Tujuan Program Pembangunan Milenium di sektor kesehatan Indonesia tertinggal dari targetnya.
Prevalensi gizi kurang dari 19,6%, stunting masih di 37,2%, bayi dengan berat badan lahir
rendah di 10,2%, dan menyusui bayi 6 bulan yang berumur 24 jam terakhir adalah adil 30,2%.
Tingkat prevalensi nasional penyakit menular (mis., Tuberkulosis) adalah 0,4%. Selain itu,
tingkat prevalensi nasional penyakit menular kronis masih cukup tinggi (hipertensi 25,8%,
serangan jantung dan stroke 12,1%, dan penyakit sendi 24,7%). Jelasnya, masalah kesehatan ibu
dan anak, penyakit menular, dan penyakit kronis di masyarakat membutuhkan perawatan yang
komprehensif dan berkelanjutan.
PHN dituntut memiliki pengetahuan yang memadai tentang faktor penentu sosial kesehatan,
memiliki kemampuan untuk bekerja sama erat dengan pasien, dan memahami pentingnya
keanekaragaman agar dapat bekerja untuk memecahkan masalah kesehatan dalam suatu
komunitas. Selain itu, mereka harus memberikan strategi interaksional kepada anggota
masyarakat untuk mengoptimalkan dampak pekerjaan mereka. Oleh karena itu, juga penting
untuk meningkatkan kinerja puskesmas untuk mengurangi risiko kesehatan dan kerentanan
komunitas.
Tantangan utama dalam penerapan skala penuh standar proses keperawatan adalah kurangnya
pengetahuan di antara perawat di puskesmas. Ini terutama disebabkan oleh ketidaktahuan dengan
komunitas program perencanaan, kurangnya pelatihan regular dasar-dasar program asuhan
keperawatan, dan tidak adanya deskripsi yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab PHN. Ini
kekurangan memiliki dampak negatif pada implementasi program asuhan keperawatan,
menyebabkan perawatan keperawatan primer tidak memadai untuk keluarga dan masyarakat.
Akibatnya, kejadian dan prevalensi penyakit dalam masyarakat telah meningkat.
Mempertimbangkan hal di atas, perlu untuk mengevaluasi program asuhan keperawatan dan
untuk menilai sejauh mana program tersebut diimplementasikan oleh PHN. Penilaian juga akan
memberikan serangkaian rekomendasi ke puskesmas untuk menyelaraskan program asuhan
keperawata dengan pedoman standar. Evaluasi, berdasarkan pada model input-proses-output,
akan mendefinisikan tugas dan tanggung jawab PHN sesuai dengan SDG.
Latar Belakang
Metode
Cakupan program perawatan oleh PHC dalam kategori keluarga rentan, kelompok masyarakat,
dan pemberdayaan perawatan diri masing-masing adalah 48,28%, 44,87%, dan 49,50%. Cakupan
rata-rata (rendah vs tinggi) oleh CHC dalam kategori keluarga rentan, kelompok masyarakat, dan
pemberdayaan perawatan diri adalah 50,0% berbanding 50,0%, 52,0% berbanding 48,0%, dan
52,0% berbanding 48,0%, masing-masing. Korelasi yang signifikan ditemukan antara target yang
ditentukan sebelumnya dan cakupan dari program asuhan keperawatan oleh PHC di keluarga
rentan (r = 0,488; P <0,001), asuhan keperawatan di kelompok masyarakat (r = 0,316; P =
0,026), dan pemberdayaan perawatan diri keluarga (r = 0,531; P <0,001).
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% dari CHC tidak memenuhi cakupan program yang
diperlukan. Kinerja PHN untuk mencapai target PHC berkorelasi dengan cakupan program PHC.
Kompetensi PHN dalam memberikan perawatan kepada keluarga dan masyarakat, khususnya di
daerah pedesaan, harus ditingkatkan melalui program pelatihan terpadu.
CRITICAL APRAISAL
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja PHN dan cakupan program perawatan oleh
PHC di Jember (Jawa Timur, Indonesia).
Data yang telah dikumpulkan dari 50 Puskesmas di Jember. Pesertanya adalah perawat bekerja
di pusat-pusat ini. Performa mereka dibandingkan dengan target SDGs.
Instrument yang digunakan untuk penilaian variable sudah valid/tepat. Instrument yang
digunakan reliable/mampu menampilkan/ memberikan makna yang sama ketika digunakan oleh
semua responden.
Data dianalisis menggunakan Perangkat lunak statistik SPSS (versi 22.0). Statistik deskriptif
digunakan untuk melaporkan data kuantitatif dan frekuensi. Pearson koefisien korelasi
digunakan untuk menentukan korelasi antara kinerja target PHN dan cakupan program oleh
PHC. P <0,05 dianggap secara statistic penting.
Were there any untoward events during the conduct of the study?
Persetujuan diperoleh dari Puskesmas di Jember dan mendapat izin dari lembaga terkait.
Orang Indonesia menghadapi masalah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang dapat
menyebabkan kerentanan kesehatan dan risiko masalah kesehatan. Layanan Kesehatan
Masyarakat (PHC) menyediakan kegiatan perawatan kesehatan, termasuk kunjungan rumah oleh
perawat kesehatan masyarakat (PHN), sebagai bagian dari program asuhan keperawatan
Indonesia. Implementasi yang tidak memadai oleh PHNs dapat memiliki efek buruk dan
meningkatkan kerentanan dan risiko tersebut. Program kunjungan rumah dirancang untuk
menciptakan kemitraan antara keluarga dan PHN untuk meningkatkan kualitas perawatan
melalui pembinaan, dan pada saat yang sama mengurangi biaya perawatan. Jelas, implementasi
yang benar dari program asuhan keperawatan sangat penting dalam proses mendidik dan
memberikan bimbingan kepada keluarga rentan dan kelompok masyarakat untuk
memberdayakan perawatan diri keluarga.