Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Teknologi dalam Agribisnis

Silvana Maulidah, SP, MP. dan Andrean Eka Hardana, SP.,MP.,MBA


Lab of Productions and Operations Management of Agribusiness,
Faculty of Agriculture, University of Brawijaya
Email: silvana.maulidah@yahoo.com

a. Ruang Lingkup b. Teknologi dalam MODUL


Manajemen Agribisnis
Teknologi dalam c. Pengembangan dan
Agribisnis Penerapan

TUJUAN
Bioteknologi dalam
Agribisnis

Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan:


1. Mampu mengetahui dan memahami ruang lingkup manajemen
7
teknologi dalam agribisnis
2. Mampu mengetahui dan memahami Teknologi dalam Agribisnis
3. Mampu mengetahui dan memahami Pengembangan dan Penerapan
Bioteknologi dalam Agribisnis
1. Ruang Lingkup Manajemen Teknologi dalam
Agribisnis

Teknologi agribisnis adalah salah satu sarana utama untuk mencapai


tujuan efektifitas, efesiensi serta produktifitas yang tinggi dari
perusahaan-perusahaan agribisnis.teknologi sebagai salah satu sumber
daya produksi harus dapat digunakan secara tepat, yang meliputi jenis
teknologi dan skala aplikasinya. Penentuan jenis teknologi sangat terkait
dengan skala usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, kemampuan
sumber daya manusia, serta kebutuhan dan keinginan pelanggan. Oleh
karena itu, perlu upaya pengelolaan teknologi yang efektif mulai dari
perencanaan teknologi, pengorganisasian teknologi, pelaksanaan aplikasi
teknologi serta upaya pengendalian yang dibutuhkan. Dengan demikian ,
fungsi – fungsi manajemen umum yang telah dikenal juga diterapkan
dalam manejemn teknologi.
A. Perencanaan Teknologi
Perencanaan pengembangan dan aplikasi teknologi agribisnis terkait
dengan pemilihan jenis teknologi yang akan dikembangkan dan
diaplikasikan. Hal – hal yang perlu diperhatikan dibawah ini.
Dalam skala mikro mempertimbangkan jenis bidang usaha dan skala
usaha yang dijalankan, sedangkan dalam skala makro
mempertimbangkan prioritas bidang teknologi yang akan dikembangkan,
dalam kaitannya dengan pengembangan dunia bisnis dan ekonomi
nasional. Misalnya, pemerintah mencanangkan pengembangan agribisnis
nasional yang tangguh untuk meletakkan fundamental
MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2017
ekonomi, maka pemilihan teknologi yang akan dikembangkan dan
diaplikasikan adalah teknologi dibidang agribisnis.
Kemampuan pembiayaan pengembangan dan aplikasi teknologi. Hal ini sangat
penting karena pengembangan teknologi, melalui riset dan pengembangan, membutuhkan
biaya yang relatif besar. Begitu juga aplikasinya, tetapi besarnya biaya yang dibutuhkan
juga tergantung pada jenis teknologi yang dipilih.
Kemampuan sumber daya manusia/ potensi sumber daya manusia. Kemampuan
sumber daya manusia, terutama dalam riset dan pengembangan untuk mengembangkan
suatu jenis teknologi, sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan sehingga
pengembangan teknologi yang dilakukan menghasilkan produk teknologi yang memuaskan.
Begitu juga dalam perancanaan aplikasi teknologi, sangat terkait dengan apakah
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki atau yang dapat dikuasai mampu
mengoperasikan teknologi yang dipilih tersebut.
Skala usaha dan tingkat persaingan. Pemilihan teknologi, baik yang dikembangkan
maupun yang akan diaplikasikan sangat terkait denagn skala usaha (kapasitas volume
produksi) dan tingkat harga jual produk yang dihasilkan oleh teknologi tersebut. Harga jual
produk yang akan diterima konsumen juga disumbang oleh biaya pengembangan dan
aplikasi teknologi sehingga biaya pengembangan dan aplikasi teknologi yang tidak
seimbang denga skala usaha (skala produksi), dalam hal ini terlalu mahal biaya
teknologinya , akan menyebabkan harga jual produk tinggi sehingga sulit untuk bersaing
dipasar, apalagi menghadapi pasar global yang penuh persaingan. Budaya, adat dan
kebiasaaan masyarakat. Faktor ini serinngkali menghambat masuknnya teknologi baru
sehingga perlu mendapat perhatian. Jika budaya, adat dan kebiasaan masyarakat dinilai
dapat mengjambat penerimaan teknologi tersebut, sementara teknologi tersebut telah
diyakini dapat memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat secara nyata, maka diperlukan
upaya strategis agar teknologi tersebut secara bertahap dapat diterima dan diaplikasikan
oleh masyarakat. Begitu juga dalam perusahaan, seringkali teknologi yang akan diterapkan
dapat mengganggu ketenangan dan lingkungan kerja sehingga dibutuhkan keputusan
pemilihan teknologi yang bijaksana. Sebagai contoh, perusahaan yang tadinya padat kerja
kemudian beralih pada teknologi yang padat modal, maka sebagian besar tenaga kerja
dalam perusahaan tersebut akan kehilangan pekerjaan. Hal seperti itu menunjukkan
adanya dilema bagi perusahaan. Disatu sisi perusahaan dituntut oleh pasar untuk
mengaplikasikan teknologi dalam upaya efisiensi dan disis lain harus mengorbankan para
pekerja dalam perusahaannya.
Perencanaan pengembangan dan aplikasi teknologi dalam skala mikro membutuhkan
penilaian dengan berbagai kriteria yang dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kriteria yang menyangkut kompensasi teknologi
b. Kriteria kompatibilitas dan kemampuan produksi
c. Kriteria dalam lingkup distribusi dan pemasaran
d. Kriteria kompatibilitas sistem operasional
e. Kriteria infrastruktur
f. Kriteria yang menyangkut implikasinya terhadap pelaggan atau
konsumen
Perencanaan teknologi harus sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan dan
mampu mendukung peningkatan citra perusahaan yaitu mendukung kesan prestisius dan
kebanggan perusahaan yang telah berkembang selam ini. Kompetensi teknologi juga harus
berupaya untuk mengurangi atau menghilangkan risk aversion, yakni mampu menstransfer

Page 2 of 7
MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2017
risiko teknis (technical risk) menjadi risiko komersial (commercial risk) berupa beban biaya
investasi teknologi. Disamping itu manajamen perusahaan harus memiliki komitmen yang
kuat untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi melalui riset dan
pengembangan menghadapi risiko kegagalan dan membutuhkan banyak biaya. Oleh karena
itu, diperlukan komitmen dari pihak manajemen untuk mengembangkan teknologi yang
tepat dan sesuai kebutuhan.
Perencanaan teknologi harus didasarkan pula pada kriteria distribusi dan pemasaran
produk yang meliputi kesesuaiannya dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan, hasil
estimasi nilai penjualan, luas pasar, siklus hidup produk (product life cycle), kemungkinan
berhasil secara komersial, rencana pemasaran (waktu dan target pasar), pengaruhnya
terhadap produk yang sudah ada, harga produk baru, dan harga produk pesaing, tingkat
persaingan, saluran distribusi dan lain-lain. Jika perencanaan teknologi berfokus pada
pengembangan teknologi harus didasarkan pada kriteria riset dan pengembangan, yang
meliputi sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan rencana strategis riset dan pengembangan
perusahaan.
b. Kemungkinan suksesnya secara teknis
c. Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan posisi
paten yang ada
d. Ketersediaan sumberdaya dalam bidang riset dan pengembangan
e. Potensi pengembangan dimasa yang akan dating serta
konsekuensinya terhadap lingkungan
Dilain pihak, kriteria finansial meliputi hal-hal berikut:
a. Biaya riset dan pengembangan
b. Lama waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan kembali
modal atau BEP
c. Kondisi arus tunai perusahaan dan pengaruhnya pada masa
datang
Perencanaan teknologi juga harus dipertimbangkan kriteria produksi, yaitu meliputi
kemampuan dan pembiayaan manufaktur, nilai tambah produksi, kebutuhan tambahan
fasilitas, kelanjutan produksi dan lain-lain. Jika hal-hal tersebut telah diakses dan telah
ditetapkan teknologi yang dipilih, maka dapat dibuat perencanaan pengembangan dan
aplikasi teknologi, dan selanjutnya proyek tersebut dapat segera dimulai.
B. Pengorganisasian Teknologi
Manajemen teknologi juga mencakup pengorganisasian sumber daya yang diperlukan
dan mengalokasikannya secara tepat dan efisien. Disamping itu teknologi yang akan
diaplikasikan juga harus diorganisasikan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan –
kesalahan (misalnya alokasi dan penempatan), yang dapat menyebabkan
ketidakefisienan. Pengorganisasian sumber daya perusahaan untuk bidang
pengembangan teknologi, misalnya teknologi produksi, melalui riset dan pengembangan
sangat penting guna mencapai efisiensi dan efektivitas alokasi. Dengan demikian
diperoleh optimalisasi alokasi dan pengorganisasian yang tepat.
C. Pelaksanaan Penerapan Teknologi
Jika rencana pengembangan dan aplikasi teknologi telah dirampungkan serta semua
sumber daya yang dibutuhkan telah siap untuk dioperasikan, maka tibalah waktunya
untuk memulai pelaksanaannya. Pelaksanaan tersebut mulai dari pengembangan sampai
penggunaan teknologi dalam produksi/operasi perusahaan.

Page 3 of 7
MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2017
D. Pengawasan, Evaluasi, dan Pengendalian
Fungsi pengawasan dilakukan terus menerus sejak perencanaan dan dalam berbagai
aspek, sedangkan evaluasi dapat dilakukan secara berkala untuk mengetahui kesesuaian
antara rencana, pelaksanaan, dan hasil serta mengetahui ada tidaknya penyimpangan-
penyimpangan dari rencana semula. Disamping itu pengawasan dan evaluasi juga
berfungsi untuk menilai perlu tidaknya diadakan penyesuaian-penyesuaian. Jika terjadi
penyimpangan dan kesalahan dalam operasi, maka harus segera dilakukan pengendalian.

2. Teknologi dalam Agribisnis

Teknologi dalam agribisnis mencakup teknologi dalam berbagai aktivitas pengadaan


dan penyaluran sarana produksi, pengolahan, hingga pemasaran. Teknologi tersebut
mencakup aplikasi dari bioteknologi, mekanisasi, biokimia, teknik kimia, teknik fisika,
teknik nuklir, mikro elektrik, teknologi dirgantara, komunikasi dan perhubungan, geodesi
dan geologi serta jenis teknologi lainnya. Sampai saat ini yang nyata peranannya baru
aplikasi dari bioteknologi (bibit unggul), teknik kimia (pupuk, hormon, dan pestisida) dan
teknik mekanisasi (mesin-mesin dan alat-alat pertanian). Namun, untuk masa yang
akan datang aplikasi dari teknologi-teknologi tersebut akan menunjukkan peranan yang
sangat besar.
Suatu inovasi baru dalam bidang teknologi elektronik yang telah diperkenalkan
sebagai teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
adalah sonic bloom. Teknologi tersebut telah masuk ke Indonesia pada tahun 1998
dalam aplikasi skala pilot project di kabupaten Sukabumi, tetapi pada aplikasi komersial
belum memasyarakat. Sonic bloom menggunakan perangkat elektronik yang
membangkitkan suara dalam suatu frekuensi tertentu yang mampu memberikan
rangsangan bagi stomata daun. Dengan ini diharapkan penyerapan stomata daun
langsung dari udara akan semakin intensif bagi kebutuhan metabolisme tanaman.
Disamping itu, aplikasi Sonic Bloom juga disertai dengan pemberian nutrisi yang diramu
dengan rumput laut tanpa bahan kimia sehingga produk yang dihasilkan ramah
lingkungan dan terhindar dari bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup manusia.
3. Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi dalam
Agribisnis
Pengembangan dan penerapa bioteknologi menjadi sangat urgen dalam membangun
sector agribisnis di Indonesia. Tuntutan industrialisasi pertanian, terutama agroindustri,
akan berhasil baik jika bioteknologi telah mampu menjembatani kesenjangan antar
sector pertanian dan sector industri yang berwawasan lingkuangan. Pengembangan dan
adopsi berbagai prinsip bioteknologi telah mampu mengantarkan amerika serikat dan
kanada menjadi nprodusen pengolah produk – produk pertanian di seluruh dunia.

Penerapan bioteknologi dibidang produksi dan industri pengolahan hasil pertanian


mempunyai dua kelebihan dibanding penerapan teknologi konvensional, sebagai
berikut:
Page 4 of 7
MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2017
1) Prinsip-prinsip bioteknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk
dan memperbaiki karakteristik tanaman dan hewan sehingga mampu memenuhi
kebutuhan dan selara konsumen
2) Prinsip-prinsip bioteknologi mempunyai potensi melestarikan sumber daya alam
dan meningkatkan mutu lingkungan dengan memanfaatkan organisme terekayasa
genetika untuk mendagradasi bahan-bahan kimia beracun

Dengan demikian, pengembangan dan penerapan bioteknologi diharapkan mampu


mengatasi masalah-masalah yang dihadapidalam membangun agribisnis di maa yang
akan dating. Pada tabel dibawah ini dapat diketahui bagaimana prinsip-prinsip
bioteknologi yang digunakan untuk mengatasi masalah di bidang pertanian.

Tabel 1. Aplikasi Bioteknologi dalam Agribisnis

No Komoditas Masalah Pemecahan keluaran

produktivitas Kultur sel dan jaringan Produktivitas dan


mutu produk
Penyelamatan embrio meningkat
fusi protoplasma

Hama penggerek DNA rekombinan (GEN Varietas tahan hama


B)

1 Padi Bakteri hawar daun Perincian RFLP metode Metode skrining


screening

Virus tungro DNA rekombinan Varietas tahan virus

Antibody monoklonal

Cekaman Kultur sel dan jaringan Varietas tahan


lingkungan

Produktivitas Rhizobia dan mikoriza Produktivitas


meningkat

penggerek DNA rekombinan Varietas tahan

(GEN B)
2 Kedelai
Penyakit virus DNA rekombinan Varietas tahan

Cekamam Kultur sel dan jaringan Varietas tahan


lingkungan

3 kentang Bibit kentang Kultur sel dan jaringan Perbanyakan cepat

4 Pisang Bibit pisang Kultur sel dan jaringan Perbanyakan cepat

5 Manga Bibit manga Kultur sel dan jaringan Perbanyakan cepat

Page 5 of 7
MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2017
6 Jeruk Virus CVPD Stek ujung tunas Bibit tanaman sehat

Antibody monoklonal

Produktivitas Fusi protoplas Benih unggul

Bawang virus Kultuir meristem Bibit bebas


7 penyakit, varietas
Putih Fusi protoolasma tahan,
Antibody monoklonal

8 Cabe Virus CMV Pemberantasan dengan vaksin


RNA kompetitif

Gen tahan CMV DNA rekombinan (gen Varietas tahan


langka coat protein)

9 Kelapa Bibit tidak seragam Kultur sel dan jaringan Perbanyakan klon
sawit
Mutu minyak rendah Fusi protoplasma Mutu minyak tinggi

Tetua sangat Kultur mikrosprora Galur isogenik


beragam

10 Ternak Populasi rendah Manipulasi mikro embrio Populasi naik

Konsumsi protein Alih embrio Peningkatan protein


rendah

Penyakit fasciolisasi Antibodi monoclonal Perangkat diagnosis

Imunisasi pasif

Penyakit jembrana Antibodi monoclonal Perangkat diagnosis

Imunisasi pasif

Penyakit MCF Antibodi monoclonal Perangkat diagnosis

Imunisasi pasif

Produktivitas rendah DNA rekombinan Produktivitas naik

Pertumbuhan DNA rekombinan Pertumbuhan cepat


rendah/lambat

Konversi pakan Rekayasa genetic Konversi pakan


rendah mikroba pencernaan menigkat

11 Unggas Penyakit new castle Antibodi monoclonal Perangkat diagnosis

Imunisasi pasif

12 Perikanan Produktivitas rendah DNA rekombinan dan Produktivitas naik


perikanan sehat

Page 6 of 7
MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2017

REFERENSI
George R. Terry, Dr. Winardi, SE, 2010. Asas-asas Manajemen :Bandung
Gumbira-Sa’id, E. dan A. Haritz Intan. 2004. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

James A.F. Stoner, Management, edisi kedua, Prentice/Hall International, Inc.,


Englewood Cliffs, New York, 1982.
Suryani, P dan Rahmadani, E. 2014. Manajemen Agribisnis. Aswaja Pressindo:
Togyakarta

PROPAGASI
1. Jelaskan kompetensi teknologi harus berupaya untuk mengurangi atau menghilangkan
risk aversion, yakni mampu menstransfer risiko teknis (technical risk) menjadi risiko
komersial (commercial risk)!
2. Carilah artikel ilmiah yang membahas tentang aplikasi bioteknologi dalam agribisnis,
selanjutnya review secara mendalam !

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai