Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ASYNCHRONOUS 2, 3,

dan 4
AGENDA 4

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REGIONAL YOGYAKARTA
TAHUN 2022
Hari/Tanggal : Senin, 4 Juli 2022
Selasa, 5 Juli 2022
Rabu, 6 Juli 2022
Waktu : Sesuai jadwal
Sifat : Tugas Asynchronous/Tugas individu
Fasilitator : Dra. Widi Astuti, M.Pd.

1. Tugas:

Berdasarkan template yang sudah Anda baca,


a. Identifikasi isu- isu yang ada di institusi Anda!
b. Analisis isu-isu tersebut dengan APKL untuk menentukan isu-isu yang layak
dijadikan kegiatan aktualisasi!
c. Setelah itu tentukan isu utamanya dengan cara menapis isu-isu tersebut
menggunakan teknik USG!
d. Berdasarkan isu utama di atas, tentukan akar masalahnya (gunakan fishbone,
causal map, atau yang lain)!
e. Setelah diketahui akar masalahnya, buatlah gagasan pemecahan isu (harus ada
unsur inovasi)!
f. Rumuskan konsep judul Rancangan Aktualisasi ( ggsn pemecahan isu, tujuan,
lokus atau tujuan, ggsn pemecahan isu, lokus), luweskan kalimatnya!

2. Teknik Pengumpulan Tugas:


a. Tugas diupload di LMS (Learning Management System) dalam format word!
b. Upload penyelesaian tugas:
 Jawaban Point adan b paling lambat pada hari Senin, 4 Juli 2022 ,
pukul 23.59 wib!
 Jawaban Point c dan d paling lambat pada hari Selasa, 5 Juli 2022 ,
pukul 23.59 wib!
 Jawaban Point e dan f paling lambat pada hari Rabu, 6 Juli 2022 ,
pukul 23.59 wib!
Nama : Puspita Erawati
Angkatan : XIX
Kelompok :2
No. Urut :9

a. Identifikasi Isu di Institusi

Proses penetapan isu dilakukan berdasarkan survei selama bekerja di


Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kab. Brebes. Isu yang telah diperoleh kemudian diidentifikasi
berdasarkan penyebab dan dampak yang ditimbulkan (Tabel 1. Identifikasi
Isu).
Tabel 1. Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Isu / Masalah Dampak
Diharapkan
1. Belum tertibnya Terhambatnya tindak Adanya Pengarsipan
pengarsipan lanjut pendistribusian Dokumen Surat Masuk
dokumen-dokumen tugas di Bidang dan Keluar secara
surat masuk dan Ketahanan Pangan dan tertata dan rapi baik
surat keluar di Bidang Penyuluhan karena secara Hardfile maupun
Ketahanan Pangan banyak dokumen surat arsip menggunakan
dan Penyuluhan. masuk dan keluar yang Softfile.
tercecer dan tidak
tersusun rapi.
2. Kurang Kurangnya koordinasi Terorganisirnya
terorganisirnya hasil antar pegawai dan notulensi hasil kegiatan
kegiatan atau rapat kurang kolaboratifnya atau rapat antar sub
(notulensi) antar seksi koordinasi antar seksi bidang dalam satu file
bidang di Bidang bidang karena notulensi agar bisa dibaca atau
Ketahanan Pangan yang kurang diketahui seluruh
dan Penyuluhan. terorganisir. pegawai di Bidang
Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan.
3. Belum optimalnya Kurang optimalnya Dioptimalkannya
penggunaan buku sistem pelayanan publik penggunaan buku tamu
tamu dan tidak karena pemanfaatan yang tersedia di Bidang
tersedianya kolom buku tamu yang belum Ketahanan Pangan dan
kritik dan saran dari optimal dan tidak bisa Penyuluhan agar sistem
tamu di Bidang mengetahui sampai pelayanan publik
Ketahanan Pangan sejauh mana tingkat diharapkan bisa lebih
dan Penyuluhan. kepuasan masyarakat baik.
terhadap layanan yang
diberikan oleh Bidang
Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan.

Isu terkait pembelajaran agenda II dan III di Bidang Ketahanan Pangan


dan Penyuluhan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan antara lain
sebagai berikut :
1. Belum Tertibnya Pengarsipan Dokumen-Dokumen Surat Masuk dan
Surat Keluar
Isu mengenai “Belum Tertibnya Pengarsipan Dokumen-Dokumen Surat
Masuk dan Surat Keluar di Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan”,
seringkali menghambat pelaksanaan tugas di Bidang Ketahanan dan
Penyuluhan. Isu tersebut diniai menyimpang dari kondisi seharusnya
karena dapat memperlambat tindak lanjut pendistribusian tugas yang
dikarenakan dokumen surat masuk dan keluar yang tercecer dan tidak tersusun
rapi.
2. Kurang Terorganisirnya Hasil Kegiatan Atau Rapat (Notulensi) Antar
Seksi Bidang
Isu mengenai “Kurang Terorganisirnya Hasil Kegiatan atau Rapat
(Notulensi) antar Seksi di Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan”,
menjadi banyak pembicaraan karena notulensi hasil kegiatan atau rapat
tidak dikoordinasikan antar pegawai, melainkan hanya diketahui oleh
pegawai yang bersangkutan saja. Sehingga menyebabkan kurang
koordinasi dan kolaboratifnya antar pegawai terhadap hasil kegiatan atau
rapat. Isu tersebut dinilai dapat mempengaruhi atau memberikan dampak
pada banyak orang yang terlibat.
3. Belum Optimalnya Penggunaan Buku Tamu dan Tidak Tersedianya
Kolom Kritik dan Saran dari Tamu
Isu mengenai “Belum Optimalnya Penggunaan Buku Tamu dan Tidak
Tersedianya Kolom Kritik dan Saran dari Tamu”, Kurang optimalnya sistem
pelayanan publik karena pemanfaatan buku tamu yang belum optimal dan
tidak bisa mengetahui sampai sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat
terhadap layanan yang diberikan oleh Bidang Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan. Sehingga perlu dioptimalkannya penggunaan buku tamu
yang tersedia di Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan agar sistem
pelayanan publik diharapkan bisa lebih baik.

b. Analisis Isu APKL

Isu yang sudah teridentifikasi kemudian dianalisis menggunakan


metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Metode
APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji
kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi.
Aktual (A), dapat diartikan sebagai pokok persoalan dari isu sedang
terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
Problematik (P), artinya isu dikatakan menyimpang dari kondisi yang
seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu
dicari penyebab dan pemecahannya. Kekhalayakan (K), artinya isu yang
secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan (L), artinya
isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Berdasarkan Analisi APKL (Tabel 2. Analisis APKL) diketahui kondisi saat ini
terdapat isu atau masalah yang memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi
syarat (TMS). Isu yang memenuhi syarat berdasarkan kriteria APKL kemudian
dapat ditapis menggunakan metode USG untuk dicarikan pemecahan isu atau
solusi.
Tabel 2. Analisis APKL
Kriteria A
No Isu / Masalah Keterangan
A P K L

1. Belum tertibnya pengarsipan dokumen- MS


dokumen surat masuk dan surat keluar di + + + + (Memenuhi
Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Syarat)
2. Kurang terorganisirnya hasil kegiatan atau MS
rapat (notulensi) antar seksi bidang di Bidang + + - + (Memenuhi
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Syarat)
3. Belum tertibnya penggunaan buku tamu di
Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan TMS
dan tidak tersedianya kolom kritik dan saran - + + - (Memenuhi
dari tamu di Bidang Ketahanan Pangan dan Syarat)
Penyuluhan.

c. Teknik Penapisan Isu Metode USG


Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) merupakan salah satu
kriteria yang dapat digunakan sebagai alat tapisan isu. Proses penapisan isu
menggunakan metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi
dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, dan kemungkinan
berkembangnya masalah tersebut. Penjelasan terkait metode USG adalah
sebagai berikut :
1) Urgency (U) dapat ditentukan berdasarkan seberapa mendesak suatu isu
dapat dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness (S) merupakan seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat atau dampak yang ditimbulkan.
3) Growth (G) merupakan seberapa besar kemungkinan isu dapat
berkembang atau bahkan kemungkinan memburuk apabila tidak
ditangani segera.
Dalam penerapannya metode USG dapat digunakan sebagai cara untuk
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik skoring
menggunakan skala 1 – 5.

Tabel 3. Analisis Penepisan Isu menggunakan Metode USG


Kriteria B
No Isu / Masalah Peringkat
U S G ∑
Belum Tertibnya Pengarsipan
Dokumen-Dokumen Surat Masuk
1. dan Surat Keluar di Bidang 4 4 3 11 1
Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan.
Kurang Terorganisirnya Hasil Kegiatan
atau Rapat (Notulensi) antar Seksi
2. 3 4 3 10 2
Bidang di Bidang Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan.
Belum Tertibnya Penggunaan Buku
Tamu di Bidang Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan dan Tidak
3. 3 3 2 8 3
Tersedianya Kolom Kritik dan Saran
dari Tamu di Bidang Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan.
Keterangan : U: Urgency; S: Seriousness; G : Growth

Berdasarkan penapisan isu menggunakan metode USG, isu masalah


yang dianggap memenuhi kiteria dan sangat dibutuhkan pemcahan masalah
segera karena dapat menghambat pelaksanaan tugas masing-masing
pegawai yaitu, “Belum Tertibnya Pengarsipan Dokumen-Dokumen Surat
Masuk dan Surat Keluar di Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan”.

d. Analisis Isu Menggunkan Metode Fishbone

Melalui pendekatan Fishbone dapat digunakan untuk


mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah.
Masalah tersebut akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa akar masalah dari isu utama Bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di Dinas Pertanian dan Ketahnan
Pangan adalah belum tertibnya pengarsipan dokumen-dokumen surat masuk dan
surat keluar di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan.

Tabel 4. Analisi Isu Menggunkan Metode Fishbone


Penyebab Akibat

Man Method
e

Tidak
Pengarsipan Tertata
Kurang masih Belum
tertib menggunkan Tertibnya
Pola Lama Pengarsipan
Dokumen-
Dokumen
Surat Masuk
dan Surat
Keluar di
Bidang
Ruangan Ketahanan
Kurang antar seksi Pangan dan
Inovasi terpisah Penyuluhan

Material Milieu

Anda mungkin juga menyukai