Anda di halaman 1dari 19

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN

KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Dosen :

Dr.Drs. Purwoko, Msi

Disusun Oleh Kelompok 10 :

Al Sura Tri Budha J3G216094


Bagas Dicky Pratama J3G116017
Intan Fauziah J3G116035
Rizki Ariska Putri J3G116057
Salsabila Nautisca Falyni J3G216076

TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
ilmiah tentang ”Potensi dan Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Di Indonesia” dapat
terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Desember 2016

(Penyusun)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 2
2.1 Data Potensi Bahan 5 Tahun Terkhir .................................................................................... 2
2.2 Karakteristik Bahan ............................................................................................................ 2
2.3 Sifat Fisika-Kimia Bahan ...................................................................................................... 4
2.4 Pohon Industri .................................................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI .................................................................................................................. 7
3.1 Alat dan Bahan : ................................................................................................................. 7
3.2 Metoda .............................................................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
4.1 Rendemen Kelapa Sawit ..................................................................................................... 9
4.2 Karakteristik utama produk ................................................................................................ 9
4.3 Standar Mutu Produk ....................................................................................................... 10
4.4 Harga ............................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP ........................................................................................................................ 11
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 11
5.2 Saran ................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit di Indonesia ............................................ 2


Tabel 2.Titik Leleh Asam – asam Lemak ................................................................................... 5
Tabel 3.Titik Leleh Minyak Dan Lemak ..................................................................................... 5

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kebun Kelapa Sawit 1 ................................................................................................ 14


Gambar 2. Kebun Kelapa Sawit 2 ................................................................................................ 14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah komoditas perkebunan yang cukup penting di
Indonesia dan masih memiliki prospek perkembangan yang cukup cerah. Hasil kelapa sawit
terutama digunakan sebagai bahan pangan olahan dan campuran bahan kosmetik, sedangkan
kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

Prospek pasar dunia untuk minyak sawit beserta produknya cukup bagus. Dengan
total produksi 16 juta ton, pada tahun 2006 Indonesia telah mengungguli produksi kelapa
sawit Malaysia yang berkisar pada angka 15,88 juta ton. Oleh Oil World, produksi kelapa
sawit Indonesia untuk beberapa tahun kedepan diprediksi tetap akan memimpin diurutan
teratas (Hartanto, 2011).

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang
dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memilki kadar kolesterol
rendah, bahkan tanpa kolesterol.

Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit.
Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk
tinggi (Sastrosayono, 2003).

1.2 Tujuan
 Mengetahui potensi dan prospek pengembanan kelapa sawit di Indonesia
 Mengetahui data potensi kelapa saawit 5 tahun terakhir
 Mengetahui karakteristik bahan kelapa sawit
 Mengetahui kandungan gizi serta sifat fisika-kimia kelapa sawit
 Mengetahui besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan kelapa sawit

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Data Potensi Bahan 5 Tahun Terkhir


Luas lahan perkebunan sawit tahun 2014 sebesar 10,9 juta hektare. Riau, Sumatera
Utara, dan Kalimantan merupakan provinsi dengan lahan sawit terluas. Sekitar 51,6% dari
10,9 juta hektar lahan sawit di Indonesia dimiliki oleh perusahaan perkebunan swasta (besar),
dan 41.5% dimiliki oleh perkebunan rakyat

Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2013
mencapai 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan
produksi 2014 diperkirakan ada di kisaran 27,5-28 juta ton

Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun,
terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014 sebesar
7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun. Peningkatan
luas areal tersebut disebabkan oleh harga CPO yang relatif stabil di pasar internasional dan
memberikan pendapatan produsen, khususnya petani, yang cukup menguntungkan.
Berdasarakan buku statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada Tahun
2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas
areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha
atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari
total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal.

Tabel 1.Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit di Indonesia

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015


2016
Produksi 19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5
(juta ton) 32.0¹
Export 15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4
(juta ton) 27.0¹
Export 15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6
(dollar AS) 18.6¹

2.2 Karakteristik Bahan


2.2.1 Akar

Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Kelapa sawit
merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Panjang akarnya
mencapai 15 cm. Susuanan akar kelapa sawit tediri dari serabut primer dan sekunder.
Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara
horizontal.

2
2.2.2 Batang

Kelapa sawit berbentuk pohon tingginya dapat mencapai 24 meter. Penampilan


batang kelapa sawit agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak
terlalu tajam. Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang

2.2.3 Daun

Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun kelapa sawit
merupakan daun majemuk. Daun ini berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih
muda.

2.2.4 Bunga

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin)
dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan
sendiritanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mengeluarkan bungan jantan
atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina
bentuknya agak bulat. Tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang.

2.2.5 Buah

Buah sawit memiliki warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah. Warna-warna itu
tergantung bibit-bibit yang digunakan.buah sawit bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelepah. Buah ini tersusun dari:

 Kulit buah yang licin dan keras


 Daging nuah dari susunan serabut dan mengandung minyak
 Cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras
 Daging biji yang berwarna putih dan mengandung minyak
Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakn tua warnanya berubah menjadi hijau
kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, setelah matang menjadi merah kuning(oranye).
Jika sudah berarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan.

2.2.6 Biji

Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika
panjangnya 2-3cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram. Biji dura deli memiliki bobot
13gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji kelapa
sawit umumnya memiliki periode dorman. Perkecambahan dapat berlangsung lebih dari
enam bulan dengan keberhasilan sekitar 50%

3
2.3 Sifat Fisika-Kimia Bahan
 Sifat Fisika Kelapa Sawit
Pengujian sifat fisika meliputi penentuan titik leleh minyak/ lemak dengan pemanas
listrik, penentuan densitas dengan piknometer, penentuan warna minyak dengan
spektofotometri, penentuan indeks bias.
Kristal dari senyawa organik murni biasanya meliputi titik leleh tertentu dan tajam, artinya
kisaran titik leleh yaitu perbedaan suhu pada saat kristal mulai meleleh dan pada saat kristal
meleleh sempurna tidak lebih dari 0,50 C.
Adanya sedikit zat pengotor dapat menyebabkan kisaran titik leleh akan membesar dan
mengakibatkan titik leleh dari zat yang diamati menjadi lebih rendah dari titik leleh zat
murninya. Oleh karena itu, titik leleh merupakan kriteria yang sangat berarti untuk suatu
senyawa organik.
Dilihat dari bentuk fisik, beberapa lipida dapat berbentuk padat, cair dan mudah
menguap. Bentuk tersebut bergantung pada komponen penyusun asam lemaknya. Lemak
yang mengandung asam-asam lemak yang bertitik leleh tinggi berbentuk padat atau setengah
padat pada suhu kamar. Asam lemak yang bertitik leleh rendah pada umumnya merupakan
asam lemak tidak jenuh sedangkan asam lemak bertitik leleh tinggi berasal dari asam lemak
jenuh.
Dilihat dari bentuk fisik, beberapa lipida dapat berbentuk cair , padat, dan mudah
menguap. Bentuk tersebut bergantung pada komponen penyusun asam lemaknya. Lemak
yang mengandung asam-asam lemak yang bertitik leleh tinggi berbentuk padat atau setengah
padat pada suhu kamar. Asam lemak yang bertitik leleh rendah pada umumnya merupakan
asam lemak tidak jenuh sedangkan asam lemak bertitik leleh tinggi berasal dari asam lemak
jenuh.

4
Beberapa titik leleh asam lemak dan minyak disajikan pada tabel 1 dan 2

Tabel 2.Titik Leleh Asam – asam Lemak


ASAM LEMAK TITIK LELEH (°C)
Arakidonat ( 20:4, Δ5, 8, 11, 14 ) -49,5
Linolenat ( 18:3, Δ9, 12, 15 ) -11,0
Linoleat ( 18:2, Δ9, 12 ) -5,0
Kaprilat ( 8: 0 ) 16,7
Kaprat ( 10:0 ) 31,6
Laurat ( 12:0 ) 44,2
Miristat ( 14:0 ) 54,2
Palmitat ( 16:0 ) 62,7
Stearat ( 18:0 ) 69,6

Tabel 3.Titik Leleh Minyak Dan Lemak


MINYAK / LEMAK TITIK LELEH (C)
Kelapa (-23) – (-20)
Jagung (-12) – (-10)
Zaitun (-3) – 0
Kelapa sawit 23 – 26
Kedelai 26 – 29
Mentega 28 – 35
Lemak babi 33 – 46

Pada tabel 2. menunjukkan bahwa minyak tidak mempunyai titik leleh yang tajam.
Adanya kisaran titik leleh ini disebabkan bentuk Kristal minyak yang berupa polimorfisme.
Polimorfisme pada minyak adalah suatu keadaan dimana terdapat > 1 kristal didalamnya.
Lemak/ minyak juga mengandung zat-zat warna yang berasal dari bahan asalnya
seperti karoten, klorofil, danantosianin. Dengan adanya zat ini menyebabkan minyak/ lemak
dapat menyerap cahaya tampak. Warna minyak dapat berbeda satu dengan yang lainnya
tergantung pada macam ikatan antara karbon-karbon dan gugus-gugus lain yang terikat pada

5
rantai karbon. Warna ini juga menetukan mutu minyak/ lemak. Zat warna minyak dapat
diketahui dengan menggunakan alat spektofotometri. Alat ini juga dapat digunakan untuk
menentukan kejernihan minyak. Kejernihan dan warna dapat dinyatakan dalam persen
trasmitansi (%T) / adsorbansi yang diukur dengan alat spektofotometri.
 Sifat Kimia Kelapa Sawit
Sifat kimia pada minyak / lemak meliputi pembentukan emulsi, uji ketidakjenuhan,
uji akreolin, bilangan iod, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, uji
ketengikan.
Lipida merupakan senyawa sangat heterogen melibatkan asam lemak alkohol-alkohol
dan terkadang mengandung sterol-sterol, karbohidrat, asam fosfat, dll. Lipida termasuk salah
satu bahan makanan yang sangat penting. Karena sebagai sumber energi bagi tubuh. Adanya
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan sekaligus merupakan sumber asam lemak
essensial (asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakhidonat). Senyawa lipida tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik seperti eter, chloroform (CHCl3), aseton
(CH3COCH3), benzene (C6H6) dan karbon tetra klorida (CCl4).

2.4 Pohon Industri

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan :

 Buah Kelapa Sawit


 Panci
 Tungku atau Kompor
 Alu dan Lesung
 Kain Katun
 Wajan
 Irus; irus adalah sendok besar yang cekung biasanya terbuat dari tempurung kelapa
 Botol
 Corong

3.2 Metoda

Dalam pembuatan minyak kelapa sawit ada yang dilakukan dengan cara tradisional
dan dengan menggunakan mesin

 Dengan cara tradisional :


1. Kupas serabut kelapa sawit, lalu pecahkan cangkangnya. Ambil daging buah kelapa
sawit tersebut dan kumpulkan di dalam panci.
2. Rebus daging buah kelapa sawit di dalam air mendidih sampai teksturnya menjadi
benar-benar lunak. Lama perebusan umumnya memakan waktu hingga lebih dari 1
jam atau disesuaikan dengan jumlah kelapa sawit yang direbus.
3. Tuangkan daging buah kelapa sawit yang telah matang dan bertekstur lembut ini lalu
dituangkan ke dalam lesung. Kemudian tumbuk menggunakan alu sampai teksturnya
berubah menjadi seperti bubur.
4. Bubur kelapa sawit ini lantas disaring memakai kain katun untuk memisahkan air sari
dari ampasnya. Kerjakan langkah tersebut seperti saat Anda memeras santan kelapa
dengan menambahkan air secukupnya sebanyak dua kali.
5. Setelah proses pemerasan air sari kelapa sawit selesai, selanjutnya air tersebut direbus
hingga mendidih. Jangan lupa aduk terus-menerus mengaduknya secara teratur agar
santan kelapa sawit tidak pecah.
6. Setelah menunggu beberapa waktu, dari santan yang sudah mendidih itu lambat laun
akan tampak lapisan minyak goreng berwarna kuning keemasan yang terbentuk di
atas santan. Ambil minyak goreng tersebut menggunakan irus sedikit demi sedikit.
7. Minyak goreng yang sudah terkumpul banyak lantas dimasukkan ke dalam botol
dengan bantuan corong. Agar lebih awet, botol itu sebaiknya perlu divakum terlebih
dahulu sehingga kedap udara. Simpan botol berisi minyak goreng ini di tempat yang
sejuk, tidak lembab, dan terhindari dari sinar matahari.

7
 Dengan menggunakan mesin, biasanya dilakukan oleh pabrik-pabrik minyak
kelapa sawit

1. Pengumpulan Tandan Buah Segar

Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dilakukan menggunakan


truk dari kebun menuju ke pabrik. TBS ini lantas ditimbang terlebih dahulu untuk
mengecek kapasitasnya. Kualitas minyak kelapa sawit (SWO) dipengaruhi oleh
kondisi dan mutu TBS. Dengan mengolahnya di dalam pabrik, potensi turunnya
kualitas bisa ditekan. Sehingga kualitas CPO yang dihasilkan pun lebih terjaga, tidak
sepenuhnya dipengaruhi bahan baku.

2. Perebusan TBS Kelapa Sawit

Setelah melewati tahap penimbangan, TBS kelapa sawit kemudian


dimasukkan ke lori rebusan dari pelat baja berlubang. Berikutnya proses berlanjut
dengan memindahkan TBS ke sterilizer berupa bejana yang memanfaatkan tekanan
uap air 2,2-3,0 kg/cm2 untuk merebus TBS selama 90 menit. Tujuannya yaitu untuk
mematikan enzim yang bisa merusak kualitas minyak, mempermudah perompolan
buah dari tandan, dan mempermudah pelepasan inti dari cangkang. Proses ini
menghasilkan kondensat yang mengandung minyak dengan kadar 0,5 persen.
Kondensat lantas dimasukkan ke fat pit, sedangkan tandan buah rebus dipindahkan
ke threser memakai hoisting crane.

3. Perontokan Buah Kelapa Sawit dari Tandan

Perontokan buah dari tandan dilakukan dengan metode bantingan sehingga


buah terlepas dan masuk fit confeyor. Setelah itu buah sawit dibawa ke digester
untuk memisah brondolan dari tangkai tandan menggunakan bantuan thresher.
Proses thresher ini dikerjakan sebanyak dua kali sehingga seluruh brondolan buah
sawit benar-benar terpisah dari tangkai. Sisa proses ini kemudian dialirkan ke ruang
pembakaran untuk digunakan sebagai produk samping.

4. Pengolahan Minyak Goreng dari Daging Buah

Proses berlanjut di mana fruit conveyor mengangkut brondolan buah yang


sudah terpisah ke digester untuk melepas daging buah dari biji. Tahap digester ini
memanfaatkan uap air bersuhu 80-90 derajat celcius dan dijaga kestabilannya.

Tahap berikutnya yakni memasukkan buah ke mesin screw press. Alat ini
berguna untuk menekan buah sawit supaya minyak keluar dari dari biji dan fibre.
Biasanya proses ini menggunakan tambahan panas sekitar 10-15 persen dari
kapasitas pengepresan.

Minyak yang dihasilkan dari proses di atas berupa minyak kasar yang masih
bercampur ampas dan biji. Oleh sebab itu sebelum ditampung ke crude oil tank,
minyak kasar tersebut dibersihkan dulu menggunakan sand trap lalu disaring
memakai vibrating screen. Ampas dan biji yang terkumpul ini masih mengandung
minyak sehingga perlu diolah lagi menggunakan depericarper. Proses penyaringan
ampas juga sering ditambahkan air panas untuk melancarkan proses tersebut.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rendemen Kelapa Sawit

Rendemen perlu diketahui guna mengetahui seberapa besar pabrik dalam


memproduksi minyak kelapa sawit. Definisi rendemen kelapa sawit, yaitu perbandingan
jumlah antara minyak kelapa sawit kasar atau CPO yang diproduksi dalam setiap kilogram
TBS. Dalam satu kilogram buah kelapa sawit perlu diketahui seberapa besar rendemennya.
Terdapat rumus yang dipergunakan untuk menghitung rendemen dari kelapa sawit dalam
sebuah pabrik. Yaitu, RKS = (CPO/TBS) x 100%. RKS merupakan persentase rendemen
kelapa sawit dengan satuan dalam persen (%). CPO merupakan jumlah atau kuantitas dari
Crude Palm Oil yang diproduksi dengan satuan dalam kilogram (kg). TBS merupakan jumlah
atau kuantitas dari Tandan Buah Segar yang dilakukan pengolahan dengan satuan dalam
kilogram (kg).

Untuk menghitung rendemen, maka akan diberikan contoh perhitungan sebagai berikut.

Dalam soal dinyatakan terdapat sebuah pabrik produksi minyak kelapa sawit
melakukan pekerjaan mengolah Tandan Buah Segar 300.000 kg dalam sehari. Untuk jumlah
dari minyak kelapa sawit mentah yang berhasil diproduksi oleh pabrik tersebut adalah 50.000
kg dalam sehari. Dari data pabrik minyak kelapa sawit tersebut, berapa besar rendemen yang
ada? Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui besar rendemen pabrik kelapa sawit
tersebut berdasar rumus yang sudah disebutkan sebelumnya.

Penyelesaian soal diketahui Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 300.000 kg/hari. Untuk Crude
Palm Oil (CPO) sebesar 50.000 kg/hari. Lalu berapakah RKS pabrik tersebut?

Cara termudah adlaah dengan memasukkan angka-angka tersebut dalam rumus

RKS = (CPO/TBS) x 100%.

Maka, RKS = (50.000/300.000) x 100% = 16,67%.

Dan diperolehlah rendemen yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit sebesar 16,67%.

4.2 Karakteristik utama produk


Untuk minyak dan lemak, karakteristik utamanya adalah bentuk fisik (warna, bau,
rasa, titik leleh/slip point, indeks bias, kepadatan, kontaminasi/ zat sisa, kandungan sabun,
kandungan lemak padat pada temperatur tertentu) dan kimia (kandungan yodium, kandungan
peroksida, kandungan asam, kandungan asam lemak bebas, nilai saponifikasi atau angka
penyabunan, kelembapan, kandungan tembaga dan besi dan kehadiran zat aditif misalnya
anti-oksidan).

Minyak sawit memiliki sedikit kandungan zat karotenoida, tokoperol, sterol,


phospatida, triterpenik, dan alkohol aliphatik. Meskipun kurang dari 1% dari volumenya,
kandungan ini berperan penting dalam mempertahankan stabilitas dan kemampuan
pemurnian minyak selain untuk meningkatkan nilai nutrisinya.

9
4.3 Standar Mutu Produk
Mutu minyak kelapa sawit yang baik, umumnya mempunyai:
 Kadar air < 0,1%
 Kadar kotoran < 0,01%
 Kandungan asam lemak bebas, serendah mungkin yaitu < 2%
 Bilangan peroksida < 2
 Bebas dari warna merah & kuning, tidak berwarna hijau, harus berwarna pucat dan
jernih
 Kandungan logam berat serendah mungkin, bahkan bebas dari ion logam.
 Kadar minyak minimum (%) : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
 Kadar air maksimum(%): 8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
 Kontaminasi maksimum(%): 4,0 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
 Kadar inti pecah maksimum(%): 15 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975

4.4 Harga

Berikut penetapan harga TBS Sawit Provinsi Riau, Nomor 30 periode 3 Agustus
sampai dengan 9 Agustus 2016: umur 3 tahun Rp1.251,34 ; umur 4 tahun Rp1.396,01 ; umur
5 tahun Rp1.493,28;umur 6 tahun Rp1.53,42 ; umur 7 tahun Rp1.596,78 ; umur 8 tahun
Rp1.646,64; umur 9 tahun Rp1.700,27 ; umur 10 tahun sampai 20 tahun Rp1.747,02 ; umur
21 tahun Rp1.706,50 ; umur 22 tahun Rp1.665,32 ; umur 23 tahun Rp1.624,79; umur 24
tahun Rp1.608,45 ; umur 25 tahun Rp1.543,08

Sementara untuk Indeks K 90,96%, harga CPO Rp7.186,28. Harga kernel


Rp6.843,28. Terjadi penurunan harga sebesar Rp3,6 per kilogram untuk umur 10-20 tahun.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Prospek pasar dunia untuk minyak sawit dengan total produksi 16 juta ton, pada tahun
2006 Indonesia telah mengungguli produksi kelapa sawit Malaysia yang berkisar pada angka
15,88 juta ton. Oleh Oil World, produksi kelapa sawit Indonesia untuk beberapa tahun
kedepan diprediksi tetap akan memimpin diurutan teratas.

Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun,
terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014 sebesar
7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun.

5.2 Saran
Diharapkan pemerintah dapat mendukung perkembangan prospek produk – produk
kelapa sawit dengan meningkatkan kualitas yang lebih baik dan inovasi – inovasi produk
terhadap hasil budidaya kelapa sawit demi terciptanya kesejahteraan petani kelapa sawit dan
pemenuhan kebutuhan berbahan baku kelapa sawit. Pemerintah diharapkan lebih
memperhatikan kesejahteraan petani sawit, dengan menjaga kestabilan harga kelapa sawit di
pasaran. Pemerintah diharapkan bisa ikut serta untuk mempromosikan hasil olahan kelapa
sawit baik diIndonesia maupun Internasional.

Bagi petani sawit : diharapkan petani sawit dapat meningkatkan jumlah produksi kelpa sawit
diharapkan petani sawit dapat menanam varietas unggul sehingga pendapatan meningkat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Heri 2009. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit.Pekan Baru:Citra Media Publishing
Sastrosayono, Selardi.2009.Budidaya Kelapa Sawit.Jakarta:Agromedia Pustaka.

12
LAMPIRAN

13
Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Kebun Kelapa Sawit 1

Gambar 2. Kebun Kelapa Sawit 2


14

Anda mungkin juga menyukai