Anda di halaman 1dari 22

USULAN LogrAK

PROSES PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN


BAKU BIODIESEL BERBASIS IOT

Diusulkan oleh:

Helma Febri Selia 1720301012

Meisy Zahira 1720305002

Rahma Mawaddah Febriani 1755301008

Syarah Adela Sandi 1755301054

POLITEKNIK CALTEX RIAU

PEKANBARU

2020
1

HALAMAN PENGESAHAN USUL


1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya hingga saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Gagasan
Ilmiah ini dengan semangat dan terselesaikan dengan baik.

Gagasan Ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, dukungan


dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan


gagasan ilmiah.
2. Bapak Zainal Arifin Renaldo, S.S., M.Hum. selaku bagian kemahasiswaan
yang telah memberikan semangat dan saran dalam penulisan gagasan
ilmiah.
3. Ibu Meilany Dewi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan gagasan ilmiah.
4. Bapak/Ibu Dosen yang berkenan sebagai responden, maupun yang telah
memberikan saran-sarannya dalam proses penyusunan gagasan ilmiah ini

Penulis menyadari dalam penyusunan Gagasan Ilmiah ini masih belum


sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik yang selalu membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan Gagasan Ilmiah selanjutnya. Penulis juga berharap agar
ide-ide yang ditulis dalam gagasan ilmiah ini dapat direalisasikan.

Pekanbaru, 16 Oktober 2020

Penulis
1

DAFTAR ISI

Table of Contents
HALAMAN PENGESAHAN USUL.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
RINGKASAN...................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Manfaat............................................................................................................2
BAB II GAGASAN...........................................................................................................4
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan............................................................................4
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Atau Diterapkan Sebelumnya....................................5
2.3 Prediksi Kontribusi Dari Perbaikan Yang Ditawarkan.................................................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................6
3.1 Langkah-Langkah Untuk Mengimplementasikan Gagasan..........................................6
3.3 Kajian Teknis Dan Ekonomis Atas Gagasan Yang Diusulkan.....................................7
3.3.1 Kajian Teknis............................................................................................................7
3.3.2 Kajian Ekonomis.....................................................................................................10
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................13
LAMPIRAN....................................................................................................................14
1

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Rangkaian Alat produksi biji karet menjadi biodiesel barbasis IoT...7
Gambar 3. 2 Topologi IoT.......................................................................................8
1

RINGKASAN

Biodiesel merupakan salah satu contoh dari bahan bakar nabati yang
termasuk dalam renewable energy. Salah bahan baku biodiesel yang dapat
dikembangkan di wilayah Indonesia adalah biji karet menimbang indonesia
termasuk salah satu penghasil biji karet terbesar di dunia. Merebaknya virus
corona telah membuat situasi ekonomi di seluruh dunia memburuk, termasuk
Indonesia, renewable energy merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan
ntuk memulihkan perekonomian di Indonesia. Tetapi tingginya potensi biji karet
sebagai bahan baku biodiesel belum sejalan dengan proses pengolahan paska
panennya. Mesin yang dingunakan dalam proses pemanfaatan biji karet menjadi
biodiesel masih bersifat manual, seperti perlunya tenaga kerja untuk memantau
biji yang disangrai dan pemindahan dari satu proses ke proses lainnya. Dengan
demikian penulis berupaya membuat rancang bangun sebuah mesin untuk proses
pemanfaatan biji karet menjadi biodiesel berbasis IoT (Internet of Things). Mesin
tersebut akan dipasangkan sensor yang terhubung pada pin di arduino, kemudian
menanamkan program pada arduino (embedded system). Arduino ini akan
terhubung dengan internet untuk dapat mengakses speakthings yang juga
terhubung dengan internet smartphone yang akan berfungsi sebagai controller.
Sehingga penggunaan IoT pada mesin pemrosesan biji karet menjadi biodiesel
dapat mempermudah suatu pekerjaan manual menjadi otomatis agar dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi. Dengan demikian diharapkan
gagasan ini dapat membantu pemerintah memberikan solusi tentang sumber
renewable energy yang dapat diproduksi di Indonesia sehingga bertambahnya
nilai jual biji karet, memberikan referensi proses produksi biodiesel berbasis IoT
kepada industri biodiesel dan dapat menjadi solusi menghadapi kelangkaan energi
fosil pada masa mendatang.
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biodiesel merupakan salah satu contoh dari bahan bakar nabati yang
termasuk dalam renewable energy. Pada dasarnya, biodiesel adalah senyawa ester
metil/etil dan asam-asam lemak yang dihasilkan dari reaksi antara minyak nabati
dengan metanol/etanol. Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat
dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan tergantung pada sumber daya utama
yang terdapat di suatu tempat. Salah bahan baku biodiesel yang dapat
dikembangkan di wilayah Indonesia adalah biji karet. Indonesia merupakan salah
satu produsen karet terbesar di dunia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian,
luas lahan perkebunan karet nasional mencapai 3,67 juta ha, dimana Riau berada
pada urutan ke 3 sebagai produsen karet terbesar di Indonesia. Sedangkan biji
karet hampir tidak mempunyai nilai ekonomis dan hanya dimanfaatkan sebagai
benih generatif pohon karet. Selebihnya biji pohon karet terbuang sia-sia, padahal
biji karet memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi, yaitu sekitar 45,63%
(Ikwuagwu et. all., 2000).

Merebaknya virus corona telah membuat situasi ekonomi di seluruh dunia


memburuk. Bahkan, lembaga keuangan dunia seperti International Monetary Fund
(IMF) telah memproyeksikan bahwa ekonomi global tumbuh minus di angka 3%.
Sedangkan di Indonesia sendiri, Kementerian Keuangan telah mencatat
setidaknya ada delapan dampak utama covid-19 bagi perekonomian Indonesia.
Dampak ini secara masif telah meluluhlantakkan sendi-sendi sosial dan
perekonomian Indonesia. Indonesia mengalami efek domino yang sangat berat,
dimana kesehatan memukul sosial dan sosial memukul ekonomi. Untuk
memulihkan perekonomian di Indonesia, renewable energy merupakan salah satu
upaya yang dapat digunakan. Salah satu opsi yang dapat dikembangkan dalam
renewable energy adalah pemanfaatan biji karet menjadi bahan baku biodiesel,
4

Tingginya potensi biji karet sebagai sumber minyak nabati ditunjukkan


dengan data bahwa 1 ha tanaman karet (populasi sekitar 500 pohon), umur lebih
dari 10 tahun, dapat menghasilkan lebih dari 5 Ton biji. Jika kadar lemak biji
karet tersebut 45,63 %, maka dapat dihasilkan sekitar 1,5 Ton minyak per hektar.
Jika biji karet dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel, maka lebih dari 4,5 juta
liter per tahun biodiesel dapat diproduksi. Sayangnya, pengolahan biji karet belum
tertata dengan baik termasuk pengolahan paska panennya (Hidayat dkk., 2009)

Dengan demikian penulis berupaya membuat rancang bangun sebuah


mesin untuk proses pemanfaatan biji karet menjadi biodiesel berbasis IoT
(Internet of Things). Mesin tersebut akan dipasangkan sensor yang terhubung
pada pin di arduino, kemudian menanamkan program pada arduino (embedded
system) arduino ini akan terhubung dengan internet untuk dapat mengakses think
speak yang juga terhubung dengan internet smartphone yang akan berfungsi
sebagai controller. Sehingga penggunaan IoT pada mesin pemrosesan biji karet
menjadi biodiesel dapat mempermudah suatu pekerjaan manual menjadi otomatis
agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi.

1.2 Tujuan Manfaat

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah memanfaatkan biji karet sebagai bahan baku biodiesel
dan menerapkan IoT pada mesin pengolahannya.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

a. bagi pemerintah, diharapkan dapat membantu memberikan solusi


sumber renewable energy yang dapat diproduksi di dalam negeri
sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
b. bagi industri biodiesel, diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi proses produksi biodiesel berbasis IoT. Sedangkan bagi
industri yang memanfaatkan sumber energi biodiesel, diharapkan
mau menggunakan sumber energi alternatif ini, selain untuk
menjaga lingkungan juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani
karet.
4

c. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi bahwa


biji karet dapat menjadi sumber energi alternatif, sehingga biji
karet tersebut mempunyai nilai jual untuk perusahaan biodiesel.
d. Bagi lingkungan, dapat menjadi solusi menghadapi kelangkaan
energi fosil pada masa mendatang, bioenergi juga bersifat ramah
lingkungan, dapat diperbaharui (renewable), serta mampu
mengeliminasi emisi gas buang dan efek rumah kaca.
6

BAB II
GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan untuk menemukan energi


terbarukan banyak bermunculan. Salah satu contoh energi terbarukan adalah
biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif terbarukan yang diproduksi
dari minyak nabati atau lemak hewani. Sebagai negara yang kaya akan keragaman
flora dan fauna, Indonesia memiliki banyak bahan baku untuk energi terbarukan,
salah satunya dari tanaman karet. Indonesia merupakan salah satu negara
penghasil karet terbesar di dunia dengan total produksi pada tahun 2019 mencapai
3,54 juta ton/tahun. Selama ini hasil utama yang diambil dari tanaman karet
adalah latex. Sementara biji karet masih belum dimanfaatkan dan dibuang sebagai
limbah.

Buah karet berbentuk kotak tiga atau empat. Setelah berumur enam bulan
buah karet akan masak dan pecah, sehingga biji karet akan terlepas dari
tempurungnya. Biji karet berbentuk bulat dengan panjang 2,5-3 cm, beratnya 2-4
gram/biji. Biji karet terdiri dari 40-50 % kulit yang keras berwarna coklat dan 50-
60 % kernel yang berwarna putih kekuningan. Biji karet mengandung sekitar 40-
50% minyak nabati yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan
baku pembuatan biodiesel.

Terdapat dua metode yang umum digunakan dalam pengambilan minyak


biji karet yaitu metode pengepresan dan metode ekstraksi. Pada metode
pengepresan, proses pengambilan minyak biji karet hanya melibatkan proses
mekanik menggunakan mesin pengepresan tipe hidrolik atau ulir. Pada metode
ekstraksi, proses pengambilan minyak biji karet melibatkan penggunaan pelarut
untuk melarutkan minyak yang terkandung di dalam biji karet.

Banyaknya penelitian yang melakukan pembuatan biodiesel menggunakan


biji karet belum sejalan dengan pengembangan ilmu teknologi dan informasi pada
6

mesinnya. Mesin dalam pemrosesan biji karet masih bersifat konvensional


(memerlukan tenaga kerja) sehingga pengolahannya kurang efektif dan efisien.
8

Berdasarkan kondisi terbaru tersebut, tim pengusul mencoba memberikan


gagasan untuk mengembangkan mesin pemrosesan biji karet menjadi biodiesel
berbasis IoT.

2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Atau Diterapkan Sebelumnya

Sebelumnya biodiesel pernah dibuat menggunakan minyak jarak banyak


jurnal mengenai penelitian tersebut. Dalam salah satu studi didapatkan bahwa
semakin tinggi rasio reaktan (minyak jarak pagar) maka konversi reaksi yang
dihasilkan juga semakin tinggi, semakin tinggi temperatur reaksi maka konstanta
kecepatan reaksi semakin tinggi. Dan berdasarkan hasil pengujian sifat fisis
dengan cara ASTM (American Society for Testing Material) terhadap metil ester
hasil penelitian, sifat fisis metil ester memenuhi sifat fisis minyak solar, sehingga
metil ester dapat digunakan sebagai energi terbarukan (Said, M. dkk). Tetapi
seperti yang diketahui biji jarak lebih sulit ditemukan daripada biji karet yang
mudah ditemukan serta penggunaan mesin pengolahannya masih bersifat
konvensional, sehingga dipilih limbah karet sebagai alternatif pembuatan
biodiesel dan penambahan IoT pada mesin pemrosesannya.

2.3 Prediksi Kontribusi Dari Perbaikan Yang Ditawarkan

Berdasarkan kondisi kekinian yang terjadi, energi fosil di Indonesia tidak


seimbang antara penggunaan dan barang yang diproduksi. Padahal Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, namun masih belum
termanfaatkan secara maksimal sebagai bentuk pemanfaatan renewable energy.
Oleh karena itu, tim pengusul mencoba untuk memberikan gagasan menggunakan
biji karet sebagai bahan baku untuk memproduksi biodiesel agar memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Selain itu, dari alat yang telah ada dilakukan
perkembangan dengan mengimplementasikan IoT pada alat tersebut sehingga dari
penggunaan yang konvensional menjadi berbasis IoT. Tujuannya agar
mengurangi tenaga kerja, mengefisiensikan penggunaan waktu dan
mengefektifkan proses pengolahan biji karet.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Langkah-Langkah Untuk Mengimplementasikan Gagasan

Langkah-langkah yang dirancang oleh tim pengusul untuk dapat


mengimplementasikan gagasan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Kerjasama dengan Petani Karet

Tim pengusul akan menciptakan bentuk kerjasama seperti keluarga


sendiri dengan beberapa pemilik lahan kebun karet di Desa Kampar.
Strategi selanjutnya akan terus melakukan perluasan jaringan pada
beberapa daerah pedalaman di Kampar dan tidak menutup kemungkinan
akan memperluas jaringan pada daerah-daerah luar.

2. Melakukan Sosialisasi Tentang Biodiesel dari Biji Karet dan Mesin


Pemrosesan Berbasis IoT

Sosialisasi perlu dilakukan untuk memberikan informasi tentang produk


biodiesel dari biji karet dan penjelasan tentang IoT pada mesin pemrosesannya
kepada industri biodiesel dan masyarakat umum sebagai pemilik kebun karet.
Sosialisasi diharapkan mampu memberikan informasi kepada industri biodiesel
tentang IoT untuk meningkatkan produtikfitas dan masyarakat umum tentang
adanya nilai jual biji karet yang menjadi bahan baku biodiesel

3. Meningkatkan Pasar Penjualan

Selain hanya sekedar sosialisasi gagasan, perlu adanya kerjasama


dengan industri biodiesel agar alat yang ada pada industri biodiesel bisa
dipasangkan IoT.
10

3.3 Kajian Teknis Dan Ekonomis Atas Gagasan Yang Diusulkan

3.3.1 Kajian Teknis

Di bawah ini merupakan gambar perancangan rangkaian alat


produksi biji karet menjadi biodiesel berbasis IoT. Dimana pada
perancangan terdahulu untuk beberapa proses masih menggunakan sistem
yang manual sehingga membutuhkan tenaga manusia. seperti proses
memasukkan biji karet ke mesin untuk proses pengupasan dan
pengsangraian. Lain hal dengan perancangan ini, alat dikontrol melalui
smartphone dan data di setiap proses produksi dapat dipantau dari jarak
jauh. untuk memenuhi kondisi ini, dibutuhkan beberapa sensor yang
terhubung dengan mesin. sensor tersebut menerima data masukan dari
kondisi mesin dan data keluaran sensor ini akan dikirim ke arduino. untuk
koneksi antara arduino dengan smartphone menggunakan internet.

IoT

Gambar 3.1 Rangkaian Alat produksi biji karet menjadi biodiesel barbasis IoT.

Berdasarkan Gambar 3.1 dijelaskan bahwa:


14

1. Peralatan mesin yang digunakan dalam proses produksi biodiesel


terhubung dengan Smartphone yang berfungsi sebagai Human
Machine Interface dengan cara kerja mesin dapat beroperasi ketika
pengaktivasi di smartphone telah di aktifkan (tombol on). selain itu
smartphone juga dapat menampilkan data proses secara real time.
2. Proses awal dari produksi biji karet ini yaitu proses pengupasan
dengan kapasitas sebesar 30 kg/jam. Dimana untuk kapasitasnya
terdeteksi oleh sensor load cell single point. Jika kapasitas sudah
terpenuhi maka lanjut ke proses berikutnya.
3. Biji hasil pengupasan disangrai terlebih dahulu sebelum biji karet
dijadikan pasta. Proses ini membutuhkan suhu yang tinggi sehingga
menggunakan sensor suhu.
4. Selanjutnya pasta biji karet dimasukkan ke mesin pengepres
berkapasitas 30 kg/jam untuk mengeluarkan minyak biji karet yang
disebut minyak kasar (crude oil). Minyak kasar ini akan tertampung
pada tangki penampungan crude oil. Jika kondisi ini telah terpenuhi
maka otomatis akan ke proses berikutnya.
5. Kemudian minyak kasar dimasukkan ke dalam centrifuge untuk
dipisahkan dari kotorannya.
6. Berikutnya untuk proses produksi biodiesel, minyak kasar dimurnikan
terlebih dahulu. Pemurnian crude oil dilakukan dengan proses
degumming pada suhu 90°C menggunakan asam phospat selama 30
menit. Pada tahap ini membutuhkan sensor suhu agar proses dapat
terkontrol dengan baik dan jika kondisi telah terpenuhi selama 30
menit maka otomatis akan lanjut ke tahap berikutnya.
7. Proses esterifikasi yang akan dijalankan didasarkan pada kondisi
optimum penelitian sebelumnya, yaitu pada suhu 105°C, waktu 30
menit, dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat dengan dosis
katalis 1% berat minyak. Sehingga pada proses ini menggunakan
sensor load cell single point guna untuk memberikan besaran
konsentrat yang sesuai kedalam cairan minyak tersebut. Adapun sensor
suhu yang terpasang guna untuk memenuhi kebutuhan proses pada
14

suhu sebesar 105°C. Jika kondisi telah terpenuh di waktu 30 menit


maka proses berikutnya akan beroperasi.
8. Proses transesterifikasi dilaksanakan dengan variasi waktu
1 sampai 3 jam dan suhu 40° sampai 70°C dengan dosis katalis 1%
berat minyak dan metanol sebanyak 15% berat minyak. Jika sensor
waktu telah mendeteksi waktu yang sesuai, sensor suhu mengatur
hingga maksimal 70°C dan sensor load cell single point menambahkan
konsentrat katalis kedalam cairan minyak.

Berdasarkan penjelasan dari gambar 1. terdapat rangkaian topologi IoT yang


terimplementasi pada rangkaian alat produksi biji karet menjadi biodiesel. dimana
topologi IoT tersebut digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Topologi IoT


14

Untuk membangun sistem IoT, hal yang perlu dipersiapkan adalah:

1. Menyiapkan sisi client yaitu IoT publisher (arduino dan sensor)

Proses mesin terdeteksi oleh sensor yang terpasang pada mesin


tersebut. Sensor digunakan untuk mengukur parameter kondisi mesin
yang terjadi. seperti parameter suhu, berat dan waktu proses yang telah
dijabarkan pada penjelasan gambar 3.1. jika kondisi ini terpenuhi maka
data proses yang terdeteksi akan dikirimkan ke arduino. Kemudian
arduion akan melanjutkan pengiriman data ke IoT server dan sensor
yang terhubung di proses berikutnya.

2. Menyiapkan sisi IoT server (ThingSpeak)

ThingSpeak digunakan untuk menerima data proses dari arduino


(publisher), menyimpan data dan menampilkannya dalam bentuk
grafik. Data tersebut akan tampil pada sisi subscriber.

3. Menyiapkan Sisi Subscriber (smartphone)


Smartphone digunakan untuk memonitor data sensor dari arduino
secara real time dan interaktif.

3.3.2 Kajian Ekonomis

Kajian ekonomis dilakukan untuk mengetahui besarnya manfaat biji karet


sebagai bahan baku biodiesel dengan pengolahan yang berbasis IoT dibandingkan
pengolahan yang masih bersifat konvensional . adapun biaya-biaya yang harus
diperhitungkan pada perancangan ini antara lain:

1. Sensor 
pada gagasan ini, sensor yang digunakan adalah sensor waktu, sensor
beban dan sensor suhu senilai Rp 320.000.
2. Arduino
Arduino adalah jenis software pengendali mikro berupa single board
dengan lisensi open-source. Arduino yang digunakan adalah arduino Uno
seharga Rp 360.000.
3. Smartphone
14

Smartphone digunakan sebagai user interface yang menampilkan kondisi


terkini (real time) mesin pengolahan biji karet menjadi biodiesel. Harga
smartphone Rp 1.500.000.

Total tambahan biaya yang diperlukan apabila alat pengolahan biji


karet menjadi biodiesel berbasis IoT adalah Rp 2.180.000.
15

BAB IV
KESIMPULAN

Biji karet mengandung minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan biodiesel. Kandungan minyak nabati dalam biji karet sebesar
45.63%. Oleh karena itu, minyak biji karet dapat dijadikan sebagai solusi yang
tepat sebagai sumber renewable energy biodiesel di Indonesia. dalam pembuatan
biodiesel. Sampai saat ini belum ada alat yang berbasis IoT untuk memproses
minyak biji karet. Dengan kajian ini diharapkan mampu merancang alat
pemrosesan biji karet menjadi biodiesel yang berbasis IoT. Pemanfaatan dan
pemrosesan biji karet sebagai bahan baku biodiesel berbasis iot dapat
mempermudah pekerjaan manusia, menambah nilai jual biji karet dan
meningkatkan perekonomian petani karet.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi Edy, Soemargono. 2011. Proses Produksi Biodiesel Berbasis Biji


Karet. Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur.

Setyawardhani, Alkautsar. 2013. Proses Pengolahan Biji Karet Sebagai


Bahan Baku Pembuatan Minyak Pangan (Edible Oil). Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

Ajie,2016, IoT Dengan Arduino dan ThinkSpeak, Saptaji, dilihat 29 Oktober


2020,<http://saptaji.com/2016/11/21/iot-dengan-arduino-dan-
thingspeak/>
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Ketua Pelaksana Kegiatan


Nama Lengkap : Helma Febri Selia
Tempat dan tanggal lahir : Kampar, 14 Februari 1999
Karya ilmiah yang pernah dibuat :-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :-

2. Anggota 1
Nama Lengkap : Meisy Zahira
Tempat dan tanggal lahir : Bukit Tinggi, 19 November 1999
Karya ilmiah yang pernah dibuat :-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :-

3. Anggota 2
Nama Lengkap : Rahma Mawaddah
Tempat dan tanggal lahir : Pl.tengah, 17 Februari 1999
Karya ilmiah yang pernah dibuat : Partisipasi anak terhadap
pembangunan
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : Juara 2 Karya Tulis Ilmiah 2012

4. Anggota 3
Nama Lengkap : Syarah Adela Sandi
Tempat dan tanggal lahir : Pekanbaru, 8 Maret 1999
Karya ilmiah yang pernah dibuat :-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
9

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai