Anda di halaman 1dari 26

64

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Upaya Preventif dan Promotif dengan

Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya. Hasil dan

pembahasan tersebut meliputi: karakteristik lokasi penelitian, data umum responden

berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, tempat responden,

dan data khusus yang berkaitan dengan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam

Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Panarung.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Upaya Preventif

dan Promotif dengan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Pencegahan Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya. Responden pada penelitian ini berjumlah 35 responden data diambil pada

tanggal 29 Mei sampai dengan 01 Juni 2015.

4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

UPTD Puskesmas Panarung merupakan salah satu puskesmas di Wilayah Kota

Palangka Raya. Puskesmas ini membina 3 (tiga) kelurahan, yakni: Kelurahan

Panarung, Kelurahan Langkai, dan Kelurahan Tanjung Pinang, lokasi UPTD


65

Puskesmas Panarung terletak di jalan Keruing no 25 Kota Palangka Raya, dengan

batas-batas wilayah yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pahandut,

sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kereng Bangkirai, sebelah Barat

berbatasan dengan Kelurahan Menteng,64dan sebelah Selatan berbatasan dengan

Kelampangan.

Upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung dibantu oleh 8 (delapan)

Puskesmas Pembantu (pustu) yaitu: Pustu Pinus, Pustu Pengaringan I, Pustu

Pengaringan II, Pustu PCPR, Pustu Marina, Pustu Flamboyan Bawah, Pustu

Flamboyan Baru, Pustu Bukit Pinang dan 1 (satu) Poskesdes yaitu Poskesdes Bukit

Pinang, yang tersebar di Wilayah Kecamatan Panarung Palangka Raya.

Pada saat ini ditetapkan juga visi dari UPTD Puskesmas Panarung adalah:

Mewujudkan Puskesmas Panarung yang Mandiri dengan Wilayah Kerja Sehat.

Misi dari UPTD Puskesmas Panarung adalah: Mewujudkan Lingkungan dan

Perilaku yang Sehat di wilayah kerjanya, meningkatkan pemberdayaan masyarakat

dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dengan menjalin kemitraan, dan

melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu oleh tenaga kesehatan yang

professional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

UPTD Puskesmas Panarung adalah Puskesmas Rawat Jalan yang didukung

fasilitas kesehatan seperti: Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa, Posyandu

Balita, Posyandu Lansia.

UPTD Puskesmas Panarung mempunyai tenaga kesehatan dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan masyarakat yaitu seperti Dokter Umum, Dokter Gigi, SKM,
66

Bidan, Perawat, Perawat Gigi, Ahli Gizi, Kesling, Analis, Apoteker, Umum atau Tata

Usaha.

UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya mempunyai berbagai program

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya program yang

sehubungan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Adapun program yang

sehubungan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ada di Puskesmas

Panarung yaitu melakukan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD),

melakukan fogging dan pembagian bubuk abate pada masyarakat.

4.1.2 Data Umum

Data umum dalam hasil penelitian ini merupakan data univariat yang meliputi

karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan yaitu

sebagai berikut:

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berikut disajikan gambaran karakteristik responden berdasarkan Umur:

17% 6%
26% < 21
21-30
23%
31-40
29% 41-50
> 50

Diagram 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Panarung Palangka Raya. (Juni 2015)
67

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai

karakteristik berdasarkan Umur <21 tahun yaitu berjumlah 2 (5,7%), responden yang

berumur 21-30 tahun berjumlah 9 (25,7%), responden yang berumur 31-40 tahun

berjumlah 10 (28,6%), responden yang berumur 41-50 berjumlah 8 (22,9%), dan

responden yang berumur > 50 tahun berjumlah 6 (17,1%).

4.1.2.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berikut disajikan gambaran karaktersitik responden berdasarakan pendidikan

terakhir

17% 3% 3%
17%
Tidak Sekolah
SD
SMP
60% SMA
Perguruan Tinggi

Diagram 4.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan terakhir di wilayah


kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya. (Juni 2015)

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai

karakteristik berdasarkan Pendidikan terakhir yaitu responden yang tidak sekolah

berjumlah 1 (2,9%), responden Sekolah Dasar (SD) berjumlah 1 (2,9%), responden

SMP berjumlah 6 (17,1%), responden SMA berjumlah 21 (60,0%), dan responden

dengan pendidikan perguruan tinggi berjumlah 6 (17,1%)


68

4.1.2.3 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini disajikan gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin:

51% 49%
Laki-Laki
Perempuan

Diagram 4.3 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah kerja


UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya. (Juni 2015)
Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai

karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin yaitu responden yang berjenis kelamin laki-

laki berjumlah 17 (48,6%), responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah

18 (51,4%).

4.1.2.4 Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Berikut disajikan gambaran karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


69

37% 37% Pegawai Negri Sipil (PNS)


Swasta/Wiraswasta
3% Mahasiswa
23% Lainya, sebutkan

D
iagram 4.4 Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Panarung Palangka Raya. (Juni 2015)

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai

karakteristik berdasarkan Pekerjaan yaitu responden yang bekerja sebagai Pegawai

Negri Sipil (PNS) berjumlah 13 (37,1%), responden yang bekerja sebagai

Swasta/Wiraswasta berjumlah 8 (22,9%), responden sebagai Mahasiswa berjumlah 1

(2,9%), dan responden dengan pekerjaan lainya berjumlah 13 (37,1%).

4.1.2.5 Karakteristik responden berdasarkan pernah Mendapatkan Informasi Tentang

Penyakit DBD.

Berikut disajikan gambaran karakteristik responden berdasarkan pernah

mendapat informasi tentang penyakit DBD.

29%

Ya
71% Tidak
70

Diagram 4.5 Karakteristik responden berdasarkan pernah mendapatkan informasi


tentang penyakit DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung
Palangka Raya. (Juni 2015)

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai

karakteristik berdasarkan apakah sering atau tidak mendapatkan informasi tentang

penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu responden yang menjawab Ya berjumlah 25

(71,4%) dan yang menjawab Tidak sebanyak 10 (28,6%) responden.

4.1.3 Data Khusus

Data khusus yang disajikan berikut ini merupakan data univariat yang meliputi

peran petugas kesehatan, pengetahuan dan sikap sebagai berikut:

4.1.3.1 Hasil penelitian Peran Petugas Kesehatan dalam pencegahan Demam

Berdarah dengue di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya.

Berikut disajikan hasil peran petugas kesehatan dalam pencegahan Demam

Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya.
71

11%

54% Baik
34%
Cukup
Kurang

Diagram 4.6 Kategori peran petugas kesehatan dalam upaya preventif dan promotif
dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Panarung Palangka Raya. (Juni 2015)
Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahawa hasil penelitian mengenai

peran petugas kesehatan dalam upaya preventif dan promotif dalam pencegahan

Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung

Palangka Raya yaitu dengan kategori baik berjumlah 19 (54,3%) responden, kategori

cukup berjumlah 12 (34,3%), dan kategori kurang berjumlah 4 (11,4%) responden.

Hal tersebut menunjukan peran petugas dalam upaya preventif dan promotif baik

dibanding cukup maupun kurang.

4.1.3.2 Hasil penelitian Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan Demam Berdarah

Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Berikut disajikan hasil penelitian Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan

Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung

Palangka Raya.
72

9%

31% Baik
60%
Cukup
Kurang

Diagram 4.7 Kategori pengetahuan anggota Keluarga dalam Pencegahan Demam


Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung
Palangka Raya. (Juni 2015)
Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai

tingkat pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya memiliki

pengetahuan yang baik berjumlah 21 (60,0%) responden, pengetahuan cukup

berjumlah 11 (31,4%) responden, dan pengetahuan kurang berjumlah 3 (8,6%)

responden. Hal tersebut menunjukan responden dengan tingkat pengetahuan baik

lebih banyak dibanding responden dengan tingkat pengetahuan cukup maupun

kurang.

4.1.3.3 Hasil penelitian Sikap keluarga dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Berikut disajikan hasil penelitian Sikap Keluarga dalam Pencegahan Demam

Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya.
73

14%

23% Baik
63% Cukup
Kurang

Diagram 4.8 Kategori sikap anggota Keluarga dalam Pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka
Raya. (Juni 2015)
Berdasarkan diagram di atas menunjukan hasil penelitian mengenai sikap

keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu responden dengan sikap baik berjumlah 22

(62,9%) responden, sikap cukup berjumlah 8 (22,9%) responden, dan responden

dengan sikap kurang berjumlah 5 (14,3%) responden. Hal tersebut menunjukan

bahwa responden dengan kategori sikap baik lebih banyak dari sikap cukup maupun

sikap kurang.

4.1.3.4 Gambaran Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan mengetahui hubungan peran petugas kesehatan

(variabel independen) dengan pengetahuan dan sikap keluarga dalam pencegahan

Demam Berdarah Dengue (variabel dependen) dengan menggunakan uji Spearmans

Rho. Dikatakan bermakna jika nilai P 0,05 dan tidak bermakna jika mempunyai nilai

P>0,05.
74

1) Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Upaya Preventif dan Promotif dengan

Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.


Hasil analisis peran petugas dengan pengetahuan keluarga dalam pencegahan

Demam Berdarah Dengue disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Hubungan peran petugas kesehatan dalam upaya preventif dan promotif
dengan pengetahuan keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD) di wiayah kerja UPTD Puskesamas Panarung Palangka
Raya.
Peran Petugas Kesehatan Tingkat Pengetahuan Total
Baik Cukup Kurang
N % N % N % N % P value
Baik 14 73,7 5 26,3 0 0 19 54,3 0,019
Cukup 6 50,0 5 41,7 1 8,3 12 34,3
Kurang 1 25,0 1 25,0 2 50,0 4 11,4
Total 21 60,0 11 31,4 3 8,6 35 100

Berdasarkan tabel di atas hasil analisis peran petugas kesehatan dengan

pengetahuan keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue menunjukan

bahwa peran petugas kesehatan yang baik berjumlah 19 orang (54,3%) dengan 14

(73,7) orang berpengetahuan baik dan pengetahuan cukup sebanyak 5 (26,3%) orang,

serta berpengetahuan kurang tidak ada (0%), sedangkan peran petugas yang cukup

berjumlah 12 (34,3%) orang dengan pengetahuan baik berjumlah 6 (50,0%) orang,

pengetahuan cukup berjumlah 5 (41,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1 (8,3%)

orang dan peran petugas kesehatan yang kurang berjumlah 4 (11,4%) dengan

memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 (25,0%) orang, pengetahuan kurang

sebanyak 2 (50,0%) orang, pengetahuan baik sebanyak 1 (25,0%) orang.

Hasil uji statistik didapat p value = 0,019 lebih kecil dari 0,05 (< 0,05) maka H1

diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan
75

dengan pengetahuan keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangkaraya.

Tabel 4.2 Hubungan peran petugas kesehatan dalam upaya preventif dan promotif
dengan sikap keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue
(DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.
Peran Petugas Kesehatan Sikap Total
Baik Cukup Kurang
N % N % N % N % P value
Baik 11 64,7 6 35,5 0 0 17 48,6
Cukup 5 45,4 4 36,4 2 18,2 11 31,4 0,011
Kurang 2 28,6 1 14,3 4 57,1 7 20,0
Total 18 51,4 11 31,4 6 17,1 35 100

Berdasarkan tabel di atas hasil analisis peran petugas kesehatan dengan sikap

keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Panarung Palangka Raya menunjukan bahwa peran petugas kesehatan

yang baik berjumlah 19 (54,3%) orang, dengan yang memiliki sikap baik berjumlah

15 (78,9%) orang, memiliki sikap cukup berjumlah 2 (10,5%) orang, dan yang

memiliki sikap kurang berjumlah 2 (10,5%), sedangkan peran petugas kesehatan yang

cukup berjumlah 12 (34,3%) orang, dengan yang memiliki sikap baik berjumlah 7

(58,3%) orang, yang memiliki sikap cukup berjumlah 4 (33,3%) orang, dan yang

memiliki sikap kurang berjumlah 1 (8,3%) orang, dan peran petugas kesehatan yang

kurang berjumlah 4 (11,4%) orang dengan yang memiliki sikap baik berjumlah 0

(0%), memiliki sikap cukup 2 (50,0%), dan sikap kurang berjumlah 2 (50,0%).

Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,011 lebih kecil dari 0,05 (<0,05) maka

H1 diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara peran petugas

kesehatan dengan sikap keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.


76

4.2 Pembahasan

Berikut ini merupakan hasil penelitian dari pembahasan meliputi Hubungan

Peran Petugas Kesehatan dalam Upaya Preventif dan Promotif dengang Pengetahuan

dan Sikap Keluarga dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.

4.2.1 Peran petugas kesehatan dalam upaya Preventif dan Promotif dalam

pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Berdasarkan penelitian pada tanggal 30 Mei 2015 secara keseluruhan hasil

penelitian yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya menunjukan bahwa dari 35 responden, menurut responden peran petugas

kesehatan kategori baik berjumlah 19 (54,3%) responden, peran petugas kategori

cukup berjumlah 12 (34,3%) responden dan peran petugas kategori kurang berjumlah

4 (11,4%) responden. Hal tersebut menunjukan peran petugas kesehatan dengan

kategori baik lebih banyak dibandingkan dengan kategori cukup maupun kategori

kurang.

Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan oleh seseorang

petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Setiadi, 2008: 47).

Menurut (Notoatmodjo, 2012: 43) Peran petugas kesehatan dalam upaya preventif

dibagi menjadi 3 yaitu, Pencegahan Tingkat pertama (primary prevention) yaitu

sasaran kelompok ini adalah masyarakat yang beresiko tinggi (high risk) misalnya
77

kelompok ibu hamil, anak-anak kecil, dan sebagainya. Tujuan dari pencegahan ini

adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit. Pencegahan tingkat kedua

(secondary prevention) yaitu sasaran pada kelompok ini para penderita penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD). Tujuan dari pencegahan ini adalah agar penderita

mampu mencegah penyakitnya menjadi tidak lebih parah, sedangkan pencegahan

tingkat ketiga (tertiary prevention) sasaran kelompok ini adalah klien yang sudah

sembuh dari suatu penyakit. Tujuanya agar klien pulih kembali kesehatanya atau

dengan cara rehabilitasi. Peran petugas dalam upaya promotif yaitu pada aspek ini

sasaranya adalah kelompok orang sehat yang kurang memperoleh perhatian dalam

upaya kesehatan masyarakat. Maka dari itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini

perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat lagi, oleh sebab

itu meskipun seseorang sudah dalam kondisi sehat, tetap perlu ditingkatkan dan

dibina kesehatanya.

Menurut penelitian yang dilakukan Erni (2013) peran petugas kesehatan

merupakan faktor penguat atau melemahkan terjadinya suatu perilaku (sikap).

Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan kepada masyarakat akan

mempengaruhi pengetahuan baik dan sikap mendukung yang akhirnya akan terjadi

suatu perilaku pemberantasan atau pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

dengan cara demonstrasi cara menguras dan cara pemberian bubuk abate akan

mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang dan selanjutnya menjadi perilaku

pemberantasan sarang nyamuk yang baik.

Hasil penelitian ini terdapat kesesuaian antara fakta dan teori berdasarkan fakta

yang didapat terhadap 35 (100%) responden terdapat peran petugas kesehatan yang
78

baik berjumlah 19 (54,3%) responden, peran petugas cukup berjumlah 12 (34,3%)

responden, dan peran petugas kurang berjumlah 4 responden (11,4%), hal tersebut

sesui dengan teori yaitu peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang

diharapkan oleh seseorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

merupakan faktor penguat atau melemahnya suatu sikap. Penyuluhan yang diberikan

oleh petugas kesehatan akan mempengaruhi pegetahuan dan sikap yang mendukung

dan akhirnya akan menjadi suatu sikap untuk melakukan pencegahan Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan baik.

4.2.2 Pengetahuan keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Berdasarakan penelitian mengenai pengetahuan keluarga dalam pencegahan

Demam Berdarah Dengue hasil menunjukan dari 35 responden, responden yang

berpengetahuan baik berjumlah 21 (60,0%) responden, pengetahuan cukup berjumlah

11 (31,4%) responden, dan reponden yang berpengetahuan kurang berjumlah 3

(8,6%) responden. Hal tersebut menunjukan responden dengan tingkat pengetahuan

baik berjumlah lebih banyak dari responden dengan tingkat pengetahuan cukup

maupun kurang.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mubarak (2011: 83) yaitu

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) dan penelitian terbukti pengetahuan responden yang baik

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya umur, jenis kelamin, dan

pendidikan. Dikatakan bahwa umur responden diketahui sebagian besar berusia 30


79

tahun ke atas, hal ini menunjukan pengetahuan keluarga tentang pencegahan Demam

Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya, dengan tingkat pengetahuan baik dikarenakan responden berusia produktif.

Usia tersebut masuk dalam kelompok usia produktif dalam arti adanya proses belajar

untuk perubahan perilaku dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Secara umum diyakini bahwa bertambahnya usia akan menjadikan semakin baik

pengetahuan mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berdasarkan teori menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil yang

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap satu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh berasal dari berbagai sumber,

misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan dan

sebagainya.

Berdasarkan teori menurut Hidayat (2008) yaitu semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin baik pula pengetahuanya. Pengetahuan (Knowledge) adalah

suatu proses dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang dari

pengalaman yang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan.

Menurut penelitian yang dilakukan Adin (2009) usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Tidak sedikit kejadian atau suatu peristiwa mengenai
80

kesehatan dijadikan sebagai pengalaman agar responden dapat mencegah terkena

suatu penyakit, termasuk bagaimana pencegahan responden terhadap penyakit DBD

agar tidak terkena pada anggota keluarga.

Penelitian yang dilakukan Fuadbahsin, (2009) mengatakan beberapa orang

beranggapan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan hal

ini sudah tertanam sejak jaman penjajahan. Namun hal itu di jaman sekarang ini

sudah hilang karena apapun jenis kelamin seseorang apabila dia masih produktif,

berpendidikan, atau berpengalaman maka ia akan cenderung mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik, hal ini dapat diketahui dari pola jawaban yang berjenis

kelamin laki-laki dengan pengetahuan baik, namun juga terdapat juga pengetahuan

yang cukup dan kurang. Begitu juga dengan responden perempuan.

Hasil penelitian ini terdapat kesesuain antara fakta dan teori, berdasarkan fakta

yang diperoleh dari data demografi bahwa dari responden 35 (100%) yaitu terdapat

umur 31-40 tahun berjumlah 10 (28,6%) responden, umur 41-50 berjumlah 8 (22,9%)

responden, umur >50 tahun berjumlah 6 (17,1%) responden, umur <21 tahun

berjumlah 2 (5,7%) responden, dan umur 21-30 berjumlah 9 (25,7%) responden, hal

tersebut sesuai dengan teori yaitu semakin bertambah umur seseorang maka semakin

banyak mendapat informasi maka akan semakin baik pengetahuan tentang penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD) .

Hasil penelitian tentang pendidikan terakhir terdapat adanya kesesuaian antara

fakta dan teori berdasarkan fakta yang diperoleh dari data demografi pendidikan

terakhir dari 35 responden sebanyak 21 responden berpendidikan SMA dengan

jumlah 21 (60,0%) responden, perguruan tinggi sebanyak 6 (17,1%) responden, tidak


81

sekolah sebanyak 1 (2,9%) responden, SD sebanyak 1 (2,9%) responden, dan SMP

sebanyak 6 (17,1%) responden, hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin banyak mendapat informasi seperti melalui petugas

kesehatan yang melakukan penyuluhan, petugas fogging yang memberitahu cara

mencegah demam berdarah seperti melakukan 3M (menguras, menutup, dan

mengubur) dan juga melalui media massa, media elektronik, dan lain-lain. Maka dari

itu semakin tinggi pendidikan responden maka semakin tinggi tingkat

pengetahaunnya dan jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan

dikarenakan walaupun berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang berusia

produktif dan mendapat informasi dengan baik dan berpendidikan tinggi maka

pengetahuannya akan semakin baik.

Sehingga dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang memiliki

usia produktif dan pendidikan yang tinggi, mendapat informasi dengan baik memiliki

pengetahuan yang baik.

4.2.3 Sikap keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa paling banyak responden memiliki

sikap baik yaitu berjumlah 22 (62,9%) respinden, memiliki sikap cukup berjumlah 8

(22,9%) responden dan yang memiliki sikap kurang berjumlah 5 (14,3%) responden.

Menurut (Maulana, 2009: 198) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi
82

hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam

diri individu untuk berkelakuan dengan pola tertentu, terhadap suatu objek tersebut.

Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif (senang, benci, sedih),

kognitif (pengetahuan tentang suatu objek), dan konatif (kecendrungan bertindak).

Menurut penelitian Erni (2013) tingginya sikap dalam pemberantasan sarang

nyamuk disebakan karena motivasi dari petugas kesehatan, ketersediaan informasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan sikap seseorang adalah komponen

kognitif yang berisi kepercayaan seseorang mengenai obyek sikap. Kepercayaan

datang dari apa yang kita lihat atau apa yang telah kita ketahui kemudian berbentuk

suatu ide atau gagasan yang baik.

Berdasarkan fakta yang di dapat bahwa dari 35 responden yaitu dengan sikap

baik berjumlah 22 (62,9%) responden, sikap cukup berjumlah 8 (22,9%) responden

dan sikap kurang berjumlah 5 (14,3%) responden, hal ini sesuai dengan teori yaitu

reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek maka dari itu

sikap yang baik dikarenakan adanya motivasi dari petugas kesehatan dalam

pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) seperti memberikan informasi,

memberikan penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang

akan mempengaruhi perubahan sikap seseorang dan kepercayaan datang dari apa

yang kita lihat atau apa yang telah kita ketahui kemudian berbentuk suatu perubahan

sikap untuk menjadi lebih baik.

4.2.4 Hubungan peran petugas kesehatan dalam upaya preventif dan promotif

dengan pengetahuan keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka Raya.


83

Berdasarkan hasil analisa hubungan peran petugas kesehatan dalam upaya

preventif dan promotif dengan pengetahaun keluarga dalam pencegahan Demam

Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya menunjukan angka sig, (2-tailed) dengan nilai p (P value) 0,019 (<0,05)

menunjukan adanya hubungan antara variabel peran petugas kesehatan dengan

pengetahuan keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), dan ini

menunjukan bahwa peran petugas yang baik memiliki pengetahauan keluarga yang

baik dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurut (Setiadi, 2008): 47) teori peran petugas kesehatan adalah suatu

kegiatan yang diharapkan oleh seseorang petugas kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo dan Sayudi (2013) informasi

yang diberikan oleh petugas kesehatan akan lebih dimengerti, karena keluarga dapat

bertatap muka dan bertanya langsung apabila ada hal yang kurang dipahami tentang

penyakit Demam Berdarah Dengue.

Menurut (Mubarak, 2011: 83) yaitu pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) dan penelitian

terbukti pengetahuan responden yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor

diantaranya umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

Menurut penelitian Nur Aisyah (2012) tingkat pengetahuan tentang program

pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dengan tingkat pendidikan, artinya

masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi kemungkinan


84

pengetahuanya tentang pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti juga semakin

baik dibanding masyarakat yang berpendidikan rendah. Demikian juga dengan

tingkat pendidikan masyarakat yang umumnya adalah yang berpendidikan rendah

kurang memahami tentang pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti sehingga

adanya larva di pemukiman. Hal ini juga mendukung pendapat Budarja (2001) bahwa

masyarakat yang berpendidikan rendah mempengaruhi perilaku dalam kejadian DBD.

Dengan demikian faktor pendidikan yang rendah menyebabkan masyarakat

berperilaku yang buruk dalam kehidupan sehingga banyak menderita DBD dibanding

dengan berpendidikan tinggi.

Menurut penelitian yang dilakukan Sry (2012) pengetahuan yang dimiliki oleh

masyarakat tentang pencegahan DBD dapat membantu masyarakat untuk memahami

tentang pentingnya pencegahan DBD seperti menjaga kebersihan lingkungan,

menutup tempat penampung ai, menguras bak mandi, pemberian bubuk abate, dan

lain sebagainya, maka dari itu pendidikan yang semakin tinggi akan meningkatkan

pengetahuan seseorang mengenai penyakit DBD dan cara-cara yang dapat ditempuh

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan.

Menurut penelitian yang dilakukan Nika (2013) bahwa pengetahuan yang baik

akan lebih memahami kondisi pasien yang sakit DBD. Tindakan anggota keluarga

dalam perawatan seperti melakukan pengobatan ke puskesmas untuk mendapatkan

pertolongan dan melakukan tes turniket dan dengan hasil yang positif. Tindakan ini

dilakukan anggota keluarga dalam upaya pencegahan agar pasien tidak semakin parah

menderita penyakit DBD.


85

Menurut hasil penelitian ini terdapat kesesuaian antara fakta dan teori yaitu

peran petugas kesehatan merupakan faktor penguat atau melemahkan terjadinya suatu

perilaku (sikap). Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan kepada masyarakat

akan mempengaruhi pengetahuan baik dan sikap mendukung yang akhirnya akan

terjadi suatu perilaku pemberantasan atau pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) dengan cara demonstrasi cara menguras dan cara pemberian bubuk abate akan

mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang dan selanjutnya menjadi perilaku

pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) yang baik.

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan akan mempengaruhi

pengetahuan untuk mengetahui tentang penyakit Demam Berdarah Dengue dan cara

pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Berdasarkan teori bahwa

semakin baik pengetahuan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak

mendapat informasi seperti melalui petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan

kesehatan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue dan cara pencegahan seperti

melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur. Maka dari itu semakin tinggi

pengetahuan semakin tinggi pendidikan seseorang. Sehingga dari hasil penelitian ini

terdapat adanya hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pengetahuan

anggota keluarga dikarenakan peran petugas yang baik seperti melakukan penyuluhan

tentang penyakit Demam Berdarah Dengue dan cara pencegahan kepada anggota

keluarga sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan keluarga agar keluarga mampu

mencegah anggota keluarga terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).


86

4.2.5 Hubungan peran petugas kesehatan dalam upaya preventif dan promotif

dengan sikap keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Wilayah Kerja UPTD Puseksemas Panarung Palangka Raya.

Berdasarkan analisa hubungan peran petugas kesehatan dalam upaya preventif

dan promotif dengan sikap keluarga dalam pencegahan DBD di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Panarung Palangka Raya. Menunjukan angka sig, (2-tailed) dengan nilai p

(P value) 0,011 (<0,05) menunjukan adanya hubungan peran petugas kesehatan

dengan sikap keluarga dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), dan ini

menunjukan bahwa peran petugas yang baik dan cenderung memiliki sikap keluarga

yang baik dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurut teori peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan

oleh seseorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Setiadi, 2008: 47).

Menurut (Maulana, 2009: 198) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam

diri individu untuk berkelakuan dengan pola tertentu, terhadap suatu objek tersebut.

Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif (senang, benci, sedih),

kognitif (pengetahuan tentang suatu objek), dan konatif (kecendrungan bertindak).

Menurut Aryani dan Wiwik (2008) kepercayaan dan sikap sangat penting untuk

mendukung terbentuknya perilaku yang diharapkan. Health belirf model menjelaskan

bahwa individu baru akan melakukan upaya pencegahan berdasarkan persepsi

keseriusan penyakit dan petimbangan manfaat upaya pencegahan DBD yang


87

dianjurkan. Pendidikan kesehatan semestinya tidak hanya mengatasi kesenjangan

pengetahuan melalui materi edukasi seperti leaflet atau media masa, melainkan

edukator dapat memusatkan pengetahuan dan pengalaman masyarakat untuk merubah

sikap dalam pencegahan DBD.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sry (2012) sikap secara nyata

menunjukan korelasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial yang dapat diukur dalam bentuk baik dan buruk atau positif negatif. Sikap

seseorang adalah komponen yang sangat penting dalam perilaku kesehatanya yang

kemudian diasumsikan bahwa ada hubungan antara sikap dan perilaku seseorang.

Peran petugas kesehatan seperti melakukan penyuluhan atau edukasi seperti

melalui leaflet atau medi masa ke anggota keluarga akan mempengaruhi sikap

anggota keluarga yang baik tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue dapat

mencegah anggota keluarga terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

seperti sikap yang mau membersihkan genangan air yang dapat membuat nyamuk

Demam Berdarah Dengue berkembang biak, memakai kelambu, membuang barang

yang bisa membuat air tergenang, dan melakukan 3M (menguras, menutup,

mengubur,) serta melakukan tindakan fogging bagi petugas kesehatan agar terhindar

dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Maka dari itu terdapat adanya

hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sikap keluarga dalam pencegahan

Demam Berdarah Dengue di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panarung Palangka

Raya.
88

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti masih menemukan berbagai keterbatasan

penelitian. Berbagai keterbatasan penelitian sebagai berikut:

1) Ketersediaan waktu keluarga untuk mengisi lembar kusioner, yaitu pengambilan

data di sela-sela waktu bekerja.


89

2) Pada saat pengumpulan data juga sangat ditentukan oleh kemampuan responden

dalam menjawab pertanyaan.


3) Keterbatasan tenaga, waktu dan biaya dalam penelitian di lapangan.
4) Kemungkinan terjadi bias yang berasal dari subjek penelitian karena responden

menjawab kuesioner tidak jujur.


5) Hasil penelitian ini tidak bisa di genaralisasikan karena tidak mencakup semua

wilayah Kota Palangka Raya tetapi hanya di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Panarung Palangka Raya. Khususnya di wilaya RT 02 RW XIII Kelurahan

Panarung Palangka Raya.

Anda mungkin juga menyukai