AGROFORESTRI
Dosen Pengampu :
Ir. Rike Puspitasari Tamin, S.Hut., M.Si,. I,PM
Dr. Ir. Hamzah.,M.Si., IPM
Penyusun :
Rifki Septian Abdul Aziz
NIM.D1D021035
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
karunia dan nikmat untuk dapat menikmati kehidupan yang fana ini. Shalawat dan
salam kita ucapkan pada Rasul yang menuntun kita ke jalan lurus sehingga kita
dapat menuai syafaat di dunia akhirat kelak.
Terlebih dahulu kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah rekognisi Agrofrestri Bapak Dr. Ir. Hamzah, M.si., I.PM dan Ibu Ir. Rike
Puspitasari Tamin, S.Hut., M.Si,. I,PM yang telah memberikan penugasan,
bimbingan serta ilmu kepada kami sehingga kami dapat terus belajar dan
mengembangkan ilmu kami. Melalui tugas PJBL rekognisi mata kuliah Silvikultur
Hutan Tanaman ini, kami berharap dapat menambah softskill dan pengetahuan
mahasiswa. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
rekognisi mata kuliah Agroforestri, untuk kemajuan kami berharap dapat diberikan
keritik dan saran yang membangun. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada para peneliti dan akademisi yang telah membagikan hasil penelitiannya
sehingga kami mendapatkan informasi untuk menulis makalah PJBL ini. Tidak
lupa kepada media berita yang memberikan akses informasi kepada publik sebagai
salah satu bahan materi pada makalah ini.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.3Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 3
METODE ................................................................................................................ 7
3.1 Hasil............................................................................................................. 13
BAB IV ................................................................................................................. 18
ii
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 18
LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 22
LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 23
LAMPIRAN 3 ....................................................................................................... 24
LAMPIRAN 4 ....................................................................................................... 25
LAMPIRAN 5 ....................................................................................................... 26
LAMPIRAN 6 ....................................................................................................... 27
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jambi, Melakukan pelatihan dan pembuatan demplot agrofrestri berbasis lahan
jeruk melalui Program Pengabdian MBKM-DLT tahun 2023.
a) Apaitu Agroforestri?
b) Bagaimana pola Agroforestri?
c) Bagaimana sistim pada Agroforestri?
d) Bagaimana pertumbuhan tanaman yang ditanam?
1.3Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
a) memenuhi penugasan rekognisi mata kuliah Agroforestri
b) Mahasiswa mengetahui pola Agroforestri.
c) Mahasiswa memahami pola Agroforestri
d) Mahasiswa mengetahui sistim Agroforestri
e) Mahasiswa mengetahui perkembangan pertumbuhan tanaman yang
ditanam
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroforestri
Agroforestri adalah sistem usaha tani yang mengombinasikan antara berbagai
jenis tanaman, baik tanaman tahunan maupun tanaman semusim (Winarni et al.,
2016). Menurut Hairiah et al (2003) agroforestri adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan di bidang pertanian dan kehutanan yang mencoba menggabungkan
unsur tanaman dan pepohonan, sedangkan menurut pendapat Senoaji (2012)
mendefinisikan agroforestri sebagai suatu sistem pengelolaan lahan yang
merupakan kombinasi antara produksi pertanian, termasuk pohon, buah-buahan
dan atau peternakan dengan tanaman kehutanan.
3
dan pohon, pengelolaan lahan hutan untuk memproduksi hasil pertanian dan
kehutanan secara bersamaan dan sekaligus memelihara hewan ternak. Sistem lain
yang meliputi, Silvofishery : pohon dan ikan, Apiculture : pohon dan lebah,
Sericulture: pohon dan ulat sutera.
Interaksi negatif yang terjadi bisa berupa kompetisi yang tidak sehat dalam
memperebutkan unsur hara, cahaya matahari, air serta ruang tumbuh. Akibat dari
kompetisi tersebut adalah salah satu tanaman bisa tertekan bahkan mati karena
pengaruh tanaman lainnya. Tajuk pohon yang terlalu lebat menyebabkan cahaya
matahari tidak sampai ke strata dibawahnya yang merupakan tempat tumbuh
tanaman pertanian sehingga terjadi perebutan unsur hara (nutrisi) yang akhirnya
merugikan tanaman lainnya (Junaidi dan yonky, 2018).
4
cropping sering disebut dengan bentuk lorong karena apabila dilihat dari ujung
lahan menyerupai lorong goa.
c. Pola agroforestri random mixture yaitu pola penanam acak, artinya antara
tanaman pertanian dan pohon ditanam tidak teratur. Pola acak ini terbentuk
karena tidak adanya perencanaan awal dalam menata letak tanaman.
Penempatan tanaman berkayu pada suatu lahan terlihat tidak sistematis.
Variasi pola campur adalah pada jenis penyusun, baik penyusun tanaman
kehutanan, maupun tanaman pertanian. Tanaman pertanian pada pola campur
ditanam pada sela-sela tanaman berkayu yaitu tanaman pisang (Musa
paradisiaca L.). Tanaman berkayu yang mendominasi penyusunan pola
campur adalah jenis-jenis tanaman kehutanan dan perkebunan, yaitu kemiri (
Aleurites moluccana (L.) Willd.), nyatoh ( Palaquium sp) dan aren ( Arenga
pinnata Merr.).
Pola agroforestri alternate rows , alley cropping , trees along border, random
mixture tersebut tidak terlepas dari pemikiran pemilik lahan dan tingkat
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, desakan kebutuhan akan bahan pangan
menjadi pertimbangan mendasar terbentuknya sistem ini. Bagi masyarakat
subsistem, kebutuhan pangan didapat dari lahan pertanian yang dimilikinya.
Desakan kebutuhan ini mendorong terbentuknya ruang yang dibutuhkan untuk
tanaman pertanian lebih dominan daripada ruang yang dibutuhkan untuk
kehutanan.
5
a. Sistem agroforestri sederhana
Menurut Indriyanto (2008), di dalam teknik sistem silvikultur ada dua aspek
penting yang perlu diperhatikan, pertama yaitu teknik penerapan sistem silvikultur
itu sendiri termasuk cara penebangan, cara regenerasi tegakan hutan dan
pemeliharaan tegakan hutan, kedua yaitu kerangka umum dari bagian pengelolaan
hutan, termasuk pembagian area dan daur penebangan.
6
BAB III
METODE
7
dan
mengetahui isi
vegetasi kebun
3 Diskusi lokasi Untuk 2 lahan milik Mendapatkan 12 September Anggota tim
lahan mendapatkan Pak Boddi lahan yang 2023 demplot
masyarakat lahan yang cocok sesuai untuk agroforestri
dan observasi untuk dijadikan lahan demplot
lahan lahan demplot agroforestri
masyarakat agroforestri
4 Observasi Untuk Lahan milik Mendapatkan 13 September Anggota tim
lahan mendapatkan Pak Zaskia lahan yang 2023 demplot
lahan yang cocok sesuai untuk agroforestri
untuk dijadikan lahan demplot
lahan demplot agroforestri
agroforestri
5 Survei Untuk melihat Pembibitan Mendapatkan 23 September Anggota tim
penbibitan kondisi bibit kayu Pak Idham bibit kayu 2023 demplot
kayu manis manis Kholidman manis yang agroforestri
baik
6 Sosialisasi Mengedukasi 10 warga Jujun Warga yang 30 September TIM Dosen
dan pelatihan masyarakat yang memiliki memiliki 2023 Pembimbing
demplot pemilik kebun kebun jeruk kebun Jeruk demplot
agroforestry jeruk mencari memahami dan agroforestri
berbasis warga yang mau
kebun jeruk bersedia lahannya menerapkan
dan dijadikan demplot konsep
kunjungan agroforestri agroforestri
lahan
7. Pengerjaan Pemancangan ajir, Lahan demplot Menyelesaikan 02 Oktober Anggota tim
lahan membuat lubang agroforestri pembuatan 2023 demplot
tanam, dan Pak Ampera lubang tanam agroforestri
pemberian pupuk Yadi kayu manis
dasar
8. Mencari Membeli pupuk Toko pupuk Mendapatkan 03 Oktober Anggota tim
Pupuk organik organic di pupuk organik 2023 demplot
Organik Desa Lolo agroforestri
Gedang
9. Pengerjaan Membuat bedeng Lahan demplot Membuat 5 03 Oktober Anggota tim
lahan jahe dan agroforestri bedeng jahe 2023 demplot
pemupukan lubang Pak Boddi dan dan pemberian agroforestri
tanam Pak Ampera pupuk organik
Yadi pada lubang
tanam
10. Pengerjaan Memberi pupuk Lahan demplot Menyelesaikan 04 Oktober Anggota tim
lahan organik pada agroforestri pemberian 2023 demplot
bedebg jahe, Pak Boddi dan pupuk 5 agroforestri
penanaman kayu Pak Ampera bedeng dan
manis. Yadi penanaman 25
bibit kayu
8
manis sisi
kanan lahan
11. Pengerjaan Melanjutkan Lahan demplot Menyelesaikan 05 Oktober Anggota tim
lahan penanaman bibit agroforestri penanaman 25 2023 demplot
kayu manis Pak Ampera bibit kayu agroforestri
Yadi manis sisi atas
lahan
12. Pengerjaan Angkut air, Lahan demplot Langsir air 08 Oktober Anggota tim
lahan penyiraman bibit agroforestri untuk 2023 demplot
kayu manis yang Pak Ampera menyiram 50 agroforestri
baru tanam Yadi batang bibit
kayu manis
13. Survei penjual Membeli bibit Penjual bibit Mendapatkan 10 Oktober Anggota tim
bibit buah durian buah Desa 12 batang bibit 2023 demplot
Pidung durian agroforestri
14. Survei bibit Membeli bibit jahe Petani Jahe di Mendapatkan 11-12 Perwakilan
jahe merah merah Desa Tamiai informasi Oktober 2023 anggota tim
penjual bibit demplot
jahe merah agroforestri
15. Pembelian Membeli bibit jahe Petani jahe di Mendapat bibit 13 Oktober Perwakilan
bibit jahe merah Desa Tamiai jahe kg ( stok 2023 anggota tim
merah tidak cukup) demplot
agroforestri
16 Pengerjaan Penanaman jahe Lahan demplot Menanam 5 kg 14 Oktiber Anggota tim
lahan merah (tahap 1), agroforestri jahe merah, 2023 demplot
pengangkutan air Pak Boddi, mengangkut 2 agroforestri
dan menyiram Pak Ampera girigen 30
bibit kayu manis Yadi, dan liter, menyiram
yang ditanam sungai jahe dan 50
karena tanah batang bibit
kering akibat kayu manis
kemarau
17. Pengerjaan Angkut air, Lahan demplot Langsir air 15 Oktober Anggota tim
lahan penyiraman jahe agroforestri untuk 2023 demplot
merah dan kayu Pak Boddi, dan menyiram 5 agroforestri
manis Pak Ampera bedeng jahe
Yadi yang di tanam
dan 50 batang
bibit kayu
manis
18. Evaluasi Mengevaluasi Tim Menyampaika 16 Oktober Kepala Desa
proker kegiatan proker agroforestri n 2023
perkembangan
proker
19. Pengerjaan Membuat plang Lahan demplot Membuat 5 16 Oktober Anggota tim
lahan nama bedeng jahe agroforestri plang nama 2023 demplot
merah Pak Boddi bedeng jahe agroforestri
merah
9
20. Pengerjaan Angkut air, Lahan demplot Langsir air 17 Oktober Anggota tim
lahan enyiraman jahe agroforestri untuk 2023 demplot
merah dan kayu Pak Boddi, dan menyiram 5 agroforestri
manis Pak Ampera bedeng jahe
Yadi dan 50 batang
bibit kayu
manis
21. Pengambilan Membeli bibit jahe Desa Sangaran Mengambil 45 20 Oktober Perwakilan
bibit jahe merah Agung kg bibit jah 2023 Anggota tim
merah merah demplot
agroforestri
22. Pengerjaan Angkut air, Lahan demplot Langsir air 22 Oktober Anggota tim
lahan menyiram jahe, agroforestri untuk 2023 demplot
penyemprotan Pak Boddi menyiram 5 agroforestri
atonik pada bibit bedeng jahe
jahe dan
penyemprotan
45 kg bibit
jahe merah
dengan atonik
sebelum tanam
23. Evaluasi Mengevaluasi Tim Menyampaika 23 Oktober Kepala Desa
proker kegiatan proker agroforestri n 2023
perkembangan
proker
24 Pengerjaan Pengambilan Lahan demplot Membeli 3 23 Oktober Anggota tim
lahan pupuk organik, agroforestri karung pupuk 2023 demplot
membuatan Pak Boddi organik, agroforestri
bedeng jahe membuat 10
susulan, bedeng,
pencampuran mencamprkan
pupuk organik, pupuk 10
dan penanaman bedeng, dan
jahe merah (tahap menanam 22,5
2) kg jahe merah
di 5 bedeng
25. Pengerjaan Penamnaman jahe Lahan demplot Menanam 22,5 25 Oktober Anggota tim
lahan merah lanjutan ( agroforestri kg bibit jahe 2023 demplot
tahap 3) Pak Boddi merah di 5 agroforestri
bedeng
26 Pengkuran melihat Lahan demplot Mengukur 5 26 Oktober Anggota tim
pertumbuhan pertumbuhan kayu agroforestri sampel kayu 2023 demplot
kayu manis manis Pak Ampera manis setiap agroforestri
Yadi anggota tim
agroforestri
27. Pengambilan Membeli bibit jahe Penjual bibit Membelli 12 26 Oktober Perwakilan
bibit durian buah Desa batang bibit 2023 Anggota tim
Pidung Pak durian umur 8 demplot
Nanang bulan agroforestri
10
28. Pengerjaan Angkut air dan, Lahan demplot Langsir 27 Oktober Anggota tim
lahan menyiram Jahe agroforestri air,untuk 2023 demplot
merah Pak Boddi menyiram 15 agroforestri
bedeng jahe
merah
29. Pengerjaan Mengangkut air Lahan demplot Langsir angkut 28 Oktober Anggota tim
lahan dan menyiram agroforestri air untuk 2023 demplot
Jahe merah Pak Boddi meyiram 15 agroforestri
beeng jahe
30. Pemberian Memberi bibit Warga yang Memberikan 28 Oktober Anggota tim
kenang duriaan memiliki bibit durian 2023 demplot
kenangan kebun jeruk kepada 6 agroforestri
bibit durian dan yang hadir warga, setiap
saat warga
penyuluhan mendapat 2
batang durian
31. Pengerjaan Pembuatan plang Lahan demplot Membuat dan 30 Oktober Anggota tim
lahan nama bedeng jahe agroforestri memasang 10 2023 demplot
susulan, Pak Boddi plang nama agroforestri
mengangkut air bedeng jahe
menyiram jahe merah, langsir
merah air untuk
menyiram 15
bedeng jahe
32. Pengerjaan Mengangkut air Lahan demplot langsir air 31 Oktober Anggota tim
lahan dan menyiram jahe agroforestri untuk 2023 demplot
merah Pak Boddi menyiram 15 agroforestri
bedeng jahe
33. Evaluasi Mengevaluasi Tim Menyampaika 01 November Kepala Desa
proker kegiatan proker agroforestri n 2023
perkembangan
proker
34. Pengerjaan Mengangkut air Lahan demplot langsir air 02 Noember Anggota tim
lahan dan menyiram jahe agroforestri untuk 2023 demplot
merah Pak Boddi menyiram 15 agroforestri
bedeng jahe
35. Pengkuran melihat Lahan demplot Mengukur 5 2 November Anggota tim
pertumbuhan pertumbuhan kayu agroforestri sampel kayu 2023 demplot
kayu manis manis Pak Ampera manis setiap agroforestri
Yadi anggota tim
agroforestri
36. Pengerjaan Mengangkut air Lahan demplot langsir air 03 November Anggota tim
lahan dan menyiram jahe agroforestri untuk 2023 demplot
merah Pak Boddi menyiram 15 agroforestri
bedeng jahe
37. Pengerjaan Mengangkut air Lahan demplot langsir air 04 November Anggota tim
lahan dan menyiram jahe agroforestri untuk 2023 demplot
merah Pak Boddi menyiram 15 agroforestri
bedeng jahe
11
38 Pengkuran melihat Lahan demplot Mengukur 5 09 November Anggota tim
pertumbuhan pertumbuhan kayu agroforestri sampel kayu 2023 demplot
kayu manis manis Pak Ampera manis setiap agroforestri
Yadi anggota tim
agroforestri
39. Pengerjaan Penyiangan dan Lahan demplot Pembersihan 10 Anggota tim
lahan pruning daun kayu agroforestri guma disekitar November demplot
manis Pak Ampera kayu manis, 2023 agroforestri
Yadi dan pruning
daun kayu
manis.
40. Peninjauan Melihat hasil Lahan demplot Melihat 15 11 Dosen
proker proker agroforestri bedeng jahe November Pembimbing
Pak Boddi dan merah dan 50 2023
Pak Ampera batang kayu
Yadi manis yang di
tanam
41. Pengerjaan Mengangkut air Lahan demplot langsir air 13 Anggota tim
lahan dan menyiram jahe agroforestri untuk November demplot
merah Pak Boddi menyiram 15 2023 agroforestri
bedeng jahe
42. Evaluasi Mengevaluasi Tim Menyampaika 20 November Kepala Desa
proker kegiatan proker agroforestri n 2023
terakhir perkembangan
proker
12
BAB III
3.1 Hasil
Tabel 3,1 1 Data Penanaman Jahe Merah
13
Tabel 3,1 4 Pengukuran Pertambahan Jumlah Daun kayu Manis
14
Gambar 3.1 1 Sketsa Lahan Demplot Agroforestri 1 Jahe Merah
15
3.2 Pembahasan
Setelah lokasi dan jenis ditentukan tim pembuatan demplot agroforestri
mulai menjalankan program yaitu dengan melakukan survei bibit jahe merah (
Zingiber officinale var rubrum rhizome), kayu manis (Cinamomum sp) dan pupuk
organik. Bibit jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome) di peroleh
dari petani yang berasal dari Desa Tamiai dan Desa Sangaran Agung, untuk bibit
kayu manis (Cinamomum sp) sendiri di peroleh dari pembibitan salah satu warga
Desa Jujun, pupuk organik diperoleh dari pejual pupuk di Desa Lolo Gedang.
Selama Penyurveian bibit dan pupuk, telah dilakukan pengolahan tanah untuk
penanaman jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome) dan kayu manis
(Cinamomum sp) dengan membuat bedeng, lubang tanam, dan pembersihan dari
gulma. Total bedeng dan lubang tanam yang dibuat adalah 15 bedeng dan 50
lubang tanam. Tanah dan lubang tanam yang telah diolah kemudian dilakukan
pencampuran pupuk organik menggunakan cangkul.
Kegiatan penanaman yang kami laksanakan terlebih dahulu adalah
penanaman kayu manis (Cinamomum sp) di lahan Bapak Ampera Yadi karena
bibit telah tersedia dengan jarak tanam 2 m X 2 m. Untuk penanaman bibit jahe
merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome) kami lakukan penanaman 3 tahap
karena terkendala pemerolehan bibit yang lumayan langka. Penanaman tahap 1
merupakan bibit yang berasal dari Tamiai sebanyak 5 kg, jarak hari penanaman
tahap 1 ke tahap 2 lumayan memakan waktu yang cukup lama karena sulitnya
mencari bibit jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome). Setelah
beberapa hari berselang kami mendapatkan bibit jahe sebanyak 45 kg dari
pengepul jahe di Desa Sangaran Agung. Penanaman tahap 2 bibit jahe diberikan
perlakuan dengan penyemprotan Atonik untuk perangsangan tumbuh yang
didiamkan selama satu malam, kemudian dolakukan penanaman. Dengan jumlah
bibit yang sangat banyak dan waktu yang terbatas maka penanaman di lanjutkan
pada 1 hari berikutnya sebagai penanaman tahap 3 (tiga).
Proses penanaman telah dilaksanakan di 2 lahan demplot agroforestri,
selanjutnya adalah tahap perawatan dan monitoring penanaman, kegiatan tersebut
meliputi pembersihan gulma, penyiraman, dan peruning daun. Dengan kondisi
musim kemarau kami bekerja ekstra untuk melakukan penyiraman. Penyiraman
kami lakukan pagi dan sore pada 7 hari awal penanam setiap jenis yang ditanam
16
baik jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizomeI) dan kayu manis
(Cinamomum sp), selanjutnya penyiraman dilakukan 1 kali dalam satu hari pagi
ataupun sore tergantung pada situasi dan kondisi. Kendala yang dialami adalah
sulitnya sumber air di lahan demplot agroforetri karena mengandalkan air tadah
hujan, untuk penyiraman dapat dilakukan, kami melakukan pengangkutan air
sungai dengan 2 girigen 30 liter yang terletak 300 m di bawah lahan demplot.
Dalam pengukuran pertumbuhan bibit kayu manis (Cinamomum sp) yang
menjadi tolak ukur adalah pertambahan tinggi bibit dan pertambahan jumlah daun.
Untuk pertambahan tinggi pada minggu 1 ke minggu 2, sampel A bertambah
tinggi 1,1 cm ; B 0,3 cm; C 1,1 cm; D 0,6 cm; E 0,6 cm. Untuk minggu 2 ke
minggu 3 sampel A bertambah tinggi 0,5 cm; B 0,6 cm; C 0,5 cm; D 0,4 cm ; E
0,6 cm. Pada pertambahan jumlah daun minggu 1 ke minggu 2 sampel A
bertambah 6 daun, B 6 daun, C 6 daun, D 3 daun, E 7 daun. Untuk minggu 2 ke
minggu 3 sampel A bertambah 4 daun, B 4 daun, C 5 daun, D 4 daun, E 4 daun.
Pertumbuhan Tinggi Bibit Secara umum, pertumbuhan tinggi bibit kayu
manis dari minggu ke minggu relatif stabil untuk setiap sampel. Namun, perlu
dicatat bahwa pertumbuhan tinggi bibit Cenderung lebih besar daripada yang
lainnya. Pertambahan Tinggi dari Minggu 1 ke Minggu 2 Sampel A, C, dan E
memiliki pertambahan tinggi yang relatif serupa, sementara sampel B dan D
menunjukkan pertumbuhan yang sedikit lebih rendah. Pertambahan Tinggi dari
Minggu 2 ke Minggu 3 Umumnya, pertumbuhan tinggi bibit cenderung berkurang
sedikit pada minggu ketiga. Sampel B menunjukkan peningkatan yang lebih besar
daripada minggu sebelumnya, sementara sampel D menunjukkan pertumbuhan
yang sedikit lebih rendah.
Pertambahan Jumlah Daun Pertambahan jumlah daun cenderung konsisten
di antara sampel-sampel dalam periode waktu yang diberikan. Pertambahan
Jumlah Daun dari Minggu 1 ke Minggu 2 mayoritas sampel menunjukkan
peningkatan yang relatif serupa dalam jumlah daun, dengan sampel E
menunjukkan pertambahan yang lebih tinggi. Pertambahan Jumlah Daun dari
Minggu 2 ke Minggu 3. Sekali lagi, pertambahan jumlah daun cenderung stabil
dan tidak menunjukkan variasi yang signifikan di antara sampel-sampel. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam rentang waktu yang diamati,
pertumbuhan tinggi bibit kayu manis cenderung stabil dari minggu ke minggu.
17
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari serangkaian kegiatan pembuatan demplot agroforestri berbasis kebun
jeruk dapat disimpulkan sebagai berikut:
3. Manfaat Ekonomi
Agroforestri pada lahan jeruk juga dapat memberikan manfaat
ekonomi. Penggunaan ruang yang lebih efisien dan hasil dari spesies pohon
tambahan dapat menambah sumber pendapatan petani.
4. Perlindungan Lingkungan
Sistem agroforestri cenderung lebih ramah lingkungan karena dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk sintetis. Selain itu,
agroforestri juga dapat membantu dalam pelestarian lingkungan, termasuk
pemulihan ekosistem dan konservasi lahan.
18
membantu mengurangi risiko kegagalan panen karena adanya variasi
spesies.
1. Kondisi Cuaca dan Iklim: Faktor lingkungan seperti cahaya matahari, suhu
udara, kelembaban, dan curah hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Bibit kayu manis cenderung tumbuh lebih baik di iklim tropis
dengan suhu yang hangat dan kelembaban yang cukup.
2. Kualitas Tanah: Kesuburan tanah, ketersediaan nutrisi, tingkat drainase, dan
pH tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Bibit kayu manis membutuhkan tanah yang subur dan drainase
yang baik.
3. Pemeliharaan dan Perawatan: Cara merawat tanaman, seperti penyiraman
yang tepat, pemupukan yang sesuai, dan perlindungan terhadap hama dan
penyakit, juga memengaruhi pertumbuhan bibit kayu manis.
4. Varietas Tanaman: Varietas atau jenis tertentu dari kayu manis mungkin
memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda.
5. Usia dan Kesehatan Bibit: Kondisi awal bibit kayu manis, usianya, serta
kesehatan dan kualitas bibit juga akan memengaruhi pertumbuhan
selanjutnya.
6. Genetika Tanaman: Faktor genetika dan keturunan dari bibit kayu manis
juga dapat berperan dalam pertumbuhan tanaman.
7. Pemangkasan dan Perawatan Tambahan: Tindakan seperti pemangkasan
untuk merangsang pertumbuhan, penanaman kembali, atau pemindahan
bibit ke tempat yang lebih sesuai dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit
kayu manis.
19
8. Penting untuk memperhatikan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi
oleh kombinasi faktor-faktor tersebut, dan interaksi antara faktor-faktor
tersebut dapat bervariasi di setiap kondisi lingkungan dan lokasi
pertumbuhan. Menjaga keseimbangan yang tepat dari faktor-faktor tersebut
dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan dan kesehatan bibit kayu
manis.
4.2 Saran
Setelah dilakukan pembuatan lahan Agroforestri berbasis lahan jeruk
diharpkan masyarakat dapat memahami dan mau menerapkan sistem agroforestri.
Dan demplot yang telah dibuat agar tetap dirawat dan dijadikan sebagai prototype
atau kebun percontohan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Suryani Erna & Ai Dariah. 2012. Peningkatan Produktivitas Tanah Melalui Sistem
Agroforestri. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol.6 (2) : 101-109
Tiusmasari, S., Hilmanto, R., dan Hermawati., S. 2016. Analisis Vegetasi dan
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pengelola Agroforestri di Desa Sumber
Agung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Jurnal Sylva Lestari.
4(03) : 71-82
21
LAMPIRAN 1
2. Observasi Lahan
22
LAMPIRAN 2
3. Survei Bibit
4. Sosialisasi
23
LAMPIRAN 3
5. Pemancangan Ajir
24
LAMPIRAN 4
7. Pembuatan Bedeng
25
LAMPIRAN 5
9. Penanaman Kayu Manis
26
LAMPIRAN 6
12. Langsir Air
13. Penyiraman
27