Anda di halaman 1dari 17

THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.

1, April, 2021: 18-34

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien


tentang pelayanan balai pengobatan
Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

Abstract

Background: The government has determined to provide maximum basic health services to the
community by establishing technical standards for fulfilling service quality in accordance with
minimum standards of service in the health sector. Puskesmas as an institution in the health sector
is expected to improve and improve public health.
Purpose: to determine the internal factors that influence the patient's perception of the treatment
center of the New Public Health Center, Way Kanan Regency in 2021
Method: This type of research is a quantitative research with a cross sectional design. The study
population was outpatients who visited the health center as many as 821 respondents. The number
of samples calculated by the sample size obtained as many as 246 samples. The data analysis
technique used univariate, bivariate (chi square) and multivariate (multiple logistic regression)
analysis.
Results: more positive patient perceptions of services (57.7%). The results of the chi-square
analysis prove that there is a relationship between knowledge (pv=<0.001; OR=2.8), expectations
(pv=0.001 OR=2.4), needs (pv=<0.001 OR=2.7), (pv=0.012 OR =2.0), emotion (pv=0.005 OR=2.1)
and culture (pv=0.001 OR=2.4) with the patient's perception of the New Public Health Center
Medical Center Way Kanan Regency in 2021. The most dominant factor is related to perception
patient is need (pv=0.001; OR=2.5).
Conclusion: There is a relationship between expectations and patient perceptions, there is a
relationship between expectations and patient perceptions, there is a relationship between
motivation and patient perceptions, there is a relationship between emotions and patient
perceptions, and there is a cultural relationship with patient perceptions.
Keywords: Internal Factors, Perception, Service

Abstrak

Pendahuluan: Pemerintah telah bertekad memberikan pelayanan kesehatan dasar secara


maksimal kepada masyarakat dengan ditetapkannya standar teknis pemenuhan mutu pelayanan
sesuai dengan standar minimal pelayanan di bidang kesehatan. Puskesmas sebagai lembaga
dalam bidang kesehatan diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tujuan: untuk mengetahui faktor internal yang mempengaruhi persepsi pasien tentang pelayanan
balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way Kanan tahun 2021
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi
penelitian adalah pasien rawat jalan yang berkunjung ke Puskesmas yaitu sebanyak 821
responden. Jumlah sampel dihitung dengan sample size diperoleh sebanyak 246 sampel. Tehnik
analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat (chi square) dan multivariat (regresi logistik
berganda)
Hasil: persepsi pasien terhadap pelayanan lebih banyak positif (57,7%). Hasil analisis chisquare
membuktikan ada hubungan pengetahuan (pv=<0,001; OR=2,8), harapan (pv=0,001 OR=2,4),
kebutuhan (pv=<0,001 OR=2,7), (pv=0,012 OR=2,0), emosi (pv=0,005 OR=2,1) dan budaya
(pv=0,001 OR=2,4) dengan persepsi pasien Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru Kabupaten

18
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

Way Kanan Tahun 2021. Adapun faktor paling dominan berhubungan dengan persepsi pasien
adalah kebutuhan (pv=0,001; OR=2,5).
Simpulan: Ada hubungan harapan dengan persepsi pasien, Ada hubungan harapan dengan
persepsi pasien, Ada hubungan motivasi dengan persepsi pasien, Ada hubungan emosi dengan
persepsi pasien, Ada hubungan budaya dengan persepsi pasien
Kata Kunci : Faktor Internal, Persepsi, Pelayanan
53,7% dan tahun 2020 adalah 47,1%. Trend
PENDAHULUAN kunjungan tersebut menggambarkan
Pemerintah telah bertekad bagaimana pelayanan Puskesmas direspon
memberikan pelayanan kesehatan dasar masyarakat (Kemenkes RI, 2020).
secara maksimal kepada masyarakat
dengan ditetapkannya standar teknis Gambaran pelayanan kesehatan di
pemenuhan mutu pelayanan sesuai dengan Puskesmas diketahui dari jumlah
standar minimal pelayanan di bidang Puskesmas di Kabupaten Way Kanan
kesehatan. Puskesmas sebagai lembaga sebanyak 15 unit Puskesmas Rawat Inap
dalam bidang kesehatan diharapkan dapat dan 5 unit Puskesmas non rawat inap
memperbaiki dan meningkatkan kesehatan dengan jumlah kunjungan rawat jalan di
masyarakat. Dimana para petugas atau Puskesmas Kabupaten Way Kanan Tahun
tenaga kesehatan Puskesmas (dokter dan 2019 sebanyak 203 ribu pasien dan rawat
perawat) mempunyai peran dan tanggung inap sebanyak 2.587 dan cakupan
jawab yang besar mengenai masalah persentase kunjungan rawat jalan adalah
kesehatan masyarakat. Terutama dalam hal 67.3% dan rawat inap hanya 4,5% seluruh
pemberian pelayanan kesehatan terhadap data tersebut masih jauh dari target
masyarakat. Puskesmas adalah suatu persentase capaian kunjungan di
organisasi fungsional yang langsung Kabupaten Way Kanan (Dinkes Kabupaten
memberikan pelayanan secara menyeluruh Way Kanan, 2019). Kunjungan ke
kepada masyarakat dalam suatu wilayah Puskesmas merupakan indikator partisipasi
kerja tertentu dalam bentuk usaha masyarakat untuk berobat dan memperoleh
kesehatan pokok. layanan kesehatan dari Puskesmas,
Terkait dengan pelayanan publik di rendahnya kunjungan mengindikasikan
Indonesia, Governance and persepsi masyarakat tentang layanan
Desentralization Survey (GDS) melaporkan kesehatan di Puskesmas (Kementrian
tentang penilaian Bank Dunia tentang Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
pelayanan publik di Indonesia yang masih Puskesmas Negeri Baru merupakan
sangat rendah termasuk di dalamnya Puskesmas Non Rawat Inap yang berada di
pelayanan kesehatan. Pernyataan cukup jalan utama lintas tengah. Artinya
beralasann karena trend Puskesmas ini berada di tengah keramaian,
kunjungan/cakupan pelayanan rawat jalan oleh karenanya jumlah sasaran pelayanan
dan rawat inap di Puskesmas secara Puskesmas relatif besar. Namun, sesuai
nasional selama tahun 2012-2019 sebesar dengan statusnya sebagai Puskesmas non
53,24% dan rawat inap sebesar 0,54% rawat inap, layanan Upaya Kesehatan
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
2020). Perseorangan (UKP) lebih banyak di
Data trend kunjungan pasien laksanakan di balai pengobatan atau
Puskesmas/100.000 penduduk di Provinsi fasilitas rawat jalan. Eksistensi balai
Lampung tahun 2017 adalah 50,4%, tahun pengobatan tidak hanya strategis tetapi
2018 adalah 37,4%, tahun 2019 adalah menjadi ujung tombak layanan kesehatan

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

19
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

kepada masyarakat. Perjalanan layanan adalah karena sering mendapatkan


Puskesmas Negeri Baru telah memenuhi pelayanan bukan dari dokter, jadwal dokter
persyaratan sesuai ketentuan Pemerintah. yang tidak pasti dan sering tidak bisa
Salah satunya adalah persyaratan bertemu dengan dokter. Menurut pasien,
ketenagaan dengan komposisi dokter sosok dokter memberikan sugesti sendiri
layanan primer, dokter gigi dan tenaga dalam menerima layanan kesehatan
kesehatan lain. Kehadiran dokter di dibandingkan jika dilayani dengan tenaga
Puskesmas menjadi ukuran pertimbangan kesehatan yang bukan dokter. Jika
pasien untuk mengakses layanan dokternya datang tetapi tidak tepat waktu
kesehatan tersebut. Kehadiran dokter sehingga warga yang sudah antre sejak
dalam memberikan layanan kesehatan pagi terpaksa harus menunggu lama.
menjadi daya tarik tersendiri bagi Keadaan tersebut tampak dan terasa oleh
masyarakat untuk mendapatkan akses masyarakat sehingga membentuk persepsi
layanan kesehatan di Balai Pengobatan tentang pelayanan balai pengobatan
Puskesmas. Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way
Kunjungan rawat jalan di Balai Kanan yang berlangsung lama, meskipun
Pengobatan Puskesmas Negeri Baru saat ini Balai Pengobatan Puskesmas
tergolong lebih rendah yakni 63% Negeri Baru melakukan upaya perbaikan
dibandingkan dengan Puskesmas Gunung dan meningkatkan kinerja pelayanan, tetapi
Labuhan, Puskesmas Baradatu, dan persepsi tentang Puskesmas sudah
Puskesmas Way Tuba. Keempat terlanjur terbentuk dan menciptakan sigma
Puskesmas tersebut sama sama berada di pelayanan di Puskesmas. Data register di
jalur lintas tengah yang relative ramai Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru
penduduk dan mudah aksesnya. Temuan menggambarkan jumlah pasien yang
ini tentunya memunculkan pertanyaan memanfaatkan rawat jalan berfluktuasi dari
mengapa masyarakat kurang berminat tahun ke tahun, pada tahun 2018 sebanyak
untuk memanfaatkan layanan kesehatan di 10.321 pasien, tahun 2019 sebanyak
Puskesmas Negeri Baru. Terdapat banyak 10.098 pasien, 2020 sebanyak 9.492 pasien
layanan kesehatan selain Puskesmas yang (Puskesmas Negeri Baru, 2020).
menjadi alternatif masyarakat mendapatkan Menurunnya kunjungan pasien
layanan kesehatan yang lokasinya tidak mengindikasikan pencapaian SPM
jauh dari Puskesmas Negeri Baru, kepuasan pelayanan belum
diantaranya Klinik Artika, Klinik Gusna menggembirakan (87%). Jika masyarakat
Medica, Klinik Pratama Ramik Ragom dan merasa tidak puas maka mereka enggan
lain sebagainya. Keadaan ini memberikan untuk memanfaatkan layanan kesehatan di
gambaran bahwa banyak kemungkinan Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru.
yang menyebabkan persentase kunjungan Hal itu akan memberikan dampak yang
masyarakat ke Puskesmas Negeri Baru buruk terhadap keberlangsungan Balai
masih rendah dibanding kan Puskesmas Pengobatan di Puskesmas karena target
lainnya. kapitasi Puskesmas tidak terkumpul
Peneliti melakukan pra survey kepada maksimal. Kondisi ini akan menganggu
20 pasien memberikan gambaran bahwa operasionalisasi Puskesmas. Selain
masih ada 60% pasien yang punya persepsi masalah sumber permbiayaan dari
kurang baik dengan pelayanan di Balai perolehan dana kapitasi layanan, dampak
Pengobatan Puskesmas Negeri Baru lain adalah tidak berjalannya fungsi
Kabupaten Way Kanan, isu yang Puskesmas secara baik karena upaya
membentuk persepsi kurang baik tersebut kesehatan yang mengutamakan upaya

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

20
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

promotif dan preventif di wilayah kerjanya faktor internal ini lebih dinamis
tidak berjalan maksimal karena minimnya dibandingkan faktor yang bersifat fisik
kunjungan pasien ke Puskesmas. (Gilorkar, 2020; Pickens, 2018). Penelitian
Temuan masalah dan potensi dampak sebelumnya membuktikan pengaruh faktor
yang ditimbulkan dari masalah yang terjadi internal dan faktor eksternal terhadap
di Balai Pengobatan Puskesmas Negeri persepsi. Faktor faktor yang berhubungan
Baru inilah yang menjadi justifikasi objek dengan persepsi merupakan dimensi-
penelitian. Permasalahan tersebut akan dimensi yang dapat dinilai dari pelayanan
dibuktikan melalui analisis psikologi kesehatan di Puskesmas (Sagay, Kusuma,
kesehatan dengan melibatkan variabel & Hidayat, 2015). Faktanya masalah mutu
persepsi sebagai titik tolaknya. Persepsi pelayanan di Balai Pengobatan Puskesmas
merupakan isu penting karena menjadi Negeri Baru masih mendapatkan persepsi
gerbang terbentuknya perilaku. Persepsi yang kurang baik dari masyarakat,
yang tertanam pada individu merupakan beberapa masalah yang dapat menjadi
hasil dari dua proses psikologis mulai dari indikator persepsi pasien terhadap
kognisi sampai afeksi. Oleh karenanya sifat pelayanan kesehatan di Balai Pengobatan
persepsi berlangsung lebih lama seperti Puskesmas Negeri Baru. Oleh karenanya
halnya persepsi positif tentang pelayanan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
balai pengobatan di Puskesmas Negeri faktor internal yang mempengaruhi persepsi
Baru dapat berlangsung lama dan sulit pasien tentang pelayanan balai pengobatan
berubah. Standar baku layanan Puskesmas Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way
semestinya terealisasi dalam bentuk Kanan tahun 2021
pelayanan paripurna dan meminimalisir
keluhan atau komplain dari pelayanan METODE
tersebut karena yang dipersepsi oleh pasien Jenis penelitian kuantitatif. Desain
adalah mutu pelayanan yang diterimanya. penelitian yang digunakan pada penelitian
Faktor yang menyebabkan stimulus ini adalah observasional dengan
dapat masuk dalam bagian yang pendekatan cross sectional (potong lintang).
membentuk persepsi. Faktor penyebab ini Penelitian dilaksanakan di balai pengobatan
adalah faktor eksternal dan faktor internal. Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way
Faktor eksternal terdiri dari kontras, Kanan. Waktu penelitina adalah bulan
perubahan intensitas, pengulangan Maret – Juni 2021. Populasi penelitian ini
(repetition), sesuatu yang baru (novelty) adalah pasien yang berkunjung untuk rawat
artinya faktor ini bersifat fisik (tampak oleh jalan atau rawat inap di Balai Pengobatan
indera). Adapun faktor Internal terdiri dari Puskesmas Negeri Baru Kabupaten
pengetahuan, harapan, kebutuhan, Waykanan. Data pasien diperoleh dari data
motivasi, emosi dan budaya yang bersifat register sampai bulan Desember 2020
psikis (tidak tampak oleh indera). Definisi ini adalah 821 orang setiap bulan. Besar
yang secara otomatis mendorong penelitian sampel penelitian ini ditentukan dengan
hanya memfokuskan pada faktor internal software sample size dan diperoleh jumlah
saja untuk dikaji lebih mendalam karena sampel sebanyak 246 responden.

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

21
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

HASIL
Tabel factor internal

Persepsi n %
Positif 142 57.7
Negatif 104 42.3
Pengetahuan
Baik 121 49,2
Kurang 125 50,8
Harapan
Baik 131 53,3
Kurang 115 46,7
Kebutuhan
Terpenuhi 127 51,6
Tidak Terpenuhi 119 48,4
Motivasi
Baik 149 60,6
Kurang 97 39,4
Emosi
Baik 147 59,8
Kurang 99 40,2
Budaya
Mendukung 151 61,4
Tidak mendukung 95 38,6
Total 246 100,0

Diketahui bahwa dari 246 responden yang ada di Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru
yaitu sebanyak 142 responden (57,7%) memiliki persepsi positif terhadap pelayanan Balai
Pengobatan Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak 104 responden (42,3%) memiliki
persepsi negatif terhadap pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru. Terdapat
sebanyak 121 responden (49,2%) berpengetahuan baik terhadap pelayanan balai pengobatan
Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak 125 responden (50,8%) memiliki berpengetahuan
kurang terhadap pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru. Pada variabel harapan
terdistribusi sebanyak 131 responden (53,3%) memiliki harapan baik terhadap pelayanan balai
pengobatan Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak 115 responden (46,7%) memiliki
harapan kurang baik terhadap pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru. Kebutuhan
pasien terdistribusi sebanyak 127 responden (51,6%) menyatakan terpenuhi dalam pelayanan
balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak 119 responden (48,4%)
menyatakan kebutuhan belum terpenuhi oleh pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri
Baru.
Diketahui bahwa dari 246 responden yang ada di Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru
yaitu sebanyak 149 responden (60,6%) memiliki motivasi baik untuk mengakses pelayanan balai
pengobatan Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak 97 responden (39,4%) menyatakan
kurang termotivasi untuk mendapatkan pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru.
Terdistribusi sebanyak 147 responden (59,8%) menyatakan memiliki emosi baik terhadap
pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak 99 responden (40,2%)
memiliki emosi kurang baik terhadap pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru.

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

22
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

Adapun pada varibel budaya terdistribusi sebanyak 151 responden (61,4%) menyatakan
mendukung budaya pelayanan balai pengobatan Puskesmas Negeri Baru, sedangkan sebanyak
95 responden (39,7%) menyatakan kurang mendukung budaya pelayanan di balai pengobatan
Puskesmas Negeri Baru.

Tabel hubungan faktor internal dengan persepsi pasien

Persepsi OR
Total p
Variabel Positif Negatif 95% CI
value
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 85 70,2 36 29,8 121 100 0,000 2,81
Kurang 57 45,6 68 54,4 125 100 (1,6-4,7)
Harapan
Baik 89 67,9 42 32,1 131 100 0,001 2,4
Kurang baik 53 46,1 62 53,9 115 100 (1,4-4,1)
Kebutuhan 0,000
Terpenuhi 88 69,3 39 30,7 127 100 2,7
Tidak terpenuhi 54 45,4 65 54,6 119 100 (1,6-4,5)
Motivasi
Baik 96 64,4 53 35,6 149 100 0,012 2,0
Kurang 46 47,4 51 52,6 97 100 (1,1-3,3)
Emosi
Baik 96 65,3 51 34,7 147 100 0,005 2,1
Kurang 46 46,5 53 53,5 99 100 (1,2-3,6)
Budaya
Mendukung 100 66,2 51 33,8 151 100 0,001 2,4
Kurang 42 44,2 53 55,8 95 100 (1,4-4,1)
mendukung
Total 142 57,7 104 42,3 246 100

Diketahui bahwa dari 121 responden OR=2,8 (1,6-4,7), menunjukkan bahwa


yang memiliki pengetahuan baik terdapat 85 pasien dengan pengetahuan baik lebih
responden (70,2%) yang memiliki persepsi berpeluang memiliki persepsi positif
positif. Sedangkan dari 125 responden yang sebesar 2,8 kali dibandingkan dengan
memiliki tingkat pengetahuan kurang baik pasien yang memiliki pengetahuan baik.
terdapat sebanyak 57 responden (45,6%) Diketahui bahwa dari 131 responden
yang memiliki persepsi positif terhadap yang memiliki harapan baik tentang
pelayanan balai pengobatan Puskesmas pelayanan balai pengobatan Puskesmas
Negeri Baru. Analisis chi square pada nilai Negeri Baru terdapat sebanyak 89
=0,05 diperoleh nilai p value=0,000, responden (67,4%) memiliki persepsi positif.
berarti ada hubungan pengetahuan dengan Sedangkan dari 115 responden yang
persepsi pasien Balai Pengobatan harapannya kurang baik terdapat sebanyak
Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way 53 responden (45,2%) yang memiliki
Kanan Tahun 2021. Diperoleh juga nilai persepsi positif terhadap pelayanan balai

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

23
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

pengobatan Puskesmas Negeri Baru. Kabupaten Way Kanan Tahun 2021.


Analisis chi square pada nilai =0,05 Diperoleh nilai OR=2,0 (1,1-3,3),
diperoleh nilai p value=0,001, berarti ada menunjukkan bahwa pasien yang memiliki
hubungan harapan dengan persepsi pasien motivasi baik lebih berpeluang memiliki
Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru persepsi positif sebesar 2 kali dibandingkan
Kabupaten Way Kanan Tahun 2021. dengan pasien yang memiliki motivasi
Diperoleh juga nilai OR=2,4 (1,4-4,1), kurang.
menunjukkan bahwa pasien yang memiliki Diketahui bahwa dari 147 responden
harapan baik terhadap pelayanan lebih yang emosinya baik terdapat sebanyak 96
berpeluang memiliki persepsi positif responden (65,3%) yang memiliki persepsi
sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan positif. Sedangkan dari 99 responden yang
pasien yang memiliki harapan kurang baik menyatakan memiliki emosi kurang terdapat
terhadap pelayanan. sebanyak 46 responden (46,5%) yang
Diketahui bahwa dari 127 responden memiliki persepsi positif terhadap
yang menyatakan kebutuhan terpenuhi pelayanan balai pengobatan Puskesmas
terdapat sebanyak 88 responden (69,3%) Negeri Baru. Analisis chi square pada nilai
yang memiliki persepsi positif. Sedangkan =0,05 diperoleh nilai p value=0,005,
dari 119 responden yang menyatakan berarti ada hubungan emosi dengan
kebutuhan tidak terpenuhi terdapat persepsi pasien Balai Pengobatan
sebanyak 54 responden (45,4%) yang Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way
memiliki persepsi positif terhadap Kanan Tahun 2021. Diperoleh juga nilai
pelayanan balai pengobatan Puskesmas OR=2,1 (1,2-3,6), menunjukkan bahwa
Negeri Baru. Analisis chi square pada nilai responden yang memiliki emosi baik
=0,05 diperoleh nilai p value=0,000, berpeluang memiliki persepsi positif
berarti ada hubungan kebutuhan dengan sebesar 2,1 kali dibandingkan dengan
persepsi pasien Balai Pengobatan pasien yang memiliki emosi kurang baik.
Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way Diketahui bahwa dari 151 responden
Kanan Tahun 2021. Diperoleh nilai OR=2,7 yang memiliki budaya mendukung terdapat
(1,6-4,5), menunjukkan bahwa yang sebanyak 100 responden (66,2%) yang
menyatakan kebutuhannya terpenuhi memiliki persepsi positif. Sedangkan dari 95
berpeluang memiliki persepsi positif responden yang memiliki budaya kurang
sebesar 2,7 kali dibandingkan dengan mendukung terdapat sebanyak 42 responden
pasien yang menyatakan kebutuhan tidak (44,2%) yang memiliki persepsi positif
terpenuhi. terhadap pelayanan balai pengobatan
Diketahui bahwa dari 149 responden Puskesmas Negeri Baru. Analisis chi
yang memiliki motivasi baik terdapat square pada nilai =0,05 diperoleh nilai p
sebanyak 96 responden (64,4%) yang value=0,001, berarti ada hubungan budaya
memiliki persepsi positif. Sedangkan dari 97 dengan persepsi pasien Balai Pengobatan
responden yang menyatakan memiliki Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way
motivasi kurang terdapat sebanyak 46 Kanan Tahun 2021. Diperoleh juga nilai
responden (47,4%) yang memiliki persepsi OR=2,4 (1,4-4,1), menunjukkan bahwa
positif terhadap pelayanan balai yang memiliki budaya mendukung lebih
pengobatan Puskesmas Negeri Baru. berpeluang memiliki persepsi positif
Analisis chi square pada nilai =0,05 sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan
diperoleh nilai p value=0,012, berarti ada pasien yang memiliki budaya kurang
hubungan motivasi dengan persepsi pasien mendukung.
Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

24
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

PEMBAHASAN pengetahuan dan sikap. Hasil penelitiannya


Pengaruh Pengetahuan dengan Persepsi menunjukkan bahwa hanya faktor usia yang
terhadap Pelayanan mempengaruhi persepsi tentang komunikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapeutik (Panungkunan, 2018).
dari 121 responden yang memiliki Sedangkan penelitian sebelumnya
pengetahuan baik terdapat 85 responden menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
(70,2%) yang memiliki persepsi positif. signifikan dan positif terhadap hubungan
Sedangkan dari 125 responden yang persepsi kualitas pelayanan kesehatan
memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dengan kepuasan pasien. Kepuasan pasien
terdapat sebanyak 57 responden (45,6%) berpengaruh positif signifikan terhadap
yang memiliki persepsi positif terhadap loyalitas pasien. Selanjutnya kepuasan
pelayanan balai pengobatan Puskesmas pasien sebagai variabel mediator
Negeri Baru. Analisis chi square pada nilai memediasi hubungan antara persepsi
=0,05 diperoleh nilai p value=0,004, kualitas pelayanan kesehatan dan loyalitas
berarti ada hubungan pengetahuan dengan pasien (Sagay et all, 2015)
persepsi pasien Balai Pengobatan
Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way Berdasarkan pemaparan tersebut maka
Kanan Tahun 2021. Diperoleh juga nilai penulis berpendapat bahwa proporsi
OR=2,8 (1,6-4,7), menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik lebih
pasien dengan pengetahuan baik lebih banyak yang memiliki persepsi positif
berpeluang memiliki persepsi positif dibandingkan responden dengan proporsi
sebesar 2,8 kali dibandingkan dengan pengetahuan yang kurang baik. Hal
pasien yang memiliki pengetahuan kurang tersebut dikarenakan dengan adanya
baik. pengetahuan yang lebih baik responden
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori semakin terbuka untuk memanfaatkan
sebelumnya bahwa pengetahuan adalah pelayanan kesehatan, dengan adanya
hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu pengetahuan maka responden menjadi
seseorang terhadap sesuatu melalui indera semakin memahami terhadap manfaat dari
yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2015). suatu perilaku kesehatan yang akan
Dengan sendirinya, pada waktu dilakukannya, dengan demikian akan
penginderaan sampai menghasilkan semakin meningkatkan perilaku dalam
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi upaya mendapatkan pelayanan balai
oleh intensitas perhatian dan persepsi pengobatan Puskesmas Negeri Baru
terhadap objek. Pengetahuan seseorang dengan lebih baik lagi. Proporsi
biasanya dipengaruhi dari pengalaman pengetahuan kurang baik yang dinyatakan
yang berasal dari berbagai macam sumber, oleh responden adalah perolehan informasi-
misalnya media massa, media elektronik, informasi dari berbagai sumber yang
buku petunjuk, petugas kesehatan, media menjadi stigma pelayanan Puskesmas yang
poster, kerabat dekat dan sebagainya. kurang baik. Pengetahuan ini tidak
Pengetahuan ini dapat membentuk dilakukan cek silang sehingga menetap
keyakinan tertentu sehingga seseorang dalam benak responden dan menghasilkan
berperilaku sesuai keyakinan tersebut. persepsi yang baik, padahal informasi yang
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan diterima responden kemudian membentuk
hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya pengetahuannya belum tentu sesuai
meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan stigma atau persepsi negatif yang
dengan persepsi, variabel tersebut adalah terbentuk dan menganggap pelayanan di
pendidikan, usia, masa kerja, pelatihan, Puskesmas kurang baik. Responden

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

25
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

dengan persepsi negatif merupakan pelayanan lebih berpeluang memiliki


outcome dari perilaku pemanfaatan persepsi positif sebesar 2,4 kali
berikutnya. Oleh karenanya untuk dibandingkan dengan pasien yang
memberikan pengetahuan yang benar harapannya kurang baik terhadap
tentang pelayanan Puskesmas dan pelayanan (OR=2,4).
membentuk persepsi yang baik pada Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas sebelumnya mendefinisikan persepsi
Negeri Baru dapat dilakukan dengan adalah proses bagaimana seseorang
memberikan pelayanan prima, memberikan menyeleksi, mengatur dan
informasi yang tepat tentang jaminan mengintepretasikan masukan informasi
pelayanan di Puskesmas serta menjalankan untuk menciptakan gambaran umum
standar operasional prosedur pelayanan keseluruhan yang berarti (Azwar, 2017) .
sebagaimana yang sudah ditetapkan. Untuk Perkiraan atau keyakinan pelanggan
menjaga konsistensi pelayanan ini maka tentang apa yang akan diterimanya
perlu dilakukan evaluasi kualitas pelayanan (Nursalam, 2014). Hasil penelitian ini
secara berkala. Dengan menjalankan sejalan dengan hasil penelitian yang
langkah tersebut pasien yang datang dilakukan sebelumnya pada penelitiannya
secara langsung dapat membuktikan bahwa tentang faktor-faktor yang berhubungan
pengetahuan kurang baik tentang dengan persepsi terhadap kualitas layanan
Puskesmas dan stigma buruk tidak pendaftaran pasien rawat jalan via sms
berformulasi menjadi persepsi negatif. gateway, hasil analisis hubungan
Promosi kesehatan dan promosi layanan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kesehatan Puskesmas terus digalakkan tingkat pendidikan (p = 0,011), motif (p =
dengan proaktif misalnya dengan 0,000), pengalaman (p = 0,044), dan
menginformasikan tentang pelayanan harapan (p = 0,000) terhadap persepsi
gratis, kehadiran dokter jaga, kecepatan siswa. kualitas layanan pendaftaran rawat
pelayanan, keramahan, kenyamanan dan jalan melalui SMS gateway (Hanifah,
lain sebagainya. Informasi yang Suryoputro, & Arso, 2018).
disampaikan secara promotif itu dapat Berdasarkan pemaparan tersebut maka
mengikis pengetahuan dari informasi penulis berpendapat bahwa dari hasil
informasi yang salah tentang pelayanan penelitian ini menunjukkan bahwa pasien
Puskesmas. selalu memiliki harapan untuk memperoleh
pelayanan yang baik ketika datang ke
Pengaruh Harapan dengan Persepsi Puskesmas Negeri Baru, namun kenyataan
terhadap Pelayanan yang diterimanya ketika mendapatkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan belum tentu sesuai dengan
bahwa dari lebih banyak responden yang harapan semula. Inilah yang dimaksud
harapannya baik tentang pelayanan balai dengan harapan baik dan harapan kurang
pengobatan Puskesmas Negeri Baru baik. Artinya harapan baik adalah
memiliki persepsi positif (67,4%) kesesuaian harapan sebelum mendapatkan
dibandingkan responden yang harapannya pelayanan dan setelah mendapatkan
kurang baik. Hasil analisis chi square pelayanan, adapun harapan kurang baik
menunjukkan ada hubungan harapan adalah ketidaksesuaian antara harapan
dengan persepsi pasien Balai Pengobatan sebelum mendapatkan pelayanan dan
Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way setelah mendapatkan pelayanan. Harapan
Kanan Tahun 2021 (p=0,001) dan pasien ini kemudian akan menghasilkan
yang memiliki harapan baik terhadap pengalaman dan pengalaman membentuk

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

26
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

persepsi atau cara pandang pasien dijadikan sebagai standar pelayanan


terhadap layanan yang diterimannya. Jika minimal yang harus dicapai, jika petugas
pelayanan sesuai dengan harapannya kesehatan konsisten dengan pedoman yang
maka akan melahirkan persepsi yang baik, ada maka harapan dan persepsi pasien
sebaliknya jika pelayanan yang diterimanya akan baik dan positif. Oleh karenanya jika
tidak sesuai dengan harapannya maka akan pedoman dan panduan layanan serta
menghasilkan persepsi yang negatif. Uraian targetnya sudah ditetapkan maka yang
tentang harapan ini tertuang dalam perlu dilakukan lebih lanjut adalah evaluasi
pertanyaan atau kuesioner yang diajukan dan monitoring pelayanan di balai
misalnya pasien mengharapkan ruang pengobatan Puskesmas Negeri Baru.
pengobatan yang nyaman, ketika Evaluasi dan monitoring dilakukan secara
mendapatkan layanan pengobatan ruangan bertahap dan konsisten serta
yang dirasakannya kurang nyaman karena berkesinambungan, berupaya
terlalu terbuka, panas dan sempit. Keadaan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam
inilah yang menghasilkan jawaban negatif memberikan pelayanan kepada pasien,
terhadap harapan pasien sebelumnya. meningkatkan kedisiplinan waktu,
Pada item pertanyaan lain pasien berharap kedisiplinan kerja dan kedisiplinan
ketika berobat ditangani langsung oleh pelayanan. Pasien dan keluarga pasien
dokter Puskesmas namun kenyataannya sangat mengharapkan petugas kesehatan
berbeda inilah yang menghasilkan jawaban mampu bersikap sabar, mau menjelaskan
negatif tentang harapan pasien kembali informasi yang kurang dimengerti
sebelumnya. Adapun harapan yang tersirat pasien, membujuk pasien untuk mau
baik dari pernyataan responden berarti apa menerima pelayanan perawatan sesuai
yang dialaminya ketika mendapatkan dengan anjuran dokter dan melaksanakan
pelayanan di Puskesmas sesuai dengan pekerjaannya tidak dalam keadaan tergesa-
harapan sebelumnya. Berdasarkan uraian gesa.
tersebut maka terdistribusi proporsi pasien
yang memiliki harapan baik dan harapan Pengaruh Kebutuhan dengan Persepsi
kurang baik yang pada akhirnya dapat terhadap Pelayanan
membentuk persepsi positif atau negatif. Hasil penelitian menunjukkan proporsi
Hasil tabel silang menggambarkan kondisi responden yang menyatakan kebutuhannya
tersebut bahwa pasien dengan harpan baik terpenuhi terdapat sebanyak 88 (69,3%)
lebih banyak yang memiliki persepsi positif yang memiliki persepsi positif. Adapun
dibandingkan pasien dengan harapan proporsi responden yang menyatakan
kurang baik, bahkan peluang pasien yang kebutuhannya tidak terpenuhi hanya 54
memiliki harapan baik adalah 2,4 kali (45,4%) yang persepsinya positif terhadap
memiliki persepsi positif dibandingkan pelayanan balai pengobatan Puskesmas
pasien dengan harapan kurang baik. Oleh Negeri Baru. Analisis chi square
karenanya petugas Puskesmas Negeri Baru membuktikan adanya hubungan kebutuhan
perlu memahami harapan pasien yang dengan persepsi pasien Balai Pengobatan
menjalani pengobatan di Puskesmas. Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way
Harapan pasien pada hakikatnya sederhana Kanan Tahun 2021 (p=0,000 dan OR=2,7)
yaitu mendapatkan pelayanan yang baik artinya responden yang merasakan
dan prima. Secara manajemen sudah juga kebutuhan terpenuhi berpeluang memiliki
ada panduan dan pedoman layanan persepsi positif sebesar 2,7 kali
kesehatan di Puskesmas melalui petunjuk dibandingkan dengan responden yang
teknis, SOP dan indikator-indikator yang menyatakan kebutuhan tidak terpenuhi.

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

27
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

Memahami kebutuhan dan keinginan perawat tidak akan mengecewakan


pasien adalah hal penting yang kepercayaan pasien tersebut. Sehingga
mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien perlu kepercayaan dan loyalitas timbal balik.
yang puas merupakan aset yang sangat Apabila seorang perawat tidak dapat
berharga karena apabila pasien merasa memberikan sikap loyal terhadap pasien
puas mereka akan terus melakukan maka perawat tersebut tidak boleh
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi mengharapkan sikap loyal dari pasien
jika pasien merasa tidak puas mereka akan melebihi loyalitas perawat sendiri terhadap
memberitahukan dua kali lebih hebat pasien.
kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan Pengaruh Motivasi dengan Persepsi
pasien, rumah sakit harus menciptakan terhadap Pelayanan
dan mengelola suatu sistem untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa
memperoleh pasien yang lebih banyak proporsi pasien yang memiliki motivasi baik
dan kemampuan untuk mempertahankan terdapat 96 (64,4%) dengan persepsi
pasiennya. Pasien adalah orang sakit positif. Adapun responden yang motivasinya
yang dirawat dokter dan tenaga kurang hanya 46 (47,4%) yang memiliki
kesehatan lainnya ditempat praktek persepsi positif terhadap pelayanan balai
(Muninjaya, 2015). Sedangkan kepuasan pengobatan Puskesmas Negeri Baru. Hasil
adalah perasaan senang seseorang yang analisis chi square membuktikan bahwa ada
berasal dari perbandingan antara hubungan motivasi dengan persepsi pasien
kesenangan terhadap aktivitas dan suatu Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru
produk dengan harapannya (Nursalam, Kabupaten Way Kanan Tahun 2021
2012). Kepuasan adalah perasan senang (p=0,012 dan OR=2,0 artinya responden
atau kecewa seseorang yang muncul dengan motivasi baik lebih berpeluang
setelah membandingkan antara persepsi memiliki persepsi positif sebesar 2,0 kali
atau kesannya terhadap kinerja atau hasil dibandingkan dengan responden dengan
suatu produk dan harapan-harapannya. motivasi kurang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Hasil penelitian sejalan dengan teori
penelitian yang dilakukan sebelumnya sebelumnya dijelaskan bahwa motivasi
nmeneliti tentang pengaruh faktor internal dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
dan ekternal terhadap persepsi. Hasil dalam diri seseorang yang mendorong,
penelitian menunjukkan bahwa faktor mengaktifkan atau menggerakkan dan yang
internal dan faktor eksternal berpengaruh mengarahkan perilaku kearah tujuan.
terhadap persepsi (Sagay, Kusuma, Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
Hidayat, & Tatuh, 2014). Semakin tinggi internal dan eksternal dalam diri seseorang
faktor internal dan eksternal maka persepsi yang diindikasikan dengan adanya hasrat
semakin tinggi. Berdasarkan hasil analisis dan minat untuk melakukan kegiatan,
path dapat diketahui bahwa faktor utama harapan dan cita-cita, penghargaan, dan
pembentukan persepsi adalah faktor penghormatan atas diri, lingkungan yang
internal, diikuti oleh faktor eksternal. baik, serta kegiatan yang menarik
Berdasarkan pemaparan tersebut maka (Siswanto, 2016). Hasil penelitian ini sejalan
penulis berpendapat bahwa dari hasil dengan hasil penelitian sebelumnya meneliti
penelitian ini menunjukkan setiap pasien tentang faktor faktor yang mempengaruhi
membutuhkan perawat yang dapat persepsi pasien tentang asuhan
dipercaya, dimana harapan, rahasia dan keperawatan individual, dimana hasil
kekecewaannya dititipkan dan sebaliknya penelitian menunjukkan bahwa faktor

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

28
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

internal (penilaian diri, tingkat pendidikan hubungan emosi dengan persepsi pasien
dan motivasi) dan eksternal (lama rawat Balai Pengobatan Puskesmas Negeri Baru
inap, proses pengambilan keputusan Kabupaten Way Kanan Tahun 2021
bersama) dianggap mempengaruhi asuhan (p=0,005). Nilai OR=2,1 (1,2-3,6),
individual. Peringkat kesehatan yang lebih menunjukkan bahwa responden yang
tinggi dan rawat inap yang lebih lama memiliki emosi baik berpeluang memiliki
berkorelasi dengan peningkatan persepsi persepsi positif sebesar 2,1 kali
asuhan keperawatan individual. Proses dibandingkan dengan responden dengn
pengambilan keputusan bersama yang emosi kurang baik.
dirasakan tentang asuhan keperawatan Hasil penelitian sejalan dengan teori
secara positif mempengaruhi persepsi sebelumnya merumuskan emosi sebagai
asuhan keperawatan yang disesuaikan suatu keadaan yang terangsang dari
dengan kebutuhan individu (Koberich, organisme mencakup perubahan-
Feuchtinger, & Farin, 2016). perubahan yang disadari, yang mendalam
Berdasarkan pemaparan tersebut jika sifatnya, dan perubahan perilaku. Emosi
dihubungkan dengan perilaku pasien cenderung terjadi dalam kaitannya dengan
dalam memanfaatkan pelayanan perilaku yang mengarah (approach) atau
kesehatan adalah dimana motivasi yang menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu.
positif dari pasien untuk memanfaatkan Perilaku tersebut pada umumnya disertai
pelayanan kesehatan itu akan timbul dari adanya ekspresi kejasmanian sehingga
bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak orang lain dapat mengetahui bahwa
puskesmas, kepuasan pasien atas seseorang sedang mengalami emosi. Jika
pelayanan kesehatan dan bagaimana seseorang mengalami ketakutan mukanya
pasien diperlakukan oleh petugas menjadi pucat, jantungnya berdebar-debar,
kesehatan pada saat memeriksakan jadi adanya perubahan-perubahan
kesehatan di puskesmas. Pasien akan kejasmanian sebagai rangkaian dari emosi
memiliki motivasi yang positif untuk yang dialami oleh individu yang
kembali menggunakan pelayanan bersangkutan (Muninjaya, 2015; Pickens,
kesehatan di Puskesmas jika merasakan 2015). Hasil penelitian ini sejalan dengan
kepuasan atas bentuk pelayanan yang hasil penelitian sebelumnya dalam
didapatkan selama menggunakan jasa disertasinya yang berjudul faktor-faktor
kesehatan pihak puskesmas dan yang mempengaruhi persepsi pasien
bagaimana pelayanan yang diberikan terhadap kualitas dan perilaku pencarian
dokter dan petugas kesehatan dapat kesehatan menyimpulkan bahwa tidak ada
membangun komunikatif yang bersahabat bukti dampak kausal dari pelatihan pada
dengan pasiennya. persepsi pasien tentang kualitas perawatan.
Hasil peneltiian ini juga menunjukkan tren
Pengaruh Emosi dengan Persepsi waktu dengan peningkatan persepsi positif
terhadap Pelayanan tentang kualitas dari waktu ke waktu yaitu;
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi, waktu konsultasi, dan
bahwa proporsi responden yang memiliki keterlibatan pengambilan keputusan
emosi baik lebih banyak yang memiliki pengobatan (Ogbouji, 2018).
persepsi positif (65,3%) dibandingkan Berdasarkan pemaparan tersebut jika
dengan responden memiliki emosi kurang dihubungkan dengan perilaku pasien
(46,5%). Perolehan distribusi proporsi ini dalam memanfaatkan pelayanan
selaras dengan pembuktian hasil analisis kesehatan adalah Sikap seseorang dalam
chi square yang menunjukkan ada menilai suatu unit pelayanan kesehatan

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

29
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

yang mendasari pemanfaatan pelayanan ditetapkan alam lingkungan masyarakatnya,


kesehatan diperoleh dari proses evaluasi maupun hasil dari proses perubahan yang
dalam dirinya yang memberi kesimpulan terjadi sehingga mempengaruhi persepsi
nilai dalam bentuk baik atau buruk, positif (Toha, 2013).
atau negatif, menyenangkan atau tidak Berdasarkan pemaparan tersebut
menyenangkan, dimana terbentuknya sikap bahwa ketika seorang individu melihat pada
ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, suatu target dan mencoba untuk
orang lain yang dianggap penting dan menafsirkan apa yang dilihat atau
emosi dalam diri individu. Kepuasan yang diinterpretasi sangat dipengaruhi oleh
diperoleh dari nilai sosial atau self esteem karakteristik pribadi dari individu yang
yang membuat pelanggan menjadi puas mempersepsikannya. Karakteristik pribadi
terhadap pelayanan tertentu. yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap
seseorang, minat motif kepribadian,
Pengaruh Budaya dengan Persepsi pengalaman masa lalu, dan harapan.
terhadap Pelayanan Karakteristik target yang diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mempengaruhi apa yang dipersepsikan
dari 151 responden yang memiliki budaya (Gilorkar, 2020). Penelitian sebelumnya
yang mendukung terdapat sebanyak 100 menjelaskan bahwa budaya adalah suatu
responden (66,2%) yang memiliki persepsi kompleks yang meliputi pengetahuan,
positif. Sedangkan dari 95 responden yang keyakinan, seni, moral, adat-istiadat serta
memiliki budaya kurang mendukung kemampuan dan kebiasaan lain yang
terdapat sebanyak 42 responden (44,2%) dimiliki manusia sebagai bagian
yang memiliki persepsi positif terhadap masyarakat. Budaya merupakan wujud
pelayanan balai pengobatan Puskesmas yang mencakup keseluruhan dari gagasan,
Negeri Baru. Analisis chi square pada nilai kelakuan dan hasil-hasil kelakuan.
=0,05 diperoleh nilai p value=0,001, Sehingga dapat dilihat bahwa segala
berarti ada hubungan budaya dengan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia
persepsi pasien Balai Pengobatan yang dilakukan dan dihasilkan oleh
Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way kelakuan manusia. Hasil penelitian
Kanan Tahun 2021. Diperoleh juga nilai menunjukkan ada hubungan yang
OR=2,4 (1,4-4,1), menunjukkan bahwa bermakna antara budaya dengan persepsi
yang memiliki budaya mendukung lebih artinya konteks kebudayaan yang dimaksud
berpeluang memiliki persepsi positif berhubungan dengan tempat tinggal
sebesar 2 kali dibandingkan dengan pasien seseorang (Hanifah, Suryoputro, & Arso,
yang memiliki budaya kurang mendukung. 2018).
Hasil penelitian menunujkkan bahwa
seseorang dengan latar belakang budaya Variabel yang paling Dominan
yang sama akan menginterpretasikan Hasil keseluruhan proses analisis
orang-orang dalam kelompoknya secara multivariat yang telah dilakukan dapat
berbeda, namun akan mempersepsikan disimpulkan bahwa dari beberapa faktor
orang-orang di luar kelompoknya sebagai yang berhubungan dengan persepsi
sama saja. Pengalaman yang akan masyarakat terhapa pelayanan yaitu
melahirkan cakrawalanya dan ciri variabel kebutuhan. Variable kebutuhan
kepribadian serta kebutuhan tertentu merupakan faktor paling dominan dengan
terhadap objek, sedangkan faktor yang persepsi pelayanan balai pengobatan
berasal dari luar individu yaitu, dapat Puskesmas Negeri Baru di Balai
berupa sistem nilai, norma atau aturan yang Pengobatan Puskesmas Negeri Baru

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

30
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

Kabupaten Way Kanan Tahun 2021 berbeda-beda. Kebutuhan pelayanan


(p=0,001; OR=2,5) karena memiliki nilai kesehatan bersifat mendasar yang sesuai
pvalue paling kecil dan OR paling besar, dengan keadaan riil masyarakat.
angka ini menunjukkan bahwa responden Sedangkan permintaan pelayanan
yang kebutuhannya terpenuhi lebih kesehatan terkait unsur preferensi yang
berpeluang memiliki persepsi positif dapat dipengaruhi oleh sosial budaya.
sebesar 2,5 kali dibandingkan dengan Idealnya kebutuhan dan permintaan adalah
pasien yang menyatakan kebutuhan kurang sama atau berupa suatu keadaan yang
terpenuhi (OR=2,5). identik. Permintaan akan tampak kalau
Hal ini sesuai dengan penelitian yang masyarakat sakit dan mencari pengobatan
dilakukan sebelumnya Hasil penelitian atau informasi dan memanfaatkan
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang pelayanan kesehatan yang tersedia.
berhubungan dengan kebutuhan dan Mutu pelayanan kesehatan bagi
kesediaan pasien akan pelayanan rawat seorang pasien tidak lepas dari rasa puas
inap di Poliklinik 24 jam PT. RSPS Cabang bagi seseorang pasien terhadap pelayanan
Semarang adalah kemudahan memilih yang diterima, dimana mutu yang baik
dokter sesuai keinginan (p value 0,001), dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit
kompetensi interpersonal perawat (p value , peningkatan derajat kesehatan, kecepatan
0,006), ketepatan hasil pemeriksaan pelayanan, lingkungan perawatan yang
laboratprium (p value 0,001) dan menyenangkan, keramahan petugas,
ketersediaan sarana prasarana (p value kemudahan prosedur, kelengkapan alat,
0,001), sementara yang tidak berhubungan obat-obatan dan biaya yang terjangkau.
adalah budaya pemberdayaan (p value Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat
0,000) (Murdani, 2012) . dinyatakan dalam dua kategori yaitu
Kebutuhan adalah perasaan kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan
kekurangan. Seseorang merasa butuh yang tidak dirasakan. Meski tidak
sepatu baru karena orang tersebut merasa semuanya, kebutuhan yang dirasakan
kekurangan sepatu yang baru. Menurut diterjemahkan sebagai permintaan.
Abraham Maslow, kebutuhan memiliki lima Sebagian besar kebutuhan yang tidak
tingkatan. Mulai dari yang terendah sampai dirasakan dapat menjadi kebutuhan yang
tertinggi, kebutuhan-kebutuhan tersebut dirasakan. Sebaliknya dapat terjadi
adalah: 1. Kebutuhan Fisiologis, 2. permintaan yang sebenarnya tidak
Kebutuhan akan rasa aman, 3. Kebutuhan dibutuhkan, dan petugas kesehatan harus
sosial 4. Kebutuhan terhadap mengurangi kategori permintaan yang tidak
penghargaan atau kebanggaan, 5. dibutuhkan.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan atau Keterkaitan antara kebutuhan dengan
mengekspresikan diri (Muninjaya, 2015). persepsi dibuktikan dari hasil penelitian
Keinginan (want) adalah hasrat terhadap sebelumnya dimana hasil analisis
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. menunjukkan bahwa secara umum faktor
Keinginan dipengaruhi oleh latar belakang, faktor internal dan ekternal individu memiliki
budaya dan karakteristik individu pengaruh yang nyata terhadap persepsi
seseorang. Pada saat lapar, muncul sedangkan secara spesifik kebutuhan
kebutuhan terhadap makanan. Namun, indivisdu memiliki pengaruh positif dan
makanan apa yang diinginkan, berbeda- signifikan terhadap persepsi. Selanjutnya
beda. Ada yang menginginkan nasi beserta penelitan ini menjelaskan bahwa kebutuhan
lauk-pauk, roti, bakso dan lain-lain. Jadi, terhadap objek merupakan suatu keinginan
kebutuhan bisa sama tetapi keinginan yang memberikan implikasi terhadap

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

31
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

dirinya. Hasil analisis diketahui tingkat dengan pelayanan ramah, sopan, dan sabar
kebutuhan responden sangat sebagai budaya mutu yang harus dipatuhi
mempengaruhi persepsi. Pengaruh positif sehingga dapat membentuk pesepsi positif
tingkat kebutuhan terhadap persepsi ini pada pasien terhadap pelayanan.
menunjukan bahwa semakin tinggi Membekali petugas frontline yang
kebutuhan semakin mempersepsikan berhubungan langsung dengan pasien
keberadaan objek semakin positif . untuk mendapatkan pelatihan service
excellent untuk meningkatkan kompetensi
SIMPULAN dan keterampilan pelayanan kepada pasien
Ada hubungan pengetahuan dengan sehingga dapat memberikan pelayanan
persepsi pasien (pv=0,000; OR=2,8). Ada yang baik dan pengalaman dari
hubungan harapan dengan persepsi pasien pengalaman pasien tersebut dapat
(pv=0,001; OR=2,4). Ada hubungan membentuk persepsi positif pasien tentang
kebutuhan dengan persepsi pasien pelayanan di Balai Pengobatan Puskesmas
(pv=0,000; OR=2,7). Ada hubungan Negeri Baru.
motivasi dengan persepsi pasien (pv=0,012;
OR=2,0). Ada hubungan emosi dengan DAFTAR PUSTAKA
persepsi pasien (pv=0,005; OR=2,1). Ada
hubungan budaya dengan persepsi pasien Agus, R. (2015). Aplikasi Metodologi
(pv=0,001). Faktor paling dominan Penelitian Kesehatan, Nuha Medika,
berhubungan dengan persepsi pasien Balai Yogyakarta
Pengobatan adalah variabel
kebutuhan(pv=0,001; OR=2,5) Ahmadi, A. (2009). Psikologi Umum, edisi
revisi 2009.
SARAN
Untuk meningkatkan pengetahuan Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian,
masyarakat tentang layanan Puskesmas Suatu Pendekatan Praktek.Rineka
maka Puskesmas Negeri Baru memperluas Cipta. Jakarta.
dan meningkatkan jangkauan dan kualitas
promosi kesehatan dan promosi layanan Azwar. 2017. Sikap manusia dan
kesehatan secara proaktif misalnya dengan pengukurannya. Pustaka Pelajar,
menginformasikan tentang pelayanan Jakarta.
gratis, kehadiran dokter jaga, kecepatan
pelayanan, keramahan, kenyamanan dan Dewi, M. L. P., Listyowati, R., & Karmaya,
lain sebagainya. N. M. (2020). External and Internal
Melaksanakan evaluasi dan monitoring Customer Perceptions on Quality of
secara bertahap, konsisten dan Health Services at the Dental and Oral
berkesinambungan, menumbuhkan rasa Hospital of Mahasaraswati University
tanggung jawab pada tenaga kesehatan, Denpasar. WMJ (Warmadewa Medical
meningkatkan kedisiplinan waktu, Journal), 5(2), 48-59.
kedisiplinan kerja dan kedisiplinan
pelayanan hal itu dimaksudkan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan,
membentuk persepsi positif tentang layanan 2019. Profil Kesehatan Tahun 2019.
balai pengobatan di Puskesmas. Dinkes Kabupaten Way Kanan
Meningkatkan kepercayaan dengan
sikap loyal dan perhatian kepada pasien Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan.
serta menetapkan budaya pelayanan 2020. Indikator Standar Pelayanan

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

32
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,


Kabupaten Way Kanan. (2020). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2019. Kemenkes RI, Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2019.
Profil Kesehatan Provinsi Lampung Köberich, S., Feuchtinger, J., & Farin, E.
Tahun 2019. Pemerintah Provinsi (2016). Factors influencing hospitalized
Lampung Dinas Kesehatan; Bandar patients’ perception of individualized
Lampung. nursing care: a cross-sectional
study. BMC nursing, 15(1), 1-11.
Gilorkar, (2020). Organisational Behaviour
Perception. https://www.economics Koentjoro, T. (2011). Regulasi Kesehatan Di
discussion.net/organisation/organisation Indonesia (edisi Revisi). Yogyakarta: CV
al-behaviour-perception/31606 andi offset.
Hanifah, L., Suryoputro, A., & Arso, S. P. Muninjaya, A. G. (2015). Manajemen Mutu
(2018). Faktor-Faktor yang Pelayanan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta:
Berhubungan dengan Persepsi EGC
Terhadap Kualitas Layanan Pendaftaran
Pasien Rawat Jalan Via SMS Gateway Notoatmodjo, S. (2015). Ilmu Perilaku
di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Kesehatan. Jakarta: Rineka
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(5), Cipta. Biomass Chem Eng.
104-116.
Nursalam, D. (2014). Manajemen
Hastono, S. P. (2017). Analisis Data. Keperawatan" Aplikasi dalam Praktik
Fakultas Kesehatan Masyarakat Keperawatan Profesional.
Universitas Indonesia Jakarta
Ogbuoji, O. R. (2018). Factors Affecting
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Patient Perceptions of Quality and
(2018). Sistem Informasi Kesehatan II; Health-Seeking Behavior (Doctoral
Statistik Pelayanan Kesehatan. Pusat dissertation).
Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Badan Pengembangan dan Panungkunan, D. M. (2014). Faktor-faktor
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia yang Berhubungan Dengan Persepsi
Kesehatan Perawat Terhadap Komunikasi
Terapeutik Perawat di Ruang Rawat
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Inap Rumah Sakit X Tahun 2013. Jurnal
(2019). Data Dasar Puskesmas Provinsi Inohim Volume 2 Nomor 1, Juni 2014
Lampung; Kondisi 31 Desember 2018.
Kementerian Kesehatan, Jakarta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43.
(2019) Tentang Pusat Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Masyarakat. Kemenkes RI; Jakarta
(2019). Gambaran IPKM terhadap
Indeks Kapasitas Fiskal dan Kemiskinan Priyoto. (2014). Promosi Kesehatan dan
Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia Ilmu Prilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Tahun 2018. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Puskesmas Negeri Baru. (2020). Profil
Puskesmas.

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

33
THE JOURNAL OF Nursing Management Issues, Volume 1, No.1, April, 2021: 18-33

Analisis faktor internal yang berhubungan dengan persepsi pasien tentang pelayanan balai pengobatan

Rakhmat. (2012). Psikologi Komunikasi, Winardi. (2014). Manajemen Perilaku


Edisi Revisi. PT Remaja Rosda Karya, Organisasi. Kencana Prenada Media
Bandung Group. Jogjakarta

Robbins., & Stephen. (2015). Perilaku


Organisasi 7. Jilid 2. PT Indeks.
Gramedia

Singh, R., Goel, G., Ghosh, P., & Sinha, S.


(2021). Mergers in Indian public sector
banks: can human resource practices
ensure effective implementation of
change. Management Decision.

Siswanto, S. (2018). Analisis Pengaruh


Gaya Kepemimpinan Dan Kualitas
Pegawai Terhadap Kinerja Melalui
Kepuasan Kerja Sebagai
Intervening (Doctoral dissertation, UMK).

Slameto, B., & yang Mempengaruhinya, F.


F. (2010). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sondakh, J. J., & Pipitcahyani, T. I. (2019).


Mutu Pelayanan Kesehatan dan
Kebidanan.

Thoha, M. (2010). Perilaku organisasi:


konsep dasar dan aplikasinya..

Indra Jaya Putra*, Wayan Aryawati, Nurhalina Sari

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Korespondensi penulis: Indra Jaya Putra *E-mail: indrajayaputra30@gmail.com

34

Anda mungkin juga menyukai