Anda di halaman 1dari 8

PEMBIAYAAN DALAM AGRIBISNIS

Prof. Dr. Ir. Djoko Koestiono, SU dan Andrean Eka Hardana, SP.,MP.,MBA
Lab of Productions and Operations Management of Agribusiness,
Faculty of Agriculture, University of Brawijaya
Email: silvana.maulidah@yahoo.com

a. Pendekatan b. Objektifitas MODUL


Kepada Bank Pendanaan Kegiatan
dalam Agribisnis

7
TUJUAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan:
1. Mampu mengetahui dan memahami cara pendekatan kepada bank
2. Mampu mengetahui dan memahami Objektifitas kegiatan dalam
Agribisnis
1. Pendekatan Kepada Bank
Kredit sering kali menjadi unsur penting dalam modernisasi kegiatan agribisnis.
Tidak saja untuk menanggulangi keterbatasan tetapi dapat juga sebagai bantuan

PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS


tambahan untuk menerapkan teknologi modern yang jika tidak diterapkan akan dapat
memperlambat proses kerja. Fasilitas kredit merupakan bagian yang menyatu dengan
pengembangan usaha dalam bidang agribisnis. Di beberapa negara termasuk
Indonesia sudah diterapkan suatu peraturan yang bersifat wajib dipatuhi di mana
bank harus mengeluarkan beberapa persen dari dana kreditnya untuk kepentingan
sektor agribisnis. Bank harus benar- benar mengamati kondisi dari usaha agribisnis
yang dituju sebagai sektor yang dapat mengembangkan bidang pertanian.
Nilai kredit untuk bidang agribisnis ini tidak dapat diatasi hanya dengan bantuan
dana dari bank agribisnis saja. Di sini diperlukan inisiatif bank komersial lainnya
untuk mampu mengembangkan diri baik dari segi wilayah maupun fungsinya.
Tujuan yang ingin dicapai adalah dapat beralih dari satu usaha agribisnis kecil
menjadi besar, untuk peningkatan ke arah dari mempertahankan keselamatan
menjadi menjadi dan dari sebagai bank untuk kalangan atas bank untuk seluruh
golongan masyarakat.
Untuk pengeluaran biaya dan pengawasan yang efektif dari waktu ke waktu
atas keuangan kegiatan agribisnis, yang paling diperlukan adalah jaringan kerja
kantor-kantor cabang dimana usaha agribisnia itu berada. Dalam konteks ini perlu
dipertimbangkan kedekatan hubungan antara nilai produktifitas kredit dan hasil
surplus yang akan dimasukkan kembali sebagai simpanan. Tentu saja proses tetap
sulit untuk diprakirakan, oleh karenanya bank perlu untuk meyakinkan diri terhadap
periode yang berlaku sebelum mengharapkan keuntungan dari pengembalian kredit
yang diberikan bagi usaha agribisnis tersebut. Selama masa tunggu, bank perlu
persiapan yang hati-hati dan merencanakan strategi yang akan meyakinkan arus uang
terutam menghadapi kredit besar yang ditujukan untuk produktifitas. Semua ini akan
terwujud dengan adanya inisiatif bank, kerja keras, dan kepemimpinan yang dinamis
di kantor cabang yang secara langsung terlibat dalam proses.
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
Seiring dengan kenaikan pinjaman dan jumlah kegiatan agribisnis yang dibiayai oleh bank komersil,
perlu diperhatikan aspek yang menunjukkan bahwa jumlah usaha yang dibiayai akan semakin meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangan agribisnis. Secara garis besar, perluasan keterlibatan bank akan
ditentukan oleh faktor-faktor:
a. Potensi pengembangan agribisnis di suatu wilayah dan kapasitas maupun kondisi daerah yang layak
diberikan kredit.
b. Kelayakan infrastruktur akan dapat memastikan nilai supply yang sepadan dari aneka pelayanan
agribisnis, peralatan, dari masukan untuk memberi fasilitas terhadap pendekatan pengembangan
daerah yang dapat juga diartikan perluas keterlibatan.
c. Tanggapan para petani terhadap kelayakan lembaga keuangan dan disiplin yang berkaitan dengan itu
Ini merupakan proses dari aneka fungsi yang memerlukan suatu organisas tertata untuk menyelaraskan
dengan permintaan. Tantangan ini dihadapi dengan mempersiapkan diri sebelumnya, melatih orang-orang
yang akan menangani kredit di bidang agribisnis, sekaligus memperhatikan bentuk infrastruktur yang
diharapkan untuk pengembangan agribisnis seperti marketing dan orang-orang dengan pengetahuan
tentang manajemen kredit dan kelayakan masukan

2. Objektifitas Pendanaan Kegiatan dalam Agribisnis


a. Memperbaiki standar kehidupan petani kecil dengan meningkatkan produktifitas yang berarti akan
memperbaiki keuntungan.

b. Memperbaiki kondisi infrastruktur yang bertujuan untuk mendukung modernisasi dalam bidang
agribisnis dengan biaya yang ringan bagi para petani kecil.

c. Memperbaiki segala penemuan yang bertujuan untuk menjadikan kegiatan pembiayaan sektor
agribisnis menjadi sektor yang dinamis bagi bank dan sekaligus menjadi tawaran yang
menguntungkan bagi bank.

A. Pengawasan

Banyak pinjaman kecil membuat kredit untuk bidang agribisnis kecil menjadi lebih tinggi. Biaya untuk
kredit agribisnis yang kecil biasanya cukup besar. Biaya ini berkaitan dengan 2 hal pokok:
a. Biaya administrasi terutama untuk biaya prosedur akuntansi inspeksi (menjadi 10% dari nilai
pinjaman). Belum lagi jika ada biaya lain-lain sebagai tambahan.
b. Menyediakan uang tanpa diiringi dengan sistem manajemen dan pengawasan yang sepadan
merupakan suatu pendekatan yang tidak aman. Sebab, sumber yang rendah, petani kecil biasanya
tidak memiliki pengalaman dalam pengambil keputusan dan memiliki pandangan sempit tentang
masa mendatang (terutama dalam agribisnis dengan pola Perkebunan Inti Rakyat PIR).
Disamping itu juga biaya penagihan akan jatuh mahal akibat banyaknya terjadi tunggakan yang sering
terjadi dalam kredit sekort agribisnis ini.
Biaya administrasi lebih tergantung dari besarnya pinjaman daribesarnya pinjaman dan masa
pengembalian. Umumnya biaya administrasi akan naik jika nilai pinjaman rendah dan masa
pengembalian pendek. Biaya inipun akan meningkat jika lembaga keuangan menerapkan pelayanan
tambahan atau di negara maju di mana staf bagian kredit memperoleh gaji yang besar. Ada pemisah
antara biaya administrasi dengan biaya terduga, semakin hati-hati lembaga keuangan dalam menilai dan
mengawasi peminjam maka makin tinggi juga biaya administrasinya.

Page 2 of 8
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam nilai biaya ini adalah biaya pendanaan yang ditanggung
oleh bank. Beberapa bank diharapkan dapat memperluas pada suku bunga yang tidak memberatkan.
Oleh karenanya akan tidak mungkin bagi bank komersial menempatkan pinjaman di bidang agribisnis
sebagai sektor komersial untuk menempatkan pinjaman di agribisnis sebagai sektor komersial. Biasanya
objek dari pinjaman di bidang agribisnis harus perhitungkan dan harus diupayakan untuk menurunkan
biaya tawaran yang bersifat operasional jika ingin merubah dana di bidang agribisnis menjadi tawaran
yang bersifat komersil bagi bank komersil. Ada beberapa metode diman abiaya operasional dapat
diturunkan seperti pendekatan wilayah, perbaikan prestasi satu lembaga terpisah yang akan menangani
kredit sektor agribisnis, dukungan pemerintah, bantuan merintah terhadap bank dimaksud, dan
sebagainya.

B. Pendekatan wilayah

Banyak pinjaman berada dalam pola pinjaman untuk kegiatan di bidang agribisnis di mana bank harus
dapat mencakup wilayah yang luas. Sangat penting untuk melihat pengenalan wilayah diterapkan dalam
jenis pinjaman seperti ini, jika tidak maka biaya yang harus keluarkan sangat besar. Sebelum menerima
proposal dari satu wilayah baru, perlu dilakukan studi untuk mengetahui bahwa apakah akan terjadi
banyak permintaan pinjaman di wilayah tersebut untuk dijadikan sebagai program pinjaman dalam
bentuk kelompok. Hal ini sanya baru dapat dimungkinkan setelah melalui upaya untuk ningkatkan
minat para pengusaha agribisnis/petani lain di wilayah tersebut melalui promosi-promosi
Untuk maksud ini dapat dilakukan suatu seminar yang akan menerangkan pandangan bank dan
persyaratan-persyaratannya kepada pengusaha agribisnis/petani. Hal ini bertujuan untuk memancing
tanggapan dan sekaligus dapat mengorganisir nasabah di wilayah tersebut. Melalui pendekatan wilayah
ini akan dapat menurunkan biaya inspeksi setiap bulannya dan akan dapat memberi bank informasi yang
detai di wilayah tersebut.Disamping itudengan cara ini akan dapat lebih mudah untuk menetapkan
kondisi wilayah dan akan dapat menciptakan hubungan yang lebih erat dengan para petani. Dengan satu
kali kunjungan saja akan mudah dikenali dan pengawasanpun akan lebih intensif. Di lain pihak jika
memberikan pinjaman kepada satu atau dua orang yang berada di wilayah berbeda, maka biaya
pengawasanpun akan menjadi mahal terutama bagi pemberian pinjaman untuk petani kecil.
Dukungan pemerintah sangat membantu dalam hal pengawasan biaya operasional di bidang agribisnis
ini. Penagihan akan menjadi masalah yang cukup sulit. Jika pemerintah dapat mengeluarkan suatu
peraturan mengenai ini yang harus diterapkan oleh penguasa setempat akan sangat membantu.
Harus diakui bahwa masyarakat akan menyadari jika mengetahui bahwa pinjaman untuk kegiatan
agribisnis didukung oleh pemerintah sehingga mereka tidak akan berani untuk tidak membayar yang
dapat memiliki sanksi hukum. Untuk pinjaman kecil hal ini tentu tidak menguntungkan jika harus
membawanya ke proses pengadilan. Disini perlu adanya suatu sistem yang dikeluarkan pemerintah
dimana bank akan dapat melakukan penagihan melalui penguasa setempat tanpa harus melibatkan
proses pengadilan.
C. Penilaian terhadap pinjaman sektor agribisnis
Sanksi pinjaman penting untuk memberikan pengaruh terhadap kondisi pinjaman. Dalam menangani
pinjaman sektor agribisnis, cara yang sederhana dalam melakukan penilaian tidak akan memberi
kepuasan. Biasanya para petani tidak merasa memiliki jaminan. Walaupun para petani ini memiliki aset
seperti tanah atau rumah tetap saja sulit untuk menjadikan jaminan bila pinjaman tertunggak. Banyak
terjadi perubahan dalam sistem perbankan termasuk yang berkaitan dengan pinjaman tadi, yang mana
jaminan belum begitu penting pada kira-kira 10 atau 15 tahun sebelumnya. Pada saat ini setiap proposal
akan diproses atas dasar referensi dari kapasitas dan nilai proyek. Pertanyaan yang paling penting yang
perlu dijawab adalah dapatkah ia melunasinya? Apakah ia beridtikad untuk melunasinya? Perlu
Page 3 of 8
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
dipahami bahwa pinjaman biasanya mengerti bahwa ia harus membayar tetapi bila ia tidak
memilikiitikad untuk membayar maka akan berakhir dengan kekisruhan.
Oleh karenanya penilaian atas kredit dari sektor agribisnis ini harus dikumpulkan dalam poin-poin
seperti dibawah ini :
1. Apakah peminjam berharga untuk pemberi kredit?
2. Bagaimana unit agribisnis tersebut dibiayai pada saat ini?
3. Jenis pendanaan yang bagaimana yang perlu diberikan?
4. Apakah seluruh fakta yang diperlukan untuk mengambil keputusan sudah terkumpul?
Harus dapat dipahami secara jelas bahwa keputusan pemberia kredit bukan merupakan perbuatan amal,
melainkan pengembangan dari pola berpikir sederhana dan persepsi.
Tidak ada tipuan-tipuan tertentu dalam memberi pinjaman. Mudah saja untuk menjadi staf pemberi
kredit yang baik jika sudah diketahui dengan pasti seluruh fakta yang diperlukan. Namun demikian
untuk memperoleh seluruh fakta merupakan masalah tersendiri ya menyandarkan pada hasil analisis
dan keputusan. Sebagaimana sudah disinggung sebelumnya bahwa harus ada 2 pertanyaan yang pe
dijawab oleh peminjam:
1. Untuk keperluan apa pinjaman yang diajukan?
2. Bagaimana cara membayar pinjamannya?
Pertanyaan pertama sangat mudah untuk dijawab, tetapi untuk pertanyaan kedua akan memerlukan
waktu untuk menjawabnya bahkan pertanyaan ini suka terlewatkan karena kebanyakan bank hanya
berpikir bagaimana mengeluarkan dana dan mengabaikan bagaima agar uang tersebut dapat kembali.
Beberapa tahun lalu, bank hanya memberikan kredit berdasarkan nilai aset yang dijaminkan saja,
bahkan sampai saat ini masih ada bank yang berpola pikir seperti ini. Bagaimanapun juga keadaan
sudah berubah dimana teknik arus uang kredit sudah mencapai kemajuan, sehingga diperlukan satu
analisis bidang perkreditan. Pihak pemberi jaman tidak lagi hanya ingin mengetahui untuk apa uang
pinjaman digunakan tetapi juga bagaimana peminjam dapat mebayarnya. Diharapkan agar peminjam
dapat memiliki jadwal mbayaran yang benar-benar dipahaminya.
D. Apakah peminjam berharga untuk diberi kredit?

1. Karakter dan integritas

Integritas dan karakter peminjam, terutama yang berasal dari usaha dari bisnis kecil akan menjadi sangat
penting untuk dijadikan dasar ngambilan keputusan. Perlu untuk diketahui integritas dari peminjam
awal penelitian dan jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan. Bila peminjam sudah memiliki
rekening bank, harus diberi tahu pada bank yang akan memberi pinjaman

Dalam kebanyakan hal, peminjam merupakan nasabah baru bagi bank bersangkutan bahkan tidak
memiliki rekening bank sama sekali. Hal ini akan menyulitkan bank untuk mengetahui latar belakan
minjam tersebut. Pengumpulan referensi secara lengkap ditambah informasi yang dikumpulkan selama
meneliti agribisnis calon peminjam akan memberi kesempatan kepada pihak bank untuk mengetahui
kapasitas peminjam dan prospek usahanya. Dimungkinkan juga untuk meneliti permintaan pasarnya dan
mengumpulkan informasi dari orang-orang disekitarnya. Faktor lainnya yang perlu diperhatika sudut
pandang terhadap resiko, keuletan dan kapasitas kerja sebagai karakter apakah hati-hati dan hemat atau
sesuka hatinya saja. Jukga jangan dilewatkan faktor ketelitiannya dalam keuangan. Banyak perusahaan
yang jatuh karena kurangnya pengawasan atas faktor keuangan.

2. Kemampuan

Page 4 of 8
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
Bank boleh merasa puas atas kemampuan nasabahnya dalam menangani hal-hal tertentu dengan cara
yang efisien dan sepadan terlepas dari pengetahuannya mengenai bidang manajemen.

Hal seperti ini akan menjadi sangat vital untuk mempertimbangkan apakah kredit dapat diberikan atau
tidak. Peminjam haruslah yang dapat menjalankan usaha secara individual. Ia harus orang yang pandai
memanfaatkan setiap kesempatan dan sanggup mengadaptasi diri jika terjadi perubahan situasi serta
mau memperhatikan saran-saran bank. Akan banyak orang yang datang ke bank untuk memanfaatkan
pinjaman yang ditawarkan oleh bank hanya dengan harapan dapat meraih untung. Dalam kontek ini,
bank perlu mengetahui apakah calon peminjam tersebut memiliki kemampuan untuk menjalankan usaha
setiap orang yang datang langsung ke bank tanpa melakukan persiap terlebih dahulu, yang menganggap
agribisnisnya sebagai hobi, atau yang ingin mengexploitir dana bank, harus diabaikan.

3. Investasi modal

Modal merupakan kekuatan dalam keuangan bagi perusaha gribisnis. Perlu diketahui berapa besar
modal yang diperlukan untuk menjalankan agribisnis dan berapa besar bagian pemiliknya. Pada
dasarnya, peminjam menghendaki seluruh jumlah modal yang dibutuhkan diperoleh dari bank. Dalam
pinjaman sektor agribis harus diketahui dengan pasti pemisahan antara modal dan kemampuan
peminjam untuk menjalankan usahanya. Jika proposal cukup berharga dan bila orang yang
mengajukannya merupakan orang yang memiliki karakter dan kapasitas yang kekurangan modal maka
jangan menghalanginya untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Peminjam harus menerangkan kepada bank tentang tujuan yang akan dicapai dengan jumlah pinjaman
yang diajukan dan sumber-sumber apa saja yang akan didanai. Perusahaan agribisnis biasana kurang
memiliki modal tapi banyak meminjam. Kegagalan usaha biasanya timbul dari:

a. Merubah kebutuhan, tidak serius, kemajuan teknologi

b. Faktor-faktor pribadi seperti ketidakmampuan dalam manajemen, ketidakjujuran, sakit yang


berkepanjangan, atau karena meninggalnya si peminjam.

c. Kondisi usaha seperti terjadinya fluktuasi harga, menghadapi persaingan berat dan,

E. Apakah peminjam berharga untuk diberi kredit?

Jika tidak ada kemungkinan untuk menebus pinjaman maka layak untuk mengajukan kredit bank.
Perusahaan agribisnis yang sehat adalah yang sanggup memperoleh pendapatan dari hasil yang
diperoleh bukan dari modal perorangan. Pembayaran kembali hutang melalui likuidasi menunjukkan
miskinnya manajemen, bukan saja di pihak peminjam tetapi di pihak bank juga.Bank dapat saja
memaksa untuk mengadakan jaminan, tetapi hasil penelitian terhadap kemampuan peminjam untuk
membayar hutang tanpa harus melakukan penyitaan jaminan harus diutamakan sesuai rencana
pembayaran yang telah ditetapkan.

F. Bagaimana unit agribisnis dibiayai?

Untuk mengetahuinya, bank harus memiliki data pendukung tentang posisi keuangan dari peminjam di
waktu lampau. Bank melalui data tersebut dapat memastikan maksud dari peminjaman saat ini. Bila
tidak pernah terjadi peminjaman, maka bagaimana unit tersebut menjalankan usahanya? Apakah dengan
menggunakan modal yang ada (equity) atau melalui penerimaan pembayaran di muka (deposit payment)

Page 5 of 8
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
dari pembeli atau meminjam dari pihak tertentu. Melaui penelitian yang seksama akan diketahui apakah
kredit diperlukan dan jika demikian apa maksud dan tujuannya.

G. Bentuk pendanaan yang bagaimana yang diperlukan?

Unit agribisnis mungkin saja memerlukan pendanaan untuk maksud-maksud sebagai berikut:

1. Untuk membeli harta tetap fixed asset seperti peralatan agribisnis, lahan, dan sebagainya.

2. Untuk melakukan ekspansi atau modernisasi dari fixed asset ada dan agribisnis.

3. Untuk memelihara stok pupuk, pestisida, bibit, dan sebagainya untuk operasi penanaman.

4. Untuk membayar biaya yang timbul seperti gaji dan upah, sewa, tagihan, atau biaya lain sampai
masa penjualan atau panen.

5. Untuk membayar hutang usaha yang ada atau hutang pribadi. Maksudnya adalah dimana pinjaman
yang diperlukan dijadikan sebagai pembayaran uang muka dan sebagai kebutuhan yang diperlukan.
Dengan membiayai perusahaan yang tidak menguntungkan maka berarti bank tidak memiliki
hubungan baik dengan masyarakat yang akan menimbulkan kerugian. Pinjaman bank diadakan
untuk memenuhi kebutuhan murni perniagaan dan tidak ditujukan untuk maksud yang tidak
produktif. Walau ada bujukan atas adanya jaminan, bank tidak boleh tergoda untuk melakukan
pembayaran bila jalur ke mana kredit akan dialirkan tidak memuaskan.

H. Sudahkah Bank memperoleh semua fakta untuk dasar mengambil keputusan?

Bank sudah menetapkan aneka jenis kredit untuk membiayai kegiatan agribisnis atau agribisnis,
sebagai contoh pembiakan ternak, perikanan, pertanian hortikultur, peralatan agribisnis, dan
pelayanan. Bank yang memberi pinjaman harus mengevaluasi proposal sehubungan dengan jenis
kredit yang ada. Bank pemberi pinjaman ingat aspek-aspek dibawah ini selama mengambil
keputusan kah layak untuk diberi pinjaman atau tidak:

1. Prospek dari penambahan tenaga kerja

2. Pemanfaatan sumber lokal

3. Kebutuhan setempat dan ketidak adaan fasilitas yang sesuai untuk memenuhinya

4. Peminjam memiliki dana penuh dalam kegiatan agribisnis yang berarti, apakah ia terlibat
langsung dalam operasional agribisni dan apakah ia tergantung dari hasil pertaniannya.

I. Mengenali sebab-sebab dari pinjaman buruk

Di luar dari seluruh perhatian atas proses penelitian dan sanksi pinjaman, sebagian dari pinjaman
seperti ini akan dapat diragukan yang pada akhirnya akan menanggung kerugian. Bagaimanapun
juga pinjaman tidak akan secara mendadak buruk tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Ada
beberapa faktor yang bertanggung jawab atas berubahnya pinjaman baik menjadi pinjaman buruk.
Pengetahuan luas atas faktor-faktor penggunaan sangat penting dimiliki oleh bank untuk
menghindari terjadinya pinjaman buruk.
Sebab yang paling utama terjadinya pinjaman buruk dapat dipisahkan ke dalam 4 katagori:
1. Nasib buruk /Perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Page 6 of 8
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
a. Hal ini berhubungan dengan masalah yang timbul akibat adanya perubahan usaha dan faktor luar
di luar perkiraan peminjam.
b. Cuaca buruk atau Bencana alam.
c. Sakit atau meninggalnya si peminjam tanpa asuransi jiwa
d. Terjadi fluktuasi yang mendadak dan berakibat luas atas permintaan produk agribisnis.
e. Terjadi pembatasan atau penurunan pasar.
f. Menaiknya biaya yang tidak dapat diimbangi oleh harga jual produk. Kekurangan bahan pokok
sehingga menurunkan kapasitas.
g. Hubungan yang kurang memuaskan dengan buruh yang biasanya terjadi di bidang industri.
h. Ketidakmampuan untuk memutuskan proyek baru sesuai yang direncanakan karena adanya
hambatan dan tidak mampu untuk menjalankan operasional.
i. Penetapan bentuk pinjaman oleh bank tanpa memperhatikan periode masa tunggu produktifitas
atau arus uang pada unit bersangkutan.
2. Kesalahan manajemen di pihak peminjam dan bank.
a. Yang berhubungan dengan peminjam:
1) Segala penyebab kegagalan usaha yang diakibatkan oleh ketidak mampuan manajemen atau
ketidak sesuaian manajemen untuk menangani permasalahan dan menata keuangan secara
disiplin.
2) Salah menerapkan dan salah mengartikan sumber tentang peminjam yang kurang baik.
3) Kegagalan untuk memperbaiki metode agribisnis sehubungan dengan terjadinya perbaikan
teknologi yang cepat yang diterapkan oleh unit lain untuk jenis- jenis tertentu dari produksi
agribisnis.
4) Ketidakberadaan manajemen yang sepadan dan ketidak mampuan untuk mengambil keputusan
secara memadai pada waktu yang tepat.
5) Kekurangan pengetahuan mengenai pasar yang diakibatkan peminjam belum melakukan survei
pasar sebelum memulai unit kerjanya.
6) Terlalu banyak pinjaman pada saat memulai usaha di mana bunga yang harus dibayarkan
menjadi beban berat bagi peminjam.
7) Salah mempakirakan biaya produksi pada awalnya yang sebagai konskuensinya tidak san
menerapkan harga yang sesuai
8) Ketidak cakapan melakukan pembukuan dan sistem pendataan inventaris.
9) Kurang mampu untuk menyusun perencanaan yang sepadan yang menjadi akar kelemahan
pasar.
10) Modal (equity) yang lemah akibat kelalaian peminjam.
11) Keberadaan fixed aset yang menjadi beban usaha karena menuntut biaya yang besar.
12) Hasil produksi rendah dan tidak cukup umur secara kualitas dibarengi dengan biaya tinggi
untuk itu.
b. Faktor-faktor yang datang dari pemberi pinjaman atau bank
1) Tidak dilakukannya penilaian yang benar atas proposal yang diterima dan pimpinan cabang
yang terlalu bersemangat untuk memperoleh kegiatan usaha sehingga memberi penilaian layak
kepada proposal tersebut. Sanksi perlu dibuat untuk pencapaian target keuntungan cabang atau
untuk kesalahan perorangan.
2) Dalam melakukan penilaian atas kelayakan pengaju pinjaman telah melalaikan faktor utama
kelayakan seperti: karakter, modal, dan kapasitas. Kesalahan dalam melakukan penilaian ini
akan merubah satu pinjaman menjadi pinjaman buruk.

Page 7 of 8
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
3) Adanya staf-staf bank yang tidak berpengalaman untuk menjalankan tugas dalam mengurus dan
menilai pengajuan pinjaman.
4) Dalam hal menerima jaminan tidak memperhatikan marjinnya seperti kurangnya perhitungan
akan kemungkinan jatuhnya harga jaminan tersebut.
5) Pimpinan cabang telah gagal dalam melakukan pengawasan laju keuangan peminjam
6) Bilamana bank gagal untuk memiliki tenaga untuk mengawasi operasional peminjam, maka
peminjam akan memanfaatkan kekurangan bank tersebut. Harus ada pemeriksaan jaminan oleh
staf audit dan oleh perwakilan bank selama masa penelitian awal dan atas agribisnis tersebut.
7) Pada saat jaminan diterima sampai saat untuk dikembalikan, harus berada dalam pengawasan
kedua belah pihak. Jaminan dapat saja disalah gunakan oleh staf dengan sepengetahuan
peminjam.
8) Kegagalan untuk menyimpan stok atau melalui pembaharuan dokumen yang memuat
pembatasan bank akan merubah lajur keuangan yang baik menjadi jelek yang pada akhirnya
akan mempermalukan manajemen bank sendiri.
9) Mencairkan pinjaman sebelum adanya kepastian dari kondisi jaminan
10) Informasi yang tidak memadai. Sebagaimana diketahui bahwa bank harus memiliki pemahaman
secara menyeluruh terhadap permasalahan unit agribisnis tersebut termasuk manajemennya.
11) Sindrom nama besar sehingga tidak perlu analisis.
12) Yang paling penting lagi karena kurangnya kemampuan nalar secara jernih

3. Penipuan
4. Resiko umum yang sering terjadi pada pinjaman untuk agribisnis

REFERENSI
George R. Terry, Dr. Winardi, SE, 2010. Asas-asas Manajemen :Bandung
Gumbira-Sa’id, E. dan A. Haritz Intan. 2004. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

James A.F. Stoner, Management, edisi kedua, Prentice/Hall International, Inc.,


Englewood Cliffs, New York, 1982.
Suryani, P dan Rahmadani, E. 2014. Manajemen Agribisnis. Aswaja Pressindo:
Togyakarta

PROPAGASI
1. Bagaimana peran perbankan konvensional maupun non konvensional dalam
memberikan dukungan kredit guna pengembangan sistem agribisnis)!
2. Carilah artikel ilmiah yang membahas tentang penerapan kredit pada pengembangan
sistem agribisnis!

Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai