TRIVIA FARM
SELADA
Muhammmad Arif Qautsar, dkk
2022
2
Cover ........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
1. Latar Belakang.................................................................................................4
2. Tinjauan Umum................................................................................................6
2.1. Visi dan Misi................................................................................................6
3. Proses Pengolahan..........................................................................................17
4. Spesifikasi Alat................................................................................................22
6. Pengawasa Mutu.............................................................................................28
7. Anggaran Biaya..............................................................................................29
8. Strategi Pemasaran.........................................................................................30
8.1. Harga..........................................................................................................30
10. Kesimpulan.......................................................................................................38
1I. Penggagas..........................................................................................................39
4
I. LATAR BELAKANG
Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat
yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di
dunia. Pada tahun 2000 luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta
Ha, dengan total produksi diperkirakansebanyak 14 milyar butir kelapa, yang
sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai
dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun social budaya.
Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari
buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian,
apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton,
maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi
produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk
kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Serat dan serbuk sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai
cocofiber dan cocopeat, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara
tradisionil serat dan serbuk sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat
sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tanggalain. Perkembangan teknologi, sifat fisika-
kimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali kebahan alami, membuat serat
sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan dashboard
kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk
pengendalian erosi. Serat dan serbuk sabut kelapa diproses untuk dijadikan Coir Fiber
Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed dan lain-lain. Serat dan
serbuk sabut kelapa bagi negara-negara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan
komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada
tahun 1990.
Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia,
pangsa pasar serat dan serbuk sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan
kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah
5
dan keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat dan
serbuk sabut kelapa sebagai bahan baku / bahan pembantu, merupakan potensi yang
besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa. Hasil samping
pengolahan serat sabut kelapa berupa butiran-butiran gabus sabut kelapa,dikenal
dengan nama Cocopeat. Sifat fisika-kimianya yang dapat menahan kandungan air dan
unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah menjadikan hasil
samping ini mempunyai nilai ekonomi. Cocopeat digunakan sebagai media
pertumbuhan tanaman hortikultur dan media tanaman rumah kaca. Dari aspek
teknologi, pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan
oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha
kecil/menengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah keterbatasan modal,
akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang
masih belum memenuhi persyaratan.
Berdasarkan data Balitbang Perkebunan dan Pertanian, Provinsi Aceh adalah
salah satu daerah penghasil kelapa utama di Indonesia. Luas tanaman kelapa di
Provinsi Aceh adalah 107.654 ha dengan total produksi setara kopra sebesar 63.743
ton, dan keseluruhannya merupakan perkebunan rakyat, dan tentunya untuk sekarang
ini jumlah produksi kelapa semakin luas dan banyak.
6
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai : (1) Visi dan Misi, (2) Lokasi
Pabrik, (3) Tata Letak Pabrik, (4) Tata Letak Alat, (5) Manajemen dan Organisasi
Perusahaan, (6) Jenis Produk, (7) Pemasaran Poduk.
Misi:
Menyediakan produk turunan kelapa dengan kualitas ekspor
Meningkatkan nilai produk turunan kelapa
Mengembangkan inovasi baru dari produk turunan kelapa
Membuka lapangan kerja baru kepada masyarakat luas
Tampak Samping
Tampak Depan
8
Lokasi 2.
Berupa tanah kebun dan akan kita jadikan tempat produksi, mengingat
tempatnyapun bukan tempat padat penduduk dengan luas + 570 m2.
9
8
5
3
7 6
4 2
1
Jalan Raya
Keterangan gambar:
Pagar
Area Bahan Baku
Bangunan Utama
2. Mesin pengurai sabut kelapa
3. Mesin Pemisah
4. Mesin Press Cocopeat
5. Mesin Press Cocofiber
6. Area Penyimpanan sementara
7. Bangunan kantor/tempat karyawan
8. Mushalla dan Sumur
bertambah besar perusahaan ini maka persoalan mengenai organisasi dan manajemen
semakin rumit oleh karena itu diperlukan suatu struktur organisasi yang baik.
II.5.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi disusun berbentuk garis, dimulai dari Direktur Utama
pemegang peran penting sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang dibantu oleh
beberapa Manager.
Berdasarkan Struktur Organisasi garis ini Tugas dan Wewenang beberapa
bagian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama Direktur utama bertanggung jawab atas segala masalah yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan bertugas memimpin, mengatur,
membimbing dan mengarahkan seluruh kegiatan yang berlangsung.
2. Manager produksi, mempunyai tugas mengawasi seluruh proses serta
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada setiap kepala bagian dan juga
menyangkut operasi proses yang mengolah produk dari mulai bahan baku
sampai bahan jadi.
3. Manager Quality Control dan Pemasaran. Tugas bagian Quality Control
adalah menganalisa dan bertanggung jawab terhadap pengawasan mutu bahan
baku selama proses sampai produk akhir yang akan dipasarkan.
4. Bagian Teknik. Tugas bagian teknik adalah menjaga dan memelihara atas
kelancaran peralatan dan mesin-mesin yang ada di pabrik, sekaligus juga
memperbaiki jika ada kerusakan yang terjadi.
5. Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian ini bertugas mengurusi seluruh
biaya pengeluaran dan pemasukan serta urusan kepegawaian, surat menyurat,
kearsipan serta kepentingan perusahaan lainnya.
6. Bagian Keamanan. Bagian ini mengawasi dan menjaga keamanan serta
ketertiban pabrik, sehingga pabrik dapat berproduksi dengan baik dan lancar.
12
1 Direktur 1 orang
Jumlah 15 orang
kerja. Terdapat dua macam gaji yaitu : gaji pokok dan gaji tunjangan. Tunjangan
jaminan sosial, sarana transportasi, cuti tahunan, bonus bulanan, dan lain-lainnya.
Perusahaan ini akan fokus pada beberapa produk saja dari keseluruhan produk
yang bisa dihasilkan oleh turunan kelapa, yaitu cocopeat, cocofiber, copra, asap cair
dan arang tempurung.
1. Cocopeat
2. CocoFiber
3. Copra
Kopra yang baik harus memiliki kadar air sekitar 6-7 % saja jika lebih dari angka
tersebut kopra akan rentan rusak dan berjamur sehingga mutu nya pun rendah.
4. Asap Cair
5. Arang Tempurung
16
Pada bab proses pengolahan ini akan dijelaskan mengenai : (1) Bahan Baku
Utama, (2) Bahan Baku Penunjang, (3) Peta Alir Proses, dan (4) Proses Pengolahan.
lebih jelasnya diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar berikut.
18
Kelapa Utuh
Pemisahan Sabut
Kondensasi
Asap Cair
III.4.Proses Pengolahan.
III.4.1.Pengolahan Cocopeat dan Cocofiber
19
1. Persiapan Bahan baku berupa kelapa Utuh, dan sebagian yang lain merupakan
sabut kelapa dan batok kelapa.
2. Pada tahap persiapan, kelapa utuh akan dikupas sabutnya menggunan mesin
pengupas sabut.
3. Pemisahan Serat. Pada tahap ini, sabut kelapa dimasukkan ke dalam mesin
pemisah serat untuk memisahkan bagian serat dengan gabus. Komponen utama
mesin pemisah serat atau defibring machine adalah silinder yang permukaannya
dipenuhi dengan gigi-gigi dari besi yang berputar untuk memukul dan menggaruk
sabut sehingga bagian serat terpisah. Pada tahap ini dihasilkan butiran-butiran
serbuk dan serat sabut.
4. Sortasi/Pengayakan. Pada tahap ini bagian serat yang telah terpisah dari gabus
dimasukkan ke dalam mesin sortasi untuk memisahkan bagian serat halus dan
20
kasar. Mesin sortasi atau pengayak (refaulting screen) adalah berupa saringan
berbentuk cone yang berputar dengan tenaga penggerak motor. Sortasi dan
pengayakan juga dilakukan pada butiran gabus dengan menggunakan ayakan atau
saringan, sehingga dihasilkan butiran-butiran sebuk halus.
5. Pembersihan dan Pengeringan. Tahap pembersihan dilakukan untuk memisahkan
bagian gabus yang masih menempel pada bagian serat halus yang telah terpisah
dari bagian serat kasar. Tahap ini dilakukan secara manual. Tergantung kepada
tingkat kekeringan serat dan butiran gabus.
6. Serat sabut kelapa yang sudah bersih dan kering kemudian dipak dengan
menggunakan alat press.
7. Pemadatan butiran gabus/serbuk (Cocopeat) dengan menggunakan alat press juga.
III.4.2.Pengolahan Copra
1. Pemisahan batok kelapa
Tahapan ini batok kelapa dicongkel dengan mesin yang digunakan untuk
mengupas tempurung kelapa.
2. Pembelahan daging kelapa.
Kelapa yang sudah tidak memiliki batok akan dibelah untuk dipisahkan airnya
3. Pengasapan/Pengovenan
Pengeringan dengan cara ini dapat dikatakan sebagai cara pengeringan kopra
yang paling baik dan mulai banyak digunakan oleh para petani kopra dan juga
kalangan industri. Teknik yang dipakai adalah dengan menggunakan oven
pengering kopra, disini kelapa basah akan disusun dalam lemari oven yang sudah
tersedia. Kelapa ini kemudian akan dikeringkan dalam ruangan tertutup dan
selanjutnya akan dialirkan panas ke dalam oven itu dengan suhu 40 – 80 C
dialirkan oleh blower untuk bisa mengaliri oven pengering kopra.
Dalam bab ini akan menguraikan mengenai fungsi alat yang digunakan dalam
proses pengolahan semua produk. Spesifikasi alat akan lebih real dan detail setelah
ada persetujuan untuk membangun pabrik, mengingat lahan sekarang yang sudah bisa
kita gunakan hanya cukup untuk produksi cocopeat dan cocofiber.
6. Mesin Pres Cocopeat. Mesin ini berfungsi untuk mengepress atau mencetak
serbuk sabut kelapa ( cocopeat ) menjadi balok / kubus cocopeat siap pakai.
Mesin ini berdimensi 120 x 120 x 300 cm dengan ukuran cetakan 4 buah
sebesar 30 x 30 x 15 cm.
25
2. Oven pengering Copra. Pengering kopra atau oven kopra merupakan mesin yang
dapat membantu mempercepat proses pengeringan atau pengeringan kelapa
kopra. Karena jika menggunakan metode pengeringan tradisional, tergantung
cuaca. Dimensi mesin ini 240cm x 120 cm × 120 cm dengan kapasitas produksi
sekitar 250kg/proses dalam rentang waktu ±16 Jam.
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Sumber Air, (2) Bahan Bakar, (3) Sumber
Tenaga Listrik
Anggaran Biaya dalam membangun usaha ini meliputi: biaya penyediaan lahan
pabrik, pembangunan gedung , sarana & prasarana pabrik, pengadaan mesin &
peralatan operasional pabrik dan biaya operasional selama 3 bulan pertama
beroperasinya pabrik.
Jumlah 180.200.000
B. Bagunan
1 Sewa Tanah 1 Tahun 6.000.000 6.000.000
2 Bangunan Produksi 2 Unit 30.000.000 60.000.000
3 Pembersihan Tanah/Lahan 2 Unit 10.000.000 20.000.000
Jumlah 66.000.000
Jumlah 75.000.000
Modal Kerja 3 Bulan Jumlah 225.000.000
Total 471.200.000
Jumlah 50.000.000
Jumlah 20.000.000
Modal Kerja 3 Bulan Jumlah 60.000.000
Total 230.000.000
31
VIII.1. Harga
Harga di tingkat pembeli di kota-kota besar cocopeat dan cocofiber berkisar
antara Rp. 2000 - Rp. 4.000 per Kg, tergantung kepada kualitas sabut yang
dihasilkan.
Harga serat sabut kelapa di pasaran ekspor adalah sebesar US $ 210 per ton
(FOB), sedangkan harga CIF di negara tujuan (Rotterdam) adalah sebesar US $ 360
per ton. Harga serat sabut kelapa Indonesia di pasaran ekspor relatif lebih rendah
dibandingkan dengan serat sabut kelapa ex. India, yang bernilai sekitar US $ 290 -
320 per ton (FOB).
Harga kopra untuk saat ini berkisar di harga Rp. 9.000 - Rp. 12.000 per Kg.
Sedangkan asap cair berkisar Rp. 20.000 - Rp. 30.000 per liternya dan arang
tempurung kelapa berkisar Rp. 9.000 - Rp. 10.000 per Kg. Kesemua harga tersebut
akan berubah-ubah sesuai harga pasar.
Dalam setiap 30.000 butir kelapa menghasilkan kurang lebih 20 Ton Kelapa
Batok (Proyeksi 3 butir kelapa=1Kg). Berdasarkan beberapa penelitian dapat kami
rangkum bahwa setiap 5 butik kelapa batok. Jadi dari total 30.000 butir kelapa (20
Ton) dapat menghasilkan 5.000Kg Kopra dan 5.000Kg Tempurung
Kopra
Untuk 20 Ton Kelapa menghasilkan 5 Ton Kopra
Harga produk : Rp 9.000/ kg, jadi harga : 9.000 x 5000 = Rp 45.000.000
Penjualan 1 bulan Kopra : Rp 45.000.000
Asap Cair
Untuk 5 Ton Tempurung Kelapa menghasilkan 2.000 L Asap Cair
Harga produk : Rp 20.000/ L, jadi harga : 20.000 x 2000 = Rp 40.000.000
Penjualan 1 bulan Kopra : Rp 40.000.000
Arang Tempurung
Untuk 5 Ton Tempurung Kelapa menghasilkan 1,25 Ton Arang
Harga produk : Rp 9.000/ kg, jadi harga : 9.000 x 1250 = Rp 11.250.000
Penjualan 1 bulan Kopra : Rp 11.250.000
Threat (Tantangan)
Cuaca yang mempengaruhi proses produksi, bisa diselesaikan melalui
mesin/alat pengering di dalam ruangan.
Terjadi penyusutan bahan baku, karena sebelum produksi akan kita jemur
terlebih dahulu.
36
X. KESIMPULAN
Serat sabut kelapa merupakan komoditi ekspor yang merupakan bahan baku
bagi industri matras, jok mobil, tali dan lain-lain, maka pengembangan industri ini
dapat mendorong berkembangnya industri pengguna serat sabut kelapa kedepannya.
Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kelapa yang cukup banyak dan belum
tergarap potensinya, sehingga punya potensi besar untuk bisa memenuhi permintaan
pasar dalam dan luar negeri.
39
Ketua
Nama : Zulfahmi
Email : Zulfahmimgf@gmail.com
No. Hp : 0813 9443 1162
Alamat : Meunasah Aron, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : S-1 Management Bisnis UNPAM (Sedang kuliah)
Pengalaman : Marketing Bisnis, Konsultan Produksi dan F&B,
Organisasi : Bendahara HIMAKOSGORO Tanggerang Selatan
Keuangan/Admin
Nama : Safwan
Email : shafwanhasan@gmail.com
No. Hp : 0852 6064 5051
Alamat : Lameue Raya, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : S-1 T. Elektro Unsyiah & Pendidikan Bhs. Inggris UIN Ar-raniry
Pengalaman : Bisnis Development
Pemasaran
Nama : Arif Anfasa
Email : arifanfasa@gmail.com
No. Hp : 0822 7707 4959
Alamat : Cumbok Niwa, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : S-1 Hukum Ekonomi Syariah UIN Ar-raniry
Pengalaman : Bisnis Development, Suplier & Distributor Plastik, Besi, dan FMCG
40
Operasional
Nama : Luthfi Hadi
Email : luthfilhadi348@gmail.com
No.Hp : 0852 2059 8899
Alamat : Meunasah Raya, Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : MAS Jeumala Amal (2014)
Pengalaman : Marketing Bisnis FMCG (Manager)
Organisasi : Pengurus Pramuka KWARCAB Pidie Jaya
“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi,
jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya. (Anatole France)”