Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MATAKULIAH PEMBANGUNAN PERTANIAN

PROFIL KOMODITI DESA TANJUNG ANOM,KECAMATAN PANCUR BATU,

KABUPATEN DELI SERDANG.

ANGELITA OLIVIA PASARIBU 220320035


BENHUR SUMARJA SEMBIRING 220320036
FRANS NATANAEL SIHOTANG 220320034
ELLA MONICA GINTING 220320037

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuniaNya,Saya dapat menyelesaikan laporan akhir Pembangunan Pertanian ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya Dan juga saya berterima kasih pada:

1. Bapak Ir.Kenal P Hutapea, SE.,MM.selaku Dosen penanggung jawab praktek


Perkebunan Pertanian UMI yang telah membimbing kami dalam melakukan praktikum

2. Para petani dan pegawai kantor kepala desa tanjung anom (sebagai sampel dalam
praktikum) dalam pengambilan data untuk melengkapi pembuatan laporan.

Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,Saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.

Medan, 13 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7
BAB III METOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 11
3.1 Metode dan Lingkup Kegiatan ............................................................................. 11
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................... 11
3.3 Jenis Dan Sumber Data ........................................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 12
4.1 HASIL ................................................................................................................. 12
A. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA .......................................... 12
C. Penggunaan Lahan ............................................................................................... 13
4.2 PEMBAHASAN .................................................................................................. 13
A. Syarat Mutlak atau Pokok .................................................................................... 13
B. SYARAT PELANCAR ....................................................................................... 16
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 18
LAMPIRAN ................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa penjajahan Belanda Desa Tanjung Anom belum terbentuk, pada saat itu wilayah
Desa Tanjung Anom masih merupakan perkebunan tembakau yang dikenal dengan nama
Belawan Estate dan masih merupakan koloni Belanda.
Pada tahun 1950, perkebunan di tutup, masyarakat yang berada di wilayah ini merupakan
pekerja-pekerja perkebunan yang didatangkan dari Pulau Jawa oleh Belanda. Sebahagian
penduduk yang bekerja di sini berpindah ke daerah lain untuk bekerja di perkebunan yang berada
di daerah lain seperti Perkebunan Krambi V, Pangkalan Susu, ataupun daerah lain diluar daerah
Sumatera Timur dan ada juga yang kembali ke Pulau Jawa, sedangkan sebahagian besar menetap
di wilayah ini dan membentuk suatu kumpulan masyarakat.
Karena daerah Belawan Estate sudak banyak keluarga yang bertempat tinggal dan menetap,
maka pada tahun itu pula terbentuk suatu Kampung dengan nama Kampung Tandjung Anom,
selanjutnya diangkatlah Kepala Kampung pertama yaitu bapak “SARNO” dan mulai saat itu
nama Belawan Estate sudah berganti menjadi Kampung Tandjung Anom.
Nama Kampung Tandjung Anom dibuat menurut legenda dikarenakan wilayah sekitar
Tanjung Anom, dari Utara Desa yaitu Tanjung Rejo, Tanjung Sari, Tanjung Selamat dan yang
paling muda terbentuk yaitu Tandjung Anom. Nama “Anom” berarti “muda” jadi Kampung
Tandjung Anom adalah kampung yang paling muda diantara kampung yang terbentuk pada masa
itu.
Nama Kampung Tandjung Anom berubah menjadi Desa Tanjung Anom pada sekitar tahun
1978, hingga saat ini desa Tanjung Anom berkembang sangat cepat, pertumbuhan penduduk
sangat tinggi disebabkan banyaknya penduduk yang berpindah dari Daerah lain ke Desa Tanjung
Anom.Banyaknya dibangun Perumahan di Desa Tanjung Anom merupakan penyebab utama
pertumbuhan penduduk menjadi cukup tinggi.

Pada umumnya masyarakat desa ini juga bermata pencaharian sebagai petani seperti
penduduk desa lain di kecamatan gabus.tapi sayang pertanian di desa tanjunganom hanya
mengandalkan sumber air dari air hujan saja,sehingga panen hanya bisa di lakukan dua kali
dalam setahun,itupun kalau hujan bisa turun dengan teratur.

Tapi beruntunglah karena sekarang desa tanjung sudah mempunyai sebuah lumbung yang
memang sengaja di buat untuk membantu irigasi bagi area pertanian di tanjung.selain untuk
irigasi lumbung ini juga dimanfaatkan oleh warga terutama para pemuda anggota karang taruna
tanjunganom untuk pembudidayaan atau ternak ikan.usaha ini sepenuhny di kelola oleh anggota
karang taruna sebagai kegiatan rutin bagi para pemuda.

Adapun komiditas pertanian di desa tanjung anom adalah jambu biji dan merupakan
komiditas buah unggulan di kabupaten deli serdang. Jambu biji merupakan tanaman tropis dan
dapat tumbuh di daerah subtropis dengan intensitas curah hujan berkisar antara 1.000-2.000 mm
per tahun dan merata sepanjang tahun.Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah dengan
ketinggian antara 5-1.200 m dpl. Tanaman jambu biji dapat tumbuh dan berkembang serta
berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28°C di siang hari. Kelembapan udara yang
diperlukan tanaman ini cenderung rendah. Sehingga kondisi yang demikian cocok untuk
pertumbuhan jambu biji. Salah satu keunggulan tanaman jambu biji adalah dapat tumbuh pada
semua jenis tanah. Jambu biji dapat tumbuh optimal pada lahan yang subur dan gembur serta
banyak mengandung unsur nitrogen dan bahan organic, atau pada tanah liat dan sedikit berpasir.
Derajat keasaman tanah (pH) tanaman jambu biji tidak terlalu berbeda dengan tanaman lainnya,
yaitu anatar 4,5-8,2 (Parimin, 2005).

Budidaya tanaman jambu biji dapat dilakukan di kebun dan pot.Penanaman di kebun
dilakukan untuk usaha budidaya berskala besar, sedangkan dalam pot untuk tanaman
perkarangan.Setiap kali budidaya pasti memiliki perlakuan yang berbeda.Agar tanaman dapat
berproduksi dengan optimal, pekebun perlu memperhatikan faktor-faktor kualitas pertumbuhan
tanaman.Jambu biji memerlukan air yang cukup selama fase pertumbuhan, baik pertumbuhan
secara vegetatife maupun generatife.Biasanya pada musim hujan buah jambu berukuran besar
sedangkan pada musim kemarau berukuran kecil (Parimin, 2005).

Keadaan lingkungan yaitu iklim dan tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman yang menghasilkan buah. Tanaman yang ditanam di lingkungan yang
cocok akan tumbuh dengan baik, produksi buahnya banyak, dan buahnya berkualitas tinggi.
Agar usahatani dapat memberikan keuntungan yang tinggi maka lokasi yang dipilih untuk
membudidayakan jambu biji harus yang cocok dengan kehidupan yang dibutuhkan
tanaman.Tidak semua lokasi (wilayah atau daerah) dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang
baik. Keadaan lingkungan (agroklimat), yaitu iklim dan tanah di setiap wilayah atau daerah
berbeda sehingga penanaman jambu biji di setiap wilayah atau daerah akan menghasilkan jambu
biji yang berbeda-beda pula (Cahyono, 2010).

Salah satu faktor penting agar tanaman jambu biji tumbuh secara optimal, lebih produktif
dan rajin berbuah sepanjang tahun adalah pemupukan.Secara alami, semua unsur hara yang
dibutuhkan tanaman telah tersedia dalam tanah.Namun, adanya perubahan lingkungan dan
berkurangnya unsur hara dalam tanah maka diperlukan pemupukan untuk mengembalikan unsur
hara agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman (Parimin, 2005).

Usahatani jambu biji yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik.Akan
tetapi, untuk menguasahakan jambu biji juga diperlukan keterampilan dan modal yang cukup
memadai.Selain itu, tidak jarang pengusaha jambu biji menemui kegagalan dan kerugian yang
berarti.Untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, diperlukan keterampilan dalam penerapan
pegetahuandan teknik budidaya jambu biji yang benar sesuai dengan daya dukung
agroekosistemnya. Berbagai aspek agronomis antara lain pemilihan bibit yang baik, pemilihan
lahan yang cocok, ketersediaan air, dan penguasaan teknik budidaya termasuk mengantisipasi
kemungkinan serangan hama serta penyakit menjadi kunci penting keberhasilan usahatani jambu
biji di Indonesia (Santika, 1999).

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dari penilitian ini adalah:
1.1 Analisis perkembangan pembangunan pertanian dilihat dari komoditi unggulan di desa
tanjung anom 5 tahun terkhir.
1.2 melihat apakah terjadi pembangunan di desa tanjung anom dilihat dari sisi
penggunaan teknologi dan inovasi baru.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan pertanian yang di lihat dari komiditi unggulan di desa
tanjung anom
2. Untuk mengetahui pembangunan di desa tanjung anom dilihat dari sisi teknologi dan
inovasi baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Jambu Biji
Menurut (Parimin, 2005) nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal
dari bahasa Yunani, yaitu “psidium” yang berarti delima, sedangkan “guajava” berasal dari nama
yang diberikan oleh orang Spanyol. Adapun taksonomi tanaman jambu biji diklasifikasikan
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn.
Jambu biji di Indonesia mempunyai beberapa nama daerah. Misalnya glima breueh (Aceh),
jambu pertukal (Sumatera), nyibu (Kalimantan), jambu klutuk (Jawa), gojavas (Manado),
jhambhu bigi (Madura), sotong (Bali), koyaba (Sulawesi Utara), dan lutu hatu (Ambon). Jambu
biji termasuk tanaman yang tidak begitu tinggi. Secara alamiah, jambu biji tumbuh setinggi 5 m-
10 m. Batang berkayu keras, liat, dan tidak mudah patah. Batang dan cabang-cabangnya
mempunyai kulit berwarna cokelat keabu-abuan yang kulit arinya mudah mengolotok (Haryoto,
1995).
Jambu biji banyak dikenal masyarakat dengan sebutan jambu klutuk, jambu batu, dan
jambu krystal. Umumnya umur tanaman jambu biji sekitar 30-40 tahunan. Tanaman yang berasal
dari biji relatif berumur lebih panjang dibandingkan dengan hasil cangkokan dan okulasi. Namun
tanaman yang berasal dari okulasi memiliki postur lebih pendek dan bercabang lebih banyak
sehingga memudahkan perawatan. Tanaman ini sudah mampu berbuah saat berumur sekitar 2-3
bulan meskipun ditanam dari biji (Parimin, 2005).
Tanaman jambu biji dapat berbuah dan berbunga sepanjang tahun. Bunganya termasuk
bunga tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak bunga berbentuk corong. Mahkota
bunga berbentuk bulat telur dengan panjang 1,5 cm, benang sari berwarna putih, sedangkan putik
bunga berbentuk bulat berwarna putih atau putih kekuningan. Berbuah buni, berbentuk bulat
telur dan bijinya kecil-kecil dan keras. Daun dan batang jambu biji mengandung saponin,
flavonida, dan tanin. Disamping itu minyaknya juga mengandung atsiri.Daun jambu biji
berkhasiat sebagai obat mencret dan peluruh haid (Suharmiati dan Handayani, 2010).
Jambu biji merupakan tanaman tropis dan dapat tumbuh di daerah subtropis dengan
intensitas curah hujan berkisar antara 1.000-2.000 mm per tahun dan merata sepanjang
tahun.Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian antara 5-1.200 m dpl.
Tanaman jambu biji dapat tumbuh dan berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu
sekitar 23-28°C di siang hari. Kelembapan udara yang diperlukan tanaman ini cenderung rendah.
Sehingga kondisi yang demikian cocok untuk pertumbuhan jambu biji. Salah satu keunggulan
tanaman jambu biji adalah dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Jambu biji dapat tumbuh
optimal pada lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen dan bahan
organic, atau pada tanah liat dan sedikit berpasir. Derajat keasaman tanah (pH) tanaman jambu
biji tidak terlalu berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu anatar 4,5-8,2 (Parimin, 2005).
Menurut Soedarya (2010) menyatakan dalam melakukan kegiatan budidaya jambu biji
terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh pembudidaya, yaitu:
1. Pengolahan media tanam, mencakup kegiatan: persiapan lahan, pembukaan lahan,
pembentukan bedengan, pengapuran lahan, dan pemupukan.
2. Penanaman, mencakup kegiatan: penentuan pola tanaman, pembuatan lubang penanaman, dan
penanaman bibit jambu biji.
3. Pemeliharaan tanaman, mencakup kegiatan: penjarangan dan penyulaman, penyiangan,
pembubunan (pembalikan dan penggemburan tanah agar tetap dalam keadaan lunak),
pemangkasan pada ujung cabang-cabang pohon jambu biji, pemupukan, pengairan dan
penyiraman, penyemprotan pestisida, dan pemeliharaan lain berupa pembungkusan buah jambu
biji dengan menggunakan plastik. Hal ini bertujuan untuk melindungi agar buah tidak mudah
dimakan oleh binatang seperti kalong atau ulat dan menjaga agar buah tetap tumbuh dengan
baik. Buah jambu biji yang dibungkus plastik juga memiliki kulit buah yang lebih halus dan
bagus dibandingkan dengan buah yang tidak dibungkus plastik. Dengan cara ini petani dapat
menjual jambu biji dengan harga yang lebih tinggi dipasar dibandingkan harga biasanya.
Budidaya tanaman jambu biji dapat dilakukan di kebun dan pot.Penanaman di kebun
dilakukan untuk usaha budidaya berskala besar, sedangkan dalam pot untuk tanaman
perkarangan.Setiap kali budidaya pasti memiliki perlakuan yang berbeda.Agar tanaman dapat
berproduksi dengan optimal, pekebun perlu memperhatikan faktor-faktor kualitas pertumbuhan
tanaman.Jambu biji memerlukan air yang cukup selama fase pertumbuhan, baik pertumbuhan
secara vegetatife maupun generatife.Biasanya pada musim hujan buah jambu berukuran besar
sedangkan pada musim kemarau berukuran kecil (Parimin, 2005).
Keadaan lingkungan yaitu iklim dan tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman yang menghasilkan buah. Tanaman yang ditanam di lingkungan yang
cocok akan tumbuh dengan baik, produksi buahnya banyak, dan buahnya berkualitas tinggi.
Agar usahatani dapat memberikan keuntungan yang tinggi maka lokasi yang dipilih untuk
membudidayakan jambu biji harus yang cocok dengan kehidupan yang dibutuhkan
tanaman.Tidak semua lokasi (wilayah atau daerah) dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang
baik. Keadaan lingkungan (agroklimat), yaitu iklim dan tanah di setiap wilayah atau daerah
berbeda sehingga penanaman jambu biji di setiap wilayah atau daerah akan menghasilkan jambu
biji yang berbeda-beda pula (Cahyono, 2010).
Salah satu faktor penting agar tanaman jambu biji tumbuh secara optimal, lebih produktif
dan rajin berbuah sepanjang tahun adalah pemupukan.Secara alami, semua unsur hara yang
dibutuhkan tanaman telah tersedia dalam tanah.Namun, adanya perubahan lingkungan dan
berkurangnya unsur hara dalam tanah maka diperlukan pemupukan untuk mengembalikan unsur
hara agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman (Parimin, 2005).
Hampir semua bagian tanaman jambu biji bermanfaat bagi kehidupan.Kayu jambu biji
yang halus dan sangat padat baik bila digunakan untuk ukiran atau patung bernilai
tinggi.Disamping itu, kayunya yang halus, kuat, dan tahan lama ini banyak dimanfaatkan
menjadi aneka macam gagang, diantaranya gagang cangkul, pisau, dan sabit. Selain itu arang
dari kayu jambu biji sangat baik untuk pembakar karena apinya sangat panas dan asap yang
ditimbulkan sedikit, serta daya tahan apinya sangat lama. Harga jual arangnya pun lebih mahal
dibandingkan dengan kayu lain. Selain sebagai bahan pangan dan kerajinan, beberapa bagian
dari tanaman jambu biji dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat resep
pengobatan.Beberapa resep tanaman jambu biji telah terbukti mengobati diare, desentri, demam
berdarah, gusi bengkak, sariawan, jantung, dan diabetes.
Buah jambu biji mengandung vitamin C yang tinggi di antara berbagai jenis buah dan
kandungan vitamin C buah jambu biji merah lebih tinggi dibandingkan dengan jambu biji putih.
Kandungan vitamin C jambu biji adalah 183,5 mg/100 g buah jambu biji dan kandungan vitamin
C jambu biji meningkat seiring dengan matangnya buah. Dapat dijelaskan bahwa kandungan
vitamin C jambu biji merah lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan yang ada pada jeruk manis
dan belimbing serta dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang ada pada papaya (Ramayulis,
2013).
Buah jambu biji dipanen setelah tua penuh sampai berwarna kekuningan
(matang).Produksi buah jambu biji antara 3-25 ton/tahun tergantung umur tahunan.Produksi
jambu biji di Indonesia tahun 2010, 2011, dan 2012 berturut-turut mencapai 204.551 ton,
211.836 ton, dan 206.509 ton.Buah jambu biji disajikan sebagai buah meja.Buahnya yang masih
mengkal dibuat manisan dan yang setengah matang disetup (dibungkus), dibuat dodol.Buah yang
sudah matang dapat dibuat jus.
Buah matang pohon aromanya sangat menonjol khas jambu biji.Buah jambu biji matang
baik dibuat jeli. Kini, jenis jambu biji terutama yang berwarna merah, baik sekali untu
pengobatan demam berdarah (dapat meningkatkan kadar trombosit). Sekarang, jambu biji sudah
diolah sebagi minuman buah segar yang dijual di toko-toko dan supermarket ( Sunarjono, 2013).
Usahatani jambu biji yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik.Akan
tetapi, untuk menguasahakan jambu biji juga diperlukan keterampilan dan modal yang cukup
memadai.Selain itu, tidak jarang pengusaha jambu biji menemui kegagalan dan kerugian yang
berarti.Untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, diperlukan keterampilan dalam penerapan
pegetahuandan teknik budidaya jambu biji yang benar sesuai dengan daya dukung
agroekosistemnya. Berbagai aspek agronomis antara lain pemilihan bibit yang baik, pemilihan
lahan yang cocok, ketersediaan air, dan penguasaan teknik budidaya termasuk mengantisipasi
kemungkinan serangan hama serta penyakit menjadi kunci penting keberhasilan usahatani jambu
biji di Indonesia (Santika, 1999).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Lingkup Kegiatan


Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah survei lapangan.
Artinya, mahasiswa peserta praktikum lapangan ditugaskan untuk mengunjungi Desa yang telah
ditentukan, kemudian melakukan investigasi sederhana melalui wawancara dan pengamatan
objek. Maksud kunjungan adalah untuk mengumpulkan data tentang Komiditas desa dan
usahataninya dankemudian disusun menjadi profil Komiditi desa dan dibuat menjadi laporan.
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan praktikum lapangan ini adalah di Desa Tanjung anom,Kecamatan
Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara Sedangkan waktu pelaksanaan
adalah pada Bulan juli (dijadwalkan dari tgl 1 s.d 21 ).
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data dilaksanakan penelitian praktikum ini yaitu:Jenis data
yang terkumpul melalui kuestioner dan pengamatan lapangan hanya akan dilakukan analisa
sederhana dan ditampilkan melalui tabulasi data.
Sumber data cara wawancara yang dituntun oleh kuestioner dan pengamatan langsung ke lokasi.
Pengamatan secara langsung dilakukan untuk aspek-aspek penting, terutama untuk melihat
lokasi dan menentukan luasan lahan secara tepat. Disamping itu, pengamatan juga perlu untuk
mengamati kondisi fisik tanaman, kegiatan pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan kegiatan
pasca panen, serta pemasaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
A. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
DESA TANJUNG ANOM
KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
NAMA-NAMA APARAT DESA :
Kepala desa : Drs.MUSLIMIN.M.Pd.
Sekretaris Desa : JUANDA HARAHAP
Kepala Seksi Pemerintahan : SANDRA SARI
Kepala Seksi Pelayanan : BAMBANG KARMAJA
Kepala Seksi Kesejahteraan : M.NUR AZIZAN
Kepala Urusan Umum : IMAM ARIF FADILLAH
Kepala Urusan Perencanaan : FITRI PEPRIANI
Kepala Urusan Keuangan : PUSPITA SARI SURBAKTI, S.PSI
Kepala Dusun :
1. Dusun I : HEROL SEMBIRING
2. Dusun II : RUDIANTO
3. Dusun III : HERDIANTO
4. Dusun IV : JONIUS SINUHAJI
5. Dusun V : WILLIAMS ARMANDO P.P.SIHITE
6. Dusun VI : ALPAN PANDIA

B. Denah Desa Tanjung Anom


C. Penggunaan Lahan
Lahan pertanian di desa Tanjung Anom sudah banyak beralih fungsi menjadi pemukiman
penduduk, hal ini menyebabkan lahan pertanian semakin menyepit hal ini dapat dilihat dari tabel
berikut:

Luas pemukiman 240 ha


Luas persawahan 10 ha
Luas perkebunan 153 ha
Luas kuburan 0,35 Ha
Luas pekarangan 40 ha
Luas taman 0 ha
Perkantoran 0,65Ha
Luas prasarana umum lainnya 5 Ha/M2
Total luas Desa 450 ha

4.2 PEMBAHASAN
A. Syarat Mutlak atau Pokok
1. Pasar Untuk Hasil-Hasil Pertanian.
Pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usahatani. Hasil-hasil
usahatani tersebut tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang cukup tinggi untuk
bisa menutupi semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh karena itu ada
keterkaitan dalam memasarkan hasil-hasil produk pertanian dengan hubungan permintaan pasar,
sistem pemasaran dan kepercayaan petani terhadap sistem pemasaran tersebut.
Adapun pasar untuk hasil-hasil pertanian Di desa tanjung anom Masih belum ada akan
tetapi hasil pertanian dari komiditas jambu biji dari petani sebagian diperdagangkan di pasar
rakyat,desa tanjung selamat,kecamatan sunggal,kabupaten deli serdang dan sebagian
diperdagangkan dipinggir jalan atau depan rumah.
2. Teknologi Yang Senantiasa Berkembang Lebih Maju.

Teknologi usahatani merupakan cara-cara melakukan pekerjaan usahatani

yang termasuk didalamnya cara mengolah tanah, menebar benih, menanam,

memelihara tanaman, memupuk, menyemprot hama tanaman dengan obat-


obatan/pestisida, menggunakan alat-alat pertanian, penggunaan sumber tenaga dan

modal.

Di desa tanjung anom mempunyai tanah yang subur yang cocok untuk

pertumbuhan jambu biji akan tetapi pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat membuat lahan pertanian digantikan menjadi pemukiman penduduk

seperti perumahan akibat nya mempersempit lahan pertanian. Disamping itu

komiditas jambu biji didesa tanjung anom tetap menjadi komiditas

utama,perawatan yang dilakukan dengan penyemprotan pestisida seperti sevin dan

furadan untun memberantas hama ,dan membungkus buah biji dengan plastik putih

merupakan salah satu untuk mjaga kualitas jambu biji tersebut.

3. Tersedianya Sarana Produksi dan Alat-alat Pertanian Secara Lokal

Sebagian besar mode baru yang dapat meningkatkan produksi Pertanian

memerlukan penggunaan bahan dan alat produksi khusus oleh petani seperti

pembibibitan dipolibag, penjualan pupuk dan obat-obatan pemberantasan hama

dan penyakit tanaman didesa tanjung anom masih tergolong banyak . Untuk

penyiraman tanaman menggunakan teknologi selang air dengan nozzle dan ada

juga yang menggunakan mesin penyiram tanaman.


4. Insentif Produksi Untuk Petani.

Teknologi yang telah maju, pasar yang mudah dan tersedianya bahan-bahan beserta alat-

alat produksi akan memeberikan kesempatan kepada petani untuk meningkatkan hasil produksi

pertanian,seperti Harga hasil produksi pertanian menguntungkan,dan tersedianya barang-barang

dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk keluarganya.

5. Tersedianya Pengangkutan dan Transportasi.

Syarat mutlak yang kelima ini adalah pengangkutan. Tanpa adanya Pengangkutan yang

efesien serta murah akan menyebabkan syarat mutlak yang lainnya tidak berjalan. Dengan

efektifitas pengangkutan distribusi produksi hasil pertanian akan tersebar luas untuk memenuhi

kebutuhan pasar konsumsi keluarga dan industri.

Orbitasi
Jarak ke ibu kota kecamatan 5 Km
Lama jarak tempuh ke ibu kota
Kecamatan dengan kendaraan bermotor ¼ Jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota
Kecamatan dengan berjalan kaki atau
Kendaraan non bermotor 2 Jam
Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan 30 unit Ada

Jarak ke ibu kota kabupaten / kota 57 Km


Lama jarak tempuh ke ibu kota
Kabupaten dengan kendaraan bermotor 1 Jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota
Kabupaten dengan berjalan kaki atau
Kendaraan non bermotor 12 Jam
Kendaraan umum ke ibu kota
Kabupaten / kota 25 unit Ada

Jarak ke ibu kota provinsi 17 Km


Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan
kendaraan bermotor ½ Jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan
berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
5 Jam
Kendaraan umum ke ibu kota provinsi 80 unit Ada
B. SYARAT PELANCAR
1. Pendidikan Pembangunan.
Pendidikan pembangunan merupakan model pendidikan yang Memperkenalkan
pengetahuan, keterampilan dan cara-cara untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan pola
perilaku anggota masyarakat yang lebih tua. Dalam hal ini biasanya pendidikan pembangunan
bisa dilakukan oleh seorang Penyuluh,didesa tanjung anom hanya diskusi kelompok tani.
2. Kredit Produksi.
Sebahagian besar penduduk desa Tanjung Anom bekerja dibidang jasa, maupun buruh dan
berdagang, mengingat lahan pertanian sudah sangat sempit, sebahagian besar petani beralih
pekerjaan menjadi buruh ataupun pedang.

Jumlah Kepala Keluarga di Desa Tanjung Anom sebayak 2660 Kepala Keluarga, dan
jumlah keluarga miskin di desa Tanjung Anom mencapai 911 Kepala Keluarga namun yang
menerima Raksin hanya 421 KK.

Upaya yang dilakukan Pemerintah desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
Tanjung Anom antara lain:

1. Merencanakan membuat Peraturan Desa tentang BUMDesa dan membentuk unit usaha
pengelolaan sampah (Bank Sampah) sebagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat Desa Tanjung Anom
2. Membina kelompok Simpan Pinjam Perempuan dan membantu pelaksanaan
3. Mengadakan pembinaan terhadap kelompok tani
4. Menyalurkan Raskin kepada penerima manfaat
5. Melaksanakan program benah dusun bangun desa
6. Melaksanakan bedah rumah
3. Kegiatan Kelompok Untuk Petani
Kegiatan kelompok tani atau gotong royong petani biasanya dilakukan secara informal.
Para petani bekerjasama dalam menanam tanaman mereka atau memanen hasil panen. Selain itu,
mereka bekerja sama dalam membantu tetangga petani yang sedang sakit maupun
menanggulangi bencana-bencana yang mendadak sperti banjir, angin topan, serangan
hama/penyakit, dlsb.
4. Penyempurnaan dan Perluasan Lahan Pertanian.
Sebahagian besar penduduk desa Tanjung Anom bekerja dibidang jasa, maupun buruh dan
berdagang, mengingat lahan pertanian sudah sangat sempit, sebahagian besar petani beralih
pekerjaan menjadi buruh ataupun pedang.

Upaya yang diprogramkan oleh Pemerintah Desa dalam Bidang Pembangunan :

1. Melaksanakan Musyawarah Pembangunan Desa (Musrenbang) setiap tahunnya dengan


menyusun skala prioritas pembangunan.
2. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) selama 5 Tahun
bersama sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
3. Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPD) setiap tahunnya bersama sama
dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LPM)
4. Melalui Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM) dengan melibatkan potensi
swadaya dan gotong royong masyarakat dan Pihak ketiga (Swasta) maka akan
terwujudnya percepatan pembangunan yang ada di Desa
5. Menyusun Rencana dengan Bulan Bhakti Gotong-Royong Masyarakat setiap tahunnya
6. Bersama sama dengan lembaga-lembaga yang ada di desa menyusun program kerja
pembangunan desa dengan melibatkan instansi terkait lainnya
7. Meningkatkan pendapatan Desa melalui usaha dan lembaga perekonomian yang ada di
Desa
5. Perencanaan Nasional Pembangunan Pertanian.

Perencanaan nasional pembangunan pertanian merupakan proses pengambilan keputusan

oleh pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan dan tindakan apa saja yang mempengaruhi

pembangunan selama jangka waktu tertentu. Dalam pengambilan keputusan ini pemerintah harus

bisa meghadapi dan menjawab semua pertanyaan yang muncul berhubungan dengan pertanyaan

apa yang pada saat ini diperlukan untuk memajukan sektor pertanian dan persiapan-persiapan

apa yang perlu dilakukan untuk dimasa depan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka

panjang.
BAB V
PENUTUP

Adapun kesimpulannya ialah komiditas pertanian di desa tanjung anom adalah jambu biji
dan merupakan komiditas buah unggulan di kabupaten deli serdang. Jambu biji merupakan
tanaman tropis dan dapat tumbuh di daerah subtropis dengan intensitas curah hujan berkisar
antara 1.000-2.000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun.Jambu biji dapat tumbuh subur
pada daerah dengan ketinggian antara 5-1.200 m dpl. Tanaman jambu biji dapat tumbuh dan
berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28°C di siang hari. Kelembapan
udara yang diperlukan tanaman ini cenderung rendah. Sehingga kondisi yang demikian cocok
untuk pertumbuhan jambu biji. Salah satu keunggulan tanaman jambu biji adalah dapat tumbuh
pada semua jenis tanah. Jambu biji dapat tumbuh optimal pada lahan yang subur dan gembur
serta banyak mengandung unsur nitrogen dan bahan organic, atau pada tanah liat dan sedikit
berpasir.
Keadaan lingkungan yaitu iklim dan tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman yang menghasilkan buah. Tanaman yang ditanam di lingkungan yang
cocok akan tumbuh dengan baik, produksi buahnya banyak, dan buahnya berkualitas tinggi.
Agar usahatani dapat memberikan keuntungan yang tinggi maka lokasi yang dipilih untuk
membudidayakan jambu biji harus yang cocok dengan kehidupan yang dibutuhkan
tanaman.Tidak semua lokasi (wilayah atau daerah) dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang
baik. Keadaan lingkungan (agroklimat), yaitu iklim dan tanah di setiap wilayah atau daerah
berbeda sehingga penanaman jambu biji di setiap wilayah atau daerah akan menghasilkan jambu
biji yang berbeda-beda pula.
Perencanaan nasional pembangunan pertanian merupakan proses pengambilan keputusan
oleh pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan dan tindakan apa saja yang mempengaruhi
pembangunan selama jangka waktu tertentu. Dalam pengambilan keputusan ini pemerintah harus
bisa meghadapi dan menjawab semua pertanyaan yang muncul berhubungan dengan pertanyaan
apa yang pada saat ini diperlukan untuk memajukan sektor pertanian dan persiapan-persiapan
apa yang perlu dilakukan untuk dimasa depan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai