Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS EKSPOR KAKAO INDONESIA TAHUN 2000-2017

Hasby Ramdhani

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia


Email: ramdhani.hasby@yahoo.com

ABSTRACT
This research was conducted with the aim of knowing the effect of International
Cocoa Prices on the Volume of Indonesian Cocoa Exports. This type of research is
quantitative descriptive with data collection methods and also uses time series data
testing in data analysis techniques. This research uses secondary data sourced from
the website of Bank Indonesia (BI), World Bank, Index Mundi, Ministry of Trade,
Ministry of Agriculture and Directorate General of Plantation and official website
from Badan Pusat Statistik (BPS). The variables used are International Cocoa Prices
(X1), Exchange Rate (X2), Production (X3) and Indonesian Cocoa Export Volume
(Y). The results of ECM analysis in the short term show that International Cocoa
Prices are not significant to the Volume of Indonesian Cocoa Exports. The exchange
rate is not significant to the volume of Indonesian Cocoa Exports. Production is not
significant to the volume of Indonesian Cocoa Exports. Whereas in the long run it
shows that International Cocoa Prices are not significant to the Volume of Indonesian
Cocoa Exports. Significant exchange rates for the Volume of Indonesian Cocoa
Exports. Production is significant to the volume of Indonesian Cocoa Exports.

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui pengaruh dari
Harga Kakao Internasional pada Volume Ekspor Kakao Indonesia. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data dan juga
menggunakan uji data time series dalam teknik analisis data. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang bersumber dari website Bank Indonesia (BI),
World Bank, Index Mundi, Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian dan
Direktorat Jendral Perkebunan serta website resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Variabel yang digunakan yaitu Harga Kakao Internasional (X1), Kurs (X2),
Produksi (X3) dan Volume Ekspor Kakao Indonesia (Y). Hasil analisis ECM dalam
jangka pendek menunjukkan bahwa Harga Kakao Internasional tidak signifikan
terhadap Volume Ekspor Kakao Indonesia. Kurs tidak signifikan terhadap Volume
Ekspor Kakao Indonesia. Produksi tidak signifikan terhadap Volume Ekspor Kakao
Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang menunjukkan bahwa Harga Kakao
Internasional tidak signifikan terhadap Volume Ekspor Kakao Indonesia. Kurs
signifikan terhadap Volume Ekspor Kakao Indonesia. Produksi signifikan terhadap
Volume Ekspor Kakao Indonesia.

Kata kunci: Harga Kakao Internasional, Kurs, Produksi, Volume Ekspor Kakao
Indonesia
PENDAHULUAN (Dekaindo), Indonesia menduduki
posisi ketiga dunia sebagai negara
Salah satu peranan penting
yang memproduksi kakao paling besar
terhadap perekonomian Indonesia
di dunia. ICCO (International Cocoa
yaitu pada sektor perkebunan. Karena
organization) merupakan organisasi
ada beberapa komoditas unggulan
kakao Internasional yang dimana
yang dipasarkan di pasar internasional
Indonesia telah resmi bergabung
dihasilkan dari sektor perkebunan.
dengan organisasi tersebut.
Kakao merupakan salah satu yang
menjadi unggulan daari beberapa Salah satu penyumbang devisa
komoditas utama pada sektor negara terbesar dari hasil subsektor
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pertanian yaitu kakao. Luas area
kakao berperan dalam mendorong perkebunan Indonesia yang masih
pengembangan wilayah dan besar yaitu seluas 1.774.303,97 hektar
pengembangan agroindustri (Puspita, menjadi salah satu faktor pendukung
Hidayat et al. 2015). Tanaman kakao untuk meningkatkan produktivitas dari
dapat tumbuh di Indonesia karena sektor pertanian. Potensi pertanian di
iklim dan jenis tanah di Indonesia Indonesia juga masih bisa ditingkatkan
sangat cocok, sehingga Indonesia karena jumlah tenaga kerja yang masih
mampu menghasilkan dan banyak dan tenaga ahli pertanian yang
memproduksi kakao. cukup memadai. Untuk menaikkan
nilai jual kakao adalah dengan menjual
Kakao secara umum tumbuh di
olahan biji kakao. Oleh sebab itu,
daerah Afrika Barat, Amerika Selatan,
ekspor kakao masih didominasi oleh
Amerika Tengah dan Asia. Negara
biji kakao karena tidak perlu melewati
yang memproduksi kakao paling besar
tahap fermentasi atau belum diolah.
di dunia adalah Pantai Gading, Ghana,
Ekudor, Indonesia, Nigeria, Brazil dan Direktorar Jenderal Perkebunan
Kamerun. Tingkat perkembangan (Ditjenbun, 2014) menjelaskan bahwa
produksi Indonesia cukup tinggi. pada tahun 2013, Indonesia memiliki
Menurut Dewan Kakao Indonesia luas lahan perkebunan kakao sebesar
1,7 juta hektar. Untuk subsektor Indonesia berada di peringkat
perkebunan, perkebunan kakao ketiga terbesar di dunia sebagai negara
menduduki peringkat keempat terbesar yang memproduksi biji kakao. Data
dengan urutan dari yang terluas yaitu ICCO (International Cocoa
perkebunan kelapa sawit, perkebunan Organization) menyebutkan bahwa
kelapa dan perkebunan karet. Selain Indonesia memproduksi biji kakao
itu, ekspor komoditas kakao sebesar 440 ribu ton pada tahun
memberikan sumbangan sebesar 2011/2012, sedangkan Pantai Gading
US$1,2 miliar sehingga menyebabkan memproduksi biji kakao sebesar 1.486
kakao berada di peringkat ketiga ribu ton dan Ghana memproduksi biji
terrbesar sebagai pemberi sumbangan kakao sebanyak 879 ribu ton.
dari komoditas ekspor. Dari tahun ke Perusahaan industri pengolahan kakao
tahun prospek pasar kakao mempunyai dalam negeri pernah mengalami
peningkatan. Pada tahun 2000 sampai kekurangan bahan baku. Karena hasil
dengan tahun 2009 konsumsi kakao produksi biji kakao diekspor keluar
dunia mengalami peningkatan sebesar negeri sebagian besarnya hingga awal
17%. Kawasan Asia dan Afrika tahun 2010. Oleh sebab itu, pemerintah
menjadi peringkat tertinggi yang membuat kebijakan dengan
mengalami peningkatan dengan mengeluarkan Peraturan Menteri
persentae peningkatan sebesar 38% Keuangan No.67/PMK.011/2010
dan 72%. Konsumsi kakao per kapita tentang ketetapan bea keluar untuk biji
juga mengalami peningkatan. Data dari kakao yang diekspor dan peraturan itu
ICCO (International Cocoa diberlakukan sejak April 2010. Tujuan
Organization) menyebutkan bahwa dari kebijakan ini adalah untuk
jumlah per kapita dunia dari konsumsi menjamin bahan baku yang tersedia
kakao mengalami peningkatan dari serta peningkatan daya saing bagi
tahun 2000/2001 sebesar 0,55 kg per industri pengolahan dalam negeri.
kapita meningkat pada tahun
Kualitas kakao yang dimiliki
2008/2009 sebesar 0,59 kg per kapita
negara Indonesia tidak kalah baik
(Hasibuan et al., 2012a).
dengan kakao dunia. Apabila
pengolahan dan fermentasi dilakukan 5. 2012 1.774.464
dengan baik, maka kakao Indonesia
6. 2013 1.740.612
akan menghasilkan cita rasa yang tidak
7. 2014 1.727.437
kalah baik dengan kakao yang
dihasilkan oleh negara Ghana. 8. 2015 1.709.284
Kelebihan dari kakao yang dihasilkan
9. 2016 1.701.351
Indonesia yaitu padat sehingga tidak
gampang meleleh sehingga baik 10. 2017 1.691.334

digunakan pada proses blending. *sumber:


Indonesia juga memiliki peluang pasar Direktorat Jenderal Perkebunan
yang terbuka untuk kebutuhan dalam
negeri ataupun kebutuhan ekspor Tabel diatas menandakan

negara. Dengan kata lain, industri bahwa luas areal kakao mengalami

kakao Indonesia memiliki peluang peningkatan dan penurunan selama 10

yang cukup terbuka untuk mendorong tahun terakhir sampai dengan tahun

pertumbuhan serta distribusi 2017. Pada tahun 2008 sampai dengan

pendapatan (Departemen tahun 2012 luas areal kakao

Perindustrian, 2007). mengalami kenaikan cukup baik. Akan


tetapi penurunan terjadi pada luas areal
Tabel 1.1. Luas Areal Kakao kakao pada tahun 2012 sampai dengan
Menurut Status Pengusahaan tahun 2017. Hal ini tentu mempunyai
Tahun 2008-2017 dampak terhadap ekspor kakao
Indonesia. Kenaikan luas areal paling
NO TAHUN JUMLAH (Ha)
tinggi terjadi pada tahun 2008 ke 2009
1. 2008 1.425.216 sebesar 161.920. sedangkan penurunan
tertinggi terjadi di tahun 2012 ke tahun
2. 2009 1.587.136
2013 sebesar 33.852.
3. 2010 1.650.356
Alasan diambilnya ekspor
4. 2011 1.732.641
kakao Indonesia karena kakao
memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap ekspor Indonesia. Hasil kakao Mazhab merkantilisme, dimana para
yang dimiliki Indonesia tidak kalah ahli ekonomi yang ada pada abad ke-
baik dengan kakao dunia. Sehingga 16 dan ke-17 menjelaskan bahwa
kakao Indonesia mampu bersaing perdagangan internasional
dalam perdagangan Internasional. (perdagangan luar negeri) adalah
Indonesia juga berada di peringkat sumber kekayaan suatu negara. Ahli
ketiga terbesar di dunia sebagai negara ekonom klasik yaitu David Ricardo,
yang memproduksi biji kakao. Dengan juga menjelaskan pentingnya peranan
demikian menarik bagi peneliti untuk perdagangan internasional dalam
melakukan penelitian dengan judul : perekonomian dengan melakukan
“ANALISIS EKSPOR KAKAO spesialisasi perdagangan. Pandangan
INDONESIA TAHUN 2000-2017” ini sekaligus menjadi teori landasan
terkait perdagangan luar negeri yang
KAJIAN PUSTAKA
bernama Teori Ricardo (Sadono
Sukirno, 1994).
Perdagangan Internasional

Kebijakan Ekonomi Internasional


Adanya kegiatan ekspor impor atau
pertukaran komoditi antar dua negara
Kebijakan ekonomi internasional
merupakan kegiatan dari pedagangan
merupakan suatu kebijakan dimana
internasional. Kegiatan pada
adanya pengaruh secara langsung atau
perdagangan internasional terjadi
tidak langsung terhadap komposisi,
dikarenakan ada hal yang beda antara
arah dan bentuk dari perdagangan dan
permintaan serta penawaran dan juga
pembayaran internasional karena
ada hal yang berbeda pada tingkat
pemerintah mengeluarkan tindakan
harga antara dua negara tersebut.
atau kebijaksanaan ekonomi.
Perdagangan luar negeri
Adanya kebijakan perdagangan
(internasional0 diyakini oleh kalangan
internasional di bidang ekspor juga
para ahli ekonom akan memberikan
bertujuan sebagai pelindung produksi
sumbangan yang positif terhadap
dalam negeri selain memperoleh
kegiatan perekonomian suatu negara.
keuntungan yang sama dengan
kebijakan perdagangan internasional di c. Dumping
bidang impor. Dibawah ini merupakan Dumping yaitu ketetapan
beberapa kebijakan perdagangan mengenai harga barang ekspor
internasional yang ada pada bidang (harga barang luar negeri) yang
ekspor antara lain: lebih murah dibandingkan dengan
a. Diskriminasi Harga harga barang dalam negeri.
Diskriminasi harga adalah suatu
negara dengan negara lainnya
memiliki tindakan yang berbeda d. Politik Dagang Bebas
untuk menetapkan harga barang. Politik dagang bebas adalah
Jika pada suatu negara memiliki sebuah kebijakan dimana setiap
barang yang sama dengan negara kebebasan yang diberikan oleh
lain, akan tetapi belum tentu harga pemerintah dalam ekspor dan
barang tersebut sama di suatu impor. Beberapa keuntungan yang
negara dengan negara lainnya. diberikan dalam kebebasan dalam
Barang tersebut di suatu negara perdagangan ini yaitu seperti
akan cenderung lebih murah atau tingginya mutu barang serta harga
lebih mahal dibandingkan dengan yang relaif murah.
negara lainnya. Hal tersebut dapat e. Larangan Ekspor
dilakukan dengan didasari oleh Larangan ekspor adalah kebijakan
suatu perjanjian atau istilah lain yang dkeluarkan pemerintah
perang tarif. ketika terdapat larangan mengenai
b. Pemberian Premi (subsidi) ekspor barang-barang tertentu ke
Pemberian premi (subsidi) luar negeri. Contoh dari larangan
menggunakan bantuan seperti ekspor tersebut yaitu melarang
biaya produksi serta pebebasan ekspor benda-benda sejarah
pajak dan fasilitas lainnya. Tujuan tertentu merupakan alasan sosial
dari pemberian subsida yaiu dan budaya dan melarang
terdapat daya saing yang dimiliki mengekspor hewan-hewan yang
barang ekspor di luar negeri. dilindungi.
Teori Permintaan dan Penawaran signifikan positif terhadap
volume ekspor kakao
Faktor yang mempengaruhi ekspor
Indonesia.
dari sisi permintaan dan sisi penawaran
b. Diduga harga kakao
merupakan teori perdagangan
internasional mempunyai
internasional. Permintaan yaitu suatu
pengaruh signifikan positif
barang yang ingin dibeli oleh
terhadap volume ekspor kakao
konsumen dalam berbagai tingkat
Indonesia.
harga dalam tingkat waktu yang
c. Diduga produksi kakao
ditentukan. Dengan istilah lain
mempunyi pengaruh signifikan
permintaan merupakan banyaknya
positif terhadap volume ekspor
jumlah barang yang diminta pada suatu
kakao Indonesia.
pasar tertentu dengan tingkat harga
yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
pada tingkat pendapatan dalam periode
tertentu.
METODE PENELITIAN
Dari sisi permintaan, ekspor dapat
dipengari oleh harga ekspor, nilai tukar
Jenis Penelitian dan Sumber Data
riil, pedapatan dunia dan kebijakan
devaluasi. Adapun dari sisi penawaran, Pada penelitian ini
ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, menggunakan data kuantitatif yang
harga domestik, nilai tukar riil, merupakan data sekunder runtun
kapasitas produksi yang bisa waktu (time series) dari tahun 2000-
diproduksi melalui invvestasi, impor 2017. Sumber data didapatkan dari
bahan baku, dan kebijakan deregulasi. berbagai macam instansi dan sumber
lain yang terkait, seperti Badan Pusat
Hipotesis
Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI),
World Bank, Index Mundi,
a. Diduga kurs rupiah terhadap
Kementrian Perdagangan, Kementrian
dollar Amerika (US$)
Pertanian dan Direktorat Jendral
mempunyai pengaruh
Perkebunan.
stasioner apabila nilai statistik
probabilitas Phillip Perron (PP) lebih
Operasional Variabel
besar daripada nilai kritisnya. Nilai
kritis pada penelitian ini adalah α = 0,1
Variabel operasional
(10%).
merupakan variabel yang nantinya
Tabel 4.3. Hasil Unit Root Test
akan digunakan dalam suatu objek
Variabel Level 1st
penelitian, meliputi variabel dependen
difference
dalam penelitian ini yaitu Volume
Volume 0,4778 0,0001
Ekspor Kakao Indonesia (Y) dan
Ekspor Kakao
variabel independennya ada 3, antara
(Y)
lain Kurs (X1), Harga Kakao
Internasional (X2) dan Produksi Kakao Harga Kakao 0,6521 0,0428

Indonesia (X3). Internasional


(X1)
Kurs (X2) 0,9832 0,0001
Produksi(X3) 0,7928 0,0001
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber : Eviews9 (data diolah)

Analisis Data
Pada tabel hasil uji stasioner

Uji Stasioneritas diatas diperoleh nilai probabilitas


variabel Volume Ekspor Kakao
Uji stasioneritas merupakan proses Indonesia, Harga Kakao Internasional,
pengujian yang dilakukan untuk Kurs dan Produksi stasioner pada
melihat pada tingkat ke berapa data tingkat first difference dengan derajat
yang digunakan tersebut stasioner. signifikansi sebesar 10% (α = 0,1).
Hasil uji unit root dikatakn stsioner Keseluruhan variabel yang diuji
apabila perbandingkan nilai statistik mempunyai nilai probabilitas < nilai
probabilitas Phillip Perron (PP) lebih kritis (10%). Maka kesimpulan dari
kecil dari nilai kritisnya. Begitupun penjelasan diatas yaitu semua variabel
sebaliknya variabel tersebut tidak
sudah stasioner pada tingkat ordo yang D(VOLUME_EKSPOR)=(-2292,415)
sama, yaitu pada ordo first difference. +
42451,10*HARGA_INTERNASIONA
Uji Kointegrasi
L + (-23,67345)*KURS +
0,207818*PRODUKSI +(-
Dari hasil uji kointegrasi pada
0,919639)*ECT(-1)
penelitian ini, didapatkan RESIDUAL
stasioner pada tingkat level dan nilai
Persamaan ECM dalam jangka
probabilitas yang didapat sebesar
panjang adalah sebagai berikut:
0,0026 < α = 0,1 (10%) dimana data
tersebut ada kointegrasi. Dengan VOLUME_EKSPOR = 390247 + (-
adanya kointegrasi maka terdapat 15025,89)*HARGA_INTERNASION
hubungan atau keseimbangan dalam AL + (-19,23927)*KURS +
jangka panjang. 0,397470*PRODUKSI

Error Correction Model (ECM) Berdasarkan hasil estimasi diatas


dengan menggunakan analisis Error
Error Correction Model (ECM)
Correction Model (ECM) pada jangka
adalah metode yang dalam
pendek diatas, diperoleh nilai variabel
pengujiannya digunakan jika sebuah
residual periode yang sebelumnya
data tidak stasioner pada tingkat level
ECT(-1) yang merupakan error
dan stasioner ppada tingkat first
correction (EC). Fungsinya adalah
difference. ECM merupakan metode
untuk mengetahui apakah spesifikasi
yang dapat menjelaskan adanya
model valid atau tidak. Apabila
keterkaitan antar variabel dalam
variabel error correction (EC)
hubungan jangka pendek dan jangka
signifikan di tingkat signifikansi
panjang.
tertentu maka spesifikasi terhadap
model tersebut valid.
Persamaan ECM dalam jangka
pendek adalah sebagai berikut:
Hasil estimasi dengan model
ECM jangka pendek diatas diperoleh
nilai probabilitas dari ECT(-1) yaitu
sebesar 0,0080 lebih kecil
dibandingkan nilai derajat signifikansi
sebesar α = 0,1 (10%). Dengan c. Produksi (X3)
demikian ECT(-1) signifikan dan Berdasarkan hasil regresi data
spesifikasi model valid. didapatkan nilai t statistik variabel
Produksi sebesar 0,895957 dengan
Uji T
nilai probabilitas sebesar 0,3879 > α
(10%) maka menerima H0 dan
Jangka Pendek
menolak Ha. Dengan demikian
a. Harga Kakao Internasional (X1) variabel Produksi memiliki pengaruh
Bedasarkan hasil regresi data signifikan terhadap Volume Ekspor
didapatkan nilai t statistik variabel Kakao Indonesia.
Harga Kakao Internasional sebesar
1,044288 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,3169 > α (10%) maka
Jangka Panjang
menerima H0 dan menolak Ha.
Dengan demikian variabel Harga a. Harga Kakao Internasional (X1)
Kakao Internasional tidak memiliki Bedasarkan hasil regresi data
pengaruh signifikan terhadap Volume didapatkan nilai t statistik variabel
Ekspor Kakao Indonesia. Harga Kakao Internasional sebesar -
0,464633 dan nilai probabilitasnya
b. Kurs (X2) sebesar 0,6493 > α (10%) sehingga
Bedasarkan hasil regresi data menerima H0 dan menolak Ha.
didapatkan nilai t statistik variabel Dengan demikian variabel Harga
Kurs sebesar -1,564738 dengan nilai Kakao Internasional tidak memiliki
probabilitas sebesar 0,1436 > α (10%) pengaruh signifikan terhadap Volume
maka menerima H0 dan menolak Ha. Ekspor Kakao Indonesia.
Dengan demikian variabel Kurs tidak b. Kurs (X2)
memiliki pengaruh signifikan terhadap Bedasarkan hasil regresi data
Volume Ekspor Kakao Indonesia. didapatkan nilai t statistik variabel
Kurs sebesar -1.784079 dan nilai dalam jangka pendek. Sehingga model
probabilitasnya sebesar 0,0961 < α tersebut layak digunakan.
(10%) maka menolak H0 dan b. Uji F Jangka panjang
menerima Ha. Dengan demikian Berdasarkan hasil regresi data
variabel Kurs memiliki pengaruh diperoleh nilai F statistik sebesar
signifikan terhadap Volume Ekspor 4.032357 dengan nilai probailitasnya
Kakao Indonesia. sebesar 0.029223 < nilai α (10%).
c. Produksi (X3) Maka dengan demikian hasilnya
Berdasarkan hasil regresi data signifikan dan menolak H0 atau
didapatkan nilai t statistik variabel menerima Ha. Secara bersama-sama
Produksi sebesar 1.992560 dan nilai variabel independen (Harga Kakao
probabilitasnya sebesar 0,0662 < α Internasional, Kurs dan Produksi
(10%) sehingga menolak H0 dan Kakao Indonesia) berpengaruh
menerima Ha. Dengan demikian terhadap variabel dependen (Volume
variabel Produksi mempunyai Ekspor Kakao Indonesia) dalam
pengaruh signifikan terhadap Volume jangka panjang. Sehingga model
Ekspor Kakao Indonesia. tersebut layak digunakan.
Uji F
Koefisien Determinasi (R2)
a. Uji F Jangka pendek
Berdasarkan hasil uji diatas diperoleh a. Koefisien Determinasi ( )

nilai F statistik sebesar 2.668551 Jangka Pendek

dengan nilai probailitasnya sebesar Dari hasil regresi data diperoleh nilai

0.084039 < nilai α (10%). Maka R2 sebesar 0.470764, yang memiliki

dengan demikian hasilnya signifikan arti bahwa 47,0% variasi variabel

dan menolak H0 atau menerima Ha. dependen (volume ekspor kakao

Secara bersamaan variabel independen Indonesia) sehingga bisa dijelaskan

(Harga Kakao Internasional, Kurs dan oleh variabel independen (Harga

Produksi Kakao Indonesia) memiliki Kakao Internasional, Kurs dan

pngaruh terhadap variabel dependen Produksi Kakao Indonesia).

(Volume Ekspor Kakao Indonesia) Sedangkan sisanya sebesar 53,0%


dijelaskan oleh variabel lain diluar Indonesia. Sehingga dapat ditarik
model. kesimpulan bahwa variabel harga
kakao internasional tidak memiliki
b. Koefisien Determinasi ( ) pengaruh terhadap volume ekspor
Jangka Panjang kakao Indonesia dan kemungkinan ada
Berdasarkan hasil regresi data variabel lain selain variabel harga
diperoleh nilai R2 sebesar 0.463541, kakao internasional yang memiliki
yang memiliki aerti bahwa 46,3% pengaruh pengaruh terhadap volume
variasi variabel dependen (Volume ekspor kakao Indonesia. Harga kakao
Ekspor Kakao Indonesia) sehingga internasional tidak mempunyai
bisa dijelaskan oleh variabel pengaruh terhadap volume ekspor
independen (Harga Kakao kakao Indonesia, akan tetapi variabel
Internasional, Kurs dan Produksi harga kakao internasional ada
Kakao Indonesia). Sedangkan sisanya kemungkinan memiliki pengaruh
sebesar 53,7% dijelaskan oleh variabel terhadap nilai dari ekspor kakao
lain diluar model. Indonesia. karena volume ekspor
kakao Indonesia dilihat dari seberapa
Analisis Harga Kakao Internasional
banyak jumlah dan kualitas dari
terhadap Volume Ekspor Kakao
produk kakao Indonesia yang di
Indonesia
ekspor, bukan dilihat dari nilai harga
Pada penelitian ini menjelaskan produk kakao Indonesia yang di
bahwa harga kakao internasional ekspor.
dalam jangka pendek tidak memiliki Begitu juga jangka panjang,
pengaruh yang signifikan terhadap harga kakao internasional tidak
volume ekspor kakao Indonesia. memiliki pengaruh signiifkan terhadap
Karena nilai probabilitas dari harga volume ekspor kakao Indonesia. Hal
kakao internasional sebesar 0,3169 > α ini karena nilai probabilitas dari harga
= 0,1 (10%) maka variabel harga kakao internasional sebesar 0,6493 > α
kakao internasional tidak berpengaruh = 0,1 (10%) sehingga variabel dari
terhadap variabel volume ekspor kakao harga kakao internasional tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel Dalam penelitian ini
volume ekspor kakao Indonesia. menjelaskan bahwa kurs dalam jangka
Seperti dalam jangka pendek, dapat pendek tidak berpengaruh signifikan
disimpulkan bahwa kemungkinan ada terhadap volume ekspor kakao
variabel lain selain harga kakao Indonesia. Karena nilai probabilitas
internasional yang memiliki pengaruh dari kurs sebesar 0,1436 > α = 0,1
terhadap volume ekspor kakao (10%) sehingga variabel kurs tidak
Indonesia. Perubahan harga kakao memiliki pengaruh terhadap variabel
internasional tidak memiliki pengaruh volume ekspor kakao Indonesia.
terhadap volume ekspor kakao Sehingga dapat diartikan bahwa
Indonesia. Hal ini dikarenakan naik variabel kurs tidak ada hubungan
atau turunnya harga kakao dengan variabel volume ekspor kakao
internasional kemungkinan dapat Indonesia dalam jangka pendek.
mempengaruhi nilai dari ekspor kakao Perubahan volume ekspor kakao
Indonesia akan tetapi tidak memiliki Indonesia bukan disebabkan dari naik
pengaruh terhadap volume ekspor atau turunnya kurs dalam jangka
kakao Indonesia. Volume ekspor pendek. Karena perubahan kurs rupiah
kakao berhubungan dengan kualitas belum bisa merubah volume ekspor
dan kuantitas dari produknya. kakao dalam jangka pendek, akan
Sedangkan harga akan mempengaruhi tetapi ada kemungkinan dalam jangka
nilai dari ekspor kakao. panjang kurs dapat membuat
Dengan demikian hasil tersebut perubahan dari volume ekspor kakao.
tidak sama dengan hipotesis dalam Adapun dalam jangka panjang,
penelitian ini dengan pernyataan kurs berpengaruh signifikan negatif
bahwa harga kakao internasional terhadap volume ekspor kakao
memiliki pengaruh signifikan positif Indonesia. Karena nilai probabilitas
terhadap volume eksspor kakao dari kurs sebesar 0,0961 < α = 0,1
Indonesia. (10%) dengan nilai koefsien sebesar (-
19,23927) sehingga dapat diartikan
Analisis Kurs terhadap Volume
bahwa ketika kurs mengalami
Ekspor Kakao Indonesia
kenaikan sebesar 1 rupiah maka Pada penelitian ini, produksi
volume ekspor kakao Indonesia akan kakao tidak memiliki pengaruh
menurun sebesar 19,23927 ton. Dalam signifikan terhadap volume ekspor
hal ini menunjukkan bahwa variabel kakao Indonesia. Karena nilai
kurs memiliki hubungan dengan probabilitas dari produksi kakao
variael volume ekspor kakao Indonesia sebesar 0,3879 > α = 0,1 (10%)
dalam jangka panjang. Ketika kurs sehingga variabel dari produksi kakao
rupiah terhadap dollar Amerika tidak memiliki pengaruh terhadap
mengalami penguatan secara terus- volume ekspor kakao Indonesia.
menerus, maka volume ekspor kakao Dengan demikian dapat diartikan
Indonesia akan meningkat. Sebaliknya bahwa variabel produksi kakao tidak
jika kurs rupiah terhadap dollar memiliki hubungan dengan volume
Amerika mengalami pelemahan secara ekspor kakao Indonesia dalam jangka
terus-menerus, maka volume ekspor pendek. Perubahan jumlah produksi
kakao Indonesia juga akan menurun. kakao belum bisa mempengaruhi
volume ekspor kakao Indonesia dalam
Dengan demikkian hasil dari
jangka pendek. akan tetapi ada
penelitian ini tidak sesuai dengan
kemungkinan produksi kakao dapat
hipotesis dalam jangka pendek karena
mempengaruhi volume ekspor kakao
variabel kurs tidak memiliki pengaruh
Indonesia dalam jangka panjang.
signifikan terhadap volume ekspor
kakao Indonesia. Adapun dalam Sedangkan dalam jangka
jangka panjang sesuai hipotesis karena panjang produksi kakao mempunyai
menyatakan bahwa kurs berpengaruh prngaruh signifkan positif terhadap
signifikan negatif terhadap volume volume ekspor kakao Indonesia.
ekspor kakao Indonesia. Karena nilai probabilitas dari produksi
kakao adalah sebesar 0,0662 < α = 0,1
Analisis Produksi terhadap Volume
(10%) dengan nilai koefisiennya
Ekspor Kakao Indonesia
sebesar 0,397470 yang artinya bahwa
jika produksi kakao mengalami
kenaikan sebesar 1 ton maka volume
ekspor kakao Indonesia akan Berdasarkan dari simpulan diatas
meningkat sebesar 0,397470 ton. Hal peneliti memberi saran sebagai
ini berarti variabel dari produksi kakao tindakan untuk menyelesaikan
mempuyai hubungan dengan volume permasalahan hasil analisis pada
ekspor kakao Indonesia dalam jangka penelitian ini antara lain:
panjang. Perubahan jumlah biaya 1. Perlu adanya perhatian khusus
produksi tentu mempengaruhi produksi dari pemerintah terhadap
kakao. Ketika jumlah biaya produksi industri produk olahan kakao
menurun maka produksi akan terutama dalam biaya produksi
meningkat dan sebaliknya jika jumlah yang digunakan dalam
biaya produksi meningkat maka pengolahan kakao. Agar
produksi akan menurun. Hal tersebut produksi serta mutu dan
akan mempengaruhi volume ekspor kualitas kakao Indonesia
kakao Indonesia dalam jangka meningkat yang nanti akan
panjang. berdampak pada perekonomian
Indonesia.
Dengan demikkian hasil yang
2. Pemerintah perlu menjaga
didapat dari penelitian tidak sesuai
kestabilan nilai kurs rupiah
dengan hipotesis dalam jangka pendek
terhadap dollar Amerika
karena variabel produksi kakao tidak
supaya nilai mata uang rupiah
berpengaruh signifikan terhadap
semakin menguat. Perlu adanya
volume ekspor kakao Indonesia.
kebijakan-kebijakan yang
Adapun dalam jangka panjang sesuai
dibuat pemeritah untuk
hipotesis karena variabel produksi
menjaga kestabilan nilai kurs
kakao memiliki pengaruh signifikan
dengan bertujuan untuk
negatif terhadap volume ekspor kakao
menjaga kegiatan ekspor-impor
Indonesia.
dan meningkatkan
perekonomian Indonesia.
Implikasi
3. Perlu adanya kebijakan,
strategi serta pengambilan
keputusan yang tepat dari Widarjono, Agus. (2007).
pemerintah terkait ekspor- Ekonometrika (Teori dan
impor Indonesia agar Indonesia Aplikasi). Yogyakarta: Ekonisia
mampu bersaing dalam pasar
Widarjono, Agus (2015). Statistika
Internasional untuk menjaga
Terapan (Dengan Excel & SPSS).
serta meningkatkan
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
perekonomian Indonesia.

Ikhtiari, Luthfi. 2018. Analisis Daya


Saing Ekspor Kakao Indonesia.
Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia

AlGhozy, MR, Aris Soelistyo, Hendra


Kusuma. 2017. Analisis Ekspor
DAFTAR PUSTAKA
Kakao Indonesia di Pasar
Internasional. 1(4): 453-473
Badan Pusat Statistik. Statistik Kakao
Indonesia 2017, dari
Maulana, Arif, Fitri Kartiasih. 2017.
https://www.bps.go.id
Analisis Ekspor Kakao Olahan
Indonesia ke Sembilan Negara
World Bank (2000-2017). Official
Tujuan Tahun 2000-2014.
exchange rate (LCU per US$,
17(2): 103-117
period averange)

Lubis, NAR. 2017. Analisis Faktor


Bank Indonesia. Nilai Kurs Rupiah
yang Mempengaruhi Ekspor
Terhadap Dollar Amerika, dari
Kakao Indonesia ke Singapura
https://www.bi.go.id/id/moneter/in
(Tahun 2001-2015).
formasi-kurs/transaksi-
Yogyakarta: Universitas Islam
bi/Default.aspx
Indonesia
Andanari, Frisa. 2017. Analisis Kakao Indonesia ke Singapura
Permintaan Ekspor Kakao (Tahun 2001-2015) [skripsi].
Indonesia oleh Malaysia Yogyakarta (ID): Universitas
Periode Tahun 2000-2014. Islam Indonesia
Yogyakarta: Universitas Islam
Susilo A. 2014. Analisis Faktor-Faktor
Indonesia
yang Mempengaruhi Ekspor
Nauly, Dahlia, Edmon Daris, Iskandar Kakao Indonesia ke Malaysia
Andi Nuhung. 2014. Daya (Tahun 1995-2013) [skripsi].
Saing Ekspor Kakao Olaham Yogyakarta (ID): Universitas
Indonesia. 8(1): 15-28 Islam Indonesia

Lestari, Indah. 2018. Kepentingan Anita P. 2016. Analisis Faktor-Faktor


Indonesia dalam Ekspor Kakao yang Mempengaruhi Ekspor
ke Amerika. Riau: Universitas Kakao Indonesia (1992-2014)
Riau [skripsi]. Yogyakarta (ID):
Universitas Islam Indonesia
Artika, Rully. 2017. Pengaruh Nilai
Tukar Rupiah, Produksi Muhammad NHT. 2017. Analisis
Domestik Kakao, dan Luas Variabel-Variabel yang
Lahan Terhadap Ekspor Kakao Mendukung Ekspor Kakao
Indonesia Tahun 1995-2015. Indonesia [skripsi]. Yogyakarta
Surakarta: Universitas (ID): Universitas Islam
Muhammadiyah Surakarta Indonesia

Luthfi I. 2018. Analisis Daya Saing Primanto AH. 2012. Mengukur


Ekspor Kakao Indonesia Tingkat Daya Saing Kakao
[skripsi]. Yogyakarta (ID): Indonesia di Pasar Amerika
Universitas Islam Indonesia (Tahun 2005-2010) [skripsi].
Yogyakarta (ID): Universitas
Nurul ARL. 2017. Analisis Faktor
Islam Indonesia.
yang Mempengaruhi Ekspor

Anda mungkin juga menyukai