Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER MANAJEMEN PERBANKAN

Desi Kristina

20180101196

Dosen

Chajar Matari Fath Mala


1) Jelaskan dengan rinci pentingnya metode ALMA dalam pengaturan asset dan liabilitas perbankan.

Jawab :

Asset Liability Management (ALMA) memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan
kegiatan operasional bank untuk menghasilkan output atau hasil dalam bentuk produk perbankan
maupun jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan nasabah sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Tujuan dari ALMA adalah menjaga kesehatan bank yang dapat diukur dengan CAMEL. Selain itu
ALMA dimaksudkan agar bank memperoleh net income yang optimal bagi bank dengan
pengendalian yang tepat atas aset dan liabilitas. Penerapan ALMA pada bank syariah juga memiliki
beberapa indikator dalam pengukuranya antara lain: Kualitas aset, Kualitas Liabilitas dan Kinerja
Bank Syariah. Asset Liablity Management yang tidak tepat dalam pengelolaannya akan
mengakibatkan turunya persentase Return On Asset sebagai tingkat pengukuran profitabilitas
sebuah bank. Kegagalan suatu bank dalam mengelola Asset and Liability Management dapat di
gambarkan seberapa besar bank tersebut mampu memperoleh laba atau profit. Karena Profit
(keuntungan) merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan
untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.Semakin
besar tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.

2) Apakah dilema perbankan mengenai ALMA dalam masalah keamanan likuiditas internal dan
profitabilitas? Jelaskan.
Jawab :
Pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh Bank, besar atau kecil, bukanlah karena
kerugian yang dideritanya, melainkan kepada ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan
likuiditasnya. Likuiditas secara luas diefinisikan sebagahi suatu kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dana (cashflow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Likuiditas penting bagi
bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari, mengatasi dana yang mendesak, memuaskan
permintaan nasabah peminjam, dan memberikan fleksibelitas dalam meraih kesempatan investasi.
Likuiditas di dalam bank harus seimbang dengan aset dalam bank, likuiditas tidak boleh berlebihan
karena akan menggangu efesiensi, tetapi juga tidak boleh kurang karna akan berdampak buruk bagi
kebutuhan pemenuhan kewajiban jangka pendek suatu bank yang akan berdampak pada
menurunya tingkat kepercayaan masyarakat kepada bank.
Profitabilitas juga dapat mengggambarkan kemampuan manajemen untuk memperoleh laba.
Laba terdiri dari laba kotor, laba operasional dan laba bersih. Untuk memperoleh laba di atas rata-
rata, manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan dan mampu mengurangi semua beban
atas pendapatan. Itu berarti manajemen harus memperluas pangsa pasar dengan tingkat harga
yang menguntungkan dan menghapus aktifitas yang tidak bernilai tambah. Dalam hal perolehan
laba atau profit suatu bank harus menggunakan prisnip kehati-hatian dan seberapa mampu suatu
bank tersebut dapat menglola asetnya dan liabilitasnya dengan baik dalam rangka memperoleh
tujuan akhir yaitu Profitabilitas bank.

3) Apa yang dimaksud dengan dana bank? Bagaimana cara perbankan dalam mengelola sumber
dananya agar menjadi aktiva produktif?
Jawab :
Sumber dana bank adalah suatu usaha dimana bank mencari dan memperoleh dana untuk
kegiatan operasinya. Untuk membiayai operasinya, dana dapat diperoleh dari pinjaman masyarakat
dan bisa juga dari modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Bank memiliki
kegiatan, yaitu memberikan pinjaman dan menghimpun dana. Dengan itu, bank dapat menghitung
selisih bunga sebagai keuntungan yang akan diperoleh. Pencarian sumber dana bank ini tergantung
dari tujuan penggunaan dana yang akan digunakan untuk apa dan berapa jumlah yang dibutuhkan.
Mengelola dananya dengan menyalurkan Kredit jangka pendek dan jangka panjang, Deposito pada
bank lain, Call Money, Surat-surat berharga (SBI,SBPU,saham,obligasi), Penempatan pada bank lain
DN & LN, dan Penyertaan modal pada bank dan lembaga keuangan lain.

4) Apa saja yang disidik oleh bank mengenai pemberian kredit dalam menggunakan prinsip kehati-
hatian.
Jawab :
1. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Dalam Pasal 11 UUP, dikatakan bahwa Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas
maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian
jaminan, penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan
oleh Bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada
perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan. Dalam
melaksanakan mandat undang-undang terkait BMPK tersebut, secara lebih jelas ditetapkan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.03/2018 tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit dan Penyediaan Dana Besar Bagi Bank Umum.

2. Pemberian Kredit Yang Sehat Berdasarkan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan


Perkreditan Bank (PPKPB)

Pemberian kredit atau pembiayaan merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko
yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan bank, sehingga dalam
pelaksanaannya pemberian kredit harus berdasarkan penyusunan dan pelaksanaan
kebijaksanaan kredit perbankan. Hal ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
42/POJK.03/2017 tentang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan atau
Pembiayaan Bank Bagi Bank Umum.

3. Kualitas Aset Produktif (KAP)

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, bank perlu mengelola risiko kredit yaitu dengan
menjaga kualitas aset dan tetap melakukan penghitungan penyisihan penghapusan aset.
Ketentuan terkait KAP diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. KAP merupakan suatu usaha yang digunakan oleh bank
dengan tujuan untuk menilai aset yang dimilikinya dan menyerap potensi kerugian yang telah
diperkirakan akibat risiko gagalnya pembayaran dari proses pembiayaan. Salah satu contoh
pelanggaran prinsip kehati-hatian terjadi di Tahun 2005 pada Bank Danamon, yang mengaku
bahwa telah teejadi pelanggaran Batas Minimum Pemberian kredit (BMPK) dalam akuisis 75%
saham PT. Adira Dimanike Finance. Atas pelanggaran tersebut, Bank Danamon dikenakan denda
sebesar Rp.650.000.000,00 (enam ratus lima puluh juta rupiah).

Berdasarkan hal tersebut, penting bagi lembaga perbankan untuk menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam pemberian kredit. Terjadinya pelanggaran atas prinsip kehati-hatian dapat
diberikan sanksi hukum berupa pidana denda seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.
5) Pusat keuangan lepas pantai (Offshore Center) memiliki beberapa kategori dari tingkat satu hingga
tiga. Jelaskan kriteria tersebut.

Jawab :

 Yurisdiksi yang memiliki lembaga keuangan dalam jumlah yang relatif besar yang bergerak
terutama dalam bisnis dengan bukan penduduk

 Sistem keuangan dengan aset dan kewajiban eksternal di luar proporsi intermediasi
keuangan domestik yang dirancang untuk membiayai ekonomi domestik

 Lebih populer, pusat yang menyediakan beberapa layanan berikut: pajak rendah atau nol;
regulasi keuangan sedang atau ringan; kerahasiaan dan anonimitas perbankan.

Anda mungkin juga menyukai