BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
diusahakan di Kabupaten Bireuen adalah padi, palawija, dan lain-lain yang sejenis.
Wilayah Kecamatan yang potensial dan menjadi penghasil padi terbesar adalah
Makmur, Jangka, Kuala dan Kecamatan Kuta Blang. Jenis palawija yang diusahakan
masyarakat adalah kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi
jalar.
Tabel 4.1:
Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi dan Palawija
di Kabupaten Bireuen Tahun 2012
Komoditi Luas Tanah (%) Luas Panen (%) Produktivitas (%) Produksi (%)
(Ha) (Ha) (Kw Ha) (Ton)
2008 2009 2008 2009 2008 2009 2008 2009
Padi 35884 37918 98,27 37186 37606 101,13 49,90 50,81 101,82 185,6 191 102,97
Kedelai 28671 23136 80,85 21017 21046 100,14 15,73 16,04 101,97 33,06 33,76 102,11
Jagung 2107 2619 124,30 791 1374 173,70 25,39 25,68 101,14 2008 3528 175,70
Kacang tanah 299 217 75,58 334 198 59,28 15,63 16,52 105,69 522 327 62,64
Kacang Hijau 346 214 61,85 411 224 54,50 17,74 18,13 102,20 729 406 55,69
Ubi Kayu 403 411 101,99 384 348 90,63 179,71 178,74 99,46 9601 6220 90,13
Ubi Jalar 92 111 120,65 104 102 98,08 97,95 97,95 100,07 1018 999 98,13
mengalami fluktuasi baik luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas.
33
dan 1,82 % dibandingkan tahun 2008. Hal ini disebabkan karena kesesuaian jadwal
tanam yang telah disepakati sebelumnya dan berkurangnya serangan hama dan
penyakit tanaman. Untuk tanaman kedelai terjadi peningkatan baik produksi maupun
hal ini disebabkan karena jadwal tanam yang sesuai dengan kondisi iklim pada
karena pemanenan muda tanaman jagung lebih sedikit dari tahun 2008, untuk tahun
lain pinang, kakao, kelapa dalam dan kelapa sawit. Komoditas pinang banyak
Peusangan Selatan, Simpang Mamplam, Jeunieb, Jeumpa, Kuta Blang dan Makmur,
terlihat dari banyaknya ternak, baik ternak besar (sapi dan kerbau) maupun ternak
kecil (kambing dan domba) yang dihasilkan oleh masyarakat. Hampir seluruh
peternakan masih sangat relavan untuk di kembangkan terutama ternak sapi dan
masyarakat akan daging, baik pada tingkat lokal maupun kebutuhan pasar regional
dan internasional. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2:
Jumlah Ternak Dalam Kabupaten Bireuen Tahun 2012
Bireuen. Aktivitas di sektor ini terkosentrasi dalam bentuk perikanan tangkap dan
industri terdapat 2.327 unit usaha (formal dan non formal). Beberapa jenis industri
kecil / industri rumah tangga yang terdapat di Kabupaten Bireuen termasuk dalam
kelompok industri kimia, industri agro, industri hasil hutan dan industri logam.
35
Untuk Usaha industri kecil, yang paling banyak di tekuni masyarakat antara
lain industri garam rakyat, pembuatan kue kering, minyak kelapa, pembuatan
perabot, batu bata dan pembuatan kosen ketam. Di Kabupaten Bireuen juga terdapat
beberapa industri menengah antara lain industri karo seri mobil. Usaha ini telah di
kenal baik oleh konsumen luar daerah, terutama dalam hal kualitas (model) dan daya
terutama sebagai pendistribusian atau pemasaran berbagai hasil produksi dan juga
Kabupaten Bireuen terus meningkat, hal ini sangat dirasakan sejak Bireuen menjadi
menonjol. Bahan-bahan galian yang banyak dijumpai didaerah ini antara lain batu
andesit, pasir dan batu (sirtu), pasir sungai, kerikil, batu kali, batu koral, tanah liat,
batu kapuk, batu apung dan batu gunung. Sebagian besar dari potensi bahan galian
ini telah di garap oleh pelaku usaha penambangan seperti batu andesit, sirtu, pasir
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan
tingkat inflasi.
sekunder dan tersier. Berdasarkan survey data sementara dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bireuen dan Bappeda Kabupaten Bireuen, kegiatan primer (yang terdiri
dan penggalian) merupakan kegiatan terbesar penyusun PDRB pada kurun waktu
%), pertambangan dan penggalian (1,23 %), Industri pengolahan (1,57 %), listrik
gas dan air bersih (0,44 %), konstruksi (7,70 %), sektor perdagangan, hotel dan
restoran (25,05 %), pengangkutan dan komunikasi (7,75 %), sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan (1,81 %) dan sektor jasa-jasa lainnya (9,53 %).
wilayahnya 332,04 km2. Jumlah penduduk di kecamatan ini adalah 47.043 jiwa
dengan jumlah laki-laki sekitar 22.830 jiwa dan perempuan 24.213 jiwa. Batas
dilihat berdasarkan persentase tertinggi pada penduduk yang beragama Islam yaitu
98,1% dibandingkan penduduk yang beragama Kristen yaitu 0,9%, beragama Hindu
yaitu 0,7% dan beragama Buddha yaitu 0,2%. Distribusi frekuensi penduduk di
UD Aneka Satwa merupakan salah satu usaha dagang terletak di Jalan Jati
No 59 Bireuen yang berdiri sejak 2005 dan memiliki banyak pelanggan. UD Aneka
Satwa menyediakan berbagai jenis burung, pakan burung, pakan ikan dan sangkar
burung serta beberapa perlengkapan ternak unggasa. Salah satu jenis pakan yakni
jangkrik telah dijual UD Aneka Satwa sejak tahun 2007. UD Aneka Satwa memiliki
yang serupa, karena UD Aneka Satwa memiliki jumlah barang dan perlengkapan
ternak yang lengkap, harga yang ditawarkan lebih murah dari toko lain di Bireuen
atau di Peusangan, beberapa jenis barang yang dijual adalah hasil olahan sendiri,
harga pembelian jangkrik dari peternak/agen. Hasil tabulasi data dari kegiatan
pembagian kuesioner terhadap 100 responden yang dipilih, disajikan pada Tabel 4.3
4.3 berikut:
yang berbelanja jangkrik pada UD. Aneka Satwa berjenis kelamin pria, sebanyak 88
orang atau 88% sedangkan sisanya adalah responden wanita sebanyak 12 orang
(12%).
berikut:
yang berbelanja jangkrik pada UD. Aneka Satwa memiliki rentang usia antara 31-35
tahun, yakni sebanyak 46 orang (46%), menyusul responden dengan rentang usia <
30 tahun sebanyak 30 orang (30%), sisanya responden dengan rentang usia 36-40
berikut:
berbelanja jangkrik pada UD. Aneka Satwa berlatar pendidikan lulusan SMU
40
dengan jumlah sebanyak 76 orang (76%), menyusul lulusan SMP sebanyak 15 orang
berikut:
berbelanja jangkrik pada UD. Aneka Satwa memiliki penghasilan sebanyak Rp.
1.000.000,- hingga Rp. 2.000.000,- per bulan yaitu sebanyak 66 orang (66%).
berbelanja jangkrik pada UD. Aneka Satwa dengan harga pembelian Rp.
orang (33%), dan sisanya responden dengan harga pembelian jangkrik Rp.
pendapatan konsumen (X3) dan kualitas pakan (X3) terhadap permintaan jangkrik
masing variabel dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu lebar interval
skor, dengan cara menghitung skor tertinggi dan terendah dari butir-butir
dan terendah 1, kemudian dapat diketahui rentang nilai masing-masing item untuk
kategori tiap jenjang, yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah kemudian dibagi
42
sebagai berikut:
sebagai berikut :
variabel harga (X1), pendapatan konsumen (X3) dan kualitas pakan (X3) terhadap
permintaan jangkrik (Y) yang disajikan pada Tabel 4.8 s.d Tabel 4.11 berikut.
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat diketahui dari hasil pengukuran terhadap
distribusi jawaban responden pada kelima item pertanyaan pada variabel harga (X 1)
dengan harga jual pakan jangkrik dengan indikator perolehan nilai rata-rata
sebanyak 2,99 (berada pada skala distribusi 2,61 – 3,40 atau dalam kategori
jual jangkrik oleh pedagang UD. Aneka Satwa, walaupun harganya berubah-ubah.
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui dari hasil pengukuran terhadap
distribusi jawaban responden pada kelima item pertanyaan pada variabel pendapatan
jangkrik. Hal ini terlihat dari indikator perolehan nilai rata-rata sebanyak 2,99
(berada pada skala distribusi 3,41 – 4,20 atau dalam kategori ‘Setuju’).
terhadap distribusi jawaban responden pada kelima item pertanyaan pada variabel
kualitas pakan (X3) terhadap 100 responden yang diteliti, mayoritas responden
menyatakan setuju dengan kualitas jangkrik yang dijual sebagai pakan burung piaran
mereka. Hal ini terlihat dari indikator perolehan nilai rata-rata sebanyak 3,66 (berada
terhadap distribusi jawaban responden pada kelima item pertanyaan pada variabel
permintaan jangkrik (Y) terhadap 100 responden yang diteliti, mayoritas responden
mereka. Hal ini terlihat dari indikator perolehan nilai rata-rata sebanyak 2,99 (berada
pada skala distribusi a distribusi 2,61 – 3,40 atau dalam kategori ‘Netral’).
konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3) terhadap permintaan jangkrik (Y) maka
dilakukan analisis data melalui formulasi regresi linier berganda. Persamaan regresi
Dengan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien regresi harga
(X1) sebesar 0,693 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Artinya setiap
sebesar 69,3 % dengan asumsi variabel pendapatan konsumen (X 2), dan kualitas
pakan (X3) di anggap konstan. Artinya apabila harga yang dimiliki semakin
harga (X1), dan kualitas pakan (X3) di anggap konstan. Artinya apabila
Koefisien regresi Kualitas Pakan (X3) sebesar 0,166 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Artinya setiap 100% perubahan dalam variabel kualitas pakan
harga (X1) dan pendapatan konsumen (X2) di anggap konstan. Artinya apabila
kualitas pakan yang dijual semakin baik, maka akan lebih berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa dari ketiga variabel
yang diteliti, variabel yang paling dominan mempengaruhi permintaan jangkrik pada
UD. Aneka Satwa adalah harga (X1), dimana setiap kenaikan/ penurunan harga akan
harga merupakan hal yang utama yang diperhatikan oleh konsumen sebelum
harga pakan, pendapatan konsumen dan kualitas pakan terhadap permintaan pakan
48
dalam bentuk presentase maka digunakan pula pengujian koefisien korelasi (R) dan
Tabel 4.13 Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .799a .639 .628 2.476
a. Predictors: (Constant), Harga, Pendapatan Konsumen, Kualitas Pakan
b. Dependent Variable: Permintaan Jangkrik
Sumber : Hasil Penelitian, 2014. (Data diolah)
Berdasarkan dari output pengolah data SPSS ver. 17.0 diperoleh nilai
koefisien korelasi dalam penelitian diperoleh nilai sebesar 0,799. Hal ini berarti
terdapat hubungan yang kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar
79,9%. Artinya permintaan jangkrik pada UD. Aneka Satwa memiliki hubungan
yang kuat dengan harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3).
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:287) yang mengemukakan apabila
nilai interval koefisien korelasi berada pada rentang 0,6 s.d 0,79, maka tingkat
Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah sebesar 0,639. Hal ini
berarti bahwa sebesar 63,9% permintaan jangkrik pada UD. Aneka Satwa (variabel
dependen) di pengaruhi oleh harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas
pakan (X3). Sisanya 36,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
49
dalam model penelitian ini, misalnya faktor lingkungan, kondisi ekonomi, dan lain-
lain.
harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3) secara simultan.
Untuk menguji kebenaran hipotesis, dilakukan uji F. Uji F ini dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika F hitung >F tabel maka persamaan regresi
harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3) terhadap permintaan
jangkrik (Y) secara simultan, maka dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Berdasarkan hasil pengujian dari uji ANOVA atau uji-F (secara simultan)
diperoleh nilai Fhitung sebesar 56,687 lebih besar daripada nilai F tabel (2,70) pada
Hal ini berarti bahwa harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan
50
Satwa secara parsial dapat dilihat dari hasil uji- t dengan pengujian dua pihak. Hasil
pengujian statistik menunjukkan nilai thitung sebesar 11,412 untuk variabel harga, nilai
thitung untuk variabel pendapatan konsumen sebesar 3,962 dan nilai thitung untuk
variabel kualitas pakan sebesar 2,303 pada tingkat signifikansi 95% dengan
pengujian dua pihak sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,984 pada df =96 (n-k
variabel yang diteliti). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ringkasan pengujian
Berdasarkan tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel pada
pengujian dua pihak (α/2 = 0,025). Oleh karena itu hipotesis Ha diterima dan
hipotesis Ho di tolak. Hal ini berarti bahwa secara parsial harga (X1), pendapatan
konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data diatas, pada pengujian regresi linier berganda
diperoleh : Y =13,943 + 0,693 X1 + 0,325 X2 + 0,166 X3. Dari ketiga faktor yang
diteliti, faktor yang paling dominan mempengaruhi permintaan jangkrik pada UD.
Aneka Satwa Bireuen adalah harga (X1), dimana setiap kenaikan/penurunan harga
mengindikasikan bahwa harga merupakan hal yang utama yang diperhatikan oleh
Hal ini berarti bahwa sebesar 63,9% permintaan jangkrik pada UD. Aneka Satwa
(variabel dependen) dipengaruhi oleh harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan
kualitas pakan (X3). Sisanya 36,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
sebesar 0,799 atau 79,9%. Artinya permintaan jangkrik pada UD. Aneka Satwa
Bireuen memiliki hubungan yang sangat kuat dengan harga (X1), pendapatan
Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan (Uji-F) diperoleh nilai Fhitung
sebesar 56,687 dan nilai Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat signifikansi F sebesar 0,000
lebih kecil dari sig (α=0.05) sehingga hipotesis Ha diterima dan Ho di tolak. Selain
itu, dari hasil pengujian hipotesis secara parsial (Uji-t) diperoleh nilai t hitung pada
2,303 (kualitas pakan) lebih besar dari nilai ttabel 1,984 sehingga hipotesis Ha diterima
dan Ho ditolak yang berarti bahwa baik secara simultan maupun secara parsial harga
52
(X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3) berpengaruh secara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
53
sebagai berikut :
=13,943 + 0,693 X1 + 0,325 X2 + 0,166 X3. Dari ketiga faktor yang diteliti,
harga akan berpengaruh terhadap permintaan jangkrik sebesar 69,3%. Hal ini
2) Nilai koefesien korelasi (R) adalah 0,799. Hal ini berarti terdapat korelasi yang
kuat antara harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3)
permintaan jangkrik pada UD. Aneka Satwa Bireuen sebesar 79,9%. Nilai
koefesien determinasi (R2) adalah 0.639. Hal ini menunjukkan bahwa 63,9%
pengaruhi oleh variabel harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas
pakan (X3). Sisanya 36,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
3) Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai Fhitung sebesar 56,687 dengan tingkat
signifikansi 0,000 lebih besar daripada nilai Ftabel sebesar 2,70 sehingga harga
(X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas pakan (X3) secara bersama-sama
53
(simultan) berpengaruh terhadap permintaan jangkrik pada UD. Aneka Satwa
Bireuen. Sedangkan pada hasil uji-t menunjukkan nilai thitung sebesar 11,412
untuk variabel harga, sebesar 3,962 untuk variabel pendapatan konsumen, dan
sebesar 2,303 untuk variabel kualitas pakan pada tingkat signifikansi 95%
54
dengan pengujian dua pihak dan nilai ttabel sebesar 1,984 sehingga keseluruhan
variabel bebas yang diuji memiliki nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, yang
berarti bahwa secara parsial harga (X1), pendapatan konsumen (X2), dan kualitas
produk.