Dosen :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
ilmiah tentang ”Potensi dan Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Di Indonesia” dapat
terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
(Penyusun)
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Prospek pasar dunia untuk minyak sawit beserta produknya cukup bagus. Dengan
total produksi 16 juta ton, pada tahun 2006 Indonesia telah mengungguli produksi kelapa
sawit Malaysia yang berkisar pada angka 15,88 juta ton. Oleh Oil World, produksi kelapa
sawit Indonesia untuk beberapa tahun kedepan diprediksi tetap akan memimpin diurutan
teratas (Hartanto, 2011).
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang
dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memilki kadar kolesterol
rendah, bahkan tanpa kolesterol.
Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit.
Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk
tinggi (Sastrosayono, 2003).
1.2 Tujuan
Mengetahui potensi dan prospek pengembanan kelapa sawit di Indonesia
Mengetahui data potensi kelapa saawit 5 tahun terakhir
Mengetahui karakteristik bahan kelapa sawit
Mengetahui kandungan gizi serta sifat fisika-kimia kelapa sawit
Mengetahui besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan kelapa sawit
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2013
mencapai 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan
produksi 2014 diperkirakan ada di kisaran 27,5-28 juta ton
Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun,
terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014 sebesar
7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun. Peningkatan
luas areal tersebut disebabkan oleh harga CPO yang relatif stabil di pasar internasional dan
memberikan pendapatan produsen, khususnya petani, yang cukup menguntungkan.
Berdasarakan buku statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada Tahun
2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas
areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha
atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari
total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal.
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Kelapa sawit
merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Panjang akarnya
mencapai 15 cm. Susuanan akar kelapa sawit tediri dari serabut primer dan sekunder.
Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara
horizontal.
2
2.2.2 Batang
2.2.3 Daun
Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun kelapa sawit
merupakan daun majemuk. Daun ini berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih
muda.
2.2.4 Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin)
dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan
sendiritanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mengeluarkan bungan jantan
atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina
bentuknya agak bulat. Tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang.
2.2.5 Buah
Buah sawit memiliki warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah. Warna-warna itu
tergantung bibit-bibit yang digunakan.buah sawit bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelepah. Buah ini tersusun dari:
2.2.6 Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika
panjangnya 2-3cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram. Biji dura deli memiliki bobot
13gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji kelapa
sawit umumnya memiliki periode dorman. Perkecambahan dapat berlangsung lebih dari
enam bulan dengan keberhasilan sekitar 50%
3
2.3 Sifat Fisika-Kimia Bahan
Sifat Fisika Kelapa Sawit
Pengujian sifat fisika meliputi penentuan titik leleh minyak/ lemak dengan pemanas
listrik, penentuan densitas dengan piknometer, penentuan warna minyak dengan
spektofotometri, penentuan indeks bias.
Kristal dari senyawa organik murni biasanya meliputi titik leleh tertentu dan tajam, artinya
kisaran titik leleh yaitu perbedaan suhu pada saat kristal mulai meleleh dan pada saat kristal
meleleh sempurna tidak lebih dari 0,50 C.
Adanya sedikit zat pengotor dapat menyebabkan kisaran titik leleh akan membesar dan
mengakibatkan titik leleh dari zat yang diamati menjadi lebih rendah dari titik leleh zat
murninya. Oleh karena itu, titik leleh merupakan kriteria yang sangat berarti untuk suatu
senyawa organik.
Dilihat dari bentuk fisik, beberapa lipida dapat berbentuk padat, cair dan mudah
menguap. Bentuk tersebut bergantung pada komponen penyusun asam lemaknya. Lemak
yang mengandung asam-asam lemak yang bertitik leleh tinggi berbentuk padat atau setengah
padat pada suhu kamar. Asam lemak yang bertitik leleh rendah pada umumnya merupakan
asam lemak tidak jenuh sedangkan asam lemak bertitik leleh tinggi berasal dari asam lemak
jenuh.
Dilihat dari bentuk fisik, beberapa lipida dapat berbentuk cair , padat, dan mudah
menguap. Bentuk tersebut bergantung pada komponen penyusun asam lemaknya. Lemak
yang mengandung asam-asam lemak yang bertitik leleh tinggi berbentuk padat atau setengah
padat pada suhu kamar. Asam lemak yang bertitik leleh rendah pada umumnya merupakan
asam lemak tidak jenuh sedangkan asam lemak bertitik leleh tinggi berasal dari asam lemak
jenuh.
4
Beberapa titik leleh asam lemak dan minyak disajikan pada tabel 1 dan 2
Pada tabel 2. menunjukkan bahwa minyak tidak mempunyai titik leleh yang tajam.
Adanya kisaran titik leleh ini disebabkan bentuk Kristal minyak yang berupa polimorfisme.
Polimorfisme pada minyak adalah suatu keadaan dimana terdapat > 1 kristal didalamnya.
Lemak/ minyak juga mengandung zat-zat warna yang berasal dari bahan asalnya
seperti karoten, klorofil, danantosianin. Dengan adanya zat ini menyebabkan minyak/ lemak
dapat menyerap cahaya tampak. Warna minyak dapat berbeda satu dengan yang lainnya
tergantung pada macam ikatan antara karbon-karbon dan gugus-gugus lain yang terikat pada
5
rantai karbon. Warna ini juga menetukan mutu minyak/ lemak. Zat warna minyak dapat
diketahui dengan menggunakan alat spektofotometri. Alat ini juga dapat digunakan untuk
menentukan kejernihan minyak. Kejernihan dan warna dapat dinyatakan dalam persen
trasmitansi (%T) / adsorbansi yang diukur dengan alat spektofotometri.
Sifat Kimia Kelapa Sawit
Sifat kimia pada minyak / lemak meliputi pembentukan emulsi, uji ketidakjenuhan,
uji akreolin, bilangan iod, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, uji
ketengikan.
Lipida merupakan senyawa sangat heterogen melibatkan asam lemak alkohol-alkohol
dan terkadang mengandung sterol-sterol, karbohidrat, asam fosfat, dll. Lipida termasuk salah
satu bahan makanan yang sangat penting. Karena sebagai sumber energi bagi tubuh. Adanya
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan sekaligus merupakan sumber asam lemak
essensial (asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakhidonat). Senyawa lipida tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik seperti eter, chloroform (CHCl3), aseton
(CH3COCH3), benzene (C6H6) dan karbon tetra klorida (CCl4).
6
BAB III
METODOLOGI
3.2 Metoda
Dalam pembuatan minyak kelapa sawit ada yang dilakukan dengan cara tradisional
dan dengan menggunakan mesin
7
Dengan menggunakan mesin, biasanya dilakukan oleh pabrik-pabrik minyak
kelapa sawit
Tahap berikutnya yakni memasukkan buah ke mesin screw press. Alat ini
berguna untuk menekan buah sawit supaya minyak keluar dari dari biji dan fibre.
Biasanya proses ini menggunakan tambahan panas sekitar 10-15 persen dari
kapasitas pengepresan.
Minyak yang dihasilkan dari proses di atas berupa minyak kasar yang masih
bercampur ampas dan biji. Oleh sebab itu sebelum ditampung ke crude oil tank,
minyak kasar tersebut dibersihkan dulu menggunakan sand trap lalu disaring
memakai vibrating screen. Ampas dan biji yang terkumpul ini masih mengandung
minyak sehingga perlu diolah lagi menggunakan depericarper. Proses penyaringan
ampas juga sering ditambahkan air panas untuk melancarkan proses tersebut.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menghitung rendemen, maka akan diberikan contoh perhitungan sebagai berikut.
Dalam soal dinyatakan terdapat sebuah pabrik produksi minyak kelapa sawit
melakukan pekerjaan mengolah Tandan Buah Segar 300.000 kg dalam sehari. Untuk jumlah
dari minyak kelapa sawit mentah yang berhasil diproduksi oleh pabrik tersebut adalah 50.000
kg dalam sehari. Dari data pabrik minyak kelapa sawit tersebut, berapa besar rendemen yang
ada? Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui besar rendemen pabrik kelapa sawit
tersebut berdasar rumus yang sudah disebutkan sebelumnya.
Penyelesaian soal diketahui Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 300.000 kg/hari. Untuk Crude
Palm Oil (CPO) sebesar 50.000 kg/hari. Lalu berapakah RKS pabrik tersebut?
Dan diperolehlah rendemen yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit sebesar 16,67%.
9
4.3 Standar Mutu Produk
Mutu minyak kelapa sawit yang baik, umumnya mempunyai:
Kadar air < 0,1%
Kadar kotoran < 0,01%
Kandungan asam lemak bebas, serendah mungkin yaitu < 2%
Bilangan peroksida < 2
Bebas dari warna merah & kuning, tidak berwarna hijau, harus berwarna pucat dan
jernih
Kandungan logam berat serendah mungkin, bahkan bebas dari ion logam.
Kadar minyak minimum (%) : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
Kadar air maksimum(%): 8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
Kontaminasi maksimum(%): 4,0 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Kadar inti pecah maksimum(%): 15 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
4.4 Harga
Berikut penetapan harga TBS Sawit Provinsi Riau, Nomor 30 periode 3 Agustus
sampai dengan 9 Agustus 2016: umur 3 tahun Rp1.251,34 ; umur 4 tahun Rp1.396,01 ; umur
5 tahun Rp1.493,28;umur 6 tahun Rp1.53,42 ; umur 7 tahun Rp1.596,78 ; umur 8 tahun
Rp1.646,64; umur 9 tahun Rp1.700,27 ; umur 10 tahun sampai 20 tahun Rp1.747,02 ; umur
21 tahun Rp1.706,50 ; umur 22 tahun Rp1.665,32 ; umur 23 tahun Rp1.624,79; umur 24
tahun Rp1.608,45 ; umur 25 tahun Rp1.543,08
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prospek pasar dunia untuk minyak sawit dengan total produksi 16 juta ton, pada tahun
2006 Indonesia telah mengungguli produksi kelapa sawit Malaysia yang berkisar pada angka
15,88 juta ton. Oleh Oil World, produksi kelapa sawit Indonesia untuk beberapa tahun
kedepan diprediksi tetap akan memimpin diurutan teratas.
Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun,
terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014 sebesar
7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun.
5.2 Saran
Diharapkan pemerintah dapat mendukung perkembangan prospek produk – produk
kelapa sawit dengan meningkatkan kualitas yang lebih baik dan inovasi – inovasi produk
terhadap hasil budidaya kelapa sawit demi terciptanya kesejahteraan petani kelapa sawit dan
pemenuhan kebutuhan berbahan baku kelapa sawit. Pemerintah diharapkan lebih
memperhatikan kesejahteraan petani sawit, dengan menjaga kestabilan harga kelapa sawit di
pasaran. Pemerintah diharapkan bisa ikut serta untuk mempromosikan hasil olahan kelapa
sawit baik diIndonesia maupun Internasional.
Bagi petani sawit : diharapkan petani sawit dapat meningkatkan jumlah produksi kelpa sawit
diharapkan petani sawit dapat menanam varietas unggul sehingga pendapatan meningkat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Heri 2009. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit.Pekan Baru:Citra Media Publishing
Sastrosayono, Selardi.2009.Budidaya Kelapa Sawit.Jakarta:Agromedia Pustaka.
12
LAMPIRAN
13
Lampiran 1. Dokumentasi