Anda di halaman 1dari 23

Pengembangan Pangan Pokok Lokal untuk

Penguatan Ketahanan Pangan dengan Perspektif


Pasar Global

Strategi Penyediaan Bahan Pangan Pokok Lokal yang


Sangat Strategis, Secara Berkelanjutan, Untuk
Menjaga Stabilitas Ketahanan Pangan Nasional

Tajuddin Bantacut
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian - IPB University

Kamis 12 Januari 2023


Kerjasama Direktorat Jendral Tanaman Pangan &
Ikatan Sarjana Wanita Indonesia
MASALAH PANGAN POKOK
Masalah Pangan Pokok Indonesia
Konsumsi Pangan Pokok Beras masih tinggi
Beras sebagai pangan pokok tunggal mayoritas
Rentan gangguan iklim
Gangguan hama
Produksi fluktuatif dan musiman
Harga bergejolak
Sepuluh tahun kedepan sekitar 90 kg/kapita/tahun
saat ini masih sekitar 95 kg/kapita/tahun
Konsumsi beras (kg/kapita)
2005 2015 2025 2050
Jepang 64,9 56,4 49 34,7
Taiwan 49,1 45,9 42,8 36,1
Korea Selatan 99,3 83,7 70,6 46
Thailand 145 135,6 126,8 107,1
Cina 75,9 65,7 56,8 39,5
India 81,9 80,6 77,3 63,3
Asia 92,4 83,2 76,6 63,6
Dunia 64,3 60 56,5 50,7
Sumber:
,= skenario laju konsumsi China turun 1,77% dan India turun 1,44%
3,5 milyar manusia makan nasi
Konsumsi Kalori dan Protein Masyarakat Indonesia
(per kapita per hari)
Kalori (kkal) Protein (g)
Bahan Pangan 2019 2020 2019 2020 Tantangan:
Padi-padian 814,77 814,05 19,18 19,16
Umbi-umbian 36,79 37,56 0,37 0,37
Beras sebagai sumber kalori & protein
Ikan 50,55 49,89 8,54 8,43
Daging 62,19 65,03 3,88 4,05 Produksi Beras untuk Pangan
Telur & Susu 60,2 60,62 3,42 3,47 Produksi Umbi-umbian untuk industri
Sayu-sayuran 39,01 38,51 2,32 2,32 Kebutuhan Protein harian: Lk 55 gr,
Kacang-kacangan 52,44 52,98 5,16 5,2 Pr 45 gr
Buah-buahan 46,97 45,37 0,53 0,51
Minyak dan Kelapa 259,42 265,49 0,2 0,19
Bahan Minuman 96,17 95,47 0,81 0,8 Produksi komoditas untuk perdagangan
Bumbu-bumbuan 10,49 10,46 0,45 0,44
Konsumsi Lainnya 56,01 55,2 1,11 1,09
Min & Mak jadi 535,5 521,43 16,17 15,94
Total 2.120,52 2.112,06 62,13 61,98
Sumber: Buletin Konsumsi Pangan 12(1) 2021
KERAGAMAN PANGAN POKOK
Ada lebih dari 50.000 tanaman yang dapat dimakan di dunia, tetapi hanya 15 di antaranya yang menyediakan 90
persen asupan energi makanan dunia. Beras, jagung, dan gandum merupakan dua pertiganya. Makanan pokok
lainnya termasuk millet dan sorgum; umbi-umbian seperti kentang, singkong, ubi, dan talas; dan produk hewani
seperti daging, ikan, dan susu.



Ubi Jalar?
Potensi Substitusi Pangan Pokok Beras
Penduduk 2020 Konsumen Pengurangan Bahan Segar
Propinsi Sagu (Jiwa) Persentase (jiwa) (ton beras) (ton)
Aceh 5.388.100 30 1.616.430 153.561 614.243
Riau 6.951.200 30 2.085.360 198.109 792.437
Kepulauan Riau 2.309.500 70 1.616.650 153.582 614.327
Sultra 3.081.700 70 2.157.190 204.933 819.732
Maluku 1.787.100 80 1.429.680 135.820 543.278
Maluku Utara 708.400 80 566.720 53.838 215.354
Papua 3.393.100 90 3.053.790 290.110 1.160.440
Papua Barat 986.000 90 887.400 84.303 337.212
Jumlah 1.274.256 5.097.024
Propinsi Ubikayu
Lampung 8.534.800 30 2.560.440 243.242 972.967
Jawa Barat 49.565.200 20 9.913.040 941.739 3.766.955
Jawa Tengah 34.738.200 20 6.947.640 660.026 2.640.103
Jawa Timur 39.955.900 20 7.991.180 759.162 3.036.648
Bali 4.414.400 20 882.880 83.874 335.494
NTB 5.225.900 25 1.306.475 124.115 496.461
NTT 5.513.400 50 2.756.700 261.887 1.047.546
Gorontalo 1.186.300 20 237.260 22.540 90.159
Kaltim 3.664.700 30 1.099.410 104.444 417.776
Kaltara 708.400 30 212.520 20.189 80.758
Jumlah 3.221.217 12.884.867
Keseluruhan 4.495.473
Asumsi: Jagung: Gorontalo, Madura
Konsumsi Beras 95/kg/kapita/tahun dan Jawa
Rendemen Tapioka 25% Talas-talasan: Sumatera Selatan
Rendemen sagu 22% (Kab. Kepahiang)
Kesetaraaan: Beras:pati sagu:tapioka=1:1:1
Masalah dan Kendala Diversifikasi Pangan Pokok

Pangan Potensial Kendala Pengembangan


• Sagu
• Produksi terbatas • Peningkatan produksi
• Ubi Kayu
• Konsumsi dan penerimaan terbatas • Pengembangan produk
• Ubi Jalar
• Pengolahan belum berkembang • Penguatan logistik
• Kentang
• Logistik dan distribusi tidak menunjang (penyimpanan & Distribusi)
• Garut
• Ketesediaan dan aksesibiltas • Pendidikan masyarakat dan
• Sukun
• Harga penyuluhan pangan
• Hotong
• Perubahan komposisi menu
• Shorgum
• Ganyong

Kelemahan Pembangunan Pertanian: Orientasi Swasembada, misal Swasembada Beras, Swasembada Kedelai, dll
Pengembangan Pangan Lokal
Badan Pangan Nasional
KEMENPRIN KEMENKES
KEMTAN KEMENDAG KEMENDAG
DPR
PUPR PEMDA KEMENINFO
KLHK
PEMDA BKPM PEMDA
PT/LP
PT/LP PT/LP KEMENDIKBUD

PANGAN POKOK ? PT/LP


KONSUMSI
(Kalori & Nutrisi) (Terbatas)

POTENSI BESAR
? PRODUKSI PASAR
TERBATAS TERTENTU

PANGAN LAIN ? INDUSTRI PANGAN


(Beragam & Pasar) (Belum Berkembang)
Substitusi Beras & Impor/Ekspor
Pangan Fungsional
Kudapan Sehat
Pemanis
Energi
Minuman
Mengubah Pola Konsumsi Pangan (Pokok dan Sehat)

1. Food Policy evolution: from national self-sufficiency to improved individual access


a. The Green Revolution strategy of staple grain self sufficiency
b. Addressing food access through the Public Distribution Scheme (PDS)
c. Women and child health and education programs morph into calorie supply schemes
d. National Food Security Act, 18/2012 – does it move beyond calorie sufficiency?

2. Redesigning food policy for nutrition security


a. Need to look beyond calories
b. Life cycle approach to nutrition
c. Renewed focus on agriculture with an emphasis on diversification towards more nutritious
crops and livestock products
d. Connect smallholders to value chains for horticulture & livestock products
e. Focus on agricultural growth in Indonesia Timur (pemanfaatan sagu, jagung dan ubikayu)
f. Introduction of sago, root and tuber based food and fortified crops in the PDS
g. In-kind food program or a cash transfer scheme (BLNT)?
h. Inter-sectoral and inter-departmental convergence on nutritional goals
Pingali P, Mittra B, Rahman A. 2017. The bumpy road from food to nutrition security – Slow evolution of India’s
food policy. Global Food Security, 77–84
Tepung BANYAK IMPOR Komoditas Unggulan
Infrastruktur dasar
Efisiensi dan produktivitas
Local wisdom enhancing development
PENGURAIAN Substitusi

BANYAK PENGGUNA
KARBOHIDRAT

BANYAK PRODUK
PENGOLAHAN
LANGSUNG
KENAPA INDUSTRI
TIDAK BERKEMBANG ? Key Success:
Diversification

MODIFIKASI Notes:
Pengembangan Ekspor Resource curse?
- Produk bernilai tambah Enabling sectors
Sagu - Produk bernilai budaya Knowledge economy
Ubi kayu Social technologies
PELUANG EKSPOR
Ubi Jalar
Hotong
Sukun, dll.
Ville, Simon and Wicken, Olav, "The dynamics of resource-based economic development: evidence from Australia and Norway"
(2013). Faculty of Business - Papers (Archive). 226. https://ro.uow.edu.au/buspapers/226
Modified Starch Market – Forecast (2020 - 2025)
Modified starch market Overview:
Modified starch serves different purposes in different industries. Modified starch is majorly used in food and
beverages industry as a thickening agent or as a stabilizer. The food and beverages industry is growing at 5.23%
CAGR (Compound Annual Growth Rate). The modified starch market is predicted to grow at a CAGR of 4.31% in
the period of 2017-2023.
Modified starch market Outlook:
The modified starch market can be classified with respect to raw materials used, functions of the modified starch,
end user industries using modified starch and different regions’ market. The modified starch is produced using
different modification methods like physical modifications, chemical modifications, enzymatic modification and
genetic modification. There are different types of modified starch available like Pregelatinized Starch, Cross-Linked
Starch, Oxidized Starch, Cationic Starch, Anionic Starch and others.
Modified starch market Growth drivers:
The food and beverage industry uses modified starch as a fat replacer, texture improver and nutritional value
enhancer. The demand for packaged food has seen an inclination in the recent period. The global market for
packaged food is valued approximately at $ 2.6 trillion in 2017 and it is growing at an estimated CAGR of 4.5%.

Modified starch market Challenges:


Modified starch market has many benefits in various applications. Modified starch has been advancing in terms of
its properties because of the improvements in its production technologies. However, modified starch ingredients
have been facing competition from specialized ingredients that are used for limited applications. Gum Arabic is
one among the specialized ingredients which is used in beverage industry.
THINGs TO DO
• Infrastruktur dan logistik untuk mendukung pertumbuhan produksi
tepung (sagu, ubi kayu, ubi jalar, jagung, dll.)
• Pengembangan bahan baku berkelanjutan: pasar tumbuh dengan
kepastian pasokan
• Nilai spesifik dikembangkan dalam teknologi pengolahan
• Social, human and environmental values of the products
• Substitusi impor dan pengembangan eksor serta peningkatan
konsumsi dalam negeri
Tupoksi NFA Private/SOE Investment
Analisis dan proyeksi (70-85%)
Rencana terpadu pangan (Produksi, • Secondary infras.
distribusi, konsumsi) • Factory and leisure
Menyediakan peta kerja lembaga terkait • Human resources
ACCELERATING FACTORS

Potency EXPLOITATION/ Market


(Resources) PRODUCTION (Demands)
ACTIVITIES

FULL FACTORS PUSH FACTORS


• Potency ENABLING FACTORS • Real needs
• Availability Public Investment (20-25%) • Consumption
• Static • Basic infrastructure • Dynamic
• Passive in nature • Social education & • Active and Competitive
• Inert & research • Mobile
• Characteristics • Institutions • Criteria
ENABLING FACTORS –
Community Investment enabling sectors
(Primary to Tertiary infras.)
WHA ARE THE PROBLEMS?
• Connected Central Government Policies do not work
• Sectoral Approach – Completion of sectoral task
• The same vision and understanding - different focus and actions
• What is missing?
• Single plan, many and integrated activities
• Who must make the plan – Bappenas, Sectors, Regional Government,
Coordinating Ministers, ……. NFA?
• Grand design or long-term plan of food value chain, Plan of wish or Plan of
Needed Activities (Action Plan)
Orientasi Pasar (IRT, IKM, IB) 1. Keamanan dan kesehatan
Porang 2. Jaminan mutu dan pasokan
3. Ketelusuran
Olahan Aneka Panganan 4. Umur simpan
Ubi Jalar memiliki sifat berbeda 5. Penerimaan konsumen
Segar 6. Harga
Talas
Panganan
Palma, Kentang Olah Beras analog
Keragaman dan variasi tinggi,
Mie, Bihun, dll sifat penciri masih menonjol
Umbi-2an,
Serialia, Garut Pati
Modifikasi Aplikasi industri Sifat fisik hampir seragam
akar, buah Ganyong Sifat fungsional saling mendekati
Farmasi

Multiguna
Energi Senyawa spesifik dapat dipertahankan
Ubi kayu
Sagu Panganan
Olah Beras analog tinggi serat
Mie, Bihun, dll
Tepung
dll. Modifikasi Aplikasi industri
Farmasi
Energi

Basis Pembangunan Catatan: 1. Mulai dari potensi dan produksi ----- mencari pasar (supply driven)
Ketahanan Pangan 2. Mulai dari pasar ------- mengisi pasar (market driven)
(UKM dan UB) 3. Dua sisi -------- kesetimbangan pasar (demand and supply balance)
Pembinaan
Teknologi dan
Pembinaan Promosi Pasar
Manjemen
Produksi (Kemenkes, Syarat dan ketentuan, misal di Cina ada GACC
(Kemeprin,
Bahan Baku Perdagangan,
Kemendag,
(Kementan) Kemenlu
BPPOM)
Ekspor
Pasar
Luar Negeri

Kelompok Koperasi
Petani Pasar dalam
Tani/Pengrajin Pengrajin
negeri
Pasar
Domestik
Kemitraan Online Store

1. Bangun kontrak dengan importir secara berkala


2. Penuhi syarat dan ketentuan berlaku bagi para pihak
3. Bangun pengolahan berbasis IRT/IKM dalam negeri untuk produk turunan
4. Kembangkan pangan pokok dan pangan sehat
5. Pangan khusus yang eksklusif, dll.
TERIMA KASIH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai