KEBANKSENTRALAN
EKONOMI SYARIAH
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat,
karunia dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun maksud dan tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
mata kuliah kebanksentralan
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami menjumpai banyak hambatan, namun berkat
dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banya terimakasih dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………..…………
DaftarIsi………………………………………...…………………………………..………..
BAB I
PENDAHULUAN………………………………..………………..…………………............
3.1 Kesimpulan……………………...…………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep Kebijakan Makroprudensial
2. Mengetahui konsep stabilitas sistem keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk
mencegah dan mengurangi risiko sistematik, mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan
berkualitas, meningkatkan efisiensi Sistem Keuangan, akses keuangan dan UMKM (usaha mikro
kecil menengah) dalam mendorong terpeliharanya SSK (stabilitas sistem keuangan), serta
mendukung stabilitas moneter dan stablitas sistem pembayaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan makroprudensial dalam beberapa versi dapat
disimpulkan bahwa kebijakan makroprudensial adalah suatu kebijakan yang ditetapkan oleh
Bank Sentral sebagai lembaga tertinggi keuangan negara untuk meningkatkan perekonomian
Indonesia serta menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga dapat meminimalkan risiko yang
dapat terjadi.1
Tujuan kebijakan Makroprudensial:
1) Mencegah dan mengurangi risiko sistematik
2) Mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas
3) Meningkatkan efisiensi sistem keuangan, akses keuangan dan UMKM
Dalam setiap kebijakan tentu ada sejumlah instrumen yang dapat digunakan. Paling tidak ada
10 instrumen yang dapat dipilih bank sentral (Lim et al., 2011). Ke-10 instrumen itu terbagi
dalam tiga kelompok besar.
1
Seli Ika Setia Tantri, “Kebijakan Makroprudensial dalam Stabilitas Sistem Keuangan”, diakses dari
moneterunej.blogspot.com/2016/06/kebijakan-makroprudensial-dalam_10.html, pada tanggal 17 November 2019 pukul 10.15.
Jenis instrumennya mencakup empat instrumen. Terdiri dari rasio loan to value (LTV),
yaitu istrumen yang membatasi kapasitas debitur dalam mengambil kredit yang
didasarkan atas nilai agunan. Rasio debt to income (DTI) yaitu instrumen yang
membatasi kapasitas debitur mengambil kredit yang didasarkan pada penghasilan
debitur. Pembatasan (capping) kredit dalam valuta asing, yaitu instrumen yang
membatasi jumlah kredit valas yang dapat diberikan bank ke debitur. Pembatasan
kredit pada sektor tertentu atau pertumbuhan kredit agregat, yaitu instrumen yang
membatasi eksposur kredit bank pada sektor tertentu atau pertumbuhan kredit secara
agregat.
3
Sistem informasi, “ Kebijakan Makroprudensial”, diakses dari
https://www.academia.edu/22501980/Kebijakan_makroprudensial, pada tanggal 17 November 2019 pukul 10.50.
serta stabilnya nilai tukar rupiah bisa membawa pengaruh positif bagi kestabilan sistem
keuangan.
Ada beberapa alasan mengapa stabilitas system keuangan sangatlah penting
dalam sistem perekonomian.
a. sistem keuangan yang stabil akan dapat membentuk pasar yang sehat, terkontrol
dan alokasi dari berbagai sumber daya yang ada dapat dikondisikan secara
optimal.
b. sistem keuangan yang stabil akan memiliki dampak langsung pada kesehatan
dunia perbankan, dengan sistem keuangan yang stabil dunia perbankan dapat
menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara
maksimal, tentu hal ini juga akan mempengaruhi sektor riil.
c. dengan stabilnya sistem keuangan tentu akan mempengaruhi perputaran jumlah
uang yang beredar di masyarakat. Hal ini karena sistem keuangan berjalan dengan
baik, sehingga inflasi-pun dapat dikendalikan.
d. biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan karena pengaruh dari
instabilitas tersebut menyerang langsung sektor keuangan yang mempunyai biaya
restrukturisasi yang tidak murah, seperti sektor perbankan.
e. Instabilitas sistem keuangan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
terjadinya krisis moneter, sehingga diperlukan upaya yang maksimal dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan.
Patut diketahui Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem
pembayaran. Tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun
juga stabilitas sistem keuangan. Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa
diikuti oleh stabilitas sistem keuangan. Bila tidak seiring sejalan maka tidak akan banyak
artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan kedua stabilitas ini yaitu
stabilitas moneter dan stabilitas keuangan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang
signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan
merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter.
Peran penting dalam sistem keuangan dituntut untuk senantiasa stabil, yaitu sehat,
transparan, dan dikelola dengan baik. Kondisi pasar keuangan yang demikian dapat
membangun dengan baik, Kondisi pasar keuangan yang demikian dapat membangun
keyakinan para pelaku pasar untuk bertransasksi secara aktif, mendorong
terbentuknya tingkat harga pasar yang wajar, yaitu yang mencerminkan kekuatan
fundamental, serta memungkinkan para pelaku pasar mengukur dan mengelola
resiko-resiko pasar atas dasar informasi-informasi yang tersedia.