Anda di halaman 1dari 51

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Profil Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka

Selatan

Sektor pangan, pertanian dan perikanan merupakan sektor

yang berperan penting dalam mempertahankan dan meningkatkan

kedaulatan pangan serta pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Bangka Selatan. Sektor-sektor tersebut menjadi lapangan kerja

mayoritas pemduduk dan sekaligus sumber pendapatan dan

diharapkan mampu menopang perekonomian masyarakat Bangka

Selatan. Oleh karena itu, pembangunan di sektor-sektor tersebut

harus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di

Kabupaten Bangka Selatan secara umum.

Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan merupakan dinas teknis

yang membidangi hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan

dalam rangka memajukan sektor pertanian, pangan, dan perikanan

yang merupakan sektor andalan dan sesuai visi dan misi kepala

daerah. Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

Pertanian dan Perikanan berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan, Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan mempunyai

fungsi:
117
137

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Penyelenggaraan Urusan pemerintahan dan pelayanan umum

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup

dan tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan

dengan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 39 Tahun 2016

tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas

Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Pertanian, Pangan,

Perikanan terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretaris, yang membawahi :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;

2. Sub Bagian Keuangan; dan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura yang membawahi:

1. Seksi Tanaman Pangan;

2. Seksi Hortikultura; dan

3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan

Hortikultura.

d. Bidang Sarana dan Prasarana yang membawahi :

1. Seksi Lahan dan Irigasi;

137
138

2. Seksi Pupuk dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan); dan

3. Seksi Pembiayaan, Investasi dan Penyuluhan.

e. Bidang Peternakan yang membawahi:

1. Seksi Perbibitan dan Produksi Ternak;

2. Seksi Kesehatan Hewan (Keswan); dan

3. Seksi Pengolahan, Pemasaran Hasil Peternakan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner (Kesmavet).

f. Bidang Perkebunan yang membawahi :

1. Seksi Perbibitan dan Produksi;

2. Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan; dan

3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

g. Bidang Ketahanan Pangan yang membawahi :

1. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan;

2. Seksi Konsumsi dan Keamanan; dan

3. Seksi Penganekaragaman Pangan.

h. Bidang Perikanan yang membawahi:

1. Seksi Produksi Perikanan;

2. Seksi Perikanan Budidaya; dan

3. Seksi Pengolahan Pemasaran dan Penguatan Daya Saing

Perikanan.

i. UPT:

a. UPT Puskeswan

b. UPT BPP

c. UPT BBI

138
139

Struktur organisasi dari Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan

tergambar pada Gambar 4.1.

139
140

Bagan Struktur Organisasi


Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan
TIPE A

Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan
141
142

4.2. Analisis Deskriptif

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden Pegawai Dinas Pertanian,

Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%)

Laki-Laki 22 73

Perempuan 8 27

Jumlah 59 100

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

pula dilihat pada diagram berikut:

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (%)


Perempuan
27%

Laki-Laki
73%

Sumber: Diolah Peneliti, 2021


Gambar 4.2.
Diagram Karakteristik Jenis Kelamin Responden
143

Dari tabel dan diagram dapat diketahui bahwa responden

berjenis kelamin perempuan lebih sedikit dari laki-laki dengan

responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 73% dan

perempuan yaitu 26%. Komposisi ini menunjukkan bahwa

pegawai Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten

Bangka Selatan ada perbedaan antara jenis kelamin laki-laki

dengan perempuan.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut akan diberikan karakteristik responden Dinas

Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan

berdasarkan tingkat pendidikannya yang disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%)


SLTA 2 7
Diploma 2 7
S1 25 83
S2 1 3
Jumlah 30 100
Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disajikan diagram

dengan tampilan berikut:


144

Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan
(%)
S2 SLTA
3% 7% Diploma
7%

S1
83%

Sumber: Diolah Peneliti, 2021


Gambar 4.3.
Diagram Karakteristik Pendidikan Responden

Dari tabel dan diagram dapat diketahui bahwa pegawai Dinas

Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan yang

menjadi responden sebagian besar berpendidikan S1 (83%).

Pendidikan paling tinggi dalam instansi adalah S2 yang

berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 3 persen.

Berikutnya adalah jenjang pendidikan diploma sebesar 7 persen

dan SLTA sebesar 7 persen.

4.2.3. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dari jawaban responden bertujuan untuk

mengetahui gambaran umum penilaian responden, yaitu

seberapa baik penilaian responden terhadap variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, analisis deskriptif


145

juga diterapkan pada indikator-indikator yang menyusun setiap

variabel sehingga dapat diketahui indikator mana yang paling

dominan menurut penilaian responden (Sugiyono, 2014).

4.2.3.1. Analisis Deskriptif Variabel Kompetensi (X1)

Total skor instrumen variabel kompetensi yang disusun

menggunakan skala likert interval 1 s/d 5 dengan jumlah

responden 30 orang, yang meliputi indikator:

Tabel 4.3.
Tingkat Kompetensi (X1)

Tingkat
No Indikator
Kompetensi
1. Saya bekerja dengan mengelola dan 3,97
mengatur pekerjaan agar dapat selesai tepat
waktu

2. Saya berupaya untuk menyelesaikan tugas 4,07


atau pekerjaan tanpa terjadi kesalahan

3. Saya percaya bahwa tugas yang diemban 4,07


atau diberikan kepada saya untuk kebaikan
tempat saya bekerja

4. Saya dalam melaksanakan tugas dapat 4,23


menempatkan diri sebagai bagian dari sistem
kerja yang ada

5. Saya mengetahui segala kegiatan teknis 4,00


terkait dengan lingkup pekerjaan saya

6. Saya mendapatkan informasi dengan baik 4,30


Job Desc. hingga dapat memahami pekerjaan
yang menjadi tanggungjawab saya dengan
baik

7. Saya mampu melaksanakan seluruh tugas 4,20


146

teknis yang menjadi tangggungjawab saya

8. Saya berusaha mengarahkan mitra kerja atau 4,00


rekan kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya

9. Saya mampu melaksanakan seluruh tugas 3,97


manajerial yang menjadi tanggungjawab saya

10. Saya mampu membimbing rekan kerja dalam 4,03


melaksanakan pekerjaannya

Sumber: diolah Peneliti, 2021

Dari data tersebut tingkat Kompetensi Dinas Pertanian,

Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan tertinggi pada

pernyataan mendapatkan informasi dengan baik Job Desc.

hingga dapat memahami pekerjaan yang menjadi

tanggungjawab saya dengan baik dengan nilai 4,30 point dan

terendah adalah pernyataan tugas manajerial yang menjadi

tanggungjawab sebesar 3,97 point. Mengingat banyaknya

program yang ada di Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan

Kabupaten Bangka Selatan maka memahami pekerjaan yang

menjadi tanggungjawab lebih baik dalam melaksanakan suatu

kegiatan. Dalam manajerial menjadi suatu kendala penyuluh

pertanian dalam bertugas.

4.2.3.2. Analisis Deskriptif Variabel Motivasi (X2)

Total skor instrumen variabel Motivasi yang disusun

menggunakan skala likert interval 1 s/d 5 dengan jumlah

responden 30 orang, yang meliputi indikator:


147

Tabel 4.4.
Tingkat Motivasi (X2)

Tingkat
No Indikator
Motivasi
1. Saya puas dengan penghasilan yang didapat. 4,00

2. Gaji yang saya terima setiap bulan mencukupi 4,07


kebutuhan hidup saya.
3. Pegawai memiliki rasa yang dapat mendorong 4,07
kemajuan akan prestasi kerjanya.
4. Organisasi memberikan kenyamanan kerja 4,20
pada setiap pegawainya dilingkungan
pekerjaan.
5. Kepercayaan pimpinan untuk menentukan 4,00
keputusan dalam suatu pekerjaan membuat
saya bekerja dengan lebih baik, aman dan
tanpa rasa takut.
6. Saya memiliki hubungan yang erat dengan 4,27
semua pegawai
7. Saya lebih suka bekerja dalam tim untuk 4,20
menyelesaikan pekerjaan yang sulit.
8. Tempat saya bekerja memberikan 4,00
penghargaan kepada pegawai yang memiliki
loyalitas dan etos kerja yang tinggi
9. Tugas yang dibebankan kepada saya dianggap 3,97
sebagai peluang untuk pengembangan karier.
10. Saya suka mengerjakan pekerjaan yang 4,03
menantang
Sumber: diolah Peneliti, 2021
148

Dari data tersebut tingkat Motivasi Dinas Pertanian,

Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan tertinggi pada

pernyataan bahwa hubungan yang erat dengan semua pegawai

sebesar 4,27 point dan terendah dengan pernyataan Tugas

yang dibebankan kepada saya dianggap sebagai peluang untuk

pengembangan karier sebesar 3,75 point. Kerja sama dan

hubungan yang erat antar penyuluh pertanian dapat

mendorong peningkatan Motivasi. Sedangkan pekerjaan

sebagai penyuluh pertanian merupakan pekerjaan baik tetapi

tidak berdampak terhadap pengembangan karir .

4.2.3.3. Analisis Deskriptif Variabel Pelatihan (X3)

Total skor instrumen variabel Pelatihan yang disusun

menggunakan skala likert interval 1 s/d 5 dengan jumlah

responden 30 orang, yang meliputi indikator:

Tabel 4.5.
Tingkat Pelatihan (X3)

Tingkat
No. Indikator
Pelatihan
1. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas 4,03
Pangan, dan Perikanan menjadikan saya
berpartisipadi aktif dalam mengikutinya
2. Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan 4,13
penyuluh
3. Dengan adanya pelatihan, saya dapat 4,03
membimbing petani dalam budidaya
tanaman padi
149

4. Kemampuan saya semakin bertambah 4,23


dengan adanya pelatihan
5. Adanya tanggapan atas kesulitan yang 4,00
dialami selama proses penilaian
berlangsung
6. Dengan pelatihan yang diberikan, dapat 4,30
merubah perilaku dan pekerjaan yang lebih
baik
7. Dengan pelatihan saya belajar untuk 4,20
mendapatkan pengetahuan, pengetahuan
merubah keahlian saya.
8. Dampak pelatihan secara keseluruhan lebih 4,00
efektif dalam pencapaian tujuan organisasi
9. Dengan adanya pelatihan, saya diberikan 3,97
dukungan baik secara moril dan materil
10. Dengan pelatihan saya belajar untuk 4,03
mendapatkan keahlian dapat merubah
sikap-sikap saya

Sumber: diolah Peneliti, 2021

Dari data tersebut tingkat Pelatihan Dinas Pertanian,

Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan nilai tertinggi

pada pernyataan pelatihan yang diberikan, dapat merubah

perilaku dan pekerjaan yang lebih baik sebesar 4,30 point dan

terendah sebesar 3,97 point dengan pernyataan tentang

Dengan adanya pelatihan, saya diberikan dukungan baik

secara moril dan materil dengan nilai terendah.


150

Pelatihan dapat meningkatkan kapasitas SDM penyuluh

pertanian sehingga dapat merubah kearah yang lebih baik.

Rendahnya jawaban responden tentang pelatihan dapat

memberikan materil karena responden menganggap bahwa

pelatihan lebih khusus ke peningkatan kapasitas.

4.2.3.4. Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Penyuluh Pertanian(Y)

Total skor instrumen variabel kinerja pegawai yang

disusun menggunakan skala likert interval 1 s/d 5 dengan

jumlah responden 30 orang, yang meliputi indikator:

Tabel 4.6.
Tingkat Kinerja Penyuluh Pertanian (Y)

No Indikator Tingkat Kinerja


1. Penyelesaian tugas sesuai dengan 4,03
target waktu yang telah ditetapkan

2. Selama saya menjadi penyuluh sudah 4,10


ada peningkatan kelas kelompok tani
diwilayah binaan saya

3. Keseimbangan antara realisasi fisik dan 4,07


keuangan menghasilkan kinerja
pegawai yang baik

4. Kerja sama pegawai menghasilkan 4,17


pegawai tepat waktu dengan hasil yang
memuaskan

5. Tingkat prosentase kehadiran 3,97


menunjukan kinerja pegawai yang baik

6. Saling menghargai dan terbuka dapat 4,27


meningkatkan semangat dalam
berprestasi
151

7. Tingkat kebenaran dan keakuratan 4,20


hasil pekerjaan prioritas utama dalam
pekerjaan yang dihasilkan

8. Beban tugas pegawai sesuai dengan 4,03


tupoksi

9. Pemanfaatan jam kerja dilakukan 4,03


dengan baik

10. Atasan melakukan koreksi terhadap 4,03


pekerjaan yang dilakukan

Sumber: diolah Peneliti, 2021

Dari data tersebut tingkat kinerja Dinas Pertanian,

Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka Selatan tertinggi pada

pernyataan Saling menghargai dan terbuka dapat

meningkatkan semangat dalam berprestasi sebesar 4,27 point

dan terendah dengan pernyataan Tingkat prosentase kehadiran

menunjukan kinerja pegawai yang baik sebesar 3,97 point.

Saling keterbukaan dan kejelsan dalam pekerjaan sangat

diharapkan oleh penyuluh pertanian dalam bekerja.

4.2.3.5. Analisis Deskriptif Variabel Produktivitas Padi Sawah (Z)

Total skor instrumen variabel Produktivitas Padi Sawah

yang disusun menggunakan skala likert interval 1 s/d 5 dengan

jumlah responden 30 orang, yang meliputi indikator:

Tabel 4.7.
Tingkat Produktivitas Padi Sawah (Z)

No Indikator Tingkat
Prestasi
Produktivitas
152

Padi Sawah
1. Jumlah Produksi Sawah kelompok 4,07
Binaan saya rata-rata diatas 4 ton/ha

2. Tanaman padi sawah kelompok 4,10


binaan saya selalu dalam keaadan
sehat

3. Pemanenan padi sawah secara benar 4,10


dan tidak banyak tercecer

4. Panen padi sawah menggunakan alat 4,20


mesin pertanian

5. Kelompok binaan saya sudah sudah 4,07


baik dalam budidaya padi sawah

6. Kelompok binaan saya tepat waktu 4,23


dalam memanen padi sawah

7. Kelompok Tani puas dengan hasil 4,20


panen padi sawah

8. Pasca panen kelompok binaan sudah 4,07


SOP penanganan hasil

9. Panen padi sawah satu atau dua kali 4,03


dalam setahun

10. Keberhasilan kelompok binaan 4,03


berpengaruh dengan pembinaan
saya

Sumber: diolah Peneliti, 2021

Dari data tersebut di atas, tingkat Produktivitas Padi

sawah Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Bangka

Selatan tertinggi pada pernyataan Kelompok binaan saya tepat

waktu dalam memanen padi sawah sebesar 4,23 point dan

terendah yaitu sebesar 3,93 point dengan pernyataan Panen


153

padi sawah satu atau dua kali dalam setahun. Dalam

melakukan panen padi sawah petani selalu tepat waktu hal ini

disebabkan untuk mengurangi penyusutan hasil apabial

dipanen tidak tepat waktu. Sedangkan pernyataan terendah

tentang panen padi sawah dilakukan dalam setahun karena

hanya di daerah persawahan rias produksi bisa 2 kali dalam

setahun sedangkan daerah laen bervariasi.

4.3. Pengujian Data dan Hipotesis

4.3.1. Uji Validitas

Uji validitas dan reliabilitas terhadap data mentah

dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sebuah

sebuah pertanyaan dan mengecek konsistensi alat ukut dari

masing-masing kuesioner. Untuk memperoleh hasil perhitungan

yang akurat, proses perhitungan menggunakan SPSS versi 26.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji signifikan

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan rtabel untuk

degree of freedom (df) = n-2, atau dengan (df) = n-k-1, dalam hal

ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel

independen. Pada penelitian ini jumlah sampel (n)= 30, jumlah

variabel independen adalah 3 yaitu Kompetensi (X1), Motivasi


154

(X2), dan Pelatihan (X3). Jadi, besarnya df dapat dihitung 30-3-1

= 26 dengan df = 26 dan alpha = 0,05 didapat rtabel = 0,

(Sugiyono, 2014:209). Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

a. Variabe Kompetensi (X1)

Nilai hasil uji validitas untuk variabel kompensasi dapat dilihat

pada tabel 4.8.

Tabel 4.8.
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Instrumen
Penelitian Variabel Kompensasi (X1)

Butir r hitung r tabel Keterangan

X1.1 0,537 0,306 Valid

X1.2 0,391 0,306 Valid

X1.3 0,619 0,306 Valid

X1.4 0,350 0,306 Valid

X1.5 0,380 0,306 Valid

X1.6 0,468 0,306 Valid

X1.7 0,566 0,306 Valid

X1.8 0,639 0,306 Valid

X1.9 0,625 0,306 Valid

X1.10 0,599 0,306 Valid


155

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.8. dapat

diketahui bahwa nilai untuk uji validitas instrumen variabel

kompetensi (X1) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r kritis

dan seluruh instrumen sebanyak 10 butir pertanyaan dikatakan

valid.

b. Variabel Motivasi (X2)

Nilai hasil uji validitas untuk variabel Motivasi dapat dilihat pada

tabel 4.9.

Tabel 4.9.
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Motivasi (X2)

Butir r hitung r tabel Keterangan


X2.1 0,732 0,306 Valid

X2.2 0,434 0,306 Valid

X2.3 0,690 0,306 Valid

X2.4 0,498 0,306 Valid

X2.5 0,463 0,306 Valid

X2.6 0,468 0,306 valid

X2.7 0,469 0,306 valid

X2.8 0,533 0,306 valid

X2.9 0,515 0,306 valid

X2.10 0,675 0,306 valid

Sumber: Diolah Peneliti, 2021


156

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.9. dapat

diketahui bahwa nilai untuk uji validitas instrumen Variabel

Motivasi (X2) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r tabel

dan seluruh instrumen sebanyak 10 butir pertanyaan dikatakan

valid.

c. Variabel Pelatihan (X3)

Nilai koefisien korelasi dan hasil uji validitas untuk variabel

Pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.10.

. Tabel 4.10.
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Pelatihan (X3)

Butir r hitung r tabel Keterangan

X3.1 0,571 0,306 Valid

X3.2 0,672 0,306 Valid

X3.3 0,620 0,306 Valid

X3.4 0,411 0,306 Valid

X3.5 0,517 0,306 Valid

X3.6 0,474 0,306 Valid


X3.7 0,542 0,306 Valid
X3.8 0,523 0,306 Valid
X3.9 0,619 0,306 Valid
X3.10 0,689 0,306 Valid
Sumber: Diolah Peneliti, 2021
157

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.10. dapat

diketahui bahwa nilai uji validitas instrumen Variabel Pelatihan

(X3) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r tabel dan seluruh

instrumen sebanyak 10 butir pertanyaan dikatakan valid.

d. Variabel Kinerja Penyuluh Pertanian(Y)

Nilai hasil uji validitas untuk variabel kinerja Penyuluh

Pertanian dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11.
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Kinerja Penyuluh Pertanian (Y)

Butir r hitung r tabel Keterangan

Y.1 0,573 0,306 Valid

Y.2 0,603 0,306 Valid

Y.3 0,590 0,306 Valid

Y.4 0,523 0,306 Valid

Y.5 0,650 0,306 Valid

Y.6 0,540 0,306 Valid

Y.7 0,553 0,306 Valid

Y.8 0,551 0,306 Valid

Y.9 0,647 0,306 Valid

Y.10 0,686 0,306 Valid

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.11. dapat

diketahui bahwa nilai untuk uji validitas instrumen Variabel


158

Kinerja Penyuluh Pertanian (Y) yang diperoleh rata-rata lebih

besar dari r tabel dan seluruh instrumen sebanyak 10 butir

pertanyaan dikatakan valid.

e. Variabel Produktivitas Padi Sawah (Z)

Nilai hasil uji validitas untuk variabel Produktivitas Padi

Sawah dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12.
Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Produktivitas Padi Sawah (Z)

Butir r hitung r tabel Keterangan

Z.1 0,775 0,306 Valid

Z.2 0,538 0,306 Valid

Z.3 0,424 0,306 Valid

Z.4 0,466 0,306 Valid

Z.5 0,584 0,306 Valid

Z.6 0,311 0,306 Valid

Z.7 0,427 0,306 Valid

Z.8 0,574 0,306 Valid

Z.9 0,633 0,306 Valid

Z.10 0,652 0,306 Valid

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.12. dapat

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas


159

instrumen Variabel Produktivitas Padi Sawah (Z) yang diperoleh

rata-rata lebih besar dari r tabel dan seluruh instrumen sebanyak

10 butir pertanyaan dikatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian kehandalan

(reliabilitas) dilakukan untuk mengetahui konsistensi internal

antar variabel dalam instrumen. Melalui perhitungan dengan

bantuan komputer diperoleh nilai koefisien Reliabilitas Alpha

Cronbach baik untuk variabel kompetensi, motivasi, pelatihan,

kinerja penyuluh pertanian dan produktivitas padi sawah

sebagai berikut:

Tabel 4.13.
Koefisien Reliabilitas

No Variabel Koefisien Cronbach Keterangan


Reliabilitas Alpha
(Alpha)
1. Kompetensi (X1) 0,696 0,600 Reliabel

2. Motivasi (X2) 0,728 0,600 Reliabel

3. Pelatihan (X3) 0,747 0,600 Reliabel

4. Kinerja Penyuluh 0,797 0,600 Reliabel


Pertanian (Y)
5. Produktivitas Padi 0,721 0,600 Reliabel
Sawah (Z)
Sumber: Diolah Peneliti, 2021
160

Hasil Koefisien Reliabilitas (Alpha) yang tertera pada tabel

4.13. dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan andal,

artinya suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data atau mengukur obyek yang telah

ditetapkan. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6.

4.3.3. Uji Normalitas

 Uji normalitas untuk menguji apakah varaiabel terikat dan

variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak (Ghozali, 2013:160). Dalam penelitian menggunakan

normalitas data dengan melihat normal probability plot (P-P

Plot). Untuk menguji normalitas adalah menggunakan

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan nilai sifnifikan > 0,05

maka dapat dikatakan bahwa data memenuhi asumsi

normalitas.

 Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan nilai

Signifikansi. Nilai signifikansi dari hasil pengujian normalitas

Kolmogorov Smirnov yaitu 0,200 dan nilai tersebut > 0,05,

maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Dalam

penelitian ini, untuk menunjukkan normalitas data dapat

dilihat dengan normal probability plot (P-P Plot) dan

histogram.
161

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Gambar 4.4.
Hasil Pengujian Normalitas dengan Menggunakan
Probability Plot Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap Variabel Y

Sumber : Diolah peneliti, 2021


Gambar 4.5.
Hasil Pengujian Normalitas dengan Menggunakan
Histogram Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap Variabel Y
162

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Gambar 4.6.
Hasil Pengujian Normalitas dengan Menggunakan
Probability Plot Variabel Y Terhadap Variabel Z

Sumber: Diolah Peneliti, 2021

Gambar 4.7.
Hasil Pengujian Normalitas dengan Menggunakan
Histogram Variabel Y Terhadap Variabel Z
163

Dari Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 dapat dikatakan bahwa

data terdistribusi normal karena data atau titik menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan

Probability Plot, untuk melihat data terdistribusi secara normal

maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Kolmogorov

smirnov. Hasil dari pengujian Kolmogorov smirnov dapat dilihat

pada tabel :

Tabel 4.14.
Hasil Pengujian Normalitas dengan Kolmogorov smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .53974150
Most Extreme Differences Absolute .130
Positive .087
Negative -.130
Test Statistic .130
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Diolah Peneliti, 2021.

Tabel 4.15.
Hasil Pengujian Normalitas dengan Kolmogorov smirnov
Variabel Y Terhadap Z

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


164

Unstandardi
zed Residual
N 30
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.04441534
Most Extreme Absolute .246
Differences Positive .246
Negative -.119
Test Statistic .246
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .046d
tailed) 99% Confidence Lower .040
Interval Bound
Upper .051
Bound
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Sumber : Diolah Peneliti, 2021

Dari hasil pengujian normalitas dengan Kolmogorov

smirnov yang ditunjukkan oleh Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 data

dikatakan terdistribusi normal apabila Asymp. Sig. (2-tailed) lebih

besar dari 0,05.

4.3.4. Uji Multikolinieritas (multicolinearity)

Uji Multikolinieritas dapat dilihat dengan menggunakan

nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya multikolonieritas


165

adalah nilai tolerance lebih besar 0,10 atau sama dengan nilai

VIF lebih kecil dari 10. Berikut hasil uji multikolinieritas:

Tabel 4.16.
Hasil Uji Multikolinieritas Variabel X1, X2, dan X3
Terhadap Variabel Y

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.848 1.573 -2.446 .022
KOMPETENSI .292 .109 .255 2.677 .013 .123 8.130
MOTIVASI .485 .110 .447 4.402 .000 .108 9.233
PELATIHAN .318 .100 .309 3.180 .004 .118 8.444
a. Dependent Variable: KINERJA PPL
Sumber : Diolah peneliti, 2021

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada

variabel independen yang memiliki nilai kurang dari 0,10 dan nilai

VIF juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang

memiliki nilai lebih dari 10. Jadi kesimpulannya adalah tidak ada

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.3.5. Uji Heterokedastisitas (heteroscedasticity)

Adapun kriteria yang digunakan dalam Uji

Heteroskedastisitas adalah jika terdapat pola tertentu seperti

titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya,

jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
166

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heterokedastisitas dalam

grafik plot :

Gambar 4.8.
Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel X1, X2, dan X3
Terhadap Variabel Y

Sumber : Diolah peneliti, 2021

Gambar 4.9.
Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Y Terhadap Variabel Z
167

Berdasarkan grafik scatterplots pada gambar 4.8., dan

gambar 4.9. terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.3.6. Analisis Regresi

4.3.6.1. Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas dari penelitian ini

yaitu: Kompetensi, Motivasi, dan Pelatihan terhadap variabel

antara yaitu kinerja dan variabel terikat yaitu Produktivitas Padi

sawah.

Persamaan umum regresi linier berganda adalah

sebagai berikut :

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e

dimana :

Y = Koefisien Kinerja Penyuluh Pertanian

a = Konstanta

b1 = Koefisien Kempetensi

b2 = Koefisien Motivasi

b3 = Koefisien Pelatihan

X1 = Variabel Kompetensi
168

X2 = Variabel Motivasi

X3 = Variabel Pelatihan

e = Standart Eror

Hasil Analisis Linear Berganda Variabel Kompetensi (X1),

Motivasi (X2), dan Pelatihan (X3) Terhadap Kinerja PP (Y)

Analisis linier berganda digunakan untuk melihat

hubungan antara variabel kompetensi, motivasi dan pelatihan

dengan variabel prestasi kerja. Hasil pengelolaan data adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.17.
Hasil Analisis Linear Berganda variabel X1, X2, dan X3
Terhadap Variabel Y
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.848 1.573 -2.446 .022
KOMPETENSI .292 .109 .255 2.677 .013 .123 8.130
MOTIVASI .485 .110 .447 4.402 .000 .108 9.233
PELATIHAN .318 .100 .309 3.180 .004 .118 8.444
a. Dependent Variable: KINERJA PPL
Sumber : Diolah peneliti, 2021

Berdasarkan data pada Tabel 4.17 dimana hasil

analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

(Y= -3,848+ 0,292X1 + 0,485 X2 + 0,318 X3 + 1,573)


169

Hasil analisis regresi berganda yang masih berbentuk angka

dapat dijelaskan dalam bahasa yang akan mudah dipahami

sebagai berikut:

a. Konstanta -3,848

Berarti bahwa kinerja akan tetap sebesar -3,848 jika tidak

di pengaruhi oleh variabel Kompetensi, Motivasi dan

Pelatihan.

b. b1 = 0,292

Berarti variabel Kompetensi mempengaruhi kinerja

sebesar 0,292 atau berpengaruh secara positif yang

artinya jika variabel Kompetensi meningkat, maka kinerja

akan meningkat. Sebaliknya, jika Kompetensi kerja

menurun maka kinerja akan menurun.

c. b2 = 0,485

Berarti variabel Motivasi mempengaruhi kinerja sebesar

0,485 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika

variabel Motivasi meningkat, maka kinerja akan

meningkat. Sebaliknya, jika Motivasi menurun maka

kinerja akan menurun.

d. b1 = 0,318

Berarti variabel Pelatihan mempengaruhi kinerja sebesar

0,318 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika

variabel pelatihan meningkat, maka kinerja akan


170

meningkat. Sebaliknya, jika pelatihan kerja menurun

maka kinerja akan menurun.

4.3.6.2. Regresi Linier Sederhana

Persamaan analisis regresi sederhana dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Z = a+b1Y+E

Dimana :

Z = Variabel Dependen (Prroduktivitas Padi sawah)

a = konstanta

b1 = koefisien regresi dari variabel Y

Y = Kinerja Penyuluh Pertanian

e = error

Analisis Regresi Sederhana Variabel Kinerja (Y)

dengan Variabel Produktivitas Padi sawah (Z)

Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat

hubungan antara variabel kinerja dengan variabel prestasi

kerja. Hasil pengelolaan data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18.
Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Y Terhadap
Variabel Z

Coefficientsa
Unstandardized Standardized 95,0% Confidence
Coefficients Coefficients Interval for B
Std. Lower
Model B Error Beta T Sig. Bound Upper Bound
1 (Constant) 9.542 2.557 3.732 .001 4.304 14.780
KINERJA PPL .772 .062 .919 12.377 .000 .644 .899
171

a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS


Sumber : Diolah peneliti, 2021

Berdasarkan data pada Tabel 4.18 dimana hasil analisis

regresi sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Z1= 9,542 + 0,772Y + 2,557

a. Konstanta 9,542

Berarti bahwa prestasi kerja akan tetap sebesar 9,542 jika

tidak di pengaruhi oleh variabel kinerja.

b. b1 = 0,772

Berarti variabel kinerja penyuluh pertanian mempengaruhi

produktivitas padi sawah sebesar 0,772 atau berpengaruh

secara positif yang artinya jika variabel kinerja meningkat,

maka produktivitas padi sawah akan meningkat.

Sebaliknya, jika kinerja penyuluh pertanian menurun maka

produktivitas padi sawah akan menurun.

4.3.7. Analisis Korelasi dan Koefesien determinasi (R 2)

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau

persentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan

oleh variabel bebas. Apabila analisis yang digunakan adalah

regresi sederhana, maka yang digunakan adalah nilai R Square.

Namun, apabila analisis yang digunakan adalah regresi

berganda, maka yang digunakan adalah Adjusted R Square.


172

Tabel 4. 19.
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .985a .971 .968 .57003 1.920
a. Predictors: (Constant), PELATIHAN, KOMPETENSI, MOTIVASI
b. Dependent Variable: KINERJA PPL
Sumber : Diolah peneliti, 2021

Dilihat dari Tabel 4.19. koefisien determinasi (R2)

menunjukkan angka Adjusted R Square 0,968 atau 96,8% yang

berarti variasi variabel kinerja penyuluh pertanian di Dinas

Pertanian Pangan Perikanan dapat dijelaskan/ditentukan oleh

variabel Kompetensi, Motivasi dan Pelatihan dan sisanya 0,032

atau 3,2% dapat dijelaskan/ditentukan oleh variabel lainnya yang

diluar penelitian.

4.3.8. Pengujian Hipotesis

4.3.8.1 Uji Anova atau Uji F

Uji F digunakan untuk menguji variabel Kompetensi,

Motivasi dan Pelatihan berpengaruh terhadap variabel Kinerja

PPL. Hasil pengujian uji simultan atau uji F dapat dilihat

sebagai berikut ini:

Tabel 4.20.
Pengujian Simultan Variabel X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 282.252 3 94.084 289.547 .000b
173

Residual 8.448 26 .325


Total 290.700 29
a. Dependent Variable: KINERJA PPL
b. Predictors: (Constant), PELATIHAN, KOMPETENSI, MOTIVASI
Sumber : Diolah peneliti, 2021

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji

F. Hasil perhitungan statistik menunjukan nilai F hitung =

289,547 dan F tabel dengan df1 = k-1= 3-1= 2 dan df2= n-k = 30-3

= 27 pada α (0,05) sebesar 3,35 artinya bahwa Fhitung (289,547) >

Ftabel (3,35), dan nilai signifikansi sebesar 0.000 dengan

menggunakan batas signifikansi 0,05 maka diperoleh nilai

signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga jelas H 0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara bersama-

sama variabel bebas Kompetensi, Motivasi, dan Pelatihan

mempunyai pengaruh terhadap variabel kinerja penyuluh

pertanian di Dinas Pertanian, Pangan Perikanan Kabupaten

Bangka Selatan.

4.3.8.2 Uji Parsial atau Uji T

Pengaruh variabel Kompetensi, Motivasi dan Pelatihan

secara parsial terhadap variabel Kinerja perlu dilakukan

pengujian statistik, maka mengujinya menggunakan hipotesis

statistik sebagai berikut:


174

1. Jika nilai probability 0,05 lebih kecil atau sama dengan

probability Sig atau 0,05 ≤ Sig, dan thitung< ttabel, maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probability 0,05 lebih besar atau sama dengan

probability Sig atau 0,05 ≥ Sig, dan thitung> ttabel, maka H0

ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Tabel 4.21.
Pengaruh Parsial Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap Variabel Y

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -3.848 1.573 -2.446 .022
KOMPETENSI .292 .109 .255 2.677 .013
MOTIVASI .485 .110 .447 4.402 .000
PELATIHAN .318 .100 .309 3.180 .004
a. Dependent Variable: KINERJA PPL
Sumber : Diolah peneliti, 2021

a. Pengaruh parsial variabel Kompetensi (X1) terhadap kinerja

(Y)

Dari tabel 4.21 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis

Kompetensi menunjukan nilai thitung sebesar 0,970

sedangkan untuk ttabel diperoleh dari tabel statistik ada

signifikansi 0,05 ( uji-2 sisi) dengan df = n-k-1 atau 30-3-1 =

26 sehingga diperoleh ttabel yaitu sebesar 2.056. Dengan


175

demikian thitung (2,677) > ttabel (2.056) dengan taraf

signifikansi 0,013. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari

0,05, maka hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan

menerima Ha artinya Kompetensi (X1) terhadap kinerja

penyuluh peranian (Y) berpengaruh secara signifikan.

b. Pengaruh parsial variabel Motivasi (X2) terhadap kinerja

penyuluh pertanian (Y) Dari tabel 4.22 terlihat bahwa hasil

pengujian hipotesis Motivasi menunjukan nilai thitung sebesar

4,402 sedangkan untuk ttabel diperoleh dari tabel statistik

ada signifikasi 0,05 (uji 2 sisi) dengan df = n-k-1 atau 30-3-1

= 26 sehingga diperoleh ttabel yaitu sebesar 2.056. Dengan

demikian thitung (4,402) > ttabel (2.056) dengan taraf signifikasi

0,000. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka

hipotesis dalam penelitian ini menolak H 0 dan menerima Ha

artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Motivasi (X2)

terhadap kinerja penyuluh pertanian(Y).

c. Pengaruh parsial variabel Pelatihan (X3) terhadap kinerja

(Y)

Dari tabel 4.21 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis

Pelatihan menunjukan nilai thitung sebesar 3,180 sedangkan

untuk ttabel diperoleh dari tabel statistik ada signifikasi 0,05

(uji 2 sisi) dengan df = n-k-1 atau 30-3-1 = 26 sehingga

diperoleh ttabel yaitu sebesar 2.056. Dengan demikian t hitung


176

(3,180) > ttabel (2.056) dengan taraf signifikasi 0,04. Taraf

signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis

dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha artinya

terdapat pengaruh yang signifikan dari Pelatihan (X3)

terhadap kinerja penyuluh pertanian(Y).

Tabel 4.22.
Pengaruh Parsial Variabel Y Terhadap Variabel Z

Coefficientsa
Unstandardize Standardized 95,0% Confidence
d Coefficients Coefficients Interval for B
Std. Lower Upper
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound
1 (Constant) 9.542 2.557 3.732 .001 4.304 14.780
KINERJA PPL .772 .062 .919 12.377 .000 .644 .899
a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS
Sumber : Diolah peneliti, 2021

d. Pengaruh parsial variabel kinerja penyuluh pertanian (Y)

terhadap Produktivitas Padi sawah (Z)

Dari tabel 4.22 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis

kinerja menunjukan nilai t hitung sebesar 12,337 sedangkan

untuk ttabel diperoleh dari tabel statistik ada signifikasi 0,05

(uji-2 sisi) dengan df = n-k-1 atau 30-3-1 = 26 sehingga

diperoleh ttabel yaitu sebesar 2.056. Dengan demikian t hitung

(12,337) >ttabel (2.056) dengan taraf signifikasi 0,000. Taraf

signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis

dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha artinya


177

terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja (Y) terhadap

Produktivitas Padi sawah (Z).

4.3.8.4 Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model dilakukan dengan mengukur the

goodness of an econometric model atau karakteristik yang

dapat diharapkan dari suatu model ekonometrik. Karakteristik

yang diukur yaitu:

a. Theoretical plausibility, berdasarkan hasil penelitian

memperlihatkan bahwa hasil uji sesuai dengan kondisi

yang ada sehingga arah pengaruh hasil uji hipotesis sesuai

dengan teori yang menjadi dasar pemikiran. Adapun hasil

uji kesesuaian teori antara variabel endogen, variabel

eksogen dan variabel intervening yaitu :

Tabel 4.23.
Uji Kelayakan Model

Hubungan Antar Pra Pasca


Kesesuaian
Variabel estimasi estimasi
Pengaruh Kompetensi,
Motivasi, dan Pelatihan
+ +
terhadap kinerja Sesuai
penyuluh pertanian
Pengaruh kinerja
terhadap Produktivitas + + Sesuai
Padi sawah.
Sumber : Diolah peneliti, 2021
178

b. Accuaracy of the estimates of the parameters. Berdasarkan

hasil penelitian menghasilkan koefisien yang tidak bias dan

signifikan sehingga asumsi analisis terpenuhi dan

probabilitas kesalahan statistik sangat rendah yaitu < 0,05

(P value = 0.000).

c. Explanatory ability. Berdasarkan hasil penelitian ini

menjelaskan hubungan antara fenomena variabel X 1, X2, X3,

yang dikaji, sehingga menghasilkan nilai standard error of

estimations yang rendah (lebih dari setengah kali nilai

estimator). Standard error (SE) lebih kecil dari pada ½ kali

nilai mutlak koefisien regresi (SE<½ ρi)

SE Kompetensi = 0,109 < ½ (0,292)

SE Motivasi = 0,110 < ½ (0,485)

SE Pelatihan = 0,100 < ½ (0,318)

SE Kinerja (sebagai variabel bebas untuk Produktivitas

Padi sawah) = 0,062 < ½ (0,772)

d. Forecasting ability. Model penelitian memiliki kemampuan

prediksi atas perilaku variabel akibat (respon) yang ditandai

dengan koefisien determinasi yang tinggi atau bernilai lebih

dari 50% dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Besarnya pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan

Pelatihan terhadap kinerja penyuluh pertanian secara

simultan adalah 0,968 atau 96,8%.


179

2. Besarnya pengaruh kinerja penyuluh pertanian

terhadap Produktivitas Padi sawah adalah 0,840 atau

84%.

Berdasarakan hasil uji kelayakan model tersebut diatas,

maka model ini layak dan dapat digeneralisasikan untuk

penelitian yang sama pada objek, tempat dan waktu yang

berbeda serta dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu

pengetahun dan dapat membantu pengambilan kebijakan bagi

pihak terkait.

4.4. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pengaruh variabel X dengan

variabel Y dan variabel Y dengan variabel Z, maka ringkasan

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.24.
Ringkasan Hasil Pengujian
Hipotesis Hasil
Kompetensi, Motivasi, dan Pelatihan terhadap Berpengaruh
kinerja Penyuluh pertanian
Kompetensi terhadap kinerja PPL Berpengaruh
Motivasi terhadap kinerja PPL Berpengaruh
Pelatihan terhadap kinerja PPL Berpengaruh
Kinerja PPL terhadap Produktivitas Padi Berpengaruh
sawah
Sumber : Diolah peneliti, 2021

Pembahasan analisis secara deskriptif masing-masing

variabel akan diuraikan sebagai berikut:


180

4.4.1. Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Pelatihan Terhadap

Kinerja penyuluh pertanian yang berdampak pada

Produktivitas Padi sawah

Dalam Penelitian Muhson (2016:205) Hasil perhitungan

pengaruh variabel kompetensi, motivasi terhadap kinerja

Penyuluh Pertanian di Badan pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan menghasilkan

besar pengaruh dari variabel kompetensi terhadap kinerja

sebesar 0.255 standar deviasi, dan motivasi memberikan

pengaruh sebesar 0.232. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa

variabel kompetensi memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kinerja dibandingkan dengan variabel lainnya.

Sedangkan dalam penelitian Misnah (2017:126) Terdapat

pengaruh parsial dari variabel Pelatihan (X1) terhadap

Produktivitas (Y) baik pengaruh langsung maupun tidak langsung

sebesar 18,2 %.

Hasil perhitungan dalam penelitian ini memberikan nilai

koefisien determinasi R2 sebesar 0.968. Hasil ini menunjukkan

bahwa ada pengaruh bersama-sama sebesar 96,8 % dari

variabel Kompetensi, motivasi, dan pelatihan terhadap kinerja

penyuluh pertanian. Hasil pengujian menggunakan uji F

diperoleh nilai F hitung sebesar 289.547 dan nilai F tabel 3,35

pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan ada


181

pengaruh Bersama signifikan Kompetensi, motivasi, dan

pelatihan Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di Dinas

Pertanian Pangan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan.

4.4.2. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja

Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007:6),

mengemukakan bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik

yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif,

karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai,

pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang

berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja.

Selanjutnya, Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007:6).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muhson

(2016:210) pengaruh variabel kompetensi, budaya organisasi,

motivasi dan kepuasan kerja secara bersama terhadap kinerja

Penyuluh Pertanian di Badan pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan, Hasil

penugujian hipotesis variabel kompetensi memberikan nilai

pengaruh sebesar 0.255 standar deviasi terhadap kinerja

dengan nilai t thitung 10.854. Untuk tingkat signifikansi 5%

diperoleh nilai t tabel sebesar 2.011, sehingga nilai t thitung

lebih besar dari t tabel dan dapat disimpulkan terdapat

pengaruh signifikan dari variabel kompetensi terhadap kinerja

Penyuluh Pertanian di Badan pelaksana Penyuluhan dan


182

Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan , hasil statistik

disimpulkan terdapat pengaruh signifikan dari variabel

kompetensi terhadap kepuasan kerja Penyuluh Pertanian di

Badan pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Bangka Selatan.

Hasil penugujian hipotesis variabel kompetensi

memberikan nilai pengaruh sebesar 0.184 standar deviasi

terhadap kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan nilai t

thitung 2.659. Untuk tingkat signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel

sebesar 2.011, sehingga nilai t thitung lebih besar dari t tabel

dan dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan dari variabel

kompetensi terhadap kepuasan kerja Penyuluh Pertanian di

Badan pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Bangka Selatan.

Didukung oleh teori diatas dan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Muhson (2016) hasil penelitian ini diketahui

pengaruh parsial variabel Kompetensi (X 1) terhadap kinerja

penyuluh pertanian (Y) berdasar hasil pengujian hipotesis

kompetensi (X1) menunjukan thitung (2,677) > ttabel (2,056) dengan

taraf signifikasi 0,013 < 0,05, maka hipotesis dalam penelitian ini

menolak H0 dan menerima Ha artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari kompetensi (X1) terhadap kinerja (Y).

4.4.3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian


183

Menurut menurut Sedarmayanti (2001: 66), motivasi

dapat diartikan sebagai suatu daya pendorong (driving force)

yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat

karena takut akan sesuatu. Yang menjadi pendorong dalam hal

tersebut adalah bermacam-macam faktor diantaranya faktor

ingin lebih terpandang di antara rekan kerja atau lingkungan dan

kebutuhannya untuk berprestasi.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muhson

(2016:212), Hasil penugujian hipotesis variabel motivasi

memberikan nilai pengaruh sebesar 0.232 standar deviasi

terhadap kinerja dengan nilai t thitung 7.592. Untuk tingkat

signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel sebesar 2.011, sehingga

nilai t thitung lebih besar dari t tabel dan dapat disimpulkan

terdapat pengaruh signifikan dari variabel motivasi terhadap

kinerja Penyuluh Pertanian di Badan pelaksana Penyuluhan

dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan. Pengaruh

signifikan dari variabel motivasi dan berdampak positif terhadap

kinerja Penyuluh Pertanian di Badan pelaksana Penyuluhan

dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Selatan

Didukung oleh teori diatas dan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Muhson (2016) hasil penelitian ini diketahui

pengaruh parsial variabel Motivasi (X2) terhadap kinerja

penyuluh pertanian (Y) berdasar hasil pengujian hipotesis


184

motivasi (X2) menunjukan thitung (4,404) > ttabel (2,056) dengan

taraf signifikasi 0,013 < 0,05, maka hipotesis dalam penelitian ini

menolak H0 dan menerima Ha artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari motivasi (X2) terhadap kinerja (Y).

4.4.4. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian

Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut

proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan kinerja.

Pelatihan terdiri atasserangkaian aktifitas yang dirancang

untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman

ataupun perubahan sikap seseorang. Berdasarkan pendapat

Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2009:44).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Misnah (2017:126)

Terdapat pengaruh parsial dari variabel Pelatihan (X1) terhadap

Produktivitas (Y) baik pengaruh langsung maupun tidak

langsung sebesar 18,2 %

Didukung oleh teori diatas dan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Misnah (2017) hasil penelitian ini diketahui

pengaruh parsial variabel Pelatihan (X3) terhadap kinerja

penyuluh pertanian (Y) berdasar hasil pengujian hipotesis

Pelatihan (X3) menunjukan thitung (3,180) > ttabel (2,056) dengan

taraf signifikasi 0,004 < 0,05, maka hipotesis dalam penelitian ini

menolak H0 dan menerima Ha artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari pelatihan (X3) terhadap kinerja (Y). Hal ini


185

menunjukkan semakin tinggi Pelatihan akan semakin tinggi pula

kinerja, sebaliknya semakin rendah Pelatihan akan semakin

rendah pula kinerja.

4.4.5. Pengaruh Kinerja Penyuluh Pertanian Terhadap

Produktivitas Padi sawah

Agus Dwiyanto (1995: 45) kinerja adalah tingkat

pencapaian hasil kerja atau tingkat pencapaian tujuan organisasi,

indikator kinerja adalah besaran atau variabel yang dapat

digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan, yaitu:

output, efisiensi, dan efektivitas. Menurut Agus Dwiyanto (2006 :

49 ) penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup dilakukan

dengan

menggunakan indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti

efisiensi dan efektivitas, tetapi juga harus dilihat dari indikator-

indikator yang melekat pada pengguna jasa, seperti kepuasan

pengguna jasa, akuntabilitas dan responsivitas..

Produktivitas didefinisikan dengan ratio antara

pengukuran out put dengan masukan atau input, (Otto Iskandar,

2002). Makna Produktivitas adalah keinginan dan upaya untuk

selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di

segala bidang.

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

kinerja berpengaruh positif terhadap Produktivitas Padi sawah


186

dengan nilai signifikan 0,000 < (lebih kecil dari) 0,05. Hal ini

menunjukkan semakin tinggi kinerja akan semakin tinggi pula

Produktivitas Padi sawah, sebaliknya semakin rendah kinerja

yang dimiliki pegawai akan semakin rendah pula Produktivitas

Padi sawah.

Anda mungkin juga menyukai