Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PASAR KOMODITI

ANALISIS EKSPOR IMPOR KAKAO

Disusun oleh :
1. Tresno M. Wicaksono (180202120)
2. Dinda Maharani P. (180202122)
3. Rahmadhani Butama (180202130)

PIWAR 3D
Politeknik APP
JAKARTA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang Analisis Ekspor Impor biji
kakao dari Indonesia.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pasar Komoditi.
Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari, bahwa masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari
penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Penulis berharap mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan para pemabaca pada umumnya.

Jakarta, 20 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................3

BAB II ISI
2.1 Pengertian Kakao …….................................................................................................. 5
2.2 Ekspor & Impor Kakao Indonesia ............................................................................. 5
2.3 Negara Pesaing................................................................................................................. 7
2.4 Regulasi……………………………………………………………...........…………..…..8
2.5. Harga Jual Komoditi ........................................................................................................9
2.6 3 Kinerja Perusahaan.........................................................................................................9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ............................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 13

3
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah
satunya adalah cokelat. Cokelat dihasilkan dari biji buah kakao yang telah mengalami
serangkaian proses pengolahan sehingga bentuk dan aromanya seperti yang terdapat di
pasaran. Biji buah kakao (cokelat) yang telah difermentasi dijadikan serbuk yang disebut
cokelat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak dipakai sebagai bahan untuk
membuat berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–
lain. Buah cokelat yang tanpa biji dapat difermentasi untuk dijadikan pakan ternak.

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup
penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong
pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao
telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala
keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta
memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan
minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.

Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun waktu 20


tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051
ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya
6,0% dikelola perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman
kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao curah dengan sentra produksi
utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga
diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila
dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal
dari Ghana dan kakao Indonesia mempunyai kelebihan yaitu tidak mudah meleleh sehingga
cocok bila dipakai untuk blending. Sejalan dengan keunggulan tersebut, peluang pasar kakao
Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain,
potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan
distribusi pendapatan cukup terbuka.

4
ISI
2.1 PENGERTIAN KAKAO
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon budidaya di perkebunan yang
berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang ditanam di berbagai kawasan tropika.
Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.
Terdapat 3 varietas kakao, yaitu :
a. Criolo (fine cocoa atau kakao mulia)
Jenis varietas Criolo mendominasi pasar kakao hingga pertengahan abad 18, akan
tetapi saat ini hanya beberapa saja pohon Criolo yang masih ada.
b. Forastero
Verietas ini merupakan kelompok varietas terbesar yang diolah dan ditanami.
c. Trinitario / Hibrida
Merupakan hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo.

HS Code untuk produk cocoa and cocoa preparations adalah 18. Sedangkan
untuk produk – produk turunan adalah :

1. 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted


2. 1802 Cocoa shells, husks, skins, and other cocoa waste
3. 1803 Cocoa paste, wheter or not deffated
4. 1804 Cocoa butter, fat and oil
5. 1805 Cocoa oil, not containing added sugar or other sweetening matter
6. 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa

2.2 EKSPOR & IMPOR KAKAO INDONESIA


Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya
cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan
kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan
dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada
tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber
pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di
Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga
sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701
juta.
Ekspor kakao Indonesia yang dilakukan terhadap dunia mengalami fluktuasi
setiap tahunnya. Periode tahun 2014 – 2015 ekspor mengalami kenaikan sebanyak
5.08% sedangkan periode tahun 2015 – 2016 mengalami penurunan sebesar 5,21%.
Pada tahun 2017 dan 2018, ekspor kakao mengalami penurunan sebanyak 9.58% dan
kenaikan ekspor sebesar 11.13%.

5
Tabel 1.1 ekspor kakao Indonesia terhadap dunia dari tahun 2014 – 2018

Impor kakao Indonesia terhadap dunia sama – sama mengalami fluktuasi


disetiap tahun dari periode 2014 – 2018, tetapi cenderung naik pada setiap tahunnya.
Dari periode 2014 – 2018 mengalami penurunan impor sebesar 37.36% pada tahun
2015 dan penaikan ekspor sebanyak 19.26%, 84.47%, dan 9.35% pada tahun 2016,
2017, dan 2018.

Tabel 1.2 Impor kakao Indonesia terhadap dunia dari tahub 2014 – 2018

6
Berdasarkan data yang saya dapatkan dari Trademap untuk komoditi
cocoaand cocoa preparation, setiap tahunnya indonesia mengalami fluktuasi terhadap
ekspor dan impor. Negara tujuan ekspor cocoa and cocoa preparations terbesar
indonesia adalah Amerika Serikat, seperti pada tahun 2018 total nilai ekspor indonesia
terhadap Amerika Serikat pada komoditi tersebut sebesar USD 345,232. Pada tahun
2018 total ekspor indonesia pada komoditi cocoa and cocoa peparationsebesar
USD1,245,520. Adapun indonesia menempati posisi ke 12 sebagai negara pengekspor
komoditi cocoaand cocoa preparationdi dunia. Sementara impor komoditi cocoa and
cocoa preparation yang dilakukan Indonesia pada kurun waktu 5 tahun (2014 – 2018)
juga mengalami fluktuasi yang mana impor terbesar dilakukan pada tahun 2018
dengan total USD 706,787.
1,400,000

1,200,000

1,000,000

800,000
EXPORT
600,000 IMPORT

400,000

200,000

0
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik 1.1 perbandingan ekspor – impor Indonesia periode 2014 – 2018

2.3 NEGARA PESAING


Pada 2018, Indonesia menyumbang sebesar 2.5% dari total ekspor dunia dan
menempati peringkat ke 12 sebagai negara pengekspor cocoa and cocoa
preparation.Negara-negara produsen kakao di dunia antara lain adalah Brazil,
Kamerun, Ghana, Nigeria, Equador, Pantai Gading, Republik Dominika, Indonesia,
dan Malaysia. Di antara negara – negara penghasil kakao tersebut, pada tahun 1996
Indonesia berada pada tingkat ketiga setelah Pantai Gading (Cote d’Ivoire) dan
Ghana, walaupun berdasarkan luas kebun yang di panen berada diurutan ketujuh. Di
Indonesia, sebagian besar biji kakao di ekspor ke luar negeri. Permintaan yang tinggi
untuk kakao banyak dari negara Belanda, Amerika, dan Italia.
Pemasaran biji kakao Indonesia telah mencapai pasar Internasional. Sebagian
besar biji kakao Indonesia di ekspor ke luar negeri, walaupun sudah ada beberapa
industri pengolahan biji kakao menjadi produk setengah jadi. Perkembangan ekspor
biji kakao dari Indonesia relatif menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun,
sehingga ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat memperoleh pendapatan
devisa dari komoditi ini. Hal yang sangat menentukan tingkat harga di pasar
internasional adalah mutu biji kakao. Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan oleh
produsen kakao terutama Indonesia adalah kualitas dari biji kakao yang diekspor.
7
Tabel 1.3 Negara – Negara pengekspor kakao terbesar di Dunia

2.4 REGULASI
Berdasarkan PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
67/PMK.011/2010 TENTANGPENETAPAN BARANG EKSPOR YANG
DIKENAKAN BEA KELUARDAN TARIF BEA KELUAR, Penetapan tarif Bea
Keluar atas barang ekspor berupa Biji Kakao sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf c, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Harga Referensi sampai dengan USD 2,000 (dua ribu dollar Amerika
Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 1
pada Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.
b. Untuk Harga Referensi lebih dari USD 2,000 (dua ribu dollar Amerika Serikat)
per ton sampai dengan USD 2,750 (dua ribu tujuh ratus lima puluh dollar Amerika
Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 2
pada Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.
c. Untuk Harga Referensi lebih dari USD 2,750 (dua ribu tujuh ratus lima puluh
dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 3,500 (tiga ribu lima ratus
dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan
dalam Kolom 3 pada Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.
d. Untuk Harga Referensi lebih dari USD 3,500 (tiga ribu lima ratus dollar Amerika
Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 4
pada Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.

8
Tabel 1.4 Bea Keluar kakao

2.5 HARGA JUAL KOMODITI


Kenaikan harga ekspor kakao dunia pada tahun 2018 berdampak baik bagi
harga kakao di pasar domestik yang dihasilkan oleh para petani. Karena dengan
kenaikan ini harga kakao di pasar domestik mengalami kenaikan harga dan
penghasilan para petani menjadi meningkat. Jika harga kakao dunia di level US$
2.364 per ton, maka harga kakao domestik saat ini diperkirakan pada level Rp 30.000
per kilogram. Pada bulan Juli harga kakao sekitar Rp 26.000-Rp 28.000 per kilogram
dan pada bulan Agustus sekitar Rp 30.000-Rp 31.000 per kilogramnya.
Berdasarkan data dari AIKI, periode Januari-Juni 2018 pada produk kakao
berupa produk Cocoa Beans, Cocoa Liquor, Cocoa Cake, Cocoa Butter, dan Cocoa
Powder. Pada 2017 total produk kakao yang diekspor sebanyak 149.889 Metric Ton
(MT) dengan harga sekitar US$ 523,4 juta. Sedangkan 2018 pada periode yang sama
mengirim sebanyak 168.494 MT dengan harga sekitar US$ 537,6 juta. Ekspor produk
kakao mengalami kenaikan sebesar 12% untuk volume ekspor dan harga ekspor
sebesar 3% dari tahun sebelumnya. Selain produk tersebut kakao olahan juga di
ekspor sebanyak 138.365 MT dengan harga sekitar US$ 499,8 juta pada tahun 2017
dan tahun 2018 sebanyak 156.128 MT dengan harga sekitar US$ 505,7 juta. Kakao
olahan mengalami peningkatan di Januari-Juni 2018 sebanyak 13% untuk volume
pengiriman dan 1% untuk harga ekspor.
Harga kakao berjangka ICE Futures untuk pengiriman Desember 2018 naik
10%. Sebelumnya 17 Agustus 2018 masih sebesar US$ 2.149 per ton dan pada 24
Agustus 2018 naik 10% menjadi US$ 2.364 per ton.

2.6 3 KINERJA PERUSAHAAN


1. PT London Sumatera
PP London Sumatra Indonesia atau PT. Perusahaan Perkebunan London
Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau sering disingkat menjadi Lonsum (London
Sumatra) merupakan perusahaan yang bergerak di industri perkebunan kelapa
sawit dan karet. Produk utamanya adalah minyak sawit mentah dan karet serta
sejumlah kecil kakao, teh dan biji-bijian.

9
10
penjualan aset ekuitas
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
2013 2014 2015 2016 2017
Grafik 1.2 kinerja PT London Sumatera

Pada kurun waktu 5 tahun PT London Sumatera mengalami kenaikan ekuitas


sedangkan aset dan penjualan dari tahun 2013 – 2017 mengalami fluktuasi tetapi
cenderung mengalami kenaikan.

2. PT Bumi Teknoultra Unggul Tbk


PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk (IDX: BTEK) merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi olahan biji kakao yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam bahan industri makanan.

Pendapatan PT Bumi Teknoultra


pendapatan
950
900
850
800
750
700
650
2016 2017 2018

Grafik 1.3 Kinerja PT Bumi Teknoultra Unggul Tbk.

11
Berdasarkan grafik 1.3, PT Bumi Teknoultra mengalami kenaikan pendapatan
yang cukup signifikan pada tahun 2017. Pendapatan dari tahun 2016 – 2017
mengalami kenaikan sebesar 18.5%, sedangkan pada tahun 2018 mengalami
kenaikan sebesar 0,33%.

3. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk


PT Wahana Interfood Nusantara adalah salah satu perusahaan Kakao Premium
yang paling kompetitif di Indonesia. PT Wahana Interfood Nusantara didirikan
Pada Tahun 2003 . Meskipun Kami Dianggap Sebagai " Pendatang Baru " dalam
bisnisi ini , Kami adalah perusahaan yang terintegrasi yang mampu menciptakan
dan menghasilkan Kakao Premium dan Produk Cokelatyang berkualitas tinggi.

Grafik 1.4 Kinerja PT Wahana Interfood Nusantara Tbk

Pendapatan PT Wahana Interfood Nusantara Tbk pada bidang ekspor dari


tahun 2015 sampai 2018 cukup stabil tetapi pada tahun 2016 mengalami penurunan
sekitar 60.23%. Pada pendistribusian lokal mengalami fluktuasi dan mendapatkan
penghasilan terbanyak pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp 136,98,932,835.

12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya


cukup penting bagi perekonomian nasional. Kakao berperan dalam mendorong
pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Berdasarkan data yang
didapatkan untuk komoditi cocoa and cocoa preparation setiap tahunnya
Indonesia mengalami fluktuasi terhadap ekspor dan impor. Negara tujuan ekspor
cocoa and cocoa preparations terbesar Indonesia adalah Amerika Serikat, di
mana pada tahun 2018 total nilai ekspor Indonesia terhadap Amerika Serikat
adalah sebesar USD 345,232. Sementara impor komoditi cocoa and cocoa
preparation yang dilakukan Indonesia pada kurun waktu 5 tahun (2014 – 2018)
juga mengalami fluktuasi yang mana impor terbesar dilakukan pada tahun 2018
dengan total USD 706,787. Negara Indonesia menempati posisi ke 12 sebagai
negara pengekspor komoditi cocoa and cocoa preparation di dunia

Harga kakao domestik saat ini diperkirakan pada level Rp 30.000 per kilogram.
Pada bulan Juli harga kakao sekitar Rp 26.000-Rp 28.000 per kilogram dan pada
bulan Agustus sekitar Rp 30.000-Rp 31.000 per kilogramnya. Untuk 3 kinerja
perusahaan 5 tahun terakhir dari penjualan kokoa adalah; pada kurun waktu 5
tahun PT London Sumatera telah mengalami kenaikan ekuitas sedangkan aset dan
penjualan dari tahun 2013 – 2017 mengalami fluktuasi tetapi cenderung
mengalami kenaikan. Kemudian ada PT Bumi Teknoultra yang mana mengalami
kenaikan pendapatan yang cukup signifikan pada tahun 2017. Pendapatan dari
tahun 2016 – 2017 mengalami kenaikan sebesar 18.5%, sedangkan pada tahun
2018 mengalami kenaikan sebesar 0,33%. Kemudian Pendapatan dari PT Wahana
Interfood Nusantara Tbk pada bidang ekspor dari tahun 2015 sampai 2018 cukup
stabil tetapi pada tahun 2016 mengalami penurunan sekitar 60.23%.

13
DAFTAR PUSTAKA
 https://trademap.org/Country_SelProduct.aspx
 http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2010/67~PMK.011~2010Per.htm
 https://industri.kontan.co.id/news/terkerek-harga-global-kakao-domestik-dikisaran-rp-
30-ribu-per-kg
 file:///C:/Users/User/Downloads/kakao.pdf
 https://wahanainterfoodnusantara.web.indotrading.com/
 https://www.londonsumatra.com/contentDownload.aspx?mid=47
 http://btek.co.id/new/wp-content/uploads/2019/04/Annual-Report-PT-BTEX-
2018_Upload.pdf
 http://www.wahana-interfood.com/new/wp-content/uploads/2019/05/Annual-Report-
WIN-2018.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai