PENULIS JURNAL
ABSTRACT :
Background :
Penelitian ini untuk meninjau pentingnya manajemen risiko kredit yang baik terhadap kinerja bank-
bank Nigeri dan ditemukan bahwa efektivitas fungsi perbankan hanya bergantung pada manajemen risiko
kredit yang baik yang menggabungkan rencana dan strategi yang baik untuk melanjutkan jika rekanan
dalam perjanjian kredit gagal bayar. Persetujuan. Pekerjaan tersebut juga menunjukkan cara bank
memastikan kelanjutan, operasi tanpa gangguan dari aktivitas mereka setelah bencana pasti terjadi. Bank
tidak boleh menunggu bencana melanda sebelum mereka menerapkan langkah-langkah atau strategi
untuk memastikan bahwa tugas-tugas tertentu dapat dilanjutkan atau dipulihkan dengan gaya yang tepat
waktu jika terjadi gangguan kegiatan bisnis karena mereka harus memiliki rencana tertulis dari awal
keberadaan mereka.
DOI: 10.7176/IKM/9-9-05
Fasilitas Kredit yang disediakan oleh bank bertujuan untuk membantu publik dalam perkembangan
ekonomi yang cepat. Inti dari fasilitas kredit adalah pemberian uang atau sumber daya kepada publik
dengan antisipasi pembayaran kembali di kemudian hari. Risiko kredit selama ini menjadi sumber
kekhawatiran banyak orang karena apabila mitra usaha gagal membayar kembali jumlah kredit yang
diberikan maka akan mempengaruhi aktivitas pihak lain. Selain banyaknya risiko yang dihadapi bank,
risiko kredit memainkan peran utama dalam perolehan pendapatan bank karena sebagian besar
pendapatan bank terakumulasi dari pinjaman di mana bunga diperoleh. Dua jenis kredit yang diberikan
oleh bank adalah kredit tanpa pinjaman dan kredit terjamin. Bagi bank, bencana berarti gangguan
mendadak pada semua atau sebagian operasi bisnisnya yang dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan.
Efek bencana berkisar dari gangguan kecil hingga penutupan bisnis total selama berhari-hari atau
berbulan-bulan. Tujuan utama pemulihan bencana adalah untuk menghindari masalah sebelum terjadi.
Pemulihan bencana sangat penting khusus nya bagi bank-bank di daerah atau pemukiman yang
dilanda krisis lebih banyak daripada bisnis lain karena layanan mereka sangat diminati pada saat bencana
oleh masyarakat. Merger dan akusisi, bersama dengan teknologi yang semakin canggih telah memperumit
situasi bank dengan membuat bank mewarisi aplikasi yang lebih beragam. Bank menjalankan 20 hingga 30
aplikasi penting pada saat yang sama dan Ketika organisasi bergabung atau diakuisisi, jumlah ini dapat
berlipat ganda. Selain itu, banyak nya operasi bank yang dialihkan kerena Lembaga keuangan memperluas
jangkauan mereka diluar kantor pusat ke lokasi satelit. Namun bank juga masih sangat bergantung pada
kertas, terutama di tingkat kantor cabang. Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban dalam perjanjian
pinjaman dari pihaj peminjam bahkan setelah melewati masa tenggang, kebangkrutan dan penolakan juga
merupakan bencana di sector perbankan. Ketika bank menjadi lebih canggih, keretanannya terhadap
bencana juga semakin meningkat sehingga diperlukan rencana untuk solusi pemulihan bencana.
Tujuan Penelitian.
Pembahasan:
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an tercatat peningkatan jumlah portofolio kredit macet di
bank dan ini sangat berkontribusi pada kesulitan keuangan di sektor perbankan. Kelemahan
sistemik yang banyak dilakukan oleh bank adalah terus memberikan fasilitas kredit baru kepada
nasabah yang sudah memiliki hutang inti dan belum dibayar dengan bank dan Lembaga keuangan
lain. Kurangnya informasi tentang kredit menjadi hambatan utama di pihak regulator. Kebutuhan
akan database mengenai informasi kredit gabungan tentang peminjam menjadi sangat diperlukan
dan penting meningat semua masalah yang dihadapi sistem manajemen kredit di Nigeria. Undang-
undang yang memungkinkan memberdayakan CBN untuk memperoleh dari semua bank
mengembalikan semua kredit dengan saldo terutang minimum N100.000 dan di atasnya pokok dan
bunga.
Undang – undang tersebut mewajibkan semua Lembaga keuangan untuk memberikan
pengembalian kepada CRMS sehubungan dengan semua pelanggan mereka dengan semua
pelanggan mereka dengan total saldo debit yang belum diselesaikan sebesar N1.000.000 (satu juta
naira) ke atas. CRMS juga mengamanatkan bank untuk memperbarui kredit ini setiap bulan serta
membuat penyelidikan status peminjam yang berniat untuk menentukan kelayakan mereka atau
sebaliknya. Sanksi dijatuhkan kepada Bank atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan terhadap
undang – undangan. Sekarang, kemajuan teknologi telah menyebabkan CRMS menjadi web-
enabled sehingga kemungkinkan bank dan pemangku kepentingan lainnya untuk memasukkan
langsung ke database CRMS untuk tujuan mempengaruhi pengembalian wajib atau menyelesaikan
penyelidikan status pada peminjam. CBN sedang dalam proses mengintegrasikan CRMS dengan
sistem lain yang beroperasi di bank agar lebih efisien.
Tujuan dari Sistem Manajemen Risiko Kredit yang diatur oleh Bank Sentral Nigeria
Penguatan Prosedur Penyimpanan dan Pemantauan Over-Exposure Memfasilitasi Klasifikasi
Penilaian Kredit Bank penyebaran Data Kredit kepada Peminjam Kredit yang Konsisten
Tujuan menghasilkan akurasi Biro Kredit memiliki data Informasi kredit dari Biro Biro Kredit akan
dan informasi kredit yang kredit mulai nominal 1 juta Kredit akan memungkinkan memfasilitasi klasifikasi
andal tentang peminjam dari (pokok dan bunga ). Data Bank untuk mengidentifikasi kredit yang konsisten dari
database pusat , supaya bank fasilitas pinjaman: nama debitur yang memiliki kontrak regulator yang diberikan
lebih baik untuk menilai debitur, Direktur perusahaan hutang melebihi kemampuan kepada Debitur yang sama
kemampuan pembayaran debitur,batas kredit, jumlah pembayaran , maka bank- oleh bank yang berbeda.
kembali dari Nasabah yang terutang, status kredit, bank diimbau untuk tidak
mencari kredit baru atau sekuritas yang dijaminkan, menyalurkan dananya ke area
tambahan fasilitas, dampak dari CRMS database melalui atau sektor yang sudah
bagi Bank akan mengurangi laporan status kredit. Biro mengalami prospek menurun.
atau menghindari pemberian Kredit memberikan Hal ini akan membantu bank
pinjaman kepada Nasabah tanggapan obyektif terhadap dalam mengevaluasi
yang tidak mampu membayar pertanyaan status debitur. kelayakan atau proposal
kembali dan / atau sudah Nasabah yang memenuhi pinjaman dari Nasabah.
memiliki kredit macet. kewajibannya akan memiliki
akses fasilitas kredit, tapi
nasabah yang menunggak
tidak diberi akses ke fasilitas
baru dari bank lain sampai
mereka melunasi tunggakan
pinjamannya.
Pemulihan bisnis telah berkembang lebih dari sekadar memulihkan sistem komputer
hingga memulihkan dan menciptakan kembali proses bisnis untuk kelangsungan bisnis
Operasi pemulihan bisnis mencakup perlindungan pusat data dan mencakup semua
komponen bisnis.
Dua faktor utama solusi pemulihan bagi bank :
a. Periode waktu : jangka waktu pemulihan dari saat terjadi bencana sampai kembali
kepada kondisi normal
b. Kerugian yang akan ditanggung bank mulai dari terjadinya bencana sampai pada
waktu pemulihan bencana
Electronic vaulting untuk solusi pemulihan tercepat yang diadopsi oleh banyak bank saat
ini pada lingkungan sistem informasi. yang membantu bank mempertahankan data dan
sistem duplikat atau identik di situs pemulihan ( back up ) dengan menggunakan Remote
shadowing and mirroring yang terhubung dengan server utama.
Senior manajemen harus memastikan bahwa seluruh karyawan mengetahui pihak yang
harus dihubungi ketika terjadi keadaan darurat dan tetap produktif selama periode
pemulihan bencana.
Implikasi Manajemen Risiko Kredit, Pemulihan bencana dan Kelangsungan bisnis terhadap
Kinerja Bank
Bank yang melakukan usaha penyediaan kredit memiliki beberapa imbalan yang dapat
diperoleh (Taiwo et al, 2017).
Imbalan dikenal sebagai ICE :
1. Interest : Bunga yang akan dibayarkan oleh nasabah atas jumlah pinjaman, dengan 2
elemen:
a. Biaya dana
b. Margin.
Biasanya, semakin tinggi risiko suatu transaksi, semakin besar biaya bunganya. Dalam istilah
bank disebut riks pricing.
2. Commissions :
Biaya lain, seperti biaya komitmen, yang dibayarkan kepada bank karena menyetujui
pemberian fasilitas untuk jangka waktu tertentu
3. Extras :
Biaya tambahan, seperti biaya hukum, terkait dengan pemberian pinjaman.
Implikasi Manajemen Risiko Kredit:
Strategi manajemen risiko kredit yang sehat akan meningkatkan kepercayaan investor dan
penabung terhadap bank sehingga terjadi pertumbuhan dana untuk pinjaman dan
meningkatkan profitabilitas bank. Manajemen risiko kredit yang efektif memungkinkan bank
untuk memperoleh modal secara internal dari keuntungannya.
Pada saat terjadi bencana yang mempengaruhi database bank, Business Continuity Plan untuk
infrastruktur sistem dan komunikasi akan dialihkan dari sistem produksi utama ke situs
alternatif yang telah dirancang ,sehingga memungkinkan semua aplikasi penting untuk diakses
di situs alternatif dari pemulihan sistem. Apabila dampak bencana sangat parah sehingga
memerlukan waktu yang lama jauh dari lokasi utama (umumnya melebihi dua minggu), aktivitas
bisnis dapat diintensifkan karena periode yang berkepanjangan pada operasi tingkat
kelangsungan hidup dapat memperburuk dampak insiden, mempengaruhi kemampuan bank
untuk mempertahankan aktivitas inti, proses, dan sistem.
Kesimpulan :
Manajemen risiko kredit, pemulihan bencana dan kelangsungan bisnis di industry perbankan di
Nigeria :
1. Pembiayaan Bank berbentuk kredit sangat membantu dalam perkembangan ekonomi suatu
negara, sedangkan bagi Bank pembiayaan kredit merupakan bisnis utama yang menghasilkan
profitabilitas dan mempengaruhi kinerja Bank secara berkelanjutan. Keberhasilan fungsi bank
sangat bergantung pada efektivitas manajemen risiko kredit. Dalam rangka pembiayaan
berbentuk kredit tersebut diperlukan strategi dalam manajemen risiko kredit sebagai langkah
pengendalian adanya risiko gagal bayar dari nasabah yang meliputi :
Peran aktif Manajemen Senior dan Direksi melakukan pengawasan dari pengendalian risiko
kredit.
Departemen Kredit melakukan end to end process kredit dengan perspective credit risk
assessment yaitu CAMPARI ( Character, Ability, Means, Amount, Repayment, Insurance
sehingga profitabilitas yang diperoleh Bank dapat pula menambah modal dari laba tersebut.
Struktur organisasi termasuk penetapan dan pemisahan fungsi bisnis, manajemen risiko dan
sistem pengendalian intern.
Kebijakan kredit untuk terselenggaranya manajemen risiko kredit yang sehat.
Otoritas pengawas akan memantau risiko dalam portofolio pinjaman yang diberikan kepada
semua pihak antara lain : swastas, pemerintah dan badan lainnya untuk meminimalkan
risiko kredit di Bank.
2. Bencana dapat terjadi seperti kebakaran, kerusuhan politik atau sosial, terorisme dan lainnya.
Bencana tersebut selain tidak dapat dihindari juga tidak dapat diprediksi serta berbeda jenis
dan intensitasnya. Efek bencana dapat berupa gangguan kecil hingga penutupan bisnis total
selama berhari-hari atau berbulan-bulan, bahkan kerusakan fatal pada bisnis.
Dalam rangka pemulihan bencana guna menjaga kelangsungan bisnis antara lain :