebagai sumber pembiayaan?
 Apakah terdapat paket sumber pembiayaan yang financial cost-
nya minimal?
b) Pengukuran dan manajemen corporate exposure terhadap currency risk
Manajemen S1 Page 10
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

a. Bagaimana currency exposure perusahaan?


b. Bagaimana metode dan masalah manajemen currency exposure?
c) Keputusan pembiayaan modal (capital budgeting) dalam ekonomi
global
a. Bagaimana cash flow perusahaan?
b. Bagaimana kriteria yang digunakan untuk menerima atau menolak
sumber pembiayaan?
Dalam hal ini, seorang manajer keuangan perusahaan internasional
akan dihadapkan pada beberapa masalah empiris yang menjadi perdebatan
dalam perkembangan international asset pricing theory sebagai berikut.
1. Apakah fluktuasi atau kurs valas mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan (firm’s equities)?
2. Apakah perusahaan memperhatikan forex exposure?

Latihan Soal :
1. Sebutkan dan jelaskan Macam-macam sifat arus modal internasional?
2. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud portfolio investment dan foreign
direct investment?
3. Apa yang dimaksud dengan bisnis internasional?
4. Apa yang dimaksud dengan MNC?
5. Sebutkan alasan MNC melakukan foreign dierect investment?

Manajemen S1 Page 11
Modul Kuliah Ekonomi Internasional Prodi Manajeman

Manajemen S1 Page 12
Manajemen S1 Page 13
Manajemen S1 Page 14

Anda mungkin juga menyukai