Anda di halaman 1dari 21

Konsep Etika dan Etika

Organisasi
PART 3

NATTA SANJAYA

STIA BANTEN
ETIKA SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT
 Menurut Immanuel Kant (1724-1804), “filsafat
adalah ilmu pokok dan pangkal dalam segala
pengetahuan yang mencakup di dalamnya
empat persoalan, yaitu Tuhan, alam, pikiran,
dan manusia”.
 Prancis Bacon mengatakan filsafat merupakan
induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat
menangani semua pengetahuan sebagai
bidangnya.
ETIKA SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT
 Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan
menggunakan pikiran.
 Bagian-bagian dalam filsafat yaitu :
- Kosmologika (kajian ttg alam)
- Logika (cara berpikir cepat dan tepat)
- Etika (pembahasan ttg tingkah laku manusia)
- Teologi (kajian ttg ketuhanan)
- Antropologi (pembahasan ttg manusia)
- Filsafat pengetahuan, Estetika, Filsafat hukum, filsafat
pendidikan, Filsafat ilmu, filsafat sejarah, politik, dan
Metafisika.
ETIKA SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT
 Etika sebagai cabang filsafat dapat dipahami
bahwa istilah yang digunakan untuk memberikan
batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
ketentuan baik atau buruk. Etika memiliki objek
yang sama dengan filsafat, yaitu sama-sama
membahas tentang perbuatan manusia. Filsafat
sebagai pengetahuan berusaha mencari sebab yg
sedalam-dalamnya berdasarkan pikiran. Jika ia
memikirkan pengetahuan jadilah filsafat ilmu.
Jika memikirkan etika maka jadilah filsafat etika.
ETIKA SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT
 Menurut Mohamad Mufid (2009) bahwa etika
merupakan cabang filsafat yang berbicara
mengenai tindakan manusia dalam kaitannya
dengan tujuan utama hidupnya. Etika membahas
baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan
tindakan manusia serta sekaligus menyoroti
kewajiban-kewajiban manusia. Etika
mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya
berbuat atau bertindak. Tindakan manusia
tersebut ditentukan oleh norma.
ETIKA SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT
 Sebagai ilmu etika mencari kebenaran dan sebagai
filsafat ia mencari keterangan (benar) sedalam-
dalamnya.
 Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga
segi :
- Apa yg disebut benar dan apa yg disebut
salah (logika)
- Mana yg dianggap baik dan man yg dianggap
buruk (etika)
- Apa yg temasuk indah dan apa yg temasuk jelek
(estetika)
JENIS-JENIS ETIKA JIKA DILIHAT DARI
CAKUPANNYA
 Etika Umum
Etika umum ialah etika yg membahas ttg kondisi-
kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara
etis. Etika inilah yg dijadikan dasar dan pegangan
manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolak
ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan.
 Etika Khusus
Etika khusus merupakan penerapan moral dasar
dalam bidang kehidupan yg khusus misalnya bisnis
dan profesi. Etika khusus dibagai menjadi 2 (dua),
ETIKA INDIVIDU dan ETIKA SOSIAL.
ETIKA INDIVIDU DAN ETIKA SOSIAL
 Etika Individu
Etika individu adalah etika yg berkaitan dengan
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri. Misalnya :
- Memelihara kesehatan dan kesucian lahir & batin
- Memelihara kerapihan diri, kamar, tempat
tinggal, dll.
- Berlaku tenang
- Meningkatkan ilmu pengetahuan
- Membina kedisiplinan, dan lainnya.
ETIKA INDIVIDU DAN ETIKA SOSIAL
 Etika Sosial
Etika sosial adalah membahas tentang kewajiban,
sikap, dan pola perilaku manusai sebagai anggota
masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini
menyangkut hubungan manusia dgn manusia, baik
secara individu maupun kelembagaan (organisasi,
profesi, keluarga, negara, dan lainnya). Etika sosial
yg hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu
disebut kode etik.
MASALAH ETIKA SOSIAL
 Sedikitnya ada dua masalah yang timbul dalam
etika sosial (Zubair:1990) .
- Pertaman, tujuan etika itu memberitahukan
bagaimana kita dapat menolong manusia dalam
kebutuhannya yg riil dengan cara yg susila dapat
dipertanggungjawabkan.
- Kedua, dalam etika sosial mudah timbul beragam
pandangan. Norma-norma harus selalu diterapkan
pada keadaan yang kongkret.
ETIKA ORGANISASI
 Nilai-nilai etika dalam suatu organisasi
dituangkan dalam aturan atau ketentuan
hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Aturan ini mengatur bagaimana seseorang
harus bersikap atau berperilaku ketika
berinteraksi dengan orang lain di dalam suatu
organisasi dan dengan masyarakat di
lingkungan organisasi tersebut.
ETIKA ORGANISASI
 Etika organisasi menekankan perlunya
seperangkat nilai yang dilaksanakan setiap orang
anggota. Nilai tersebut berkaitan dengan
pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan
berperilaku dengan baik seperti sikap hormat,
kejujuran, keadilan dan bertanggung jawab.
 Dalam kehidupan organisasi terdapat berbagai
permasalahan yang pemecahannya mengandung
implikasi moral dan etika, ada cara pemecahan
yang secara moral dan etika  diterima tetapi ada
juga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Beberapa alasan mengapa norma moral dan
etika itu diperlukan dalam organisasi :

 Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia


 Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib
manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman,
prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola
perilaku
 Karena dinamika manusia dengan segala
konsekuensinya baik bersifat norma moral maupun
etika perlu dianalisa dan dikaji ulang
 Karena Etika menunjukkan kepada manusia nilai
hakiki dari kehidupan sesuai dengan keyakinan
agama, pandangan hidup dan sosial
TIPE IDEAL BIROKRASI
 Menurut Max Weber birokrasi merupakan tipe ideal
birokrasi yang didalamnya terdapat nilai-nilai
perilaku yang harus dianut oleh setiap anggota
organisasi adalah :
- Adanya pembagian kerja
- Hierarki wewenang yang jelas
- Prosedur seleksi yang formal
- Aturan prosedur yang rinci
- Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan
pribadi
MENGEMBANGKAN ETIKA DI TEMPAT Perilaku
dalam
Berorganisasi
15

KERJA
budiarsa dharmatanna

1. Menerapkan tingkah laku etis (pemimpin/mgr


sebagai model peran)
2. Penyaringan karyawan dalam seleksi awal
3. Mengembangkan kode etik
4. Menyediakan pelatihan etika
5. Memberikan dukungan terhadap perilaku etis
6. Menerapkan etika dalam praktek sehari-hari
Perilaku
dalam 16
Berorganisasi
budiarsa dharmatanna

Mengatur hubungan individu dalam


organisasi bersikap, berperilaku, berinteraksi
dan melakukan proses kerja dengan pihak-
pihak di dalam dan di luar perusahaan dalam
membangun budaya kerja dan budaya
perusahaan
Perilaku
dalam 17
Berorganisasi
budiarsa dharmatanna

1. Sikap individu dalam perusahaan


2. Sikap individu dalam perusahaan dengan
wewenang dan jabatan
3. Hubungan individu dalam perusahaan
dengan atasan dan bawahannya
4. Hubungan antar sesama individu dalam
perusahaan
5. Hubungan individu dalam perusahaan
dengan individu stakeholder lainnya
6. Hal-hal yang dilarang oleh perusahaan bagi
setiap individu dalam perusahaan
Perilaku
dalam 18
Berorganisasi
budiarsa dharmatanna

1. Menghargai setiap individu dalam perusahaan,


menunjukkan sikap sopan santun serta membangun
penghargaan pribadi.

2. Membangun komitmen dan menunjukkan perlakuan yang


sama kepada semua individu dalam perusahaan tanpa
melihat ras, warna kulit, agama, asal-usul, hambatan fisik
atau mental, gender dan usia.

3. Meyakinkan para individu dalam perusahaan untuk


menyampaikan opininya tentang kebijakan dan praktek-
praktek perusahaan dengan berkomunikasi secara terbuka.

4. Menyediakan dan memelihara lingkungan dan tempat kerja


yang kondusif, sehat dan teratur.

5. Membuat ...
Perilaku
dalam 19
5. Membuat para individu dalam perusahaan
Berorganisasi
budiarsa dharmatanna

mendapatkan informasi tentang kebijakan, rencana


dan kemajuan perusahaan lewat komunikasi yang
teratur.

6. Memberi peluang yang rasional kepada individu dalam


perusahaan, konsisten dengan misi dan visi
perusahaan untuk mengikuti pelatihan agar menjadi
individu yang kompeten pada pekerjaannya.

7. Mengusahakan promosi yang konsisten dengan


kebutuhan perusahaan setiap saat, sehingga tersedia
sdm dengan kualifikasi kompetensi sesuai kebutuhan.

8. Memberikan …
Perilaku
dalam 20
Berorganisasi
budiarsa dharmatanna

8. Memberikan kompensasi dan manfaat yang jelas


dan menarik serta memberi imbalan dan
mempertahankan individu yang berkualitas.

9. Tidak boleh memaksa, mempengaruhi dan atau


melarang keterlibatan individu memberikan
kontribusi dalam proses politik selama
dilakukan secara wajar serta tidak bertentangan
dengan peraturan perusahaan yang berlaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai