Anda di halaman 1dari 40

Proposal Usaha

TRIVIA FARM
SELADA
Muhammmad Arif Qautsar, dkk

2022
2

Daftar Isi Halaman

Cover ........................................................................................................................1

Daftar Isi...................................................................................................................2

1. Latar Belakang.................................................................................................4
2. Tinjauan Umum................................................................................................6
2.1. Visi dan Misi................................................................................................6

2.2. Lokasi Pabrik...............................................................................................6

2.3. Tata Letak Pabrik.........................................................................................9

2.4. Tata Letak Alat...........................................................................................10

2.5. Manajemen dan Organisasi Perusahaan.....................................................10

2.6. Jenis Produk...............................................................................................13

3. Proses Pengolahan..........................................................................................17

3.1. Bahan Baku Utama....................................................................................17

3.2. Bahan Baku Penunjang..............................................................................17

3.3. Peta Alir Proses..........................................................................................19

3.4. Proses Pengolahan......................................................................................21

4. Spesifikasi Alat................................................................................................22

4.1 Mesin Pengolahan Cocopeat & Cocofiber..................................................22

4.2 Mesin Pengolahan Copra............................................................................25

4.3 Mesin Pengolahan Asap Cair & Arang.......................................................26

5. Sarana Penunjang Produksi..........................................................................27

5.1 Sumber Air..................................................................................................27

5.2 Bahan Bakar................................................................................................27

5.3 Sumber Tenaga Listrik................................................................................27


3

6. Pengawasa Mutu.............................................................................................28

7. Anggaran Biaya..............................................................................................29

8. Strategi Pemasaran.........................................................................................30

8.1. Harga..........................................................................................................30

8.2. Jalur Pemasaran Produk.............................................................................30

9. Analisa Kelayakan Usaha..............................................................................31

9.1.Target Penjualan Bulanan..........................................................................31

9.2. Industri Analisis........................................................................................34

9.3. Rencana jangka menengah dan jangka panjang perusahaan....................35

9.4. Project Timeline.....................................35 9.5. Model Penawran Investasi


.................................................................................................................................35

10. Kesimpulan.......................................................................................................38

1I. Penggagas..........................................................................................................39
4

I. LATAR BELAKANG

Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat
yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di
dunia. Pada tahun 2000 luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta
Ha, dengan total produksi diperkirakansebanyak 14 milyar butir kelapa, yang
sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai
dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun social budaya.
Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari
buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian,
apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton,
maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi
produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk
kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Serat dan serbuk sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai
cocofiber dan cocopeat, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara
tradisionil serat dan serbuk sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat
sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tanggalain. Perkembangan teknologi, sifat fisika-
kimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali kebahan alami, membuat serat
sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan dashboard
kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk
pengendalian erosi. Serat dan serbuk sabut kelapa diproses untuk dijadikan Coir Fiber
Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed dan lain-lain. Serat dan
serbuk sabut kelapa bagi negara-negara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan
komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada
tahun 1990.
Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia,
pangsa pasar serat dan serbuk sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan
kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah
5

dan keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat dan
serbuk sabut kelapa sebagai bahan baku / bahan pembantu, merupakan potensi yang
besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa. Hasil samping
pengolahan serat sabut kelapa berupa butiran-butiran gabus sabut kelapa,dikenal
dengan nama Cocopeat. Sifat fisika-kimianya yang dapat menahan kandungan air dan
unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah menjadikan hasil
samping ini mempunyai nilai ekonomi. Cocopeat digunakan sebagai media
pertumbuhan tanaman hortikultur dan media tanaman rumah kaca. Dari aspek
teknologi, pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan
oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha
kecil/menengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah keterbatasan modal,
akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang
masih belum memenuhi persyaratan.
Berdasarkan data Balitbang Perkebunan dan Pertanian, Provinsi Aceh adalah
salah satu daerah penghasil kelapa utama di Indonesia. Luas tanaman kelapa di
Provinsi Aceh adalah 107.654 ha dengan total produksi setara kopra sebesar 63.743
ton, dan keseluruhannya merupakan perkebunan rakyat, dan tentunya untuk sekarang
ini jumlah produksi kelapa semakin luas dan banyak.
6

II. TINJAUAN UMUM

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai : (1) Visi dan Misi, (2) Lokasi
Pabrik, (3) Tata Letak Pabrik, (4) Tata Letak Alat, (5) Manajemen dan Organisasi
Perusahaan, (6) Jenis Produk, (7) Pemasaran Poduk.

II.1. Visi dan Misi


Visi:
Menjadi produsen terbaik di industri produk turunan kelapa

Misi:
 Menyediakan produk turunan kelapa dengan kualitas ekspor
 Meningkatkan nilai produk turunan kelapa
 Mengembangkan inovasi baru dari produk turunan kelapa
 Membuka lapangan kerja baru kepada masyarakat luas

II.2. Lokasi Pabrik


Tempat produksi akan dipilih 2 tempat, sebagai lokasi produksi dan
penyimpanan. Kedua lokasi tersebut beralamat di Gampong Lameue Raya,
Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh (5.270137914531461,
95.93213508272733). Akses lokasi ke tempat produksi kurang lebih 15 menit
perjalanan dari jalan nasional, sekitar 17Km, dan dapat dilalui oleh container
berukuran sedang (kapasitas 20Ton). Berikut kami lampirkan foto tempat;
Lokasi 1.
Berupa sepetak tanah dan sudah ada bangunan tua yang akan kita jadikan gudang
dan tempat penjemuran dengan luas + 450 m2 dengan luas bangunan diatas tanah
tersebut + 145 m2.
7

Tampak Samping

Tampak Depan
8

Lokasi di Google Map

Lokasi 2.
Berupa tanah kebun dan akan kita jadikan tempat produksi, mengingat
tempatnyapun bukan tempat padat penduduk dengan luas + 570 m2.
9

II.3. Tata Letak Pabrik


Areal tanah sementara yang bisa kita sewa untuk usaha ini adalah +/- 1,2 Ha.
Luas areal tanah ini tentunya sangat terbatas namun sudah dapat kita gunakan
semaksimal mungkin untuk tempat bangunan pabrik atau area produksi. Area
produksi ini hanya akan muat untuk produksi produk cocofiber dan cocopeat, namun
untuk produk lainnya akan kita rencanakan tempat yang lebih luas, hal ini akan kita
sesuaikan dengan kebutuhan nantinya.
10

II.4. Tata Letak Alat


Tata letak alat produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi, dimana
perpindahan bahan dari satu alat ke alat lainnya agar lebih efisien.

8
5
3

7 6
4 2
1

Jalan Raya

Keterangan gambar:
Pagar
Area Bahan Baku
Bangunan Utama
2. Mesin pengurai sabut kelapa
3. Mesin Pemisah
4. Mesin Press Cocopeat
5. Mesin Press Cocofiber
6. Area Penyimpanan sementara
7. Bangunan kantor/tempat karyawan
8. Mushalla dan Sumur

II.5. Manajemen dan Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi perusahaan merupakan wadah dimana seluruh personil
terintegrasi dan terkoordinasi dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Semakin
11

bertambah besar perusahaan ini maka persoalan mengenai organisasi dan manajemen
semakin rumit oleh karena itu diperlukan suatu struktur organisasi yang baik.
II.5.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi disusun berbentuk garis, dimulai dari Direktur Utama
pemegang peran penting sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang dibantu oleh
beberapa Manager.
Berdasarkan Struktur Organisasi garis ini Tugas dan Wewenang beberapa
bagian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama Direktur utama bertanggung jawab atas segala masalah yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan bertugas memimpin, mengatur,
membimbing dan mengarahkan seluruh kegiatan yang berlangsung.
2. Manager produksi, mempunyai tugas mengawasi seluruh proses serta
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada setiap kepala bagian dan juga
menyangkut operasi proses yang mengolah produk dari mulai bahan baku
sampai bahan jadi.
3. Manager Quality Control dan Pemasaran. Tugas bagian Quality Control
adalah menganalisa dan bertanggung jawab terhadap pengawasan mutu bahan
baku selama proses sampai produk akhir yang akan dipasarkan.
4. Bagian Teknik. Tugas bagian teknik adalah menjaga dan memelihara atas
kelancaran peralatan dan mesin-mesin yang ada di pabrik, sekaligus juga
memperbaiki jika ada kerusakan yang terjadi.
5. Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian ini bertugas mengurusi seluruh
biaya pengeluaran dan pemasukan serta urusan kepegawaian, surat menyurat,
kearsipan serta kepentingan perusahaan lainnya.
6. Bagian Keamanan. Bagian ini mengawasi dan menjaga keamanan serta
ketertiban pabrik, sehingga pabrik dapat berproduksi dengan baik dan lancar.
12

Tabel 1. Perkiraan Jumlah Karyawan yang dibutuhkan.


No Bagian Jumlah

1 Direktur 1 orang

2 Manager Produksi 1 orang

3 Manager Quality Control dan Pemasaran 1 orang

4 Bagian Teknik 2 orang

5 Bagian Keuangan dan Administrasi 1 orang

6 Bagian Kemanan 2 orang

7 Karyawan Produksi 7 orang

Jumlah 15 orang

Gaji karyawan disesuaikan dengan pendidikan, jabatan, pengalaman dan masa

kerja. Terdapat dua macam gaji yaitu : gaji pokok dan gaji tunjangan. Tunjangan

yang diberikan meliputi Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan kesehatan,

jaminan sosial, sarana transportasi, cuti tahunan, bonus bulanan, dan lain-lainnya.

II.6. Jenis Produk


13

Berikut bagan produk hasil turunan dari pohon kelapa

Perusahaan ini akan fokus pada beberapa produk saja dari keseluruhan produk
yang bisa dihasilkan oleh turunan kelapa, yaitu cocopeat, cocofiber, copra, asap cair
dan arang tempurung.
1. Cocopeat

Spesifikasi mutu Coco Peat yang adalah sebagai berikut :


14

 Tidak mengandung kandungan kimia


 Bebas dari weed dan seeds
 Kadar air <20 %
 pH 5,98
 EC 0,60 mS/cm
 NaCl 0.54%
 NH4 0.08%
 Ca: 0.45%
 SO4: 0.00%
 P: 0.00%

2. CocoFiber

Spesifikasi mutu produk serat yang diekspor adalah sebagai berikut:


 Kadar air < 10 %
 Kandungan gabus: < 5 %
 Panjang serat ( 2- 10 cm) 30 %
 Panjang serat (10 - 25 cm) 70 %
 Ukuran Bale 70 x 70 x 50 cm
 Bobot /Bale 50 Kg /Bale
15

3. Copra

Kopra yang baik harus memiliki kadar air sekitar 6-7 % saja jika lebih dari angka
tersebut kopra akan rentan rusak dan berjamur sehingga mutu nya pun rendah.

4. Asap Cair

5. Arang Tempurung
16

III. PROSES PENGOLAHAN


17

Pada bab proses pengolahan ini akan dijelaskan mengenai : (1) Bahan Baku
Utama, (2) Bahan Baku Penunjang, (3) Peta Alir Proses, dan (4) Proses Pengolahan.

III.1.Bahan baku Utama


Bahan baku utama adalah kelapa butir utuh (Kelapa yang masih bersabut).
Selain kelapa utuh kita juga akan melakukan pengadaan bahan bau dalam bentuk
sabut kelapa dan batohnya saja. Karena untuk kedua bahan baku tersebut sangat
banyak yang tidak digunakan oleh masyarakat (limbah), sehingga dapat menekan
biaya produksi yang sangat signifikan.

III.2.Bahan Baku Penunjang


Bahan baku penunjang adalah bahan baku yang akan menjadi bahan campuran
produk yang dihasilkan, antara lain yaitu tepung kanji.

III.3.Peta Alir Proses


Peta alir proses akan digambarkan menurut tahapan proses produksi. Untuk

lebih jelasnya diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar berikut.
18

Kelapa Utuh

Pemisahan Sabut

Sabut Kelapa Kelapa Butir

Pemisahan Serat Sabut Pemisahan Batok dan Daging

Sortasi/Pengayakan Daging Kelapa Bulat

Serbuk Serat Pembelahan


Sabut Sabut
Air kelapa Daging Kelapa
Pebersihan/ Pebersihan/
Pengeringan Pengeringan Batok Kelapa Pengasapan

Pemadatan Pemadatan Pembakaran/ Kopra Merah


Pirolisis

Cocopeat Cocofibe Arang Asap


r

Kondensasi

Asap Cair

Gambar . Diagram Alir Proses Produksi

III.4.Proses Pengolahan.
III.4.1.Pengolahan Cocopeat dan Cocofiber
19

1. Persiapan Bahan baku berupa kelapa Utuh, dan sebagian yang lain merupakan
sabut kelapa dan batok kelapa.

2. Pada tahap persiapan, kelapa utuh akan dikupas sabutnya menggunan mesin
pengupas sabut.
3. Pemisahan Serat. Pada tahap ini, sabut kelapa dimasukkan ke dalam mesin
pemisah serat untuk memisahkan bagian serat dengan gabus. Komponen utama
mesin pemisah serat atau defibring machine adalah silinder yang permukaannya
dipenuhi dengan gigi-gigi dari besi yang berputar untuk memukul dan menggaruk
sabut sehingga bagian serat terpisah. Pada tahap ini dihasilkan butiran-butiran
serbuk dan serat sabut.
4. Sortasi/Pengayakan. Pada tahap ini bagian serat yang telah terpisah dari gabus
dimasukkan ke dalam mesin sortasi untuk memisahkan bagian serat halus dan
20

kasar. Mesin sortasi atau pengayak (refaulting screen) adalah berupa saringan
berbentuk cone yang berputar dengan tenaga penggerak motor. Sortasi dan
pengayakan juga dilakukan pada butiran gabus dengan menggunakan ayakan atau
saringan, sehingga dihasilkan butiran-butiran sebuk halus.
5. Pembersihan dan Pengeringan. Tahap pembersihan dilakukan untuk memisahkan
bagian gabus yang masih menempel pada bagian serat halus yang telah terpisah
dari bagian serat kasar. Tahap ini dilakukan secara manual. Tergantung kepada
tingkat kekeringan serat dan butiran gabus.
6. Serat sabut kelapa yang sudah bersih dan kering kemudian dipak dengan
menggunakan alat press.
7. Pemadatan butiran gabus/serbuk (Cocopeat) dengan menggunakan alat press juga.

III.4.2.Pengolahan Copra
1. Pemisahan batok kelapa
Tahapan ini batok kelapa dicongkel dengan mesin yang digunakan untuk
mengupas tempurung kelapa.
2. Pembelahan daging kelapa.
Kelapa yang sudah tidak memiliki batok akan dibelah untuk dipisahkan airnya
3. Pengasapan/Pengovenan
Pengeringan dengan cara ini dapat dikatakan sebagai cara pengeringan kopra
yang paling baik dan mulai banyak digunakan oleh para petani kopra dan juga
kalangan industri. Teknik yang dipakai adalah dengan menggunakan oven
pengering kopra, disini kelapa basah akan disusun dalam lemari oven yang sudah
tersedia. Kelapa ini kemudian akan dikeringkan dalam ruangan tertutup dan
selanjutnya akan dialirkan panas ke dalam oven itu dengan suhu 40 – 80 C
dialirkan oleh blower untuk bisa mengaliri oven pengering kopra.

III.4.3.Pengolahan Asap Cair & Arang


1. Pengarangan
21

Tempurung kelapa dibuat arang dengan cara pengarangan manual melalui


tungku pembakaran dan ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong
arang tersebut atau dengan cara proses pirolisis, dimana tempurung
dimasukkan ke dalam tangki pirolisis dalam keadaan tertutup, kemudian
asap dikondensasikan hingga dapat asap cair.
2. Distilasi
Distilasi asap cair merupakan salah satu cara pemurnian terhadap asap cair,
yaitu proses pemisahan kembali suatu larutan berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Distilasi asap cair dapat dilakukan pada suhu 100°C hingga 150°C
22

IV. SPESIFIKASI ALAT

Dalam bab ini akan menguraikan mengenai fungsi alat yang digunakan dalam
proses pengolahan semua produk. Spesifikasi alat akan lebih real dan detail setelah
ada persetujuan untuk membangun pabrik, mengingat lahan sekarang yang sudah bisa
kita gunakan hanya cukup untuk produksi cocopeat dan cocofiber.

IV.1. Mesin Pengolahan Cocopeat & Cocofiber


1. Mesin Pengupas Kelapa. Mesin pengupas sabut kelapa yang akan kita
gunakan memiliki kapasitas 150 butir/jam dengan penggerak diesel bensin
atau motor. Berikut tampilan gambar mesinnya.

2. Mesin Pengurai Sabut Kelapa. Spesifikasi mesin pengurai sabut kelapa


berkapasitas 500-750Kg/Jam input sabut kelapa dengan power 20 HP diesel
solar, dan dimensi mesin adalah 225 x 85 x 150 cm.
23

3. Mesin Sortasi/Pengayakan. Spesifikasi mesin sortasi sabut kelapa ini memiliki


kapasitas 250-300Kg/Jam dan dimensi mesin adalah 400 x 100 cm x 125 cm.

4. Mesin Rotary dryer. Proses pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran


atau dengan menggunakan mesin rotary dryer dengan kapasitas 300kg/Jam.
24

5. Mesin Pres Cocofiber,

6. Mesin Pres Cocopeat. Mesin ini berfungsi untuk mengepress atau mencetak
serbuk sabut kelapa ( cocopeat ) menjadi balok / kubus cocopeat siap pakai.
Mesin ini berdimensi 120 x 120 x 300 cm dengan ukuran cetakan 4 buah
sebesar 30 x 30 x 15 cm.
25

IV.2. Mesin Pengolahan Copra


1. Mesin Pemisah batok kelapa Mesin ini berpenggerak motor litrik 6.5 HP
denga jumlah 2 mata cungkil. Lebih kurang kapasitas produksi sebanyak 200
Butir/Jam. Ukuran diamater mesin adalah 100 x 50 x 80 cm
26

2. Oven pengering Copra. Pengering kopra atau oven kopra merupakan mesin yang
dapat membantu mempercepat proses pengeringan atau pengeringan kelapa
kopra. Karena jika menggunakan metode pengeringan tradisional, tergantung
cuaca. Dimensi mesin ini 240cm x 120 cm × 120 cm dengan kapasitas produksi
sekitar 250kg/proses dalam rentang waktu ±16 Jam.

IV.3. Mesin Pengolahan Asap Cair


1. Tungku Pembakaran
Pengarangan tempurung kelapa dimulai dari pembakaran tempurung kelapa
menggunakan tungku dan penutup sederhana serta membutuhkan waktu 3-5 hari
untuk mengarangkannya.
2. Ruang Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
27

V. SARANA PENUNJANG PRODUKSI

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Sumber Air, (2) Bahan Bakar, (3) Sumber
Tenaga Listrik

V.1. Sumber Air


Sumber air yang digunakan berasal dari sumumr yang akan di gali di tempmat
produksi dan sesuai dengan standar air bersih yang memenuhi syarat sebagai sarana
penunjang proses produksi.

V.2. Bahan Bakar


Bahan bakar digunakan untuk menggerakkan mesin generator dari alat
produksi. Bahan bakar yang digunakan mayoritas adalah BBM jenis solar dan
premium.

V.3. Sumber Tenaga Listrik


Sumber tenaga listrik akan disuplai oleh PLN. Dimana sumber tenaga listrik
sebagian akan digunakan juga untuk beberapa mesin/generator listrik selain untuk
penerangan.
28

VI. PENGAWASAN MUTU

Pengawasan mutu merupakan usaha untuk memepertahankan dan menjaga


kualitas produk serta mengendalikan kerusakan produk. Manfaat pengawasan mutu
ini selain dapat memperlancar proses produksi juga dapat memberikan kualitas
terbaik kepada customer, serta dapat mempertinggi tingkat kepercayaan dalam
pemasaran. Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi Pengawasan Mutu Bahan
Baku, Pengawasan Mutu Selama Proses, dan Pengawasan Mutu Produk.
29

VII. ANGGARAN BIAYA

Anggaran Biaya dalam membangun usaha ini meliputi: biaya penyediaan lahan
pabrik, pembangunan gedung , sarana & prasarana pabrik, pengadaan mesin &
peralatan operasional pabrik dan biaya operasional selama 3 bulan pertama
beroperasinya pabrik.

Tabel 1. Rincian Biaya Produksi Cocopeat dan Cocofiber


N
Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Total Harga
o
A. Pengadaan Alat & Mesin
1 Mesin Pencacah/pemisah serat 1 Unit 30.000.000 30.000.000
2 Mesin Pengayak/Sortasi 1 Unit 20.000.000 20.000.000
3 Mesin Pengering 1 Unit 50.000.000 50.000.000
4 Mesin Pres Cocofiber 1 Unit 25.000.000 25.000.000
5 Mesin Pres Cocopeat 1 Unit 30.000.000 30.000.000
6 Alat cek kadar air dan ph 1 Unit 200.000 200.000
7 Alat Transportasi 1 Unit 10.000.000 10.000.000
8 Mesin Pengupas Sabut 1 Unit 15.000.000 15.000.000

Jumlah 180.200.000
B. Bagunan
1 Sewa Tanah 1 Tahun 6.000.000 6.000.000
2 Bangunan Produksi 2 Unit 30.000.000 60.000.000
3 Pembersihan Tanah/Lahan 2 Unit 10.000.000 20.000.000
Jumlah 66.000.000

C. Modal Kerja (1 Bulan)


1 Gaji Karyawan 3 Orang 2.000.000 6.000.000
2 Pembelian Bahan Baku 30.000 Butir 1.800 54.000.000
(Kelapa)
3 Operasional (Listrik & Minyak) 2 Unit 1.000.000 2.000.000
4 Pembelian Sabut Kelapa 20.000 Kg 150 3.000.000
5 Transportasi 1 Unit 5.000.000 5.000.000
30

6 Lain-lain 1 Unit 5.000.000 5.000.000

Jumlah 75.000.000
Modal Kerja 3 Bulan Jumlah 225.000.000

Total 471.200.000

Tabel 2. Biaya Produksi Copra, Asap Cair dan Arang


N
Uraian Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Total Harga
o
D. Pengadaan Alat & Mesin
1 Mesin Pengupas Batok Kelapa 1 Unit 20.000.000 20.000.000
2 Mesin Pengering/Oven Kopra 1 Unit 45.000.000 45.000.000
3 Mesin Pirolisis Asap Cair 1 Unit 30.000.000 30.000.000
4 Mesin Destilator 1 Unit 25.000.000 25.000.000
Jumlah 120.000.000
E. Bagunan
1 Tungku Pembakaran 1 Unit 20.000.000 20.000.000
2 Bangunan Produksi 1 Unit 30.000.000 30.000.000

Jumlah 50.000.000

F. Modal Kerja (1 Bulan)


1 Gaji Karyawan 4 Orang 2.000.000 8.000.000
2 Operasional (Listrik & Minyak) 2 Unit 1.000.000 2.000.000
3 Transportasi 1 Unit 5.000.000 5.000.000
4 Lain-lain 1 Unit 5.000.000 5.000.000

Jumlah 20.000.000
Modal Kerja 3 Bulan Jumlah 60.000.000

Total 230.000.000
31

VIII. STRATEGI PEMASARAN

VIII.1. Harga
Harga di tingkat pembeli di kota-kota besar cocopeat dan cocofiber berkisar
antara Rp. 2000 - Rp. 4.000 per Kg, tergantung kepada kualitas sabut yang
dihasilkan.
Harga serat sabut kelapa di pasaran ekspor adalah sebesar US $ 210 per ton
(FOB), sedangkan harga CIF di negara tujuan (Rotterdam) adalah sebesar US $ 360
per ton. Harga serat sabut kelapa Indonesia di pasaran ekspor relatif lebih rendah
dibandingkan dengan serat sabut kelapa ex. India, yang bernilai sekitar US $ 290 -
320 per ton (FOB).
Harga kopra untuk saat ini berkisar di harga Rp. 9.000 - Rp. 12.000 per Kg.
Sedangkan asap cair berkisar Rp. 20.000 - Rp. 30.000 per liternya dan arang
tempurung kelapa berkisar Rp. 9.000 - Rp. 10.000 per Kg. Kesemua harga tersebut
akan berubah-ubah sesuai harga pasar.

VIII.2. Jalur Pemasaran Produk


Usaha kecil serat sabut kelapa secara umum tidak dapat langsung memasarkan
produknya kepada eksportir sabut kelapa. Hal ini karena persyaratan mutu produk
usaha kecil masih belum dapat memenuhi persyaratan mutu yang diinginkan. Namun,
untuk pemasaran kelapa batok akan dipasarkan di daerah ataupun ke luar provinsi,
khususnya Sumatera Utara, dan tidak menutup kemungkinan untuk pasar ekspor jika
memenuhi harga pasar.
Produksi yang dihasilkan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
Industri, maupun ke distributor yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu juga
diarahkan untuk ekspor jika telah mencukupi jumlah produksi yang mumpuni, karena
kebutuhan luar negeri masih sangat terbuka untuk dipenuhi. Saat ini tim kami telah
mempelajari proses ekspor komoditi dan bahkan sudah mengantongi data calon buyer
untuk hasil produksi nantinya.
32

IX. ANALISA KELAYAKAN USAHA

IX.1. Target Penjualan Bulanan


Target penjualan disusun berdasarkan jenis produk yang akan kita produksi
nantinya. Melihat dari tahapan proses produksi dapat kita bagikan dalam dua
kelompok produk yang akan dihasilkan.

a. Cocopeat, Cocofiber, Kelapa Butir

Berdasarkan kapasitas dan kemampuan produksi dari mesin yang akan


digunakan nantinya, kuantitas kelapa yang dapat diolah dalam jangka waktu 1 bulan
adalah 30.000 butir. Dalam setiap 30.000 butir kelapa menghasilkan kurang lebih 20
Ton Kelapa Batok (Proyeksi 3 butir kelapa=1Kg) dan 5 Ton Sabut. Setiap 1Kg Sabut
lebih kurang menghasilkan 30% Cocofiber dan 30% Cocopeat.

 Cocofiber (Serat sabuk kelapa) dari kelapa utuh


 Untuk 5 Ton Sabut menghasilkan 1,5 ton cocofiber
 Harga produk : Rp 3.000/ kg, jadi harga : 3.000 x 1500 = Rp 4.500.000
Penjualan 1 bulan cocofiber dari kelapa utuh : Rp 4.500.000
 Coco peat ( Serbuk sabut kelapa) dari kelapa utuh
 Untuk 5 Ton Sabut menghasilkan 1,5 ton cocopeat
 Harga produk : Rp 2000/ kg, jadi harga : 2000 x 1500 = Rp 3.000.000
Penjualan 1 bulan cocopeat dari kelapa utuh : Rp 3.000.000
 Kelapa Butir Batok
 Untuk 30.000 butir kelapa = 20 ton Kelapa Butir Batok
 Harga produk : Rp 3.500/ kg, jadi harga : 3.500 x 20.000Kg = Rp 70.000.000
Penjualan 1 bulan kelapa batok : Rp 70.000.000
 Cocofiber (Serat sabuk kelapa) dari 20 ton sabut tambahan
 Untuk 20 Ton Sabut menghasilkan 6 ton cocofiber
33

 Harga produk : Rp 3.000/ kg, jadi harga : 3.000 x 6000 = Rp 18.000.000


Penjualan 1 bulan cocofiber dari sabut saja: Rp 18.000.000
 Coco peat ( Serbuk sabut kelapa) dari 20 ton sabut tambahan
 Untuk 20 Ton Sabut menghasilkan 6 ton cocopeat
 Harga produk : Rp 2000/ kg, jadi harga : 2000 x 6000Kg = Rp 12.000.000
Penjualan 1 bulan cocopeat dari sabut saja: Rp 12.000.000

Tabel 9.1 Perkiraan Profit/Omset Tahunan


Keterangan Biaya Jumlah
Proyeksi Rata-Rata Omset Bulanan Rp 107.500.000
a. Cocofiber Rp 22.500.000
b. Cocopeat Rp 15.000.000
c. Kelapa Butir Batok Rp 70.000.000
Total Cost Bulanan Rp 75.000.000
d. Karyawan Rp 6.000.000
e. Pengadaan Bahan Baku Rp 57.000.000
f. Biaya Operasional Rp 7.000.000
g. Biaya Tak Terduga Rp 5.000.000
Total Gross-Profit Bulanan Rp 32.500.000
Total Profit Bulanan setelah dikurangi Rp 29.900.000
beban penyusutan sebesar 8%
Total Net Profit Tahunan Rp 358.800.000

Tabel 9.2 Perkiraan Kebutuhan Dana


Keterangan Biaya Jumlah
Total Kebutuhan Modal Rp 471.200.000
a. Pengadaan Alat Kerja (Mesin) Rp 180.200.000
b. Pendirian Bangunan Rp 66.000.000
c. Modal Kerja 3 Bulan Rp 225.000.000

Perhitungan BEP & ROI


Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Usaha ini akan mencapai
BEP point pada bulan ke 16 dan akan memperoleh ROI pada bulan ke 17 dan
seterusnya
34

b. Cocopeat, Cocofiber, Kopra, Asap Cair & Arang

Dalam setiap 30.000 butir kelapa menghasilkan kurang lebih 20 Ton Kelapa
Batok (Proyeksi 3 butir kelapa=1Kg). Berdasarkan beberapa penelitian dapat kami
rangkum bahwa setiap 5 butik kelapa batok. Jadi dari total 30.000 butir kelapa (20
Ton) dapat menghasilkan 5.000Kg Kopra dan 5.000Kg Tempurung

 Kopra
 Untuk 20 Ton Kelapa menghasilkan 5 Ton Kopra
 Harga produk : Rp 9.000/ kg, jadi harga : 9.000 x 5000 = Rp 45.000.000
Penjualan 1 bulan Kopra : Rp 45.000.000
 Asap Cair
 Untuk 5 Ton Tempurung Kelapa menghasilkan 2.000 L Asap Cair
 Harga produk : Rp 20.000/ L, jadi harga : 20.000 x 2000 = Rp 40.000.000
Penjualan 1 bulan Kopra : Rp 40.000.000
 Arang Tempurung
 Untuk 5 Ton Tempurung Kelapa menghasilkan 1,25 Ton Arang
 Harga produk : Rp 9.000/ kg, jadi harga : 9.000 x 1250 = Rp 11.250.000
Penjualan 1 bulan Kopra : Rp 11.250.000

Tabel 9. 3 Perkiraan Profit/Omset Tahunan


Keterangan Biaya Jumlah
Proyeksi Rata-Rata Omset Bulanan Rp 134.750.000
a. Cocofiber Rp 22.500.000
b. Cocopeat Rp 15.000.000
c. Kopra Rp 45.000.000
d. Asap Cair Rp 40.000.000
e. Arang Tempurung Rp 12.250.000
Total Cost Bulanan Rp 95.000.000
f. Karyawan Rp 14.000.000
g. Pengadaan Bahan Baku Rp 57.000.000
h. Biaya Operasional Rp 14.000.000
35

i. Biaya Tak Terduga Rp 10.000.000


Total Gross-Profit Bulanan Rp 39.750.000
Total Profit Bulanan setelah dikurangi Rp 36.570.000
beban penyusutan sebesar 8%
Total Net Profit Tahunan Rp 438.840.000

Tabel 9. 4 Perkiraan Kebutuhan Dana


Total Kebutuhan Modal Rp 701.200.000
a. Pengadaan Alat Kerja (Mesin) Rp 300.200.000
b. Pendirian Bangunan Rp 116.000.000
c. Modal Kerja 3 Bulan Rp 285.000.000

Perhitungan BEP & ROI


Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Usaha ini akan mencapai
BEP point pada bulan ke 20 dan akan memperoleh ROI pada bulan ke 21 dan
seterusnya.

9.2. Industri Analisis


Oportunity (Peluang)
 Sedikitnya kompetitor dalam usaha sejenis di Provinsi Aceh
 Menjadi produsen dengan kualitas terbaik
 Permintaan pasar unlimited (dalam dan luar negeri)
 Nilai jual tinggi di pasar global
 Tersedia bahan baku yang cukup melimpah
 Sabut kelapa masih dianggap limbah oleh masyarakat
 Terbukanya informasi pasar global

Threat (Tantangan)
 Cuaca yang mempengaruhi proses produksi, bisa diselesaikan melalui
mesin/alat pengering di dalam ruangan.
 Terjadi penyusutan bahan baku, karena sebelum produksi akan kita jemur
terlebih dahulu.
36

 Keterbatasan alat kerja, namun akan kita upgrade secara berkala


nantinya, baik secara kualitas maupun kuantitas
 Minimnya supplier bahan baku, karena kurang pengetahuan tentang
manfaat bahan baku

9.3. Rencana jangka menengah dan jangka panjang perusahaan


Rencana jangka menengah (1 tahun pertama):
1. Memastikan produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan pasar
2. Memperluas jaringan bahan baku
3. Bekerjasama dengan pihak ketiga untuk melengkapi kebutuhan produksi dan
pemasaran.
4. Mendirikan legalitas usaha (Perseroan Terbatas)
5. Membangun website resmi perusahaan
6. Tercapainya pengembalian modal awal

Rencana jangka panjang (Lebih dari satu tahun)


1. Memperluas produk hasil turunan kelapa selain 3 produk diatas, misalnya
kopra, VCO (Virgin Coconut Oil), Santan Kemasan, Minyak Kelapa, Arang
Bricket, Nata deCoco, Pupuk organik, dan sebagainya
2. Meningkat nilai aset perusahaan
3. Melengkapi semua alat produksi
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja
5. Memperluas pemasaran produk
37

9.4. Project Timeline


Project timeline ini merupakan waktu dan tahapan pelaksanaan kegiatan usaha
sampai unit usaha menjalankan kegiatan produksi dan menghasilkan produk.
N Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
o 21 22 22 22 22 22 22
1 Riset Pasar dan Harga Alat Produksi
2 Analisis Data dan Penyusunan Proposal
3 Mencari Investor
4 Persiapan dan Pembersihan Lahan
5 Mulai Pembangunan dan Pengadaan Alat
Produksi
6 Mendata suplier dan buyer produk
7 Mulai penyedian bahan baku berupa
kelapa
8 Penjualan atau Pemasaran produk berupa
Kelapa Batok
9 Pengujian Proses Produksi Cocopeat dan
Cocofiber
1 Mulai Produksi Cocopeat dan Cocofiber
0

9.5. MODEL PENAWARAN INVESTASI


Ada tiga model sistem pembagian hasil investasi yang kami tawarkan, yaitu
1. 100% Keuntungan = 40% Investor + 40% Pengelola + 20% Unit Usaha
2. 100% Keuntungan = 100% Keuntungan – 15% Pengembangan Usaha
= 55% Investor + 45% Pengelola
3. 100% Keuntungan = 100% Keuntungan – 20% Pengembangan Usaha
= 60% Investor + 40% Pengelola
38

X. KESIMPULAN

Serat sabut kelapa merupakan komoditi ekspor yang merupakan bahan baku
bagi industri matras, jok mobil, tali dan lain-lain, maka pengembangan industri ini
dapat mendorong berkembangnya industri pengguna serat sabut kelapa kedepannya.
Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kelapa yang cukup banyak dan belum
tergarap potensinya, sehingga punya potensi besar untuk bisa memenuhi permintaan
pasar dalam dan luar negeri.
39

XI. TENTANG PENGGAGAS

Ketua
Nama : Zulfahmi
Email : Zulfahmimgf@gmail.com
No. Hp : 0813 9443 1162
Alamat : Meunasah Aron, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : S-1 Management Bisnis UNPAM (Sedang kuliah)
Pengalaman : Marketing Bisnis, Konsultan Produksi dan F&B,
Organisasi : Bendahara HIMAKOSGORO Tanggerang Selatan

Keuangan/Admin
Nama : Safwan
Email : shafwanhasan@gmail.com
No. Hp : 0852 6064 5051
Alamat : Lameue Raya, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : S-1 T. Elektro Unsyiah & Pendidikan Bhs. Inggris UIN Ar-raniry
Pengalaman : Bisnis Development

Pemasaran
Nama : Arif Anfasa
Email : arifanfasa@gmail.com
No. Hp : 0822 7707 4959
Alamat : Cumbok Niwa, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : S-1 Hukum Ekonomi Syariah UIN Ar-raniry
Pengalaman : Bisnis Development, Suplier & Distributor Plastik, Besi, dan FMCG
40

Operasional
Nama : Luthfi Hadi
Email : luthfilhadi348@gmail.com
No.Hp : 0852 2059 8899
Alamat : Meunasah Raya, Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya, Aceh
Latar Belakang
Pendidikan : MAS Jeumala Amal (2014)
Pengalaman : Marketing Bisnis FMCG (Manager)
Organisasi : Pengurus Pramuka KWARCAB Pidie Jaya

“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi,
jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya. (Anatole France)”

Anda mungkin juga menyukai