Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Dukungan Keluarga


Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya di sajikan dalam bab ini hasil dan pembahasan
tersebut meliputi: karakteristik lokasi penelitian, data umum responden
berdasarkan umur, jenis kelamin pekerjaan dan pendidikan. Hasil pengumpulan
data tersebut kemudian dilakukan proses tabulasi data.

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi
Pasien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya” Pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 52 responden,
sampel di ambil pada tanggal 03-23 juli 2019 yang masing-masing di ambil sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi.
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang di
dirikan pada tanggal 30 Juni 1959. Perkembangan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya di mulai pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit
Palangka Raya masih di bawah kelolaan atau milik pemerintah daerah tingkat II
kota Kota Madya Palangka Raya dan selanjutnya dialihkan pengelolaannya atau
menjadi milik pemerintah Provinsi Daerah tingkat I Kalimantan Tengah. Pada
Tahun 2014 Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus sudah menjadi Rumah Sakit
pendidikan sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK
02.03/1/0115/2014 tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylvanus sebagai Rumah
Sakit Pendidikan. Pelayanan di instalasi rawat jalan terdiri dari klinik penyakit
dalam, klinik kebidanan dan kandungan, klinik bedah, klinik jantung dan
pembuluh darah, klinik mata, klinik THT, klinik saraf, klinik gigi dan mulut,
klinik kulit dan kelamin, klinik rehabilitasi medis/fisioterfi, klinik anak, klinik
tumbuh kembang, klinik VCT, klinik bedah urologi, klinik bedah othopedi, klinik
paru, klinik jiwa, klinik gizi, klinik bedah anak, klinik patologi anatomi, dan
hemodialisa. Untuk pelayanan rawat inap dasar yaitu ruangan Aster (Penyakit

43
44

dalam pria), ruangan Cempaka (Penyakit kebidanan dan kandungan), ruangan


Bayi, ruangan Dahlia (bedah pria), ruangan Edelweis (bedah wanita), ruangan
Flamboyant (anak), ruangan Gardenia (penyakit paru), ruangan Nusa Indah
( penyakit mata, THT, gigi dan mulut), VIP I, VIP II, VIP III, layanan intensive
seperti ICVCU dan ICU. Untuk layanan lain juga terdapat IGD, radiologi,
instalasi bedah sentral, farmasi, rehabilitasi medik, laboratorium, patologi klinik.
Luas areal RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah 4,5 Ha yang meliputi
ruangan maupun bangunan.
Rumah sakit ini awalnya hanya berkapasitas 16 tempat tidur dan saat ini
berkapasitas 254 tempat tidur bagi pasien rawat inap. Sampai sekarang BLUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya telah berkembang menjadi rumah sakit kelas B
non pendidikan. Hal ini selaras dengan visi dan misi RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya adalah:
1) Visi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah menjadi Rumah Sakit
Pendidikan Unggulan di Kalimantan Tengah.
2) Misi BLUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3) Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK).
4) Meningkatkan sumber daya manusia yang professional dan berkomitmen
tinggi.
5) Meningkatkan kualitas dan sarana prasarana modern.
6) Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien.
7) Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Penelitia di Bidang Kedokteran dan
Kesehatan.
45

Gambar 4.1 RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2019.
4.1.2 Data Umum
Karakteristik responden berdasarkan data umum yaitu: umur, pendidikan,
pekerjaan, pernah dapat informasi, dan sumber informasi.
4.1.2.1 Umur
Berikut merupakan gambaran data umum responden dalam penelitian ini
berdasarkan umur.

2; 4%
2; 4% 1; 2%

16; 31%
<20 Tahun
21 - 30 Tahun
15; 29%
31 - 40 Tahun
41 - 50 Tahun
51 - 60 Tahun
> 60 Tahu

16; 31%

Diagram 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Usia di RSUD dr. Doris


Sylvanus Palangka Raya.
Berdasarkan diagram 4.1 di atas karakteristik responden berdsarkan usia dari
52 responden di dapatkan usia <20 tahun sebanyak 1 responden (2%), usia 21-30
tahun sebanyak 2 responden (4%), usia 31-40 tahun sebanyak 15 responden
(29%), usia 41-50 tahun sebanyak 16 responden (30%), usia 51-60 tahun
sebanyak 16 responden (31%), usia > 60 tahun sebanyak 2 responden (4%).
46

4.1.2.2 Jenis Kelamin.


Berikut merupakan gambaran data umum responden dalam penelitian ini
berdasarkan Jenis Kelamin.
20;
38%

Laik-laki
Perempuan

32; 62%
Diagram 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
Berdasarkan diagram di atas di atas karakteristik responden sesuai jenis kelamin
dari 52 responden di ketahui bahwa jenis kelamin laki lebih sedikit dibandingkan
perempuan, yaitu responden jenis kelamin kelamin laki-laki sebanyak 20
responden (38%) sedangkan perempuan sebanyak 32 responden (62%).
47

4.1.2.3 Pendidikan
Berikut merupakan gambaran data umum responden dalam penelitian ini
berdasarkan Pendidikan.
10;
20% 21;
41%

SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

16;
31% 4; 8%

Diagram 4.3 Karateristik Pendidikan Responden di RSUD dr. Doris Sylvanus.


Berdasarkan diagram 4.3 diatas karakteristik responden berdasarkan
pendidikan dari 52 responden di dapatkan bahwa SD sebanyak 21 responden
(41%), SMP sebanyak 4 responden (8%), SMA sebanyak 16 responden (31%) dan
Perguruan tinggi sebanyak 10 responden (20%).
48

4.1.2.4 Pekerjaan
Berikut merupakan gambaran data umum responden dalam penelitian ini
berdasarkan Pekerjaan.

18; 35%

Petani
22; 42%
Swasta
Buruh
Karyawan Swasta
PNS
Lain-lain
10; 19%

1; 2%
1; 2%

Diagram 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden di RSUD


dr. Doris Sylvanus.
Berdasarkan diagram 4.4 diatas karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan dari 52 responden di dapatkan bahwa pekerjaan petani sebanyak 0
responden (0%), Swasta sebanyak 22 responden (42%), Buruh sebanyak 1
responden (2%), Karyawan Swasta 1 responden (2%), PNS sebanyak 10
responden (19%) dan Lain-lain sebanyak 18 responden (35).
49

4.1.3 Data Khusus


Pada bagian ini akan di uraikan data hasil penelitian tentang Hubungan
Dukungan Keluarga dengan motivasi pasien kanker untuk melaksanakan
kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
4.1.3.1 Hasil identifikasi Dukungan Keluarga dengan motivasi pasien kanker
untuk melaksanakan kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.

25;
48% Sangat Baik
27;
Baik
52%
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik

Diagram 4.5 Karateristik Responden Berdasarkan Hubungan Dukungan Keluarga


dengan motivasi pasien kanker untuk melaksanakan kemoterapi di
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Berdasarkan diagram 4.3 di atas, dukungan keluarga dengan motivasi pasien
kanker untuk melaksanakan kemoterapi dengan angka paling tinggi mempunyai
dukungan keluarga katagori baik yaitu sebanyak 27 responden (52%) dan katagori
sangat baik sebanyak 25 responden (48%).
50

4.1.3.2 Hasil identifikasi Motivasi Melakukan Kemoterapi di RSUD dr. Doris


Sylvanus Palangka Raya.
Berikut merupakan gambaran data khusus responden dalam penelitian ini
berdasarkan Motivasi Melakukan Kemoterapi.

16;
31%

Baik
Cukup
Kurang
36;
69%

Diagram 4.6 Kategori berdasarkan Motivasi Melakukan Kemoterapi di RSUD


dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Berdasarkan diagram 4.4 diatas, motivasi pasien kanker untuk melaksanakan
kemoterapi dengan angka paling tinggi mempunyai motivasi katagori baik yaitu
sebanyak 36 responden (69%), katagori cukup sebanyak 16 responden (31%) dan
katagori kurang 0 responden (0%).
51

4.1.3.3 Tabulasi silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Paien


Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi.
Tabel 4.1 Hasil Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi
Paien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
Motivasi Melakukan Kemoterapi
Dukungan
Baik Cukup Kurang Total
Keluargan
 %  %  %  %
Sangat Baik 25 100% 0 0% 0 0% 25 48%
Baik 11 41% 16 59% 0 0% 27 52%
Tidak Baik 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Sangat Tidak
Baik 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 36 69% 16 31% 0 0% 52 100%

Berdasarkan hasil tabel tabulasi silang diatas, dukungan keluarga terbanyak


adalah Baik sebanyak 27 (57%) responden, dengan motivasi pasien kanker untuk
melaksanakan kemoterapi baik 11 (41%) responden, motivasi cukup 16 (59%)
responden dan motivasi kurang 0 (0%) responden. Dukungan keluarga Sangat
Baik sebanyak 25 (48%) responden, dengan motivasi pasien kanker melaksanakan
kemoterapi baik 25 (100%) responden, motivasi cukup 0 (0%) responden,
motivasi kurang 0 (0%). Dukungan Keluarga Tidak Baik 0 (0%) responden,
dengan motivasi pasien kanker untuk melaksankan kemoterapi baik 0 (0%)
responden, motivasi cukup 0 (0%) responden, motivasi kurang 0 (0%) responden.
Dukungan Keluarga Sangat Tidak Baik 0 (0%) responden, dengan motivasi pasien
kanker untuk melaksankan kemoterapi baik 0 (0%) responden, motivasi cukup 0
(0%) responden, motivasi kurang 0 (0%) responden. Hal tersebut menunjukan
Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk Melaksanakan
Kemoterapi.
52

4.1.3.4 Hasil Analisa Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi pasien


kanker untuk melaksanakan kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
Tabel 4.2 Analisis Spearman’s rho hubungan dukungan keluarga dengan motivasi
pasien kanker untuk melaksanakan kemoterapi
Correlations
Motivasi
Dukungan Melakukan
Keluarga Kemoterapi
Spearman's rho Dukungan Keluarga Correlation Coefficient 1.000 .642**
Sig. (2-tailed) . .000
N 52 52
Motivasi Melakukan Correlation Coefficient .642** 1.000
Kemoterapi Sig. (2-tailed) .000 .
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan Hasil penelitian ini mengunakan uji statistik rank spearman (rho)
menunjukan bahwa nilai 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima menunjukan
hubungan yang signifikan dan bermakna antara Dukungan Keluarga dengan
Motivasi Melakukan Kemoterapi yang menujukan jumlah N sebanyak 52
responden, dan berdasarkan nilai Correlation Coefficient pada Motivasi untuk
melaksanakan kemoterapi (0,642**) Maksud dari nilai (0.645**) tersebut
menunjukan bahwa jika dukungan keluarga turun maka Motivasi Melaksanakan
Kemoterapi akan turun dan jika tingkat Dukungan keluarga naik maka Motivasi
Melakukan Kemoterapi akan naik, jadi nilai tersebut menunjukan kekuatan yang
signifikan dengan tanda (** ) pada Correlation Coefficient menunjukkan tingkat
korelasi tinggi.
53

4.2 Pembahasan
Data yang dikumpulkan merupakan data yang diambil langsung dengan
responden. Kemudian data yang terkumpul diolah secara manual dan elektronik,
dimana peneliti melakukan editing, coding, dan tabulating dengan menggunakan
program SPSS 20, kemudian data di analisa dan selanjutnya data tersebut
disajikan dalam bentuk tulisan dan diagram distribusi frekuensi, sesuai dengan
variabel yang diteliti. Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing
variabel:
4.2.1 Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk
Melaksanakan Kemoterapi.
Berdasarkan hasil penelitian dari 52 responden, dukungan keluarga dengan
motivasi pasien kanker untuk melaksanakan kemoterapi dengan angka paling
tinggi mempunyai dukungan keluarga katagori baik yaitu sebanyak 27 responden
(52%) dan katagori sangat baik sebanyak 25 responden (48%). Hal tersebut
menunjukan bahwa responden dengan kategori dukungan keluarga dengan
motivasi pasien kanker untuk melaksanakan kemoterapi baik.
Dukungan keluarga sangatlah penting bagi seseorang yang sedang mengalami
sakit. Seseorang yang mendapatkan dukungan keluarga akan membuat mereka
jadi lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya. Seseorang yang memiliki
dukungan keluarga juga dapat mencegah berkembangnya masalah karena tekanan
yang tinggi akan lebih berhasil mengatasi dan menghadapi suatu masalah
dibanding dengan seseorang yang tidak memiliki dukungan keluarga ( Saputera,
dkk., 2015). Penggunaan dukungan keluarga juga memberikan dampak pada
kesehatan fisik dan mental anggota keluarganya bahkan rendahnya dukungan
keluarga yang diberikan secara konsisten berhubungan dengan meningkatnya
angka kesakitan dan kematian individu. Individu dengan dukungan keluarga
tinggi lebih cenderung untuk mempertahankan dan mengadopsi perilaku
kesehatan yang baru dari pada individu yang tidak memiliki dukungan keluarga
untuk mengubah perilaku kesehatannya. Dukungan keluarga yang diberikan akan
bermanfaat dalam memotivasi klien untuk mengubah perilaku kesehatannya
menjadi lebih baik ( Saputera, dkk., 2015).
54

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuijer, et al (2000),
dalam Fauziana (2011), yang mengatakan bahwa dukungan keluarga
mempengaruhi kesembuhan pasien kanker. Jadi bagi pasien kanker yang
menjalani kemoterapi dengan mendapatkan dukungan dari keluarga mereka lebih
bersemangat untuk menjalani kemoterapinya, dan hal ini dapat membantu
mempercepat proses penyembuhannya.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden dengan usia semakin tua,
pengetahuan akan semakin bertambah ini sesuai dengan teori bahwa semakin tua
usia seseorang maka semakin matang seseorang untuk berfikir. Keyakinan
seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel intelektual terdiri
dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.
Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk
kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit
dirinya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil responden yang di damping
keluarga akan mendapatkan dukungan yang lebih baik, ini sesuai dengan teori
bahwa sumber dukungan yang pertama adalah dari orang terdekat seperti
istri/suami. Sumber dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal,
seperti dukungan dari istri/suami, dukungan dari saudara kandung, dukungan dari
anak dan dukungan dari keluarga eksternal seperti dukungan dari sahabat,
tetangga, keluarga besar, tempat ibadah dan praktisi kesehatan.
4.2.2 Motivasi Pasien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
Berdasarkan diagram 4.4 diatas, motivasi pasien kanker untuk melaksanakan
kemoterapi dengan angka paling tinggi mempunyai motivasi katagori baik yaitu
sebanyak 36 responden (69%), katagori cukup sebanyak 16 responden (31%) dan
katagori kurang 0 responden (0%).
Motivasi adalah suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan suatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri
manusia yang perlu di tanggapi atau di respon (Notoatmojo , 2010) motivasi
menurut Stoner dan freman adalah karakteristik psikologi manusia yang
memberikan kontribusihasrat, pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri
55

manusia yang menyebabkan mereka, berbuat sesuatu secara singkat dalam diri
individu yang menyadari atau menentukan prilaku indivadu . kata lain Motif
adalah energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan menentukan individu
dan menentukaan prilaku dan memberi tujuan dan arah kepada prilaku manusia.
Hasil penelitian Fauziana (2011), bahwa dari 48 responden terdapat 31 (64,6%)
pasien kanker yang memiliki motivasi tinggi dalam menjalani kemoterapi.
Motivasi merupakan keadaan psikologis yang dimanifestasikan melalui tingkah
laku, dimana tingkah laku dipengaruhi oleh penguatan, baik positif maupun
penguatan negatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat
kesamaan antara fakta dan teori didapatkan bahwa responden dominan memiliki
motivasi yang baik dalam melaksanakan kemoterapi. Sebagian besar pasien
memiliki pendidikan SD sampai perguruan tinggi, pendidikan merupakan
pengalaman untuk mengembangkan kualitas diri seseorang, jika semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin besar keinginanya dalam memanfatkan
pengetahuan dan ketrampilanya. Pola pikir dipengaruhi oleh pendidikan maka
semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan semakin baik kualitas hidup dan
kesehatanya. Berdasarkan hasil peneletian terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan pasien dengan kepatuhan melaksanakan kemoterapi, karena akan
mempengaruhi daya serap pasien dalam menerima segala informasi .
4.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk
Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Berdasarkan hasil analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi
Pasien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan menggunakan uji statistik dengan metode Spearman Rank
didapatkan hasil p = 0,000, nilai signifikasi = 0,05, maka nilai p value lebih kecil
dari batas nilai signifikasi = 0,000 < 0,05, maka hipotesis Ho ditolak (tidak ada
hubungan), H1 diterima (ada hubungan dengan kekuatan hubungan 0.642 corelasi
hubungan tinggi).
Berdasarkan hasil penelitian Mahwita Sari (2012), Berdasarkan hasil
penelitian dari 37 responden, terdapat 15 responden yang memiliki dukungan
rendah dari keluarga yaitu 10 orang (66,7%) dengan motivasi rendah, sedangkan
yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 5 orang (33,3%). Responden dengan
56

dukungan keluarga tinggi memiliki motivasi rendah sebanyak 4 orang (18,2%),


sedangkan yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 18 orang (81,8%).Hasil
analisis data didapat p value 0,008 < (0,05), sehingga Ho ditolak yang berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi
pasien kanker dalam menjalani kemoterapi. Jadi dengan dukungan keluarga yang
rendah maka motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi
rendah, sedangkan dengan dukungan keluarga tinggi maka motivasi pasien kanker
dalam menjalani kemoterapi tinggi.
Berdasarkan Hasil penelitian ini mengunakan uji statistik rank spearman
(rho) menunjukan bahwa nilai 0,000 < 0,05 dimana hasil ini menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan motivasi dan
responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik akan mempunyai motivasi
yang adaptif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2019. Adanya dukungan
keluarga dengan motivasi ini disebabkan oleh dukungan keluarga yang baik akan
mendorong individu untuk memiliki rasa optimisme dan semangat yang akan
menimbulkan respon motivasi yang adaptif.

4.3 Keterbatasan
Keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti pada saat penelitian adalah pada saat
penelitian sebagian responden tidur, sehingga peneliti harus menunggu responden
ada waktu luang untuk mengisi kuisioner, dan beberapa pasien kemoterapi yang
tidak kooperatif atau tidak bersedia menjad iresponden.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Mengacu pada penelitian dan pembahasan maka hasil penelitian terhadap 52
responden yaitu pasien kanker yang melakukan kemoterapi berada di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya yang dilakukan peneliti pada tanggal 03 juli 2019
sd 23 juli 2019 maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk
Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Dukungan keluarga dengan motivasi pasien kanker untuk melaksanakan
kemoterapi dengan angka paling tinggi mempunyai dukungan keluarga katagori
baik yaitu sebanyak 27 responden (52%) dan katagori sangat baik sebanyak 25
responden (48%).
5.1.2 Motivasi Pasien Kanker Untuk Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya
Motivasi pasien kanker untuk melaksanakan kemoterapi dengan angka
paling tinggi mempunyai motivasi katagori baik yaitu sebanyak 36 responden
(69%), katagori cukup sebanyak 16 responden (31%) dan katagori kurang 0
responden (0%).
5.1.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Pasien Kanker Untuk
Melaksanakan Kemoterapi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji statistik dengan metode
Spearman Rank didapatkan hasil p = 0,000, nilai signifikasi = 0,005, maka nilai p
value lebih kecil dari batas nilai signifikasi= 0,000 < 0,005, maka hipotesis Ho
ditolak (tidak ada hubungan0, H1 diterima (ada hubungan dengan kekuatan
hubungan 0.642 corelasi hubungan tinggi).

56
57

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit dan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan terhadap pasien kanker yang melakukan kemoterapi tidak hanya dalam
pengobatan medis saja, namun perlu melibatkan dukungan keluarga internal
dalam rangka meningkatkan motivasi pasien kanker yang melakukan kemoterapi,
serta berguna untuk ditularkan bagi calon perawat masa depan agar mampu
mengoptimalkan kinerja tenaga kesehatan mengenai pentingnya
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan
atau referensi dan informasi serta panduan kepustakaan dalam menyusun proposal
yang berkaitan dengan kasus tersebut sehingga dapat digunakan sebagai data
dasar jika suatu saat akan dilakukan penelitian tentang hal yang terkait.
5.2.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan
atau referensi dan informasi serta panduan kepustakaan dalam menyusun proposal
yang berkaitan dengan kasus tersebut sehingga dapat digunakan sebagai data
dasar jika suatu saat akan dilakukan penelitian tentang hal yang terkait. Untuk
peneliti selanjutnya, hendaknya meneliti lebih dalam lagi tentang faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker
untuk melaksanakan kemoterapi di tempat lain dan kemudian hari.
5.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan acuan untuk peneliti
selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai sumber data awal, pada peneliti
selanjutnya diharapkan untuk lebih mendalami lagi tentang dukungan keluarga
dengan motivasi pasien kanker untuk melaksanakan kemoterapi dan hendaknya
meneliti lebih dalam lagi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker untuk melaksanakan
kemoterapi di tempat lain dan kemudian hari.
DOKUMENTASI PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN

56
57

Anda mungkin juga menyukai