Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ahmad Hanafi H0818006
Gigih Yusuf Kusuma H0818036
Leni Irawati H0818057
Naufal Arrahman Surya H0818075
Riza Afifah H0818089
Sheila Megawati V G H0818095
Vania Dwike Hapsari H0818103
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberi karunia, rahmat dan
kasih sayang-Nya. Atas kehendak-Nya pula penulis dapat menyelesaikan Makalah
Ekonomi Produksi Pertanian dengan Judul “Skala Usahatani dan Produktivitas
Faktor Produksi Petani Gurem” sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Sumberdaya
Pertanian semester IV. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Pada penyusunan makalah ini, penulis didukung oleh bantuan bimbingan,
dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
2. Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran mata
kuliah Ekonomi Produksi Pertanian.
3. Orang tua penulis yang senantiasa memberi dukungan dan semangat sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
4. Teman seperjuangan dan semua pihak yang memberi dukungan dan bantuan
penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis sadar, dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan.Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahan pertanian dewasa ini menghadapi tantangan dan tekanan yang
semakin kuat terutama oleh persaingan peruntukan bagi pengembangan
industri dan pemukiman, yang semua itu mengancam eksistensi sektor
pertanian dalam hal ketahanan pangan nasional. Masalah penguasaan lahan
telah banyak dikaji, terutama di negara-negara berkembang, yang berkaitan
dengan proses transformasi perekonomian suatu negara. Transformasi
ekonomi mempengaruhi laju transaksi lahan, tetapi dampaknya terhadap
struktur dan distribusi penguasaan lahan berikut implikasinya sangat
beragam.
Di tengah berlangsungnya pembangunan ekonomi yang tidak lagi
menempatkan sektor pertanian pangan sebagai fondasi ekonomi nasional,
berbagai persoalan mendasar masih dihadapi penduduk pedesaan yang
mayoritas bekerja di sektor pertanian. Produktivitas usahati yang rendah,
sempitnya lahan garapan, terjadinya alih fungsi lahan, meningkatnya
penganguran, dan lainnya menyebabkan kesejahteraan penduduk pedesaan
tidak kurung membaik. Minimnya kemampuan penguasaan lahan ini juga
menjadikan para petani sebagai petani gurem dan hampir semua petani di
Indonesia ini adalah petani gurem.
Diantara kelompok petani, yang paling perlu mendapat perhatian
dilihat dari tingkat kesejahteraan dan kaitannya dengan luasan lahan yang
dikuasai adalah petani tanaman pangan, khususnya padi. Padi atau beras
secara nasional merupakan komoditas strategis dengan jumlah rumah tangga
petani padi paling dominan diantara komoditas pangan lain. Oleh karena itu
makalah ini akan membahas persoalan mengenai skala usaha dan
produktivitas faktor produksi petani gurem terkhusus petani padi di
Indonesia.
1
2
B. Rumusan Masalah
Pembahasan yang akan dikupas oleh penulis yaitu meliputi:
1. Bagaimanakah pengaruh penyempitan lahan terhadap skala usahatani
padi?
2. Bagaimanakah penguasaan lahan petani gurem padi?
3. Bagaimanakah pola/sistem usahatani gurem padi?
4. Bagaimanakah produktivitas faktor produksi petani gurem padi?
5. Apakah penyebab rendahnya produktivitas petani gurem padi?
6. Bagaimanakah permasalahan permodalan petani gurem padi?
7. Bagaimanakah pengaruh program bantuan pemerintah terhadap
produktivitas usahatani gurem padi?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah, dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh penyempitan lahan terhadap skala usahatani padi.
2. Mengetahui penguasaan lahan petani gurem padi.
3. Mengetahui pola/sistem usahatani gurem padi.
4. Mengetahui produktivitas petani gurem padi.
5. Mengetahui penyebab rendahnya produktivitas petani gurem padi.
6. Mengetahui permasalahan permodalan petani gurem padi.
7. Mengetahui pengaruh program bantuan pemerintah terhadap produktivitas
usahatani gurem padi.
.
1
BAB II PEMBAHASAN
3
4
dengan luas lahan usahatani < 0,5 ha, petani skala menengah dengan luas
lahan usahatani 0,5 – 1 ha, dan petani skala besar dengan luas lahan usahatani
> 1 ha. Petani gurem merupakan petani yang hanya memiliki luasan lahan
usahatani < 0,5 ha. Jadi fenomena guremisasi ini terkait dengan sempitnya
lahan pertanian yang kurang dari 0,5 ha.
Selain itu, sulitnya tenaga kerja dan harga pestisida yang mahal,
mengakibatkan modal yang dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan
dengan pendapatannya. Dosis penggunaan pupuk dan pestisida di petani tidak
sesuai dengan anjuran pemerintah sehingga kebutuhan input produksi di
kalangan petani lebih banyak dibutuhkan. Maka dari itu, perlu adanya analisis
efisiensi dalam usahatani padi sawah, sebagai salah satu upaya dalam untuk
meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan :
1. Penyusutan kepemilikan lahan dan juga alihfungsi pertanian menyebabkan
fenomena “guremisasi” dimana menyebabkan banyaknya petani yang
hanya memiliki lahan sempit atau berskala usahatani kurang dari 0,5 ha.
2. Terdapat beberapa fenomena terkait dengan penguasaan lahan pertanian
lahan sempit budidaya padi. Pada kenyataan di lahan, yang sangat
menentukan penerapan teknologi dan peningkatan produktivitas lahan
adalah pemilik lahan.
3. Pola usahatani gurem padi dilakukan pada musim kemarau dan musim
penghujan. Keberadaan faktor produksi berupa pompa air sangat
diperlukan ketika musim kemarau guna mencapai produktivitasnya.
4. Keberhasilan produksi untuk mencapai produktivitasnya tergantung pada
kemampuan manajerial petani itu sendiri, petani dapat mengoptimalkannya
untuk memperoleh keuntungan lebih, perlu juga didukung dengan
kebijakan subsidi yang tepat bagi petani.
5. Masalah faktor produksi yang menyebabkan rendahnya produktivitas di
daerah penelitian yaitu pengairan, pemasaran hasil pertanian yang terbatas,
dan kemampuan penguasaan teknologi yang rendah.
6. Terjadi hubungan antara permodalan dan luas lahan yang dimiliki.
Biasanya semakin luas lahan kecil maka pendapatan akan semakin kecil.
Lemahnya kelembagaan dan sulitnya akses petani terhadap kelembagaan
dan peminjaman modal menyebabkan adanya permasalahan dalam usaha
tani.
7. Bantuan pemerintah berupa faktor produksi seperti alat dan mesin
pertanian, benih, dan pupuk mampu meningkatkan produktivitas usahatani
dan pendapatan petani padi pada lahan sempit.
11
12
B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan penulis menurut hasil pembahasan dan
diskusi adalah sebagai berikut :
1. Petani gurem perlu mendapat perhatian serius oleh stakeholders dan peran
serta semua kalangan dalam bidang pertanian termasuk pemerintah untuk
memberikan bimbingan dan dorongan semangat agar tetap
mempertahankan pekerjaan sebagai petani dan menumbuhkan minat
bertani bagi generasi muda. Sektor pertanian akan tetap ditekuni oleh
rumah tangga petani gurem ketika dirasa memberikan produktivitas
usahatani yang tinggi.
2. Intensitas kegiatan penyuluhan pertanian harus ditingkatkan. Karena
penyuluhan merupakan suatu kegiatan pendampingan para petani agar
lebih terampil dalam mengkombinasikan input produksi. Jika terdapat
permasalahan di lapangan petani dengan mudah meminta bantuan atau
saran dari penyuluh sebagai pihak yang dianggap lebih memahami
permasalahan budidaya padi. Diharapkan dengan adanya dukungan dari
pemerintah seperti program penyuluhan dan subsidi dapat mempermudah
petani dalam mengusahakan usahataninya agar produktivitasnya optimal.
3. Melakukan peningkatan efisiensi produksi dengan cara mengoptimumkan
penggunaan input usahatani.
4. Pemerintah harus lebih memperbaiki komponen pendukung dalam
pelaksanaan program-program bantuan yang dicanangkan agar program
tersebut lebih tepat sasaran dan mampu membantu meningkatkan
produktivitas serta pendapatan petani gurem.
DAFTAR PUSTAKA
Adi P, Sutoyo. 2017. Produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah dampak
program bantuan alat mesin pertanian, benih dan pupuk di Kabupaten
Malang Provinsi Jawa Timur. J Ilmu-ilmu Pertanian 24(1): 1-9.
Gina R, Nur S. 2018. Tingkat efisiensi teknis usahatani padi sawah di Desa
Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa
Barat. J Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 4(2):169-
183.
Maher S, Erika DA, Abdul M. 2019. Persepsi petani terhadap program billing
system di Kecamatan Metro Barat Kota Metro. J Pemikiran Masyarakat
Ilmiah Berwawasan Agribisnis 5(1):114-123.
Marianne RM, Ferdinan S. 2016. Pengaruh luas lahan terhadap penerimaan, biaya
produksi dan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Toinasa
Kecamatan Pamona Barat. J Envira 1(2).
Nainggiloan S, Fitri Y, Kurniasih S. 2019. Kajian efisiensi teknis dan preferensi
resiko produksi petani dalam rangka peningkatan produktivitas usahatani
padi sawah di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi-Indonesia. J of
Agribusiness and Local Wisdom 2(1): 13-24.
Rika IKA, A Mantiri, Debby CR, Sri M. 2019. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi padi sawah di Kecamatan Dumoga. J
Pembangunan dan Keuangan Daerah.
Yonas HS. 2018. Eksistensi dan transformasi petani gurem : kasus pertanian
wilayah pinggiran Kota Bandung. J SEPA 14(2): 146-158.
LAMPIRAN
Nama Mahasiswa, Judul dan Sumber Artikel
1. Ahmad Hanafi H0818006
Judul : Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Padi Sawah di Desa
Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Provinsi
Jawa Barat.
Sumber : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan
Agribisnis. 2018. 4(2): 169-183
2. Gigih Yusuf Kusuma H0818036
Judul : Eksistensi dan Transformasi Petani Gurem: Kasus Pertanian
Wilayah Pinggiran Kota Bandung.
Sumber : Jurnal SEPA. 2018. 14(2): 146-158
3. Leni Irawati H0818057
Judul : Persepsi Petani Padi terhadap Program Billing System di
Kecamatan Metro Barat Kota Metro.
Sumber : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan
Agribisnis. 2019. 5(1):114-123.
4. Naufal Arrahman Surya H0818075
Judul : Pengaruh Luas Lahan Terhadap Penerimaan, Biaya Produksi,
dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Toinasa Kecamatan
Pamona Barat.
Sumber : Jurnal Envira. 2016. 1(2): 48-59.
5. Riza Afifah H0818089
Judul : Kajian Efisiensi Teknis dan Preferensi Risiko Produksi Petani
Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Usahatani Padi Sawah di
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi – Indonesia.
Sumber : Journal Of Agribusiness and Local Wisdom. 2019. 2(1): 13-
23.
6. Sheila Megawati V G H0818095
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi
Sawah di Kecamatan Dumoga.
Sumber : J Pembangunan dan Keuangan Daerah. 2019.
7. Vania Dwike Hapsari H0818103
Judul : Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dampak
Program Bantuan Alat Mesin Pertanian, Benih dan Pupuk Di
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
Sumber: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 2017. 24(1): 1-9.