Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA SAWIT


DI DESA PANDU SANJAYA
KECAMATAN PANGKALAN LADA
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

ARDITYA ANUGERAH
19542010584

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2022
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris. Sektor pertanian sangat berperan
penting dalam perekonomian. Tanaman kelapa sawit adalah komoditi sub-sektor
perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia.
Minyak CPO (Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit PKO (Palm Kernel Oil)
merupakan produk yang dihasilkan dari kelapa sawit yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi dan kedua produk ini dapat digunakan sebagai macam
produk lanjutan industri baik itu industri pangan maupun non-pangan.
Menurut Pahan (2005:34), minyak kelapa sawit memiliki kandungan
asam lemak esensial, kalori dan dapat digunakan sebagai obat jantung koroner
dan kangker. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang ada di
Provinsi Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten Kotawaringin Barat. Sektor
pertanian terdiri dari 3 jenis, yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan
tanaman perkebunan. Kelapa sawit membutuhkan daerah dengan curah hujan
yang stabil antara 2000-2500 mm dalam setahun, yaitu daerah yang tidak
kekeringan saat kemarau dan tidak tergenang saat hujan.
Tanaman kelapa sawit dapat hidup dengan baik pada daerah tropis. Tinggi
pohon kelapa sawit dapat mencapai 24 meter dan mempunyai umur ekonomis
hingga 25 tahun. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh sempurna di kelembaban
daerah sekitar 80-90%pada ketinggian 0-500 meter diatas permukaan laut.
Menurut Daim (2003), perkebunan kelapa sawit dalam pengelolaannya
dibagi menjadi 3, yaitu perkebunan besar yang dikelola BUMN, (2) Perkebunan
besar yang dikelola perusahaan swasta, (3) Perkebunan rakyat yang dikelola oleh
rumah tangga dalam bentuk usaha perorangan. Dibandingkan dengan perkebunan
besar perkebunan rakyat masih tertinggal baik itu dalam produktifitasnya, modal
maupun dalam penguasaan teknologi. Sehingga perkkebunan rakyat pada
umumnya ditandai dengan tidak adanya perencanaan pergantian tanaman yang
teratur sesuai umur tanaman dan jarak tanam yang kurang teratur. Namun,
perkebunan rakyat memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
peran sub sektor perkebunan.
Dalam hal ini, luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) dan hasil produksi
kelapa sawit tahun 2018 di Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM) Dan Produksi Kelapa Sawit
Menurut Kabupaten di Kalimantan Tengah.
Kabupaten/Kota/ Kelapa Sawit
Provinsi
Luas (Ha) Produksi (Ton)
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Sukamara 60 921,40 60 921,40 61 549,41 130  130  176 
820,48 820,68 471,69
Seruyan 332  332  332  694  695  955 
315,81 475,81 397,81 863,88 056,55 743,13
Pulang Pisau 43 237,00 65 373,53 65 373,53 63 829,80 117  88 885,42
869,16
Palangka Raya 2 517,15 9 096,12 9 096,12 211 528,61 1 018,69
Murung Raya 68,1 68,1 68,1 0 0 0
Lamandau 175  122  127  231  1 098  598 
452,46 326,74 216,03 688,04 512,85 526,80
Kotawaringin Timur 406  410  411  1 830  1 842  1 843 
674,13 833,37 102,36 881,48 846,65 178,97
Kotawaringin Barat 196  196  198  874  879  774 
641,30 793,30 118,85 378,51 722,38 341,07
Katingan 77 267,86 77 267,86 77 225,99 202  203  159 
812,34 151,98 714,98
Kapuas 103  104  105  269  311  346 
619,36 206,36 840,52 744,05 062,50 879,74
Gunung Mas 125  72 760,00 72 760,00 35 381,00 99 299,00 99 249,00
718,00
Barito Utara 25 691,00 27 787,00 27 787,00 128  80 161,53 80 232,64
585,37
Barito Timur 23 799,62 23 874,52 23 874,52 19 767,43 19 829,37 19 894,14
Barito Selatan 3 281,70 4 431,44 4 431,44 2 203,82 14 387,82 14 387,44
Kalimantan Tengah 1 577  1 508  1 508  4 485  5 493  5 158 
204,89 215,55 215,55 167,20 249,08 523,71

Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara, Perkebunan Swasta,
Perkebunan Rakyat. Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah

Dalam tabel diatas menunjukan bahwa Kabupaten Kotawaringin Barat


pada tahun 2018 memiliki hasil produksi kelapa sawit sebesar ± 774.341,07 ton
dan luas areal Tanaman Menghasilkan sebesar ± 198.118,85 ha.
Pada saat ini dikarenakan harga Tbs sawit mencapai angka 3000/kg tidak
sedikit masyarakat merombak lahan pertaniannya dan menjadikan tanaman kelapa
sawit sebagai tanaman utama dibandingkan dengan tanaman yang lainnya
dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman yang cepat berbuah dan merupakan
tanaman yang tahan akan hama penyakit. Dan masih ada beberapa masyarakat
yang masih bertahan di tanaman hortikultura.
Namun pada kenyataannya, kehidupan ekonomi petani sawit sangat
bergantung pada harga pasar global yang tidak menentu. Fluktuasi harga yang
terjadi akan berdampak plangsung pada pendapatan, dan tingkat kesejahteraan
petani sawit. Seperti pada beberapa tahun belakang harga sawit hanya berkisar ±
500-1500/kg yang menyebabkan petani sawit mengalami dilematis untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hingga pada tahun 2022 harga Tbs
sawit dapat melambung tinggi mencapai Rp 3.000-3500/kg. Fluktuasi harga
yanag cenderung menurun pada beberapa komoditi perkebunan khususnya kelapa
sawit menyebabkan permasalahan ekonomi yang mengancam keberlangsungan
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata hasil produksi Tanaman
Menghasilkan (TM) kelapa sawit di Desa Pandu Sanjaya pada bulan Januari
2022 mencapai 2,10 ton/ha. Namun, pada bulan Februari hasil produksi sawit
mengalami penurunan yang sangat signifikan hingga ±7 kwintal/ha. Dan pada
bulan Maret 2022 hasil produksi kelapa sawit kembali mengalami peningkatan
hingga 1,54 ton/ha. Dalam hal ini, dengan adanya fluktuasi produksi tersebut
mengindikasikan bahwa dalam usaha tani kelapa sawit ini terdapat resiko
produksi. Beerdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Risiko Usahatani Kelapa Sawit Di Desa Pandu Sanjaya
Kecamatan Pangkalan Lada Kabupaten Kotawaringin Barat.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti, yakni:
1. Berapa besar risiko pendapatan dan produksi yang dihadapi petani kelapa
sawit di Desa Pandu Sanjaya Kecamatan Pangkalan Lada Kabupaten
Kotawaringin Barat?
2. Bagaimanakah upaya yang harus dilakukan dalam mengurangi risiko produk
dan pendapatan di Desa Pandu Sanjaya Kecamatan Pangkalan Lada
Kabupaten Kotawaringin Barat?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui besarnya risiko produksi dan pendapatan yang dihadapi oleh
petani kelapa sawit di Desa Pandu Sanjaya Kecamatan Pangkalan Lada
Kabupaten Kotawaringin Barat.
2. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan oleh petani dalam mengurang
risiko produksi dan pendapatan di Desa Pandu Sanjaya Kecamatan Pangkalan
lada Kabupaten Kotawaringin Barat.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi petani dan pengusaha perkebunan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan pertimbangan dalam mengatasi dan memitigasi risiko yang terjadi.
2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penilitian diharapkan dapat
melengkapi dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
Daftar pustaka
Pahan Iyung. 2005. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis Hulu
Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya
Daim, Chamidun. 2003. Pengembangan Kemitraan dan Dukungan Pendanaannya di
Bidang Perkebunan. IPB. Bogor.

Tabel 1 https://kalteng.bps.go.id/indicator/54/569/1/kelapa-sawit.html

Anda mungkin juga menyukai