Anda di halaman 1dari 20

Tinjauan Etik Legitimasi

Kekuasaan

PERTEMUAN 4
NATTA SANJAYA

STIA BANTEN
1
Antara Legitimasi Sosiologis,dan
Legitimasi Etis
• Kata Legitimasi berasal dari kata latin “lex” yang
berarti hukum.Dalam perkembanganya legitimasi
mencakup hukum formal, hukum
kemasyarakatan, dan norma-norma etis.
• Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok manusia untuk memengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain
sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu
menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan
orang yang memengaruhi itu

2
Antara Legitimasi Sosiologis,dan
Legitimasi Etis
• Konsep legitimasi sosiologis didasarkan atas
kesukarelaan kelompok untuk menyerahkan hak
kepada orang yang terpilih untuk menentukan
dan melaksanakan kebijakan yang menyangkut
masyarakat tersebut.

• 3 corak legitimasi sosiologis (kewenangan)


melalui konsepsinya tentang domination dalam
masyarakat:
1. Kewenangan Tradisional
2. Kewenangan Karismatik
3. Kewenangan Legal-Irasional
3
Ciri spesifik Legitimasi etis
• Kerangka legitimasi etis mengandaikan bahwa
setiap persoalan yang menyangkut manusia
hendak diselesaikan secara etis termasuk
masalah kekuasaan.
• Legitimasi etis berada di belakang setiap tatanan
normatif dalam perilaku manusia yang
merupakan landasan dari setiap kodifikasi
peraturan hukum pada suatu negara

4
Gagasan tentang Demokrasi
• Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία
– (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang
dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) “rakyat” dan
κράτος (Kratos) “kekuasaan”

• Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan


politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal
dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan)

5
Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang
diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan
mufakat.

6
3. MODEL PELAKSANAAN
DEMOKRASI
Model pelaksanaan demokrasi, menurut Inu
Kencana Syafiie (2005), terbagi 3 :
(1) Demokrasi langsung
 Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat secara
langsung menyampaikan aspirasinya
 Adanya pemilu langsung untuk memilih eksekutif
 Rakyat langsung memberikan pengawasan
terhadap pemerintah (eksekutif)
(2) Demokrasi Perwakilan
 Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat menyampaikan
aspirasi melalui lembaga perwakilan
(senat/parlemen/dewan)
 Adanya pemilu untuk memilih wakil rakyat, lembaga wakil
rakyat yang memilih pimpinan eksekutif
 Rakyat memberikan kepercayaan kepada dewan rakyat
untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintah

(3) Kombinasi demokrasi langsung dan perwakilan


 Kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat secara langsung
dan tidak langsung menyampaikan aspirasinya
 Adanya pemilu langsung dan tidak langsung untuk memilih
eksekutif
 Rakyat langsung dan tidak langsung memberikan
pengawasan terhadap pemerintah (eksekutif)
Asas Pokok Demokrasi
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam
pemerintahan.
2. Pengakuan hakikat dan martabat
manusia.

Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis


1. Adanya keterlibatan rakyat dalam
pengambilan keputusan politik
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
9
Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga
negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan
kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum.
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi
seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk
menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku
dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil
rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan
keragamaan.
10
Etika Demokrasi
• Demokrasi harus bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat luas, serta untuk kesejahteraan dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

• Demokrasi dalam pengertian yang utuh terdiri atas ; -


- Demokrasi sebagai cara (mekanisme dan
prosedur)
- Demokrasi sebagai tujuan(pencapaian
kesejahteraan dan keadilan)
- Demokrasi sebagai nilai-nilai dan etika
(berkaitan dengan peneguhan prinsip damai,
tanpa kekerasan, kebebasan dan kesetaraan,
toleransi, serta sejumlah etika lain)
11
BUDAYA
DEMOKRASI
PENGERTIAN
berasal dari kata budi (akal) dan daya (kemampuan)
yang berarti kemampuan akal manusia. Jadi budaya
demokrasi adalah kemampuan manusia yang berupa
sikap dan kegiatan mengharagai persamaan,
kebebasan dan peraturan
Sedang demokrasi berasal dari DEMOS dan KRATOS
artinya RAKYAT DAN PEMERINTAHAN.
NILAI NILAI DEMOKRASI
 Penghargaan atas kesamaan
 Penghargaan akan partisipasi dalam
kehidupan bersama
 Penghargaan atas kebebasan
 Penghargaan atas perbedaan
 Keyakinan yang dipegang teguh dan
tampil dalam tingkah laku.

5 komponen penting definisi nilai :


 Nilai adalah kepercayaan
 Mengenai perilaku yang dikehendaki
 Keadaan yang amat penting
 Pedoman menyeleksi/mengevaluasi
kejadian dan perilaku
 Urut dari yang paling relatif penting

 Nilai-nilai organisasi : Dasar Budaya


Organisasi
Perilaku dalam
Berorganisasi budiarsa dharmatanna 14
Perilaku Budaya Demokrasi Dalam
Kehidupan Sehari-hari

Menjunjung tinggi persamaan


Budaya
demokrasi Menjaga keseimbangan antara hak dan
Pancasila, kewajiban

merupakan
Membudayakan sikap bijak dan adil
paham
demokrasi yang Membiasakan musyawarah mufakat
berpedoman dalam mengambil keputusan
pada asas sila
Pancasila Mengutamakan persatuan dan
kesatuan nasional
DEMOKRASI SEBAGAI SIKAP
HIDUP
 Demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan
pandangan hidup yang demokratis.
 Pemerintahan dan system politik tumbuh dan
berkembang tidak datang dengan sendirinya.
Demokrasi membutuhkan usaha nyata dan
perilaku demokratis untuk mendukung
pemerintahan dan system politik demokrasi.
 Perilaku didasarkan nilai-nilai demokrasi dan
membentuk budaya/kultur demokrasi baik dari
warganegara maupun dari pejabat
negara/pemerintah
POLITIK ORGANISASI
 Fairholm mendefinisikan politik
keorganisasian sebagai “ ... meliputi
tindakan-tindakan yang diambil untuk
memperoleh dan menggunakan power
(kekuasaan) dalam hal pengendalian
sumber daya organisasi demi mencapai
hasil yang diharapkan oleh satu pihak
diperhadapkan dengan pihak lainnya.”
POLITIK DI DALAM ORGANISASI
 Bagi Robert Morgan, organisasi serupa
dengan sistem politik. Politik di dalam
organisasi (organizational politics) dengan
memfokuskan perhatian pada tiga konsep
yaitu interest (kepentingan), konflik, dan
kekuasaan (power)
POLITIK DI DALAM ORGANISASI
Politik keorganisasian muncul tatkala orang
berpikir secara berbeda dan bertindak
berbedaPerbedaan ini menciptakan ketegangan
(tension) yang harus diselesaikan lewat cara-
cara politik. Cara-cara politik tersebut adalah:
• Autocratically (secara otokratik) – > “kita
lakukan dengan cara ini.”
• Bureaucratically (secara birokratis) – > “kita
disarankan melakukan cara ini.”
• Technocratically (secara teknokratis) – > “yang
terbaik dengan cara ini.”
• Democratically (secara demokratis) – >
“bagaimana kita melakukannya.”
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai