Anda di halaman 1dari 4

Judul jurnal : Performance of Public Health Nurses and Coverage of the Nursing Care

Program by Community Health Centers in Jember, Indonesia

Tahun : April 2019, Vol 7 no 2

Penulis : Susanto T, Bachtiar S, Turwantoko T

Tujuan Program Pembangunan Milenium di sektor kesehatan Indonesia tertinggal dari targetnya.
Prevalensi gizi kurang dari 19,6%, stunting masih di 37,2%, bayi dengan berat badan lahir
rendah di 10,2%, dan menyusui bayi 6 bulan yang berumur 24 jam terakhir adalah adil 30,2%.
Tingkat prevalensi nasional penyakit menular (mis., Tuberkulosis) adalah 0,4%. Selain itu,
tingkat prevalensi nasional penyakit menular kronis masih cukup tinggi (hipertensi 25,8%,
serangan jantung dan stroke 12,1%, dan penyakit sendi 24,7%). Jelasnya, masalah kesehatan ibu
dan anak, penyakit menular, dan penyakit kronis di masyarakat membutuhkan perawatan yang
komprehensif dan berkelanjutan.

PHN dituntut memiliki pengetahuan yang memadai tentang faktor penentu sosial kesehatan,
memiliki kemampuan untuk bekerja sama erat dengan pasien, dan memahami pentingnya
keanekaragaman agar dapat bekerja untuk memecahkan masalah kesehatan dalam suatu
komunitas. Selain itu, mereka harus memberikan strategi interaksional kepada anggota
masyarakat untuk mengoptimalkan dampak pekerjaan mereka. Oleh karena itu, juga penting
untuk meningkatkan kinerja puskesmas untuk mengurangi risiko kesehatan dan kerentanan
komunitas.

Untuk memberikan komprehensif dan berkelanjutan pengobatan untuk masyarakat, Puskesmas


harus memfasilitasi program pencegahan, promosi, dan perlindungan dalam mendukung
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Sistem dukungan masyarakat dapat
mempromosikan kegiatan perawatan kesehatan dan membantu dukungan oleh menawarkan
pelatihan ekonomi, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pada gilirannya, PHN dapat
mendukung dan membimbing masyarakat menuju gaya hidup sehat dan kemudian menahan diri
dari perilaku yang tidak sehat. Karenanya, program promosi kesehatan oleh PHN yang
menargetkan kelompok rentan di dalam masyarakat akan mendorong mereka yang berisiko
untuk mengadopsi kebiasaan gaya hidup sehat Program asuhan keperawatan adalah bagian yang
tidak terpisahkan kesehatan berbasis masyarakat. Hasil dari survei di Indonesia (2015)
menunjukkan buruk kinerja oleh PHN. Ini karena fakta bahwa dari total 9655 CHC (dalam 27
dari 33 provinsi), hanya 663 (0,069%) pusat berhasil menerapkan asuhan keperawatan Program
sesuai dengan pedoman. Di Sebaliknya, berdasarkan survei pada tahun 2016, Jember

Dinas Kesehatan Kabupaten (Jawa Timur, Indonesia) mengimplementasikan program perawatan


di Indonesia setengah dari 50 PHC, yang termasuk dukungan oleh PHN ke keluarga yang rentan,
masyarakat kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan. Namun, hasil ini memerlukan
evaluasi lebih lanjut proses kegiatan asuhan keperawatan yang disediakan oleh PHC, di dalam
atau di luar pusat. Evaluasi semacam itu akan menghasilkan ketepatan peran perawat dalam
memberikan komunitas peduli dan selanjutnya menetapkan target selanjutnya sepenuhnya
mencapai tujuan asuhan keperawatan program, sebagaimana didefinisikan oleh standar
Kementerian Kesehatan Indonesia. Fase utama penerapan keperawatan layanan perawatan,
terlepas dari lokasi, adalah pendekatan proses keperawatan standar yang termasuk penilaian,
diagnosa, rencana aksi pengembangan, implementasi keperawatan rencana perawatan, dan
evaluasi.

Tantangan utama dalam penerapan skala penuh standar proses keperawatan adalah kurangnya
pengetahuan di antara perawat di puskesmas. Ini terutama disebabkan oleh ketidaktahuan dengan
komunitas program perencanaan, kurangnya pelatihan regular dasar-dasar program asuhan
keperawatan, dan tidak adanya deskripsi yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab PHN. Ini
kekurangan memiliki dampak negatif pada implementasi program asuhan keperawatan,
menyebabkan perawatan keperawatan primer tidak memadai untuk keluarga dan masyarakat.
Akibatnya, kejadian dan prevalensi penyakit dalam masyarakat telah meningkat.
Mempertimbangkan hal di atas, perlu untuk mengevaluasi program asuhan keperawatan dan
untuk menilai sejauh mana program tersebut diimplementasikan oleh PHN. Penilaian juga akan
memberikan serangkaian rekomendasi ke puskesmas untuk menyelaraskan program asuhan
keperawata dengan pedoman standar. Evaluasi, berdasarkan pada model input-proses-output,
akan mendefinisikan tugas dan tanggung jawab PHN sesuai dengan SDG.

Latar Belakang

Layanan Kesehatan Masyarakat (PHC) menyediakan kegiatan perawatan kesehatan, termasuk


kunjungan rumah oleh perawat kesehatan masyarakat (PHN), sebagai bagian dari program
perawatan keperawatan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja PHN dan
cakupan program perawatan oleh CHC di Jember (Jawa Timur, Indonesia).

Metode

Penelitian cross-sectional berdasarkan analisis sekunder, yang diperoleh dari Departemen


Kesehatan Kabupaten Jember (Jawa Timur, Indonesia), dilakukan pada tahun 2016. Data
termasuk inisiatif peningkatan kualitas dan hasil dari program perawatan keperawatan, yang
telah dikumpulkan dari 50 CHC di Jember. Kinerja PHN dan cakupan program asuhan
keperawatan oleh CHC dievaluasi berdasarkan tiga kategori, yaitu asuhan keperawatan untuk
keluarga yang rentan, asuhan keperawatan untuk kelompok masyarakat, dan pemberdayaan
swadaya keluarga. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS (versi 22.0).
Hasil

Cakupan program perawatan oleh PHC dalam kategori keluarga rentan, kelompok masyarakat,
dan pemberdayaan perawatan diri masing-masing adalah 48,28%, 44,87%, dan 49,50%. Cakupan
rata-rata (rendah vs tinggi) oleh CHC dalam kategori keluarga rentan, kelompok masyarakat, dan
pemberdayaan perawatan diri adalah 50,0% berbanding 50,0%, 52,0% berbanding 48,0%, dan
52,0% berbanding 48,0%, masing-masing. Korelasi yang signifikan ditemukan antara target yang
ditentukan sebelumnya dan cakupan dari program asuhan keperawatan oleh PHC di keluarga
rentan (r = 0,488; P <0,001), asuhan keperawatan di kelompok masyarakat (r = 0,316; P =
0,026), dan pemberdayaan perawatan diri keluarga (r = 0,531; P <0,001).

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% dari CHC tidak memenuhi cakupan program yang
diperlukan. Kinerja PHN untuk mencapai target PHC berkorelasi dengan cakupan program PHC.
Kompetensi PHN dalam memberikan perawatan kepada keluarga dan masyarakat, khususnya di
daerah pedesaan, harus ditingkatkan melalui program pelatihan terpadu.

CRITICAL APRAISAL

Why was this study done?

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja PHN dan cakupan program perawatan oleh
PHC di Jember (Jawa Timur, Indonesia).

What is sample size

Data yang telah dikumpulkan dari 50 Puskesmas di Jember. Pesertanya adalah perawat bekerja
di pusat-pusat ini. Performa mereka dibandingkan dengan target SDGs.

Are the measurements of major variables valid & reliable?

Instrument yang digunakan untuk penilaian variable sudah valid/tepat. Instrument yang
digunakan reliable/mampu menampilkan/ memberikan makna yang sama ketika digunakan oleh
semua responden.

How were the data analyzed?

Data dianalisis menggunakan Perangkat lunak statistik SPSS (versi 22.0). Statistik deskriptif
digunakan untuk melaporkan data kuantitatif dan frekuensi. Pearson koefisien korelasi
digunakan untuk menentukan korelasi antara kinerja target PHN dan cakupan program oleh
PHC. P <0,05 dianggap secara statistic penting.
Were there any untoward events during the conduct of the study?

Persetujuan diperoleh dari Puskesmas di Jember dan mendapat izin dari lembaga terkait.

Peneliti melakukan pengukuran sebelum melakukan intervensi kemudian memberikan intervensi


dan melakukan penilaian kembali melalui data sekunder yang didapatkan dari lembaga terkait.

How do the results fit with previous research in the area?

Cakupan program perawatan oleh Puskesmas dalam kategori keluarga rentan,

kelompok masyarakat, dan pemberdayaan perawatan diri masing-masing adalah 48,28%,


44,87%, dan 49,50%. Hasilnya lebih rendah dari yang ditentukan sebelumnya target kabupaten
dan nasional. Sejalan dengan studi sebelumnya korelasi antara target dan cakupan perawatan
keperawatan Program oleh PHC menunjukkan bahwa PHN memadai menggunakan keterampilan
mereka untuk secara efektif menerapkan program. Sebagai imbalannya, perawat mengakui
bahwa program tersebut membantu mereka untuk meningkatkan kualitas mereka keterampilan
dan pengetahuan profesional juga pengakuan profesional.

What does this research mean for clinical practice?

Orang Indonesia menghadapi masalah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang dapat
menyebabkan kerentanan kesehatan dan risiko masalah kesehatan. Layanan Kesehatan
Masyarakat (PHC) menyediakan kegiatan perawatan kesehatan, termasuk kunjungan rumah oleh
perawat kesehatan masyarakat (PHN), sebagai bagian dari program asuhan keperawatan
Indonesia. Implementasi yang tidak memadai oleh PHNs dapat memiliki efek buruk dan
meningkatkan kerentanan dan risiko tersebut. Program kunjungan rumah dirancang untuk
menciptakan kemitraan antara keluarga dan PHN untuk meningkatkan kualitas perawatan
melalui pembinaan, dan pada saat yang sama mengurangi biaya perawatan. Jelas, implementasi
yang benar dari program asuhan keperawatan sangat penting dalam proses mendidik dan
memberikan bimbingan kepada keluarga rentan dan kelompok masyarakat untuk
memberdayakan perawatan diri keluarga.

Anda mungkin juga menyukai